Berlanjut....
Seorang murid yang begitu serius dengan ponselnya mengirimkan sebuah foto untuk semua siswa SMA Bakti Nusa dan akan menjadi bumerang bagi siswa baru Baknus.
Dia sangat senang.
...****************...
Shei telah kembali ke kelas bersama Joy. Shei berjalan mengarah pada tempat lokernya, ia terkejut setelah menemukan surat misterius lagi, dia membukanya. Sebuah foto dirinya.
Ting!
Ting! Ting!
Ting!
Ting! Ting! Ting!
Bunyi notif pesan masuk terus terdengar dari ponsel orang-orang. Shei terkejut heran. Bisikan orang-orang kembali terdengar begitu riuh, mereka menatap Shei segera.
"Shei Shei..."
Joy memanggilnya dengan cemas sambil memperlihatkan apa yang sedang terjadi sekarang. Shei tersentak, melihat foto dirinya yang sama seperti apa yang ia terima tadi di dalam surat misterius. Fotonya tersebar.
"Wah gue jadi merinding..."
"Ternyata di kelas kita ada pemimpin sekelompok yang suka ngebully."
"Gue jadi takut."
"Kalian jangan ngomong sembarangan!" decak Joy pada teman-teman sekelasnya yang membicarakan Shei. "Shei lo nggak papa?"
Joy benar-benar mencemaskannya.
Shei gemetar, apa yang ia takutkan terjadi. Darimana asal foto itu. Dan terlintas pada surat pertama 'Marching Band'.
Shei keluar dengan amarah yang ia pendam.
......................
Tidak hanya di kelas Flower namun semua murid SMA Bakti Nusa sangat ramai setelah mendapatkan foto Shei yang tersebar itu, sebagai pimpinan kelompok murid yang selalu menindas.
Di ruangan ekskul Marching Band Baknus, mereka juga mendapat notif informasi tersebut. Mereka yang ada disini tengah menjalankan piket. Ello yang tengah membereskan peralatan bersama Rave melihat anggota adik kelasnya sangat ramai. Alya pun yang membereskan meja ikut terheran dengan mereka.
"Ada apa?" tanya Alya.
"Ini kak, ada foto lama kak Shei kesebar."
"Foto lama Shei?"
Semua murid Bakti Nusa sudah tahu terhadap Shei, Shei sudah menjadi murid populer meski dia murid baru.
Ello dan Rave segera mendekat untuk melihat foto tersebut. Sementara Alya langsung mengecek ponselnya. Mereka sama-sama terkejut. Terutama Rave dan Alya.
"Kak El, emang bener kak Shei pemimpin murid nakal? Suka bully?"
"Padahal kak Shei cantik, keliatannya baik, tapi kenapa harus sikapnya kayak gitu, sayang banget."
"Hei, bukannya Rave juga bos berandalan? Dia lebih parah bosnya preman," celetuk Ello kepada mereka, adik kelasnya. "Liat, walaupun gitu dia anak baik."
"Beda lagi Kak El, Kak Rave udah dikenal baik hati, Kak Rave itu bos yang baik yang suka menolong."
"Kalian dulu juga gituh awal liat Rave takut, dan itu prasangka buruk," ujar Ello. "Kalian nggak boleh langsung percaya aja sama sosial media, dan omongan orang-orang. Tahu kan hoax?"
Mereka angguk.
"Jadi, meskipun beritanya bener atau salah. Kalian nggak boleh ngehujat, itu sama aja dengan sikap kalian itu nge-bully orang."
"Iyah kak maafin kita."
Ello senang mendengarnya.
Brak!
Mereka terperanjat kejut, langsung menatap heran pada seseorang di luar sana, Shei. Shei terus menatap mereka di ruangan ini, mereka terheran-heran pada Shei yang bertingkah aneh. Tapi Shei sama sekali tidak mengenali mereka. Kecuali. Ello, Rave dan.... Alya.
"Shei? Lo kenapa tiba-tiba banting pintu ruang ekskul kita?" tanya Ello heran.
"Sorry, gue nggak sengaja," imbuh Shei namun masih menahan emosinya.
"Maaf. Kak Shei cari siapa yah?" tanyanya yang menghampiri Shei di depan pintu, sepertinya dia adik kelas.
"Apa kalian masih nerima anggota baru?"
Mereka semua kaget mendengarnya. Padahal mereka sudah mendengar kalau Shei tidak akan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau klub manapun. Siswa yang ingin mengajak Shei mengikuti kegiatan ekstrakurikulernya, Shei menolak semua.
Tapi sekarang.
"Ayok masuk dulu, Kak," ucapnya mempersilahkan Shei masuk ke dalam.
Ada sebuah meja yang cukup panjang dengan beberapa kursi. Ello menyambutnya Shei dengan hangat, mempersilahkan Shei duduk di salah satu kursi berwarna pink. Mereka yang merupakan anggota Marching Band tanpa kakuk melihat pada Shei. Ketika Shei akan memandang mereka balik, namun mereka malah memalingkan wajahnya.
Tidak banyak orang disini, bisa terhitung dengan jari, ada enam orang termasuk dirinya.
"Shei kenapa tiba-tiba pengen masuk ekskul marching band?" tanya Ello manis. "Apa karena lo tahu kalau gue ada di ekskul ini?"
Shei tersenyum malas, mendengarnya. Shei pun menemukan sesuatu yang membuatnya membulatkan matanya. Dia segera mengambilnya.
"Ini punya siapa?" tanya Shei yang ia temukan adalah surat yang persis sama seperti surat yang diterima olehnya. Seperti sebuah teror.
"Itu punyanya ekskul marching band," terang siswi anggota ekskul ini.
"Bukan milik pribadi?" tanyanya lagi.
"Bukan, Kak."
"Emang kenapa?" tanya Ello.
"Um? Nggak ada. Suratnya bagus," bohongnya.
"Lo serius mau gabung marching band?" Kali ini Alya yang bertanya.
"Iyah. Boleh gue ikut gabung?"
"Kondisi MB Baknus sebenarnya udah tenggelem, Kak. Apalagi setelah anggota tingkat tiga mulai nggak aktif," ungkap gadis manis yang sepertinya adik kelas, kelas 10.
"Emang kak Shei mau gabung ke ekskul yang udah mati?" sambung pemuda yang memiliki rambut kriting.
"Jadi, gue ditolak?"
"Bukan-bukan, bukan kayak gitu, Kak." Sepertinya mereka panik.
"Kalau emang lo serius mau gabung. Nanti, gue tanyain ke ketuanya," ujar Rave. "Nanti kita kabari lo lagi."
"Oke." Shei berdiri. "Gue akan balik lagi kesini besok."
Kenapa dia tiba-tiba pengen gabung sama marching band? Batin Alya resah.
Padahal baru aja ada kabar nggak enak tentang lo, tapi sikap lo biasa-biasa aja, nggak mempengaruhi lo. Gue salut. Dalam hati Ello tersenyum.
...****************...
Malam telah tiba, Shei baru saja keluar dari kamar mandi setelah mandi. Dia berjalan ke mejanya, dan memeriksa ponselnya. Sebuah posting foto dirinya yang menjadi lebih buruk dalam reputasinya. Shei membuka akun Instagram tersebut dengan nama @Broken_flower.
Tidak banyak pengikut, dia juga tidak mengikuti banyak orang. Shei sudah mengira bahwa akun ini akun rahasia, orang itu menyembunyikan identitasnya. Tapi. Dia tertegun setelah melihat siapa yang orang itu ikuti di Instagram, yaitu Instagram SMA Bakti Nusa, Instagram Nusantara High School dan Instagram Flower Class. Orang itu mengikuti akun sekolah lama, sekolah barunya, dan kelasnya.
Ini gila.
Shei mencoba mencatatnya di sebuah buku. Dimana orang ini tahu tentang Shei, dan masa lalunya. Shei juga akan segera mencatat siapa-siapa saja anggota marching band. Karena sebuah surat misterius itu.
"Tapi. Yang nyebarin foto di akun media sosial, sama surat misterius itu apa orang yang sama? Atau mungkin beda?"
Shei masih tidak yakin dengan itu. Karena surat pertama yang Shei terima malah memberikan sebuah petunjuk untuk menemukan pelaku yang telah menjebak di sekolah lamanya. Sementara surat kedua dan akun ini, menambah masalah buruk terhadapnya.
Shei mencatat nama Alya dalam bukunya. Orang yang pertama kali dia curigai adalah Alya, karena siapa lagi yang akan tahu tentang masa lalunya, hanya Alya. Tapi, jika benar itu Alya....
Shei segera menggeleng kepalanya, tidak mau berprasangka buruk terhadapnya.
Shei kembali pada ponselnya untuk menelpon sahabatnya, Lisa.
...Nomor yang anda tuju tidak terdaftar...
Shei kembali mencobanya.
...Nomor yang anda tuju tidak terdaftar...
"Lisa ganti nomor?" Bingung Shei. Dia pun mencari kontak lain yaitu sahabatnya juga di sekolah lamanya, David. Shei mencoba menghubunginya.
...Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat dihubungi...
"Kenapa mereka berdua susah dihubungi?"
Kesalnya.
"Apa mereka nggak mau temenan lagi sama gue?"
...🌸...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments