Pov. Arsya
Tidurku tidak nyenyak malam tadi, gimana mau nyenyak, perkataan saudara warna, ayah warna semua nya mendengung di telinga ku. Pokok nya siang ini aku selesaikan semuanya, aku akan menemui indah dan menalak nya.
Kehilangan warna dalam hidup ku untuk saat ini aku belum siap, dan tentunya aku juga ngak mau berjauhan dengan anak anak ku. Tapi ada satu yang belum ku pastikan , apa warna sudah tahu aku sudah menikah sirih dengan indah , semoga saja belum tahu.
Tapi aku rasa, warna belum tahu, kalau dia tahu, pasti sudah ngamuk warna sama ku.
Author
semuanya sudah berkumpul di meja makan, Arsya , warna, dan kedua putra mereka Akbar dan attar.
"Mah, Akbar udah selesai sarapan, boleh main sama Attar ngak mah " tutur Akbar sambil memegang Attar , yang kebetulan Attar sudah selesai di suap warna
" iya boleh sayang, Akbar sama Attar main di kamar aja dulu ya" jawab warna
"oke mah" Akbar sambil menggendong Attar ke kamar
"dek, ini gaji ku bulan ini dek, maaf ya dek cuma segini soalnya masih di kurangi sama PT dek" ucap Arsya ke warna sambil mengasuh amplop ke warna
"iya mas, ngak apa mas kalau PT yang ngurangi, takutnya nanti selingkuhan mu yang nyomotin hak anak anak ku " jawab warna sinis
"ngak la dek, dia ngak pernah mintak duit mas, kan dia juga kerja " balas Arsya
"ya mana tahu, untuk dinner kalian, untuk ngedate kalian , untuk happy happy kalian, pasti duit dari dompet Mu dong mas, yang keluar, ngak mungkin ngak " jawab warna dengan nada yang sesinis mungkin tapi tetap tenang
" ngak dek, hari ini mas selesaikan semuanya dek, mas janji dek" kata Arsya
"selesaikan apa mas" jawab warna
"selesaikan hubungan mas sama dia dek" jawab Arsya menunduk
"hubungan apa mas? hubungan pacaran atau hubungan pernikahan sirih kalian" kata warna dengan santai tapi tajam sekalian mau menguji kejujuran Arsya
"maksud adek apa sch, ngak ada nikah nikah an dek" jawab Arsya "semoga warna ngak tahu kalau belum nikah"
Warna mencibir kan Arsya lalu berkata " hebat kamu ya mas, masih bisa kamu bohong ya mas, masih ngak mau jujur kamu ya mas, kamu lupa sudah di introgasi kemarin sama keluarga ku ha', atau kamu mau aku bilang semaunya ke ayah ha', ayah karena ngak tahu aja ini, kalau kamu sudah nikah sama si gundik mu itu"
Arsya terdiam dan tak bisa mengelak lagi "mati aku, udah tahu atau asal aja di warna ya, gimana ya, lanjut bohong atau jujur ya, bohong aja kali ya , mungkin warna ngak punya bukti " Arsya berkata dalam hati
"Dek, janganlah asal nuduh aja dek, mas mohon jangan selalu sudutkan mas dek , mana ada mas nikah sama dia, mas cuma main main aja kok" kata Arsya
warna tersenyum dan berkata " ohh main main ya, jadi foto nikah kamu ini main main mas, penghulu mu ini main main juga mas, pernikahan sirih main main dong mas, iya kan mas, mau bohong apa lagi kamu mas, aku benar benar ngak habis pikir mas, kemana mas Arsya suami ku yang dulu, yang dulu penuh cinta, kasih sayang serta kejujuran, selalu mengutamakan anak anak dan kebahagiaan istri, kenapa kamu mas, kenapa?"
"kamu mungkin lupa mas, sekali kamu berbohong, maka kamu akan menutupi kebohongan mu dengan kebohongan baru, akan selalu seperti itu, dan kamu berada disini sekarang mas, di fase pembohong" Sambung warna
"iya dek , iya, mas bohong karena mas takut kamu tambah marah dan ninggalin mas dek" jawab Arsya
"kalau kamu takut, seharusnya mikir dulu sebelum bertindak " jawab warna
"kamu pikir nanti saya percaya gitu aja dengan kamu ketika kamu bilang mas sudah ceraikan dia, ngak mas, aku ngak bodoh, cukup aku bodoh karena masih memberi kamu kesempatan ke dua" jawab Arsya
"jadi mas harus gimana dek, dek mau ikut? tapi anak anak kita gimana di tambah dengan keadaan mu yang hamil dek" jawab Arsya
"Pertama kamu Vidio call aku ketika kamu menalak dia, kedua kamu harus membawa saksi ketika kamu menalak dia, saksi yang harus kamu Bawa adalah pak Andi ayah nya Shasha serta kak Yuli dan Sisil" jawab warna tegas
"gimana cara ku untuk ajak mereka dek" jawab Arsya
"kamu pikir aja sendiri mas gimana caranya, kamu kan punya mulut untuk bicara ke mereka, emang nya mulut mu guna nya hanya untuk merayu wanita doang mas" kata warna meremehkan Arsya
"baik lah dek, aku pergi kerja dulu, hati hati di rumah dek dan Jaga anak anak kita " kata Arsya .
"tidak perlu disuruh, OOO ya nanti siang aku mau periksa kandungan ku, aku cuma minta izin karena gimana pun mas tetap suami ku " tutur warna
"oke sayang, apa perlu aku antarkan " jawab Arsya senang, karena warna masih minta izin kepadanya
"tidak usah, aku pergi bersama bunda kinara, kamu selesaikan saja urusan mu hari ini harus clear " jawab warna santai.
Arsya menghembuskan nafasnya "okelah dek, bye bye" kata Arsya melangkah ke luar rumah .
Mohon suport like dan vote nya ya semuanya 🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
rafi raihan
suami kere tukang selingkuh dan pembohong, layakkah dipertahankan?
2021-08-15
2
MUKAYAH SUGINO
Warna sesuia namanya 😊😊😊😊
2021-08-14
1
Dwie
hebat warna..terus pojokin arsya..
enak aja mau enak nya doang
2021-08-13
4