Luna terbangun saat adzan mulai berkumandang, dengan cekatan ia mempersiapkan diri menghadap sang khalik , pemilik kehidupan. Setelah menunaikan kewajiban sebagai seorang muslimah Luna mulai membenahi diri dan kembali ke rutinitas hariannya.
Pertama yang Luna lakukan adalah mencari keberadaan bi Marni, sang ART kesayangan, dengan bersenandung ria Luna mulai melangkahkan kakinya menuju dapur, di mana ia akan menemui bi Marni.
"Pagi bibi ku sayang" senyum cerah sang gadis tak pernah hilang dari bibirnya jika ia sudah bertemu dengan bibi kesayangannya itu.
"Pagi non Luna yang paling cantik" senyum penuh keikhlasan terpancar dari wajah tua sang ibu angkat. Luna pun mulai membantu bi Marni menyiapkan sarapan pagi untuk ayah dan kak Loni.
Selama ini Luna merasa beruntung memiliki bi Marni di sampingnya, dengan keberadaan bi Marni Luna merasa tidak pernah kesepian dan sendirian didunia ini.
Karena sejak sepeninggalan bunda tercintanya, maka sejak itu pula ia kehilangan kasih sayang sosok sang ayah. Semua yang terjadi 12 tahun silam sangat membekas di hati sang ayah dan saudari kembarnya sebagai sebuah kesalahan fatal yang Luna perbuat. Dan tahun demi tahun yang berganti tak mampu menghapus rasa sakit hati yang di rasakan oleh kedua orang tersayangnya itu.
Saat ini Luna masih bisa hidup dengan layak dan pendidikan yang baik itu semua tidak lain karena adanya limpahan kasih sayang dari seorang bi Marni dan ikhlas dalam merawat dan membesarkannya sampai saat ini.
Dulu Luna kecil memiliki cita-cita ingin menjadi seorang fashion designer terkenal seperti sang bunda. Tapi seiring berjalannya waktu semua cita-cita luna terkubur, seiring kembalinya sang bunda ke pangkuan sang khalik.
Namun hobi menggambar Luna masih berlanjut sampai sekarang. Hingga jika ada waktu lapang sesekali Luna menyalurkan hobi design nya itu di sebuah buku gambar size sedang dengan cover helo Kitty kartun kesayangannya.
Hari telah menunjukan pukul 10:30 pagi, bi Marni telah merampungkan acara memasak menu makan siang untuk hari itu. Namun sang nona muda yang sedari tadi sibuk membereskan taman belum memperlihatkan batang hidungnya.
"Non Luna.. non ...." bi Marni mulai mencari keberadaan majikan kesayangan nya itu.
"Iya Bi... Luna di taman belakang..!! Luna yang masih asik bercocok tanam tiba-tiba mencium aroma yang sangat lezat. "wah- wah aroma nya enak banget bi.. bibi bawa apa ??" dengan wajah sumringah Luna sudah tidak sabar menyantap makanan yang sedang di bawa bi Marni untuknya.
" Ih si non, bisa aja muji masakan bibi hayuk atuh non makan dulu non, ini sudah hampir siang tapi si non belum sarapan, nanti sakit non "
Jawab bibi sambil mulai membantu Luna mengemasi semua peralatan taman yang ia pakai tadi.
" Makasih ya bi.. bibi selalu merawat aku.. apa bibi udah makan? jangan- jangan nyuruh aku makan tapi bibi belum makan.." Luna Menelisik ke arah bi Marni yang duduk di depannya.
"Sudah non.. bibi sudah makan tadi.. !!non makan yang banyak biar gak gampang sakit"
Luna terbahak mendengar perkataan bi Marni itu.
" Bukannya gak gampang sakit bi.. tapi yang ada aku nanti jadi gendut bi..haha..haha.." sembari menggembungkan mulutnya menyerupai ikan buntal 🐡 Luna menggoda ibu angkat nya itu. Hingga tersembur tawa dari wajah tuanya, setidaknya candaan receh hari itu, bisa meringankan sedikit rasa lelah yang mereka emban.
***
Sesudah menyelesaikan sarapan pagi yang di rangkap dengan makan siangnya, Luna kembali melanjutkan pekerjaannya di dapur bersama bi Marni dengan penuh suka cita.
Hampir 2 jam sudah Luna bergelut dengan pekerjaannya hingga akhirnya ia dapat menyelesaikan semuanya dengan perfecto, dan sebagai penutup Luna segera membuang sampah dan bersiap untuk mendapatkan istirahatnya sebelum waktu ashar tiba.
***
Setelah menunaikan sholat ashar Luna yang di bantu bi Marni sudah sibuk bergelut dengan pekerjaannya di dapur. Sore ini mereka sedang mempersiapkan beberapa hidangan istimewa untuk menyambut kedatangan calon suami Loni dan keluarganya. karena menurut rencana calon besan kakaknya itu akan datang jam 19:30.
Sehingga dengan waktu yang lumayan sempit mereka harus bekerja keras menyelesaikan semuanya tepat waktu.
Mentari mulai redup, dan senja pun tiba. Luna dan Bi Marni mulai mempersiapkan hidangan makan malam yang telah mereka masak. Luna mulai menata satu persatu piring yang berisikan makanan di atas meja makan yang telah di set semenarik mungkin.
" BI kalau nanti calon kak Loni datang, aku penasaran dech bi pingin lihat orangnya" sembari membantu bi Marni menata buah Luna membagi rasa penasarannya kepada sang ART.
" Hehe iya non bibi juga penasaran, karena bibi cuma pernah lihat di tv aja non.. pasti kasep aslinya ya non"
" Mungkin bi, aku bahkan belum pernah lihat sama sekali bi" jawab Luna sambil menggaruk rambutnya yang tak gatal.
" Wah berarti masih untung bibi ya non udah pernah lihat orangnya di tv"
" hahahaha..hahaha.." pecah sudah tawa dua orang yang saling melengkapi itu.
Sebenarnya di rumah itu tidak ada seorang pun yang pernah menyuruh Luna untuk memasak atau pun mengerjakan urusan rumah tangga seperti sekarang ini.
Tapi dengan sifat Luna yang ringan tangan, sedari kecil iya senang untuk membantu bi Marni menyelesaikan pekerjaan rumah, hingga sekarang ia terbiasa melakukan nya sembari meringankan pekerjaan ibu angkatnya itu. Di samping itu Luna juga merasa happy bisa selalu dekat dengan bibi kesayangannya itu.
Bagi Luna semua yang bi Marni lakukan untuknya karena bi Marni sangat sayang kepadanya, hal itu tentu berbanding terbalik dengan ayah nya sendiri, Luna yang selama 12 tahun ini hampir di lupakan oleh sang ayah tidak pernah lagi menerima kasih sayang ataupun materi dari sang ayah kandung.
Namun yang Luna masih syukuri yaitu ia bisa mrnikmati apa pun yang ada di rumah ini tanpa ada larangan, dan untuk biaya sekolahnnya hingga ia tamat ia dapatkan dari bi Marni. Uang itu bi Marni dapat kan dari pemberian ayah sebagai tips di luar gaji yang tiap bulan ayah berikan kepada bi Marni.
Waktu itu Luna sempat berfikir bahwa ayahnya masih menyayangi nya dengan pemberian uang sekolah yang Luna terima tiap bulan melalui bi Marni walau dengan kata tips di belakangnya, Tapi kalau Luna mengingat kembali kejadian 12 tahun silam.. musnah sudah harapan seorang Luna
Flash back on🌼🌼🌼
12 tahun yang lalu
Siang itu ayah menyuruh bi Marni untuk masuk ke ruang kerjanya. Sebenarnya Luna masih takut ketemu ayah lagi, karena terakhir kali aku menemui ayah, ayah marah besar kepadanya ia berkata bunda meninggal karena kecerobohan Luna dan sejak saat itu ia tidak ingin melihat wajah Luna maka ia akan selalu bersembunyi dari ayah tapi karena Luna selalu mengikuti bi Marni kemana pun dia pergi, jadi waktu ayah menyuruh bi Marni untuk menemui nya Luna mengekori bi Marni dan nya menunggu di depan pintu ruang kerja ayah,
"Tok..tok..tok"
"permisi tuan apa boleh saya masuk?"
"Silakan masuk bi" ayah berkata sambil menghentikan pekerjaannya.
" Terima kasih tuan" bibi pun mulai masuk dan duduk sesaat ketika ayah meminta bibi untuk duduk di kursi hadapannya.
Lalu ayah mulai membuka laci di depannya dan menyerahkan amplop berwarna putih, kepada bi Marni.
" Ini bi, ada sedikit uang tambahan untuk bibi.. saya harap bibi bisa mempergunakannya untuk keperluan bibi dan terimakasih selama ini sudah bekerja dengan baik untuk keluarga saya.. saya harap bibi mau menerimanya"
seketika ayah meletakkan uang itu di depan bi marni.
" Tapi tuan gaji saya sudah lebih dari cukup saya terima.. ini terlalu banyak tuan.."
" Tidak bi.. ini tidak seberapa dengan apa yang bibi lakukan untuk keluarga saya selama ini, terima ya bi"
" Terimaksih banyak tuan, sungguh saya tidak bisa membalas kebaikan tuan dan keluarga kepada saya dan mas Dirman, saya janji akan selalu mengabdi kepada keluarga tuan.."
Dan saat itu luna tahu itu, uang bi Marni bukan uang nya.
Sehingga Luna berjanji di dalam hati suatu hari akan mengembalikan uang yang selama ini bi Marni kasih untuknya.
Luna selalu bersyukur memiliki bi Marni, rasanya dia mau melakukan apapun untuk membuat bi Marni Selalu bahagia.
Flash back off🌼🌼🌼
Senja telah hilang dan berganti malam keluarga dari calon suami kak Loni sudah datang.Luna dan bi Marni mulai meninggalkan ruang makan yang sudah mereka tata rapi.
Dengan cepat Luna kembali ke dapur sebelum ada orang yang melihat keberadaannya di sana.
Dengan rasa penasaran nya yang tinggi, Luna mulai mengintai dari celah- celah bunga yang rimbun, di dukung dengan pencahayaan lampu taman yang redup, sehingga menyamarkan keberadaannya di sana,
tak berselang lama ia melihat beberapa orang mulai datang, dan tampak kak Loni serta ayah menyambut kedatangan keluarga calon suami kakaknya itu.
Tak terasa hampir 3 jam makan malam itu berlangsung, terdengar tawa kegembiraan dari kak Loni dan beberapa orang yang hadir di acara makan malam tersebut.
Dan malam itu di putuskan sebuah kesepakatan bahwa pernikahan mereka akan di percepat sebelum keberangkatan kak Loni ke luar negri.
Setelah acara makan malam itu berakhir, Luna mulai merapikan kembali semua peralatan bekas makan malam dan membawanya ke kembali kedapur, bi Marni yang bertugas mencuci piring sudah memulai aksi nya sedari tadi, sedangkan Luna yang bertugas membersihkan meja makan kembali berjalan menuju meja makan dengan membawa sebuah kain lap di tangannya,
tanpa di sangka..
"Dughh"
"Aww.. maaf.. maaf saya tidak sengaja.. " Luna segera mengambil kain lap nya yang terjatuh,
dan berdiri lalu ia mendongak kan kepalanya sedikit ke atas di hadapannya kini Luna melihat seorang pria yang tinggi dan tampan sedang memandang ke arah nya,
Tiba-tiba..
"Loni sayang kamu gak papa, mana yang sakit , aku yang salah gak lihat kedepan sayang,"
Dan laki-laki itu memegang kedua pundak Luna, sembari meniup dahi nya yang tidak terluka sama sekali..
Luna yang merasa gugup seketika menghangat saat pria itu tiba-tiba kembali mendekapnya, "ya Allah dari mana datang nya orang ini, kenapa dia memeluk ku" lirih Luna dalam hati,
seketika Luna pun tersadar dan langsung pergi melepaskan diri dari pria tersebut.
"Ya Allah sepertinya pria tadi adalah calon suami kak Loni" Luna bermonolog di dalam hati sambil memegang dadanya yang berdetak kencang,
"aku dapat melihat pria itu sangat menyayangi kakak ku sungguh kak Loni beruntung mendapatkan calon pendamping yang sangat mencintainya, dan aku pun berdoa di dalam hati semoga mulai hari ini dan sampai nanti kak Loni selalu bahagia bersama pasangannya kelak dan aku bisa melihat selalu senyum kebahagiaannya..."
Bersambung...😇😇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Zifa Zifa
mewek thooorrr, ayah nya luna tega Benget sih😭😭😭😭😭😭😭😭😭
2022-01-22
0
♡Ñùř♡
ya ampun sedih banget
kan jadi sedih akunya baca ini🤧🤧🤧
kasihan banget sih kmu luna😭😭😭😭
2022-01-01
0
Fitriani
emg g bisa d bedain ya
2021-12-05
0