Arsen adalah anak Pak Aji? Artinya, Pak Aji sekarang mertuaku? Lalu Bi Sri, ibu mertuaku? Oh tidak, aku pasti sudah gila, kenapa aku menerima Arsen? Oh, sungguh aku sudah tidak waras.
"Nona, kau baik-baik saja?" Arsen mengguncang tubuhku dengan pelan.
Seketika aku tersadar, wajah Arsen begitu dekat dengan wajahku. Laki-laki ini memang benar-benar tampan. Ya Tuhan, bicara apa sih aku ini?
Ayolah Kimmy, kendalikan dirimu, Arsen tidak setampan itu. Tarik napas, embuskan, tarik napas, embuskan. Oke. Fine!
"Kamu beneran anak Pak Aji?" tanyaku sambil menepis tangan Arsen di pundakku.
Kumohon Arsen, jangan katakan ya!
"Benar, aku anak Pak Aji." Arsen menjawab dengan mantap, wajahnya yang tampan menampilkan senyum menawannya. Oh, Arsen benar-benar tampan saat ini.
Tidak, dia anak Pak Aji, sopir Papa.
"Kenapa kamu tidak bilang?" Aku berteriak, aku benar-benar marah pada Arsen.
"Kamu tidak tanya Nona," jawab Arsen yang mungkin saja bingung melihat reaksiku.
"Keluar … keluar dari kamarku … cepat keluar …." Aku mendorong tubuh Arsen menuju pintu.
Sebelum Arsen benar-benar keluar dari kamarku, Bi Sri datang membawa makanan, ada Papa juga yang telah siap dengan pakaian kerjanya.
"Non Kimmy, ini makanannya." Bi Sri menyerahkan nampan berisi makanan, dan jus itu kepada Arsen, sambil memberi kode yang tak bisa aku pahami.
Aku sibuk menyusun kata-kata untuk meluapkan emosiku kepada Papa, yang dengan seenaknya menikahkanku dengan anak sopirnya. Papa itu pengusaha sukses, apa tidak malu menikahkan putri satu-satunya dengan anak sopir yang tidak jelas?
"Kimmy, Papa akan ke luar negeri beberapa hari ini, kakakmu juga akan pulang bersama Papa nanti. Selama Papa tinggal, jangan main ke club lagi. Ingat! Kamu sudah mempunyai suami." Papa mengomel padaku, aku benci saat papa hanya berceramah tanpa peduli bagaimana perasaanku.
"Aku tidak mau kalau kakak sampai tahu aku sudah menikah. Kalau Papa tidak bisa jaga rahasia, aku akan ceraikan Arsen." Aku mengambil nampan makananku, lalu masuk ke dalam kamar meninggalkan mereka.
Kudengar Bi Sri pamit meninggalkan kamarku, sementara Papa dan Arsen masih betah saja berdiri di pintu.
"Arsen, Kimmy akan menjadi juniormu, jadi tolong jaga dia di kampus juga ya! Oh iya, mulai sekarang kamu tinggal di sini saja," kata papa.
Aku bisa mendengar dengan jelas apa yang diucapkan Papa.
"Apa dia seniorku di kampus?" tanyaku setengah berteriak, aku baru saja meletakkan makananku di meja, dan aku berharap saat ini telingaku sedang bermasalah.
"Iya, dan kamu harus bangga, suamimu ini mahasiswa paling cerdas di kampus," kata Papa yang kemudian berlalu meninggalkan kamarku.
"Arsen, tunggu!" perintahku saat melihat Arsen akan meninggalkan kamarku.
"Apa? Tadi katanya suruh pergi." Arsen berjalan mendekatiku yang duduk di sofa.
"Arsen, kamu beneran seniorku di kampus?" tanyaku dengan tak semangat, bagaimana kalau teman-temanku tahu aku sudah menikah, apalagi dengan Arsen.
"Iya, dua hari lagi sudah mulai ospek, Non Kimmy siap-siap ya." Arsen masih berdiri di sampingku.
Dia ini aneh juga, ada sofa empuk dan bisa dipakai duduk, kenapa dia hanya berdiri?
"Duduklah, dan jangan panggil aku Non, aku bukan majikanmu," kataku dengan malas. Namun, aku harus bekerjasama dengan Arsen, supaya Arsen tidak membongkar pernikahan ini.
"Iya, Kimmy sekarang udah jadi istriku, ya 'kan?" Arsen mengerlingkan mata kirinya, membuatku muak saja.
"Jangan mentang-mentang ya kamu!" Aku menatap matanya tajam, aku ingin menunjukkan bahwa aku tidak bercanda dengannya.
"Makan dulu, marah-marah juga butuh tenaga, tadi katanya lapar." Arsen membuka penutup makananku, lalu meletakkan sendok dan garpu di tanganku.
Aku belum pernah diperlakukan seperti itu, Arsen menunjuk makananku dengan matanya, memberikan isyarat agar aku segera makan.
Akhirnya, aku makan ditemani Arsen. Semenjak kakakku sibuk, aku selalu makan sendirian, dan Arsen membuatku merasakan bahagia itu lagi.
"Makan, makan aja, jangan sambil melamun, nanti salah-salah masuk ke hidung loh," kata Arsen.
"Bodo amat." Aku menyuap lagi makanan ke mulutku.
"Nanti sore, aku harus kerja. Aku harap, kamu tidak akan keluyuran saat aku pulang, selama Pak Ardi pergi, aku akan tinggal di sini." Suara Arsen begitu tenang, dia seperti sedang menasehatiku agar aku patuh.
"Kamu kuliah sambil kerja?" tanyaku sambil mengunyah nasi di mulutku.
"Iya, aku harus mandiri, apalagi sekarang ada kamu, tanggung jawab aku jadi bertambah, bisa nggak bisa aku harus segera lulus dan cari kerja yang lebih mapan." Arsen tiba-tiba memegang wajahku, jari telunjuknya mengusap bibirku dengan lembut.
Apa yang dilakukan Arsen? Apa dia benar-benar menganggapku istrinya?
🌹🌹🌹
Hai gaesss, gimana?seru nggak?
Non Kimmy bisa luluh nggak ya😄😄😄
Tinggalkan like dan komennya ya 😊😊
Sampai ketemu lagi….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Likah kim
semoga nyantol ke hati
2024-01-17
0
Uwie Yanti
aku sich berharap ntar si kimy yg JD bucin ke arsen... biar nyahok ...
2023-11-09
0
Desy Rs Azuz
Keren Arsen. Suka gw
2023-09-10
0