Satu bulan berlalu..
Tidak ada hari libur untuk kita para pembantu. Meski pekerjaannya tidak terlalu melelahkan tapi aku tidak bisa menghirup udara New York di luar sana.
Tembok besar yang begitu tinggi yang menjaga sekeliling rumah besar ini, lama-lama seperti penjara saja. Padahal seisi rumah ini sangat mewah dan lengkap.apalah daya aku hanya bisa melihat langit dari halaman rumah saja.
Mungkin berbeda dengan indah yang selalu mendampingi tuan Hilton ke kantornya atau pergi ke suatu tempat sekitar seminggu dua kali, indah bisa merasakan nuansa kota New York disiang hari.
Ini memang sudah menjadi tugasku. Inilah pekerjaan ku, aku cukup menyukai pekerjaanku meski sesekali aku merasa buruk jika tuan Kevin memakiku saat membuat kesalahan kecil.
Setiap harinya aku belajar bertahan dan belajar mencintai pekerjaanku. Bahkan aku juga harus bisa lebih akrab dengan pembantu yang lain.
Hari ini tiba..
Hari pesta perayaan ulang tahun tuan Hilton yang ke -75 tahun. Semua pembantu mengenakan seragam khusus karena akan banyak tamu yang datang hari ini.
" Na.. cepat urus tuan Hilton ! Para tamu sebentar lagi datang ! "
Perintah indah seperti bos saja. Padahal tugas kita berdua sama, apa salahnya kita berdua saling membantu.
Sejak awal indah memang sangat cuek, padahal kita berdua sama-sama dari Indonesia tapi kita tidak begitu dekat.
Tidak hanya denganku, indah juga bersikap cuek dengan pembantu lainnya. Tak heran jika banyak sekali pembantu yang mencibirnya karena sikapnya. Bahkan para pembantu mencurigai hubungan indah dengan Kevin.
Tak ingin banyak mengeluh, aku segera ke kamar tuan Hilton dan memandikannya lalu memakaikan baju jas mewah Agar dia bisa menyambut para tamu dengan bangga di hari bahagianya.
" Tuan kamu terlihat sangat keren !! " Aku memberikan dua jempol karena tuan Hilton terlihat sangat muda mengenakan jas mewahnya
"...."
Meski tak ada jawaban darinya, aku bisa menebak saat ini tuan Hilton tersenyum bahagia menyambut harinya.
Baru saja keluar dari kamar, indah datang dan langsung mengambil alih tuan Hilton untuk menemui para tamu yang sudah datang.
" Sini biar aku yang urus sisanya, kamu boleh bantu yang lain "
perintahnya cuek, Lagi-lagi aku di buat heran dengan sikapnya yang sedikit kurang ajar. Tapi aku berusaha menahannya dan memaklumi sikapnya itu.
............
Acara pesta berjalan lancar. Semua tamu sudah mulai pergi. Tinggal teman-teman elit Kevin yang masih berada di pesta.
Tuan Hilton merasa lelah, seharian dia harus menyapa para tamu yang banyaknya tak terhitung.
Aku membawanya ke kamar agar tuan Hilton bisa langsung istirahat, tapi sebelum itu ia tak lupa meminum obatnya.
Pesta belum berakhir, Kevin membawa semua teman-temannya ke halaman belakang dan menikmati pesta yang di penuhi dengan bir dan wine yang sudah ia siapkan.
Banyak sekali teman-temannya yang baru datang. Kevin berpesta tanpa cemas kakeknya terganggu dari istirahatnya. Bagaimana tidak ? Kamar tuan Hilton kedap suara, jadi sebising apapun suara musik.. kakeknya tidak akan mendengar ataupun terganggu.
Beberapa pembantu rumah sudah memilih istirahat, dan melanjutkan pekerjaannya saat semua teman-teman Kevin pergi. Sementara itu aku harus mengisi tenaga dengan memakan camilan yang ada di sekitarku.
Aku merasa bebas karena tuan Kevin sepertinya masih asik dengan dunianya. Jadi hari ini aku rasa bisa terbebas dari Omelan tuan Kevin.
" Wahhh jadi gini ya.. pesta versi Amerika. Persis seperti yang aku tonton di tv " aku menggeleng tak percaya akan menyaksikan langsung pestanya orang barat. Banyak minuman keras dan pergaulan yang begitu bebas.
Awalnya memang tak biasa untuk di pandang, tapi karena sudah menyaksikannya lama-lama aku terbiasa dengan keadaan disini.
Namun yang membuatku terkejut, indah dengan sangat berani berbaur dengan mereka. Dia juga terus menerus menempel di dekat kevin
" Astaga indah.. kenapa kamu ikut-ikutan.. " benakku merasa cemas takut ada yang macam-macam dengannya. semua teman Kevin kebanyakan terlihat seperti playboy, apalagi mereka semua mabuk-mabukan.
" Permisi... Toilet dimana ya ? "
Tanya seseorang dengan mengenakan setelan kemeja putih dengan rompi jas dan tubuh yang begitu tinggi. Aku sampai mendengak melihat wajahnya yang cukup tampan. Matanya yang berwarna biru ke abu-abuan, rambutnya yang tertata rapih membuatku terpana beberapa detik karena ketampanannya
" Oh.. ayo tuan saya antar " segera aku mengantarnya karena toilet yang cukup jauh dari tempat mereka berpesta.
" Disana tuan.. " aku menunjuk ke satu-satunya pintu yang ada di ujung lorong. Disanalah toilet khusus para tamu yang sudah disiapkan tuan Hilton
" Terimakasih.. " katanya lalu bergegas masuk ke toilet tanpa sadar menjatuhkan sapu tangannya
" Ohh dia menjatuhkannya " segera kupungut saputangannya, lembut dan sangat wangi.
" Orang kaya memang sangat berbeda"
Menatap kosong pada sapu tangan milik teman tuan Kevin. Sambil menunggunya keluar dari kamar mandi aku sedikit meregangkan tubuhku, karena sejak pagi aku belum istirahat sama sekali.
"Uahhh"
Aku bisa menguap bebas dan meregangkan kedua tanganku menghilangkan rasa kantuk dan pegal-pegal di tubuh.
Rasanya sangat lelah sekali hari ini, tapi aku harus menahannya sampai acaranya selesai.
" .... " Lelaki itu akhirnya keluar dari kamar mandi dan menatapku bingung
" Oh tuan.. ini.. tadi kau menjatuhkannya "
" Terimakasih.. " katanya masih menatapku lekat dengan ekspresi yang tidak bisa kubaca
" Kalau begitu saya pamit.. "
" Tunggu.. " dia menahan ku agar tidak pergi
" Ada apa tuan ? "
" Itu.. " dia menunjuk ke arah dadaku dan ternyata kancing bajuku terbuka.
"....." sejenak aku terdiam dan menahan malu
Ahhhh tidakkk!!!!!
Sungguh memalukan sekali, segera kututupi bagian dadaku agar dia tidak melihatnya lagi
" Maaf tuan.. kalau begitu saya pamit " aku berlari dengan cepat meninggalkannya. Sangat memalukan sekali, kenapa bisa terbuka sih...
" Ishh... Sial... Memalukan sekali... Pasti terbuka pas aku meregangkan badan tadi " gerutu tak bisa berhenti menahan malu, semoga aku tidak pernah melihatnya lagi disini.
Setelah merapikan baju, aku kembali menjaga makanan dan merapikan meja-meja yang terlihat berantakan. Semua orang masih berada di kolam menikmati pestanya. Karena penasaran aku mencoba mengintip lelaki tadi, apakah dia masih ada di pesta ?
" Masih ada ternyata.. " benakku masih merasa malu sekali
Tapi sepertinya dia sangat pendiam, dia tak berbicara dengan siapapun. Yang dia lakukan hanya melamun saja sambil memegang segelas minuman seolah sedang memikirkan sesuatu.
" Apa dia sedang bermasalah ? Kenapa dia sangat dingin ? "
Benakku bertanya-tanya, aku jadi penasaran apa orang kaya juga bisa mencemaskan sesuatu ? Isshhh kenapa aku malah memikirkan ekspresi wajahnya
" Na.. cepet rapihin.. nanti ada teman Kevin yang akan datang lagi !! " Perintah indah sinis padaku, wajahnya terlihat sangat marah. Pasti dia sekarang sedang sangat kesal.
" Ohhh iya baik.. " sahutku lalu kembali merapikan meja-meja dan menambah beberapa makanan lagi.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments