Pembelajaran akhirnya selesai, waktu yang ditunggu semua siswa untuk pulang. Shei tengah membenahi alat tulisnya, dimasukkan ke dalam ranselnya itu.
"Shei," panggil Joy yang menoleh ke belakang.
"Hum?"
"Maen dulu yu. Nongkrong kayak kemarin."
"Shei nggak bisa ikut," sosornya membuat Shei dan Joy menoleh pada suara itu. "Dia harus ekskul. Lo nggak bakalan bolos hari pertama lo gabung kan?"
Shei hanya menggeleng, acuh.
"Good."
"Yah... berarti kita tunda dulu. Lain kali ya Shei." Shei angguk sambil tersenyum tipis. "Gue duluan ya, Shei. Semangat!"
Sebelum pergi, Joy berkelahi dulu dengan Ello. Sekedar main-main.
"Ayok," ajak Ello.
Shei segera bangkit dari bangkunya. Untuk memulai hari pertama dia sebagai anggota Marching Band Baknus.
Beberapa anggota Marching Band Baknus telah berkumpul di lapangan, bersiap untuk latihan. Shei dan Ello baru saja tiba bersamaan.
"Oy Feb," sapa Ello begitu santai menyapa kakak kelasnya sekaligus ketua ekstrakurikuler Marching Band ini. Febby hanya menggeleng kecil, terhadap tingkah adik kelasnya itu.
"Semuanya udah pada kumpul?"
Semua orang mengecek anggotanya masing-masing. Tidak lama, seseorang tiba.
"Maaf, telat."
"Langsung duduk, Rave."
Rave segera duduk seperti apa perintahkan oleh Febby.
"Sambil absenan jalan, gue mau ngebahas soal beberapa event yang bakal kita isi."
"Kita dapet event?"
"Seriusan?"
Ketua Feby tersenyum melihat antuasias mereka. "Tapi sebelum itu, gue mau ngucapin selamat kepada anggota baru kita, Sheila."
Prok Prok Prok
Uhuyyy....
Mantul....
Sorakan terdengar untuk Shei, namun Shei hanya diam tidak bereaksi sama sekali.
"Oke gini teman-teman. Setelah sekian lamanya, akhirnya ekskul Marching Band Baknus bakal diaktifin lagi dan itu berkat pertunjukan Shei tadi pagi."
Prok Prok Prok....
"Widih...."
"Woah Shei makasih banyak."
"Kak Shei makasih."
Shei tersenyum tipis, tidak tahu harus bereaksi apa dengan ucapan terima kasih mereka.
"Karena anggota tingkat tiga, memang sudah tidak dianjurkan untuk mengikuti ekskul maupun event lain dari sekolah karena harus fokus dengan kelulusan mereka. Gue juga sebentar lagi bakalan lengser dan kalian lah yang akan menggantikannya."
Yaaah....
Mereka lesuh karena ketua Feby akan segera lengser.
"Kalian udah denger kan setelah UAS, sekolah bakal ngadain Dies Natalis. Nah, Kepala Sekolah tercinta kita, minta ekskul Marching Band untuk tampil sebagai penutupan."
Aseeekkk...
"Yeeeeee tampil lagi kita."
Ello mengangkat tangannya. "Izin, Feb. Jadi, buat tampil di Dies Natalis Baknus apa mau nunjukin koreografi dan lagu lama?"
"Oke makasih El buat pertanyaannya. Jadi buat tampil di festival dengan koreografi dan lagu itu kemungkinan nggak. Kita harus punya innovasi, nanti yang nonton bosen liat itu-itu lagi. Apalagi ini event pertama kita setelah sekian lamanya, kita harus nunjukin sesuatu yang baru sama Kepala Sekolah biar dapet event terus, diizinin."
"Bener tuh, Feb. Sebagai perwakilan dari tingkat dua dan satu, kita juga pengen nunjukin kemampuan kita. Kita juga bisa menghidupkan kembali Marching Band Baknus, apalagi sekarang ada Shei."
Mereka lebih antusias mendengar hal itu. Mereka benar-benar ingin menghidupkan kembali ekskul mereka yang sudah redup.
"Gue senang kalian masih setia sama ekskul ini. Oke. Jadi, gue tugasin sama kalian buat gerakan dan tentuin lagu yang mau kita ambil untuk tema nya kalian sesuaikan sama tema festival kali ini. Nah, semisalkan ide itu cocok, bagus dan sesuai apa yang kita pengen. Kalian tahu kalau semisalkan penampilan Marching Band bagus? Kepala Sekolah bakalan acc proposal kita buat ikut perlombaan."
YEEEEEE YEEEEEE
"Ayok guys semangat semangat!"
Mendengar perlombaan mereka semakin antusias.
"Ada yang mau ditanyain lagi?"
"Nggak....."
"Cukup, Kak."
"Oke kalau gitu, kalian diskusiin sekarang. Sorry ya, gue harus balik lagi ke kelas, ada kelas tambahan soalnya. Kalau dah beres, nanti gue kesini lagi, atau kalau gue nggak sempet kalian laporin nanti kirim ke grup."
"Siap Ketua Feby...."
"Makasih semuanya, dadah.... Alya, tolong atur ya."
"Baik, Kak."
Ketua Feby pun pergi.
Mereka anggota Marching Band berkumpul membentuk lingkaran. Sehingga mereka bisa melihat satu sama lain, mereka sangat serius untuk mencari ide diselingi candaan yang diberikan oleh Ello.
Ello, Shei jadi berpikir tentangnya. Gaya nya saja berandalan tapi kelakuan selengkengan. Jauh sekali dari pemuda Alvin. Sepertinya Shei mengagumi pemuda itu.
Anggota Marching Band Baknus yang mempunyai ide akan diminta untuk ke depan, berdiri di tengah-tengah lingkaran. Menunjukkan apa yang mereka sampaikan tentang ide yang muncul.
Helaan nafas terdengar dari Shei, dia memalingkan wajahnya asal, melihat kesana kemari. Tanpa ingin ikut berdiskusi. Ini sudah cukup lama, hampir satu jam hanya berdiam disini.
Apa minatnya terhadap Marching Band sudah hilang? Entah, Shei juga tidak tahu. Tetap menatap ke langit, dengan matahari yang akan terbenam. Sesuatu terasa, seseorang menyentuh bahunya, dua kali. Shei segera berbalik untuk menatapnya, terkejut. Ia langsung memundurkan posisi kepalanya karena begitu dekat dengan wajah Ello, orang yang menyentuh bahunya tadi. Beberapa detik pandangan mereka segera terlepas, Ello terus tersenyum.
"Kenapa ngelamun? Bosen ya?"
"Nggak." Shei berusaha mengontrol eskpresinya yang tengah gugup.
Ello kembali tersenyum. "Rekan kita mau nunjukin lagu yang udah disusun. Lo harus denger."
Shei hanya mengangguk, lalu mengikuti pandangannya ke depan. Ia cukup terkesima dengan Baknus Marching Band setelah mendengar lagu-lagu yang mereka ciptakan, bisa dikatakan ini adalah sebuah ide dengan waktu yang singkat. Terlintas sebuah ide dipikirkan Shei. Sayangnya, ekskul ini sudah redup.
"Sampai sini ide yang bisa kita buat, untuk koreografi nya belum. Ini belum fix juga. Untuk temen-temen lain, ada masukan?" tanya Alya.
"El," panggil Shei kepada Ello. Untuk pertama kalinya Shei memanggil namanya, Ello begitu senang. "Marching band nggak punya pelatih?"
"Ada. Itu dulu hehehe kalau sekarang pelatihannya udah keluar, Kepala Sekolah yang udah ngusir karena... situasi ekskul kita kayak gini. Tapi kalau pembina ada, kok. Wali kelas kita, pak Satria."
Shei menyimak informasi itu. Sangat disayangkan. "Terus anggota marching band ada berapa orang?"
Ello berdiam sedang menghitungnya. "Terakhir 20-an. Kalau sekarang,, orang yang aktif doang sekitar... kayaknya kurang dari 15 orang. Anggota lain satu per satu keluar karena ekskul udah redup. Kenapa emang?"
Shei memandang dan menghitung orang yang berada di sini. Ada sekitar sebelas orang. Tidak akan berhasil. Shei mengangkat tangannya. Semua orang langsung melihat ke arahnya, bertanya.
"Apa boleh gue ikut nyumbang ide?"
Mereka masih saling berpandangan dalam diam, karena yang mereka lihat Shei hanya diam, tampak acuh tak acuh terhadap kegiatan/diskusi ekstrakurikuler ini.
"Boleh, lo udah jadi bagian dari Baknus MB," ujar Alya.
"Kalian pernah coba marching band gabung dengan band?"
Mereka menggelengkan kepalanya.
"Kalau gitu kita coba," kata Shei.
"Tunggu, emang bisa marching band sama band disatuin?"
Shei angguk.
"Ah, gue pernah liat marching band locomotive band," sahut Ello. "Itu menarik, ditambah sama sedikit drama. Gue setuju sama ide lo, Shei."
"Aku juga setuju, Kak. Kedengarannya keren."
"Aku juga aku juga setuju."
"Gue juga."
Mereka bersuara menerima masukan ide Shei. Dalam hati Shei senang, karena dirinya dihargai.
"Berarti kita harus kerja sama sama band baknus. Apa mereka mau? Dan kayaknya, kita juga butuh banyak anggota," tutur Alya.
Mereka langsung terdiam mendengar hal itu, pasalnya anggota ekstrakurikuler mereka sudah berkurang. Mungkin tidak sampai lima belas orang.
"Oke." Suara Rave membuat yang lainnya mengarah padanya. "Kita pake ide itu, dan gue pikir kak Feby juga bakalan setuju."
Jika Rave mengeluarkan suara maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan, mereka langsung tersenyum lebar dan bersemangat untuk menjalankan rencananya.
Pada akhirnya, Shei terjerumus dalam kegiatan ekskul marching band dan melupakan tujuan kenapa dia masuk ekskul ini.
...🌸...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments