BAB 13 Akhir Pekan (1/2)

Akhir pekan, Shei sangat ingin bermalas-malasan di rumah. Dia baru saja bangun sekitar jam sembilan pagi, terbangun, turun ke bawah menuju dapur karena merasa haus.

"Omah?" panggil Shei ketika melihat neneknya berjalan sedikit tergesa-gesa.

Langkah nenek terhenti. "Baru aja omah mau bangunin kamu."

"Omah mau kemana pake baju serba putih?"

"Omah mau manasik."

"Manasik?" Shei berpikir sejenak lalu sedikit terkejut. "Omah mau berangkat haji lagi?"

"Insyaallah dua Minggu lagi omah mau berangkat umroh."

"Ah gituh, alhamdulillah," sahut Shei nada suaranya menurun. "Mamah papa udah tahu?"

"Udah. Malem tuh omah mau ngasih tahu kamu, tapi kamunya udah keburu tidur."

"Berarti Shei sendirian di rumah dong?"

Nenek tampak merasa bersalah, dia mengusap rambut cucunya. "Kan ada paman Jaka, nanti juga bi Lastri udah balik dari kampung halamannya."

Bi Lastri? Kok namanya kayak Mbak Lastri yang punya warung deket pengkolan ojek sekolah lama gue. Batin Shei sedikit terkekeh.

"Yaudah, omah udah telat ini mau manasik. Kamu jaga rumah yah."

"Iyah omah."

Shei mencium tangan neneknya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam hati-hati omah."

Setelah neneknya pergi untuk melakukan manasik pelatihan sebelum berangkat umroh, Shei kembali ke kamarnya sambil memegang gelas yang berisi air. Terduduk di kursi nyamannya sambil memainkan ponsel.

Drett Dret Dret

Sebuah nomor muncul menelepon Shei.

...___+62******** Called___...

"Nomor siapa?"

Tidak lama setelah gambar nomor kontaknya muncul, Shei hampir saja menertawakan foto tersebut, Joy dengan kacamata hitam tersenyum tengil.

"Phtt, kayak kakek-kakek yang suka mijit."

Shei menekan tombol hijau.

"Ih lama banget diangkatnya," cicit suara di balik telepon ini. "Ini gue Joy yang ganteng, gue pastiin lo nggak nge save nomor anak-anak kelas."

"Hem."

Nyatanya itu benar. Tapi, sebelum Shei mendapat masalah sekolah, nomor kontak Alya dan Ghesa sudah tersimpan di ponselnya, dan itu ulah Ghesa sendiri yang memasukkan nomor kontak pada ponsel Shei.

"Ada apa?"

"Maen kuy."

"Nggak, gue males."

"Ih ayok, gue tunggu lo di depan sekarang."

"Hah? Depan mana?"

"Rumah lo."

Shei terkejut, dia segera memutus sambungan telepon dan segera bangkit dan pergi menemui tamu tak diundang nya

Shei membuka pintu, melihat Joy sudah berdiri di depan gerbang yang masih tertutup rapat. "Lo tahu rumah gue darimana?"

"Cari yang kayak ginian mah gampang buat gue, gue punya akses di sekolah."

Shei menatapnya malas. "Bukannya kelas kita semuanya punya akses di sekolah."

"Nggak semua, cuman orang-orang tertentu."

"Kelas Flower kan sosialnya tinggi."

Joy terkekeh. "Konglomerat lebih atas lebih atas lagih."

"Sombong."

Joy cengegesan.

Shei menggeleng menghela nafas, sambil mengobrol mereka tidak sadar sudah berada di depan rumah.

"Du--"

Joy baru saja duduk di kursi tamu di halaman sebelum Shei menyelesaikan kata-katanya, jengkel.

"Mau minum apa?" tawar Shei.

"Apa aja. Eh tunggu Shei, pengen yang seger ada?"

Sepertinya Shei harus sabar menghadapi teman sekelasnya yang satu ini.

"Ada, tunggu bentar."

Shei masuk ke dalam.

Tidak memakan waktu lama, Shei sudah kembali sekitar limat menit dengan membawa gelas berisikan sirup jeruk yang segar.

"Thanks Shei."

"Iyah."

"Hah alhamdulillah terbayarkan setelah berjalan 100 kilo meter nyari rumah lo," kata Joy setelah meminumnya.

"Jalan kaki?"

Joy angguk.

"Kenapa nggak bawa kendaraan? Katanya anak konglomerat," ledek Shei.

"Jalan kaki biar sehat. Ah yah Shei, rumah lo kok sepi? Pada kemana?"

"Omah gue lagi ke keluar, ini rumah omah gue."

"Ohhh rumah nenek lo. Kalau orang tua lo?"

"Di Australia."

"Ohhhhh.... Yaudah."

"Yaudah apa?"

"Maen, keluar jalan-jalan."

"Males Joy."

"Cewek kok males-malesan, buruan ganti baju, kalau nggak gue nggak bakalan pulang-pulang, bakalan tetep disini."

"Maksa banget," bisik Shei. "Yaudah tunggu, gue mau mandi dulu."

"Belum mandi?" kejut Joy. "Ih pantes aja kayak ada bau-bau apa gituh..."

ejeknya.

"Yaa! Lo mau gue pukul pake gayung omah gue huh?!"

"Eit eits... jangan!" Joy menghindari. "Heheh yaudah sana, gue tunggu 15 menit nggak lebih nggak kurang."

"Terserah gue mau cepet atau lambat," decit Shei sembari masuk ke dalam.

...****************...

"Kak Al mau kemana? Rapih amat," tanyanya yang duduk di sofa tengah asik menonton televisi. "Mau ketemu Kak Rave yaaaaa?" lanjut menggodanya.

Alvin tersenyum angguk. "Kamu nggak bakal kemana-mana, kan?"

"Nggak, Kak. Gadis mau istirahat aja, capek..."

"Cepek kenapa?"

"Ngegadang bantuin buat proposal festival di sekolah nanti."

"Ohh hahaha...." Alvin mengusap-usap kepala saudara perempuannya itu, Gadis. "Semangat ya."

Gadis mengangguk masam.

"Yaudah kakak pergi dulu ya."

"Tunggu bentar, Kak. Kak Alvin pulangnya jangan terlalu sore, papah kan mau pulang sekarang."

Suasana Alvin menjadi tidak senang. Namun ia tersenyum mengangguk pelan. "Yah, kamu nggak usah khawatir. Kakak pergi dulu."

"Iyah kak hati-hati, jangan lupa oleh-olehnya."

Alvin terkekeh mendengarnya.

...****************...

"Udah siap?"

Shei angguk.

"LETGO!"

Shei mendongak karena terkejut. Kata-kata sahabatnya, Lisa, yang selalu diucapkan. Shei pun teringat akan nomor kontak dua sahabatnya di Jakarta yang tidak bisa dihubungi.

"Shei? Kenapa diem aja? Ayok."

Shei segera beranjak.

Rencana mereka hanya sekedar jalan-jalan saja, tanpa tahu tujuannya kemana. Di saat Shei sedang mengunci gerbang depan rumahnya, mereka sebuah mobil melintas di jalan kanan yang mereka kenali.

"Eh bukannya itu mobil Alvin," ujar Joy. "Ah gue lupa, rumahnya kan di perumahan ini juga. Jadi, lo sama Alvin tetanggaan dong?"

Shei hanya angguk.

"Waduh kok bisa pas gituh yah, apa mungkin jodoh," lontarnya. Shei mengabaikan ucapan Joy itu. Joy terkekeh sendiri.

...****************...

Bim!

Sebuah mobil berwarna putih berhenti di pinggir jalan, menjemput seseorang. Dia membuka jendela mobilnya sambil tersenyum kepada seorang gadis dengan rambut yang diikat yaitu Rave.

"Ayok."

Rave segera masuk ke dalam mobil. "Kita mau kemana?"

"Ke puncak? Makan mie instan pake telor..."

"Sama teh manis hangat," tambahnya.

Mereka lalu tertawa bersama dengan kebiasaan makan mereka itu, jika bertemu.

"Nggak papa kan kita ke sana? Atau kamu mau ke tempat lain?"

"Nggak papa, aku pengen kesana juga."

"Oke siap bos!" goda Alvin terhadap pacarnya.

Rave tersenyum.

...****************...

Beberapa menit terasa sepi dari mereka. Pikiran Shei penat berpikir bahwa terlalu banyak masalah yang tidak bisa dia selesaikan. Joy juga sepertinya sudah kehilangan topik pembicaraan, karena selama ini hanya Joy yang bercerita dan melontarkan lelucon.

"Mmm...."

"Kehabisan topik ya?" sindir Shei.

"Hehe." Joy berseri malu.

"Kita cuman jalan kaki doang ini?"

"Nggak. Kita udah sampai..." tunjuk Joy pada sebuah tempat. "Udah makan belum? Kita makan aja, gue kan udah janji mau ngajak lo ke tempat nongkrong yang nyaman ini."

"Beneran nyaman?"

"Yoi, dijamin lo pasti suka, liat aja tuh...."

"Sepi?"

"Heem." Joy berseri senang. "Gue tahu pikiran lo, lo ngerasa kepala lo sekarang ini mau meledak kan? Jadi gue ajak lo ke sini."

"Tahu aja," kekeh Shei.

Mereka duduk, lalu memesan makanan, tinggal menunggu makanan dan minuman yang mereka pesan.

"Lo di kota Hujan baru beberapa hari, jadi... gue bakal jadi turget lo selama disini," tutur Joy tersenyum. "Tapi gue harap lo juga bisa stay di Baknus."

Shei menatapnya, yang bisa dia lakukan hanyalah tersenyum.

"Shei berdiri deh," pinta Joy.

"Kenapa?"

"Berdiri aja dulu."

Shei pun mengikuti permintaannya. Lalu Joy mendekat membalikkan badan Shei dengan cepat, kini ia berada di depan Shei sambil meneliti Shei.

"Kenapa?" heran Shei.

Joy pun kembali duduk diikuti oleh Shei.

"Lo emang fashionable kayak gue," terangnya. "Pake style apapun lo emang cantik." Shei tersenyum mendengarnya. "Pantes aja, followers lo banyak."

"Dan hujatan pun banyak," tambah Shei menyindir dirinya sendiri. Joy berseri setelahnya. "Lo nggak mau nanya?"

"Nanya apa?"

"Tentang kenapa gue dihujat."

"Oohhhh soal itu, emangnya lo kepengen ditanya?"

"Em nggak juga sih, malah gue seneng."

"Yaudah nggak usah dibahas aja."

"Emang lo nggak Kepo?"

"Mmmm sebenarnya sih Kepo. Di zaman sekarang ini mana ada orang yang nggak Kepo apalagi remaja kayak kita."

"Jadi tujuan lo berusaha temenan sama gue apa?"

...🌸...

...Bersambung...

Episodes
1 PROLOG SERIES 2
2 BAB 1 Kepindahan
3 BAB 2 D-Day School
4 BAB 3 School Tour
5 BAB 4 Perubahan Sikap
6 BAB 5 Mood
7 BAB 6 Rahasia Terdalam
8 D'OAS SERIES 2
9 BAB 7 Real Friend
10 BAB 8 Menyapa Teman Lama
11 BAB 9 Sesuatu Yang Akan Menjadi Awal
12 BAB 10 Surat Misterius
13 BAB 11 Marching Band
14 BAB 12 Sosmed
15 BAB 13 Akhir Pekan (1/2)
16 BAB 14 Akhir Pekan (2/2)
17 BAB 15 Uluran Tangan
18 BAB 16 Haru
19 BAB 17 Anggota Baru
20 BAB 18 Bolos
21 BAB 19 Anak Nakal
22 BAB 20 Termasuk Sahabat?
23 BAB 21 Bergelut Pikiran
24 BAB 22 Merah
25 BAB 23 Kian Masa Lalu
26 BAB 24 Suspicious
27 BAB 25 Brave
28 BAB 26 Bagian Yang Hilang
29 BAB 27 Sibling?
30 BAB 28 Saling Berpikir
31 BAB 29 Past
32 BAB 30 Friendship
33 BAB 31 Sebuah Alasan
34 BAB 32 Pernah
35 BAB 33 Menarik Memori
36 BAB 34 Rumah
37 BAB 35 Cat Vs Lion
38 BAB 36 Shttt
39 BAB 37 Ujian Akhir
40 BAB 38 Bundar Kesakitan
41 BAB 39 Penjelasan
42 BAB 40 Bamm
43 BAB 41 Morning
44 BAB 42 Go for A Walk
45 BAB 43 Day With You
46 BAB 44 Suddenly
47 BAB 45 Meet Again (1/2)
48 BAB 46 Meet Again (2/2)
49 BAB 47 I Know
50 BAB 48 Envy
51 BAB 49 Defended
52 BAB 50 Love
53 BAB 51 Will Notice It
54 BAB 52 Pelaku Pertama
55 BAB 53 Posisi Yang Berbeda
56 BAB 54 Save Me
57 BAB 55 Puzzle
58 BAB 56 Dies Natalis or Not
59 BAB 57 Dies Natalis
60 BAB 58 Dies Natalis or Yes
61 BAB 59 Everything Will be Just Fine
62 BAB 60 Where are You
63 BAB 61 Sheila
64 BAB 62 NHS
65 BAB 63 Kanan
66 BAB 64 Adanya Teman
67 BAB 65 Packing
68 BAB 66 Lupakan Keluh Kesahmu
69 BAB 67 Permainan
70 BAB 68 Sebuah Foto
71 BAB 69 Jawaban
72 BAB 70 Happy Day
73 BAB 71 Smell
74 BAB 72 Not Me
75 BAB 73 Memori
76 BAB 74 Awal yang Baru
77 BAB 75 Rekrutmen
78 BAB 76 Fay & Lisa
79 BAB 77 Pelatihan
80 BAB 78 I don't Know Anything
81 BAB 79 Marching Flower VS Geng NHS (1/2)
82 BAB 80 Marching Flower VS Geng NHS (2/2)
83 BAB 81 On whose side?
84 BAB 82 Memori
85 BAB 83 Di Mulai
86 BAB 84 Gelora (1/2)
87 BAB 85 Gelora (2/2)
88 BAB 86 Kelemahan
89 BAB 87 Lisa Got Caught
90 BAB 88 Rave's Reason
91 BAB 89 Bagian Yang Telah Kembali
92 BAB 90 Mess Up
93 BAB 91 Dendam Yang Tak Terbalas
94 BAB 92 Feeling Bad
95 BAB 93 Flower [End]
96 Diary Of A School Series 2
97 Informasi : Diary Of A School Series 3
98 Karya Baru, Baru Saja Liris!
Episodes

Updated 98 Episodes

1
PROLOG SERIES 2
2
BAB 1 Kepindahan
3
BAB 2 D-Day School
4
BAB 3 School Tour
5
BAB 4 Perubahan Sikap
6
BAB 5 Mood
7
BAB 6 Rahasia Terdalam
8
D'OAS SERIES 2
9
BAB 7 Real Friend
10
BAB 8 Menyapa Teman Lama
11
BAB 9 Sesuatu Yang Akan Menjadi Awal
12
BAB 10 Surat Misterius
13
BAB 11 Marching Band
14
BAB 12 Sosmed
15
BAB 13 Akhir Pekan (1/2)
16
BAB 14 Akhir Pekan (2/2)
17
BAB 15 Uluran Tangan
18
BAB 16 Haru
19
BAB 17 Anggota Baru
20
BAB 18 Bolos
21
BAB 19 Anak Nakal
22
BAB 20 Termasuk Sahabat?
23
BAB 21 Bergelut Pikiran
24
BAB 22 Merah
25
BAB 23 Kian Masa Lalu
26
BAB 24 Suspicious
27
BAB 25 Brave
28
BAB 26 Bagian Yang Hilang
29
BAB 27 Sibling?
30
BAB 28 Saling Berpikir
31
BAB 29 Past
32
BAB 30 Friendship
33
BAB 31 Sebuah Alasan
34
BAB 32 Pernah
35
BAB 33 Menarik Memori
36
BAB 34 Rumah
37
BAB 35 Cat Vs Lion
38
BAB 36 Shttt
39
BAB 37 Ujian Akhir
40
BAB 38 Bundar Kesakitan
41
BAB 39 Penjelasan
42
BAB 40 Bamm
43
BAB 41 Morning
44
BAB 42 Go for A Walk
45
BAB 43 Day With You
46
BAB 44 Suddenly
47
BAB 45 Meet Again (1/2)
48
BAB 46 Meet Again (2/2)
49
BAB 47 I Know
50
BAB 48 Envy
51
BAB 49 Defended
52
BAB 50 Love
53
BAB 51 Will Notice It
54
BAB 52 Pelaku Pertama
55
BAB 53 Posisi Yang Berbeda
56
BAB 54 Save Me
57
BAB 55 Puzzle
58
BAB 56 Dies Natalis or Not
59
BAB 57 Dies Natalis
60
BAB 58 Dies Natalis or Yes
61
BAB 59 Everything Will be Just Fine
62
BAB 60 Where are You
63
BAB 61 Sheila
64
BAB 62 NHS
65
BAB 63 Kanan
66
BAB 64 Adanya Teman
67
BAB 65 Packing
68
BAB 66 Lupakan Keluh Kesahmu
69
BAB 67 Permainan
70
BAB 68 Sebuah Foto
71
BAB 69 Jawaban
72
BAB 70 Happy Day
73
BAB 71 Smell
74
BAB 72 Not Me
75
BAB 73 Memori
76
BAB 74 Awal yang Baru
77
BAB 75 Rekrutmen
78
BAB 76 Fay & Lisa
79
BAB 77 Pelatihan
80
BAB 78 I don't Know Anything
81
BAB 79 Marching Flower VS Geng NHS (1/2)
82
BAB 80 Marching Flower VS Geng NHS (2/2)
83
BAB 81 On whose side?
84
BAB 82 Memori
85
BAB 83 Di Mulai
86
BAB 84 Gelora (1/2)
87
BAB 85 Gelora (2/2)
88
BAB 86 Kelemahan
89
BAB 87 Lisa Got Caught
90
BAB 88 Rave's Reason
91
BAB 89 Bagian Yang Telah Kembali
92
BAB 90 Mess Up
93
BAB 91 Dendam Yang Tak Terbalas
94
BAB 92 Feeling Bad
95
BAB 93 Flower [End]
96
Diary Of A School Series 2
97
Informasi : Diary Of A School Series 3
98
Karya Baru, Baru Saja Liris!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!