Ospek, satu kegiatan yang aku benci di dunia perkuliahan ini. Menjadi junior yang harus menurut dengan seniornya, membuatku teringat papa, laki-laki yang menghancurkan hidupku. Aku benci papa, aku benci senior.
Di antara para senior itu, ada satu orang yang membuatku tertarik. Arsen? Tentu bukan. Namanya Dion, dia ketua BEM di kampus ini. Wajahnya yang imut, sangat sesuai dengan perilakunya yang baik. Apa aku mencintai Dion? Belum, aku belum mencintainya. Aku hanya suka dan kagum saja, tapi untuk menjalin hubungan, aku belum memikirkannya.
Aku juga belum memikirkan, bagaimana nanti saat Dion tahu aku telah menikah dengan Arsen? Apakah Dion bisa menerimaku nanti saat aku terlepas dari pernikahanku dan Arsen?
"Hai, melamun aja." Kulihat Dion duduk di sampingku.
"Iya nih, Kak. Nungguin temenku lagi ke kantin," jawabku.
Aku dan Dion saat ini duduk di bangku taman, lumayan dekat dengan kantin.
"Kenapa kamu nggak ke kantin juga?" tanya Dion.
"Lagi males aku, pengen pulang tapi masih nunggu temenku, aku nggak bawa mobil soalnya." Aku menatap lurus ke depan, tak memperhatikan lagi wajah Dion.
Hari ini aku benar-benar malas, mungkin karena kecapean setelah menyelesaikan ospek kemarin.
"Mau jalan-jalan nggak, nanti aku antar pulang?" Dion berdiri kemudian duduk berjongkok di hadapanku.
Aku sedikit terkejut dengan perlakuan Dion. Kenapa sih ini orang?
"Kemana?" tanyaku menatap Dion.
"Jalan-jalan aja, biar kamu nggak badmood lagi, aku lebih suka lihat kamu ceria, lebih cantik soalnya." Dion tersenyum. Memang terlalu dini menilai perhatiannya, tapi aku rasa dia menyukaiku.
"Aku pengen jalan-jalan sih, tapi nggak tau mau kemana," jawabku.
"Sayang, kamu di sini? Dari tadi aku cariin kamu," ucap seorang wanita yang membuatku dan Dion menoleh ke arahnya.
Aku melihat seorang wanita cantik sedang menatap Arsen dengan senyum. Sejak kapan Arsen ada di dekatku dan Dion?
"Arsen, sejak kapan lo disitu?" tanya Dion yang kini telah berdiri.
"Gue mau nyamperin Kimmy tadi, tapi keasikan liat kalian." Arsen menatapku.
"Sayang, ngapain kamu cari cewek lain?" tanya wanita tadi.
"Aku ada keperluan sebentar sama Kimmy, lagian kenapa kamu masih panggil aku sayang? Kita kan sudah putus lebih dari satu bulan yang lalu." Arsen memandang wanita cantik itu.
Aku dan Dion hanya menyaksikan perdebatan mereka. Aku yang awalnya ingin menunggu Nana, sebelum pergi dengan Dion. Kini, aku menarik tangan Dion meninggalkan Arsen dan wanitanya.
Aku terus berjalan menuju parkiran motor, padahal aku sendiri tak tahu Dion bawa motor atau mobil.
"Kamu kok tahu aku bawa motor?" tanya Dion yang ternyata masih di belakangku.
"Oh iya, tangan kamu lembut banget ya," kata Dion lagi.
Aku melihat tanganku, ternyata sedari tadi tanpa sadar aku menggandeng tangan Dion sampai ke parkiran.
"Sorry ya, aku nggak sadar." Aku melepas tanganku, merasa canggung karena telah menggenggam tangan Dion.
"It's okay! Aku malah seneng kok," kata Dion. "Motorku di sana, kamu nggak masalah kan naik motor butut?" tanya Dion yang kini berjalan mendekati motornya.
"Ini motor kamu?" tanyaku saat Dion berhenti di motor sport berwarna merah, butut dari mananya sih?
"Bukan, ini motor bokap." Dion tersenyum lalu menaiki motornya.
"Kamu tadi bilangnya butut, ini mah motor mahal," kataku lalu mengeluarkan ponsel untuk mengirim pesan untuk Nana.
"Butut, karena bukan punyaku sendiri, kalau motor Arsen itu baru motor keren, dia beli sendiri, yuk naik." Dion mengulurkan tangan dan mengarahkanku untuk naik ke motornya.
Dion bilang, Arsen beli motor sendiri, kok bisa.
🌹🌹🌹
Eh eh, Arsen sama siapa sih? Pacar? Mantan?
tinggalkan like dan komentar dulu deh.
sampai ketemu lagi ya,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Desy Rs Azuz
Waduh ada yg ga rela binti redha nih
2023-09-10
0
Yucaw
Dion anak baik juga ya kayaknya,dia gak nyombongin harta bokapnya gt..aku suka cowok low profil..sayang sukanya sm kymmi..kl gak tak lamar jd menantuku 😂😂
2023-06-04
0
Bagus Rahmad
ihhh
2023-05-16
0