Ello meninggalkan studio musik bersama sekelompok pecinta rock, mereka semua sangat menyukai band rock legendaris Indonesia, Slank. Bukan rock abal-abal yang tidak mendidik, mereka semua sangat kritikus.
"Bro duluan..."
Ello melambai tangan tinggi tersenyum, saat teman-temannya berpamitan. Satu persatu mereka telah pergi ada juga yang masih menetap di studio musik, tidak hanya studio disini terdapat kafe untuk nongkrong.
Ello bersiap-siap memakai helmnya. Tapi, seseorang tiba-tiba menyapanya.
"El ey... udah mau balik ajah nih?"
"Eh Ken, yoi udah beres juga ngumpul, cuman bentar."
"Nggak mau masuk lagih nih? Gue baru dateng heheh."
"Mm kapan-kapan, deh."
"Beneran yah loh?" Dia adalah teman SMP Ello bernama Ken, tapi tidak lama dia harus pindah ke Jakarta tapi sekarang dia kembali lagi ke kota ini. Mereka tidak jarang selalu bertemu di tempat ini, karena sama-sama menyukai musik. "Ah yah gue baru inget, di sekolah lo ada anak baru namanya Sheila, kan?"
Ello mengangguk dan berpikir bahwa temannya ini pasti tahu tentang berita yang tengah heboh di SMA Bakti Nusa.
"Hah... gue kasian sama dia, rumornya udah heboh di sekolah lain, termasuk sekolah gue," pungkasnya.
Ello hanya diam tidak ada niat untuk membalas ucapannya.
Ken kembali berbicara dengan santainya. "Cewek cantik kayak Sheila, banyak yang sirik." Dia terkekeh setelahnya. "Yaudah El, gue masuk dulu, temen-temen gue pasti udah nunggu, lo beneran nggak mau ikut lagih nih? Nongki?"
"Kapan-kapan aja," balas Ello.
"Oke deh," pamit Ken.
Sambil memakai helm, lalu naik motor modifikasi Jap Style hitam merah kesayangannya, dia sedikit melamun memikirkan apa yang dikatakan temannya tentang Shei.
"Dia baik-baik aja nggak ya?"
Dia pun mencoba menghilangkan kekhawatirannya itu, dan segera bergegas pergi.
...****************...
"Sebenarnya sih Kepo. Di zaman sekarang ini mana ada orang yang nggak Kepo apalagi remaja kayak kita."
"Jadi tujuan lo berusaha temenan sama gue apa?"
"Phtt...! Ngakak lo ada-ada aja, hahahah...."
"Kenapa ketawa?"
"Permisi," kata seorang pelayan tiba dengan pesanan Joy dan Shei.
"Makasih, Mbak."
Pelayan mengangguk senyum dan beranjak pergi.
"Lo berpikir kalau berteman itu pasti ada maksud terselebung?"
"Yah semua orang emang kayak gitu, berteman karena ada maunya," cicit Shei sambil melahap pesanannya yaitu cheese sauce fries.
"Woah ajaran lingkungan sekolah lama lo kayak gitu, serem juga," ejek Joy. "Ginih Shei, sekali-kali lo lihat ketulusan orang, jangan negatif thinking. Oka?" Dia menggigit strawbery yang ada di atas buttermilk waffle miliknya.
Shei terus mengamati strawbery Joy itu, mengingatkannya pada sahabat lamanya.
Dua tahun lalu saat Wisuda Sekolah Menengah Pertama. Dua gadis yang sangat berbeda dalam penampilan. Tubuh ideal, cantik, dari keluarga kaya, primadona sekolah, dia adalah Sheila, sekaligus mayoret drumband kebanggaan sekolah. Tapi, dia hanya punya satu teman setia yang tulus, yang dikenal sebagai murid teladan dan sedikit culun.
"Shei, aku udah diterima di Nusantara High School."
Shei membulatkan matanya kejut dengan gembira. "Serius? Yes! Kita bisa satu sekolahan lagi, gue seneng."
"Emang ujian masuk Nusantara High School udah dimulai?" Polosnya bertanya, sekaligus menyindirnya.
"Belum sih," kekeh Shei malu. "Tapi gue yakin, gue bisa masuk sekolah itu."
Mereka tampak senang.
"Ah iyah gue lupa. Lo tunggu disini," kata Shei.
Gadis itu duduk, menunggu Shei, tidak lama, Shei telah kembali sambil membawa sebuah kotak.
"Apa itu?" tanyanya.
"Tadaaaa..... kue kesukaan kita," kata Shei dengan riang setelah membuka kotak itu. Gadis itu terlihat senang melihat isi kotak tersebut yaitu strawberry shortcake cake.
Shei mengambil strawberry terbesar yang dia berikan kepada sahabatnya. "Ini, gue kasih strawberry yang paling besar buat sahabat kesayangan gue. Lo yang paling suka."
Gadis itu tersenyum lebar. "Makasih." Dan mengigit strawberry itu.
Kenangan yang sudah pudar, serta pertemanan yang putus, mungkin dia sudah lupa. Atau dia tidak menganggapnya sebagai teman lagi, karena Shei sudah membuat dia membencinya.
...****************...
Alya baru saja mengembalikan buku itu ke perpustakaan. Seharusnya dia datang kemari bersama Ghesa, dan berencana bermain setelah itu, tapi tiba-tiba Ghesa membatalkan sendiri undangannya, karena ada acara keluarga.
Dengan terpaksa, Alya harus segera kembali ke asramanya. Ya. Karena Alya sebenarnya asli Jakarta, rumahnya ada disana, kerena suatu alasan Alya harus pindah sekolah, dia juga disini hanya tinggal sendiri, menyewa kamar, kos-kosan elit.
Alya tengah berdiri diam menunggu angkutan umum. Namun, dia tidak asing melihat pemuda yang tengah mengendarai sepeda motor yang berjalan ke arahnya, pemuda itu adalah Ello.
"Ketemu disini," kata Ello. Alya tersenyum. "Mau kemana?"
"Mau pulang, tadi habis dari perpustakaan."
"Rajin amat belajar di hari weekend," canda Ello
"Ngembaliin buku," ulangnya.
Ello berseri. "Yaudah, naik, biar gue anter."
Alya sedikit terkejut, dia gugup. "Nggak usah, nggak papa, gue mau naik angkutan umum aja."
"Kelamaan, nggak bakalan ada yang dateng, supir angkutan lagi pada demo di terminal."
"Beneran?"
Ello mengangguk yang sebenarnya dia berbohong. "Biasa, demo mau dipotong gaji." Ello berbisik.
"Potong gaji?" Alya sedikit tidak percaya.
"Lama ah lo mah, buruan naek, gue anterin," seloroh Ello menepuk-nepuk jok sepeda motornya.
Meski ragu, Alya menerima tawaran ajakan pulang itu. Lumayan menghemat biaya. Dan juga Ello tidak bermaksud lain, dia hanya ingin membantu, menganggap Alya sebagai teman sekelas sekaligus dia juga teman satu ekstrakurikuler.
"Udah siap?"
"Udah."
Motor Ello dinyalakan lagi.
...****************...
Rave dan Alvin menikmati momen kebersamaan mereka di daerah Puncak dengan pemandangan yang indah, dengan menyantap mie instan ditemani minuman teh manis hangat. Favorit mereka.
Rave juga sedikit melamun tentang sesuatu, dia memikirkan tentang apa yang siswa baru di kelasnya, Shei, sedang alami. Gambar postingan yang tersebar tentang Shei. Ia juga mendapat informasi persis seperti perkiraan orang-orang tentang Shei yang dia terima dari temannya melalui email.
Tapi yang dipertanyakan.
Sebuah email masuk dari orang suruhannya, Rave membukanya, menerima beberapa foto yang dikirim orang itu. Rave tidak bereaksi sama sekali, terdiam.
"Jadi, Shei sama Alya...."
"Rave?"
Deg!
"Yah?" Rave segera menoleh dan menutup laptopnya. "Oh lo udah bangun."
"Hum. Gue pulang yah, ngantuk."
"Oke, tolong nanti kunciin gerbangnya."
"Iyah."
"Ah iyah. Tempat makannya udah gue cuci, lo bisa langsung bawa. Makasih."
"Oke gue cabut yah hwaaah..." pamit Ello sambil menguap.
Tanpa disadari Rave mengaduk-aduk mie nya itu dengan sendoknya. Alvin memperhatikannya sedari tadi.
"Rave? Rave....?"
"Hah iyah?"
"Kenapa mienya diaduk-aduk? Nggak enak?"
"Nggak kok, enak," timpal Rave segera dia melahapnya, sambil tersenyum.
Namun Alvin menyadari ada sesuatu yang dipikirkan oleh Rave, sampai-sampai dia melamun.
Tapi Alvin, enggan untuk bertanya sekarang.
"Rave maaf, kita nggak bisa lama-lama. Ayah aku bakalan pulang malam ini."
"Kalau gitu, kita harus cepet, nanti ayah lo marah."
Alvin hanya angguk.
...****************...
Ello telah sampai mengantarkan Alya pulang. Ello melihat-lihat lingkungan sekitaran sini.
"Jadi lo ngekos."
"Iyah, tempat asalku kan di Jakarta."
"Hah?"
Alya tersadar segera mengubah cara bicaranya lagi. "Ma-maksud gue, gue murid baru disini."
"Ah... iyah gue lupa lo juga murid baru, walaupun lo udah tinggal satu bulan di kelas Flower," kekeh Ello.
Alya berseri. "Kalau gitu gue masuk, makasih tumpangannya."
"Em bentar Alya," kilah Ello, dia jadi teringat sesuatu. "Lo satu sekolahan sama Shei kan di Jakarta?"
Alya tersentak kejut.
"Apa lo tahu masalah Shei dulu? Rumor sekarang ini."
Alya menjadi gugup setelah ditanya hal itu, dia berusaha untuk tenang sebisa mungkin tidak terlihat gelisah. "Gue nggak tahu banyak soal Shei, sorry El."
"Ah iyah nggak papa, santai aja," sanggah Ello. "Yaudah gue balik, Ya."
"Makasih tumpangannya."
Ello hanya angguk tersenyum, motornya kembali jalan.
Alya bernafas lega setelah Ello sudah pergi. "Kenapa tiba-tiba El nanyain soal Shei ya?" Meski penasaran, dia pun masuk ke dalam kosannya.
...🌸...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Fitri Chan
hallo kak, aku mampir
di tunggu feedback nya ya jika berkenan mampir🥰
2021-12-01
1