BAB 9 Sesuatu Yang Akan Menjadi Awal

Hari yang panjang berada di sekolah untuknya, apa yang ia rasakan adalah menyebalkan. Setelah pulang sekolah Shei langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur sampai ia tertidur, langit telah berubah gelap.

Pintu kamar tidak tertutup rapat, nenek bisa melihat ke dalam melihat Shei yang tertidur dengan seragam sekolahnya. Nenek juga merasa khawatir dengan cucunya itu.

"Shei..."

"Eumgh..?" Shei menggeliat.

"Bangun, kamu belum makan dari pulang sekolah, liat tuh keluar udah gelap."

"Emgh iyah, Omah." Shei terbangun meski matanya masih menutup.

"Kamu mandi terus udah itu langsung makan yah."

"Heem."

Nenek mencium keningnya. Shei tersenyum.

Sebelum mandi, Shei mengecek ponselnya terlebih dahulu, membuka forum chat bersama Lisa, pesan kemarin masih centang satu, Lisa offline atau berganti nomor.

"Apa Lisa ganti nomor yah? Tapi kenapa nggak ngasih tahu gue."

"Nanti gue coba telepon deh atau nggak nanti gue tanya David."

Kruyuk...

Suara perut Shei terdengar, keroncong.

"Leper."

"Mandi dulu."

Shei bersemangat sekali untuk mandi karena dia ingin cepat-cepat makan.

...****************...

Rave berada di depan rumahnya sambil menelpon seseorang.

"Yah, heem, langsung kirim ke email gue. Thanks."

Rave mengakhiri panggilan, di saat dia akan berbalik untuk memasuki rumah.

"Gruuoahhhh...!"

"Astaga!"

Rave terperanjat, dia benar-benar terkejut. Ello cengegesan disana setelah berhasil mengejutkan Rave.

"Hahahahah."

Rave mendengus kesal.

"Habis teleponan sama siapa?" tanyanya.

"Paman Retno," bohong Rave.

Dan Ello percaya apa yang dikatakan teman masa kecilnya. Ello tahu bahwa paman Retno, seorang polisi, adalah teman ayahnya Rave. Paman Retno juga wali Rave, karena kedua orang tua Rave telah meninggal dunia. Rave sama sekali tidak pernah melihat ibunya secara langsung, karena ibunya meninggal saat melahirkan dia, sedangkan ayahnya meninggal dalam perang di Lebanon ketika Rave berumur 15 tahun.

Ello bisa ada di sini karena rumah dia dengan Rave tetanggaan.

"Lo mau kemana?" Kali ini Rave yang bertanya.

"Nih ngasih makan buat lo, dari nyokap."

Rave tersenyum senang. "Makasih."

"Beruntungnya lo punya sahabat macam gue," ucapnya bangga pada diri sendiri.

Rave tersenyum mengejeknya, dia berjalan masuk ke dalam rumah diikuti oleh Ello. Mereka sudah berada di dalam rumah.

"Ngapain kesini?"

"Kenapa emang? Rumah ini juga udah kayak rumah gue. Silahkan silahkan lo makan dan anggap aja ini rumah lo sendiri," seloroh Ello yang langsung terduduk di sofa menyalakan televisi.

"Nggak tahu malu," ejek Rave sambil membuka tempat makan, dan melahap isinya.

...****************...

Shei baru saja selesai makan malam bersama neneknya.

"Shei."

"Iyah, Omah?"

"Hari ini kamu kenapa, ada masalah? Cerita sama omah."

"Nggak kok omah."

"Atau kamu nggak seneng tinggal disini sama omah?"

"Nggak nggak nggak kok omah. Shei seneng kok bisa tinggal sama omah."

Neneknya terdiam sejenak. "Apa di sekolah ada masalah? Kamu nggak seneng sama sekolahnya?"

Shei sejenak terdiam, lalu ia tersenyum agar tidak membuat neneknya cemas. "Omah,, Shei nggak papa, Shei senang kok ada disini, cuman Shei lagi kangen aja sama mamah sama papah."

Nenek sedikit lega ternyata cucunya hanya sedang merindukan orang tuanya. "Dari dulu... mamah sama papah kamu itu sibuk mulu, kerja terus, sampai lupa sama anaknya sendiri."

Shei hanya tersenyum. Nenek menatapnya lembut.

"Omah seneng ada kamu disini, omah jadi nggak kesepian. Omah juga jadi inget waktu kamu kecil kamu tinggal sama omah. Persis kayak ginih, kamu ditinggal kerja sama mamah papah kamu itu."

"Omah, waktu itu aku lagi umur berapa? Aku nggak terlalu inget heheh."

"Mmm kalau nggak salah,, umur lima tahun iyah. Waktu itu juga kamu sering maen sama keluarga Mahendra."

"Keluarga Mahendra? Siapa itu omah?"

"Rumah pejabat yang kamu tanyain itu."

"Maksud omah Alvin?"

"Nah iyah anak pak Mahendra, namanya Alvin sama Gadis. Kamu masih inget suka maen sama mereka?"

Shei berseri. "Enggak."

Jadi, Alvin punya saudara perempuan. Gue jadi pengen inget kenangan masa kecil gue sama Alvin. Ah kenapa gue bisa lupain itu sih. Dalam hati Shei menyesal.

"Ah iyah omah. Aku satu sekolah sama Alvin, sekelas juga."

Nenek terkejut dengan matanya berbinar senang. "Bagus dong. Omah lega, kamu ada temen di sekolah. Mamah kamu bilang, kamu kesulitan punya temen yang baik, kamu juga bandel di sekolah dulu."

"Nggak omah nggak. Mamah mah dilebih-lebihkan, padahal mah Shei anak baik kok di sekolah rangking juga masuk sepuluh besar."

Iss mamah mah comel. Batin Shei sedikit kesal.

Nenek terkekeh.

"Omah, Shei mau keluar boleh?"

"Keluar kemana?"

"Jalan-jalan sebentar, Shei bosen di rumah terus. Omah juga ayok ikut."

"Nggak ah omah nggak ikut, pasti kamu maennya lama, nanti kaki omah sakit kamu mau mijitin?"

Shei dengan cepat menggeleng kepalanya.

Cucu yang laknat.

Nenek tersenyum. "Nanti biar paman Jaka yang nemenin kamu."

Shei tersenyum angguk. Dia begitu senang.

...****************...

Rave sedang mencuci tempat makan ibu Ello, ketika dia selesai dia menyekanya dan akan segera mengembalikannya kepada pemiliknya.

"El... Elmo?" panggil Rave. "Ini tempat makan bawa lagi."

Namun, ketika dia melihat ke ruang tengah, Ello tertidur di sofa. Rave tersenyum tipis, dia berjalan mendekat dan mematikan televisi yang tidak ditonton. Lalu setelahnya ia masuk ke dalam kamar, dia menyalakan laptop untuk memeriksa email yang ia tunggu-tunggu.

Sebuah email masuk dari seseorang, Rave membukanya, menerima beberapa foto yang dikirim orang itu. Rave tidak bereaksi sama sekali, terdiam.

"Rave?"

Deg

"Yah?" Rave segera menoleh dan menutup laptopnya. "Lo udah bangun."

"Hum. Gue pulang yah, ngantuk."

Rave mengangguk. "Tolong kunciin gerbangnya."

"Iyah."

"Ah iyah." Rave lupa sesuatu. "Tempat makannya udah gue cuci, lo bisa langsung bawa. Makasih."

"Oke gue cabut yah hwaaah..." pamitnya sambil menguap.

Rave tersenyum melihatnya. Padahal sekarang belum terlalu malam, masih pukul tujuh. Tapi Ello sudah mengantuk.

...****************...

Shei sudah berada di mall, akhirnya Shei bisa merasakan kenikmatan harumnya berbelanja. Sudah lama dia tidak menghibur dirinya, biasanya jika berjalan-jalan seperti ini selalu ditemani Lisa dan... Babu yaitu Alya. Shei segera menghampus ingatan itu, dia tidak mau merusak suasana hari ini.

"Paman."

"Iyah, Non?"

"Paman nggak papa kalau mau pergi, nanti kalau Shei selesai, Shei telepon paman."

"Oh gituh. Yaudah atuh paman mau ke sebelah sana dulu."

Shei tersenyum. "Iyah paman."

Shei melihat sekelilingnya, tersenyum lebar. Kepenatannya perlahan hilang hanya dengan berada disini, melihat berbagai macam barang, pernak pernik dan sejenisnya.

Shei memasuki toko pakaian yang cukup bermerek. Dia melihat sekeliling mungkin jika ada yang cocok dia akan beli. Shei mengambil dress berwarna putih dengan bunga-bunga di atasnya.

"Cocok buat lo yang cantik."

Shei terperanjat kejut, bola matanya seolah akan keluar.

"Hai," sapanya pada Shei.

Shei masih menetralkan detak jantungnya karena terkejut. Seseorang yang dia kenal, seorang siswa yang telah menunjukkan ruangan Kepala Sekolah meskipun dia harus dijahili terlebih dahulu. Dia juga teman sekelasnya. Shei lupa namanya.

"Langsung beli, cocok seriusan."

"Ah iyah," jawabnya sedikit ragu bukan karena baju yang ia beli namun terhadap orang ini. "Mbak tolong bungkus yang ini."

Shei menyerahkan dress itu, dia membelinya. Setelah selesai membayar pakaiannya, ternyata orang tersebut masih di sini melihat-lihat pakaian khusus laki-laki.

"Shei Shei.. sinih."

Orang itu memanggil Shei, tidak tahu kenapa Shei menghampirinya.

"Bagus yang mana?" Dia meminta Shei memilihkan kaos, membandingkannya.

"Bagus yang ini," tunjuk Shei memilih warna putih dengan sedikit garis berwarna merah biru. "Kalau yang satunya terlalu rame."

"Gue juga mikir gitu," balas dia tersenyum. "Mbak jadinya yang ini, tolong bungkusin."

Shei dan orang itu masih saling menatap, Shei tampak seperti bingung mencoba mengingat namanya sementara orang itu terus berseri-seri seperti orang bodoh.

"Kayaknya lo lupa nama gue yah?"

Akhirnya. Shei hanya berdeham.

"Gue Joy, Joy yang paling ganteng di Baknus."

Shei mendengarnya malas, namun sekarang ia mengingatnya. Si Kacamata Hitam.

Pegawai disini menghampiri Joy dan memberikan bingkisan. "Tuan, ini sudah saya bungkus."

"Makasih," balas Joy senyum.

Meski Shei mendengar keanehan terhadap pegawai yang memanggil Joy dengan tuan. Pegawai itu tidak lama pergi.

"Thanks udah milihin kaosnya," ucap Joy.

"Thanks juga sama pilihan dress nya," balas Shei. "Em kalau gitu gue cabut."

"Bareng," kilah Joy.

Mereka berjalan bersampingan meski agak canggung untuk Shei.

"Lo sering belanja ke toko tadi?"

"Nggak, baru."

"Ohh... lo sering-sering aja belanja disana, nanti kalau lo belanja minimal satu juta suka dikasih voucher diskon, lumayan kan," cetus Joy, dia seperti marketing tengah mempromosikan produknya.

"Tokonya punya lo?"

Joy berseri mengangguk. "Keren, lo bisa langsung nebak."

Semua orang akan berpikiran sama, dimana ada orang yang tidak membayar untuk belanjaannya, dan sudah sepantasnya anak ini selalu berdandan modis.

"Non Shei..."

Paman Jaka ternyata sudah tiba tampa harus dihubungi.

"Paman, kita pulang sekarang."

Paman Jaka angguk dan seseorang yang bersama Shei, melambai tangan padanya sambil tersenyum.

"Hallo, Paman," sapa Joy. "Saya temennya Shei."

Paman Jaka tersenyum senang ternyata Non Shei sudah mempunyai teman.

"Ayok, Paman," ajak Shei untuk segera pergi.

"Shei... dadah... hati-hati, sampai ketemu di sekolah," teriak Joy melambai-lambaikan tangannya.

Shei cepat-cepat pergi, dan mengabaikan Joy disana.

...🌸...

Terpopuler

Comments

Sedang Bertapa

Sedang Bertapa

ceritanya bagus..

lanjutt kak.. salken dari saya..

2021-08-06

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG SERIES 2
2 BAB 1 Kepindahan
3 BAB 2 D-Day School
4 BAB 3 School Tour
5 BAB 4 Perubahan Sikap
6 BAB 5 Mood
7 BAB 6 Rahasia Terdalam
8 D'OAS SERIES 2
9 BAB 7 Real Friend
10 BAB 8 Menyapa Teman Lama
11 BAB 9 Sesuatu Yang Akan Menjadi Awal
12 BAB 10 Surat Misterius
13 BAB 11 Marching Band
14 BAB 12 Sosmed
15 BAB 13 Akhir Pekan (1/2)
16 BAB 14 Akhir Pekan (2/2)
17 BAB 15 Uluran Tangan
18 BAB 16 Haru
19 BAB 17 Anggota Baru
20 BAB 18 Bolos
21 BAB 19 Anak Nakal
22 BAB 20 Termasuk Sahabat?
23 BAB 21 Bergelut Pikiran
24 BAB 22 Merah
25 BAB 23 Kian Masa Lalu
26 BAB 24 Suspicious
27 BAB 25 Brave
28 BAB 26 Bagian Yang Hilang
29 BAB 27 Sibling?
30 BAB 28 Saling Berpikir
31 BAB 29 Past
32 BAB 30 Friendship
33 BAB 31 Sebuah Alasan
34 BAB 32 Pernah
35 BAB 33 Menarik Memori
36 BAB 34 Rumah
37 BAB 35 Cat Vs Lion
38 BAB 36 Shttt
39 BAB 37 Ujian Akhir
40 BAB 38 Bundar Kesakitan
41 BAB 39 Penjelasan
42 BAB 40 Bamm
43 BAB 41 Morning
44 BAB 42 Go for A Walk
45 BAB 43 Day With You
46 BAB 44 Suddenly
47 BAB 45 Meet Again (1/2)
48 BAB 46 Meet Again (2/2)
49 BAB 47 I Know
50 BAB 48 Envy
51 BAB 49 Defended
52 BAB 50 Love
53 BAB 51 Will Notice It
54 BAB 52 Pelaku Pertama
55 BAB 53 Posisi Yang Berbeda
56 BAB 54 Save Me
57 BAB 55 Puzzle
58 BAB 56 Dies Natalis or Not
59 BAB 57 Dies Natalis
60 BAB 58 Dies Natalis or Yes
61 BAB 59 Everything Will be Just Fine
62 BAB 60 Where are You
63 BAB 61 Sheila
64 BAB 62 NHS
65 BAB 63 Kanan
66 BAB 64 Adanya Teman
67 BAB 65 Packing
68 BAB 66 Lupakan Keluh Kesahmu
69 BAB 67 Permainan
70 BAB 68 Sebuah Foto
71 BAB 69 Jawaban
72 BAB 70 Happy Day
73 BAB 71 Smell
74 BAB 72 Not Me
75 BAB 73 Memori
76 BAB 74 Awal yang Baru
77 BAB 75 Rekrutmen
78 BAB 76 Fay & Lisa
79 BAB 77 Pelatihan
80 BAB 78 I don't Know Anything
81 BAB 79 Marching Flower VS Geng NHS (1/2)
82 BAB 80 Marching Flower VS Geng NHS (2/2)
83 BAB 81 On whose side?
84 BAB 82 Memori
85 BAB 83 Di Mulai
86 BAB 84 Gelora (1/2)
87 BAB 85 Gelora (2/2)
88 BAB 86 Kelemahan
89 BAB 87 Lisa Got Caught
90 BAB 88 Rave's Reason
91 BAB 89 Bagian Yang Telah Kembali
92 BAB 90 Mess Up
93 BAB 91 Dendam Yang Tak Terbalas
94 BAB 92 Feeling Bad
95 BAB 93 Flower [End]
96 Diary Of A School Series 2
97 Informasi : Diary Of A School Series 3
98 Karya Baru, Baru Saja Liris!
Episodes

Updated 98 Episodes

1
PROLOG SERIES 2
2
BAB 1 Kepindahan
3
BAB 2 D-Day School
4
BAB 3 School Tour
5
BAB 4 Perubahan Sikap
6
BAB 5 Mood
7
BAB 6 Rahasia Terdalam
8
D'OAS SERIES 2
9
BAB 7 Real Friend
10
BAB 8 Menyapa Teman Lama
11
BAB 9 Sesuatu Yang Akan Menjadi Awal
12
BAB 10 Surat Misterius
13
BAB 11 Marching Band
14
BAB 12 Sosmed
15
BAB 13 Akhir Pekan (1/2)
16
BAB 14 Akhir Pekan (2/2)
17
BAB 15 Uluran Tangan
18
BAB 16 Haru
19
BAB 17 Anggota Baru
20
BAB 18 Bolos
21
BAB 19 Anak Nakal
22
BAB 20 Termasuk Sahabat?
23
BAB 21 Bergelut Pikiran
24
BAB 22 Merah
25
BAB 23 Kian Masa Lalu
26
BAB 24 Suspicious
27
BAB 25 Brave
28
BAB 26 Bagian Yang Hilang
29
BAB 27 Sibling?
30
BAB 28 Saling Berpikir
31
BAB 29 Past
32
BAB 30 Friendship
33
BAB 31 Sebuah Alasan
34
BAB 32 Pernah
35
BAB 33 Menarik Memori
36
BAB 34 Rumah
37
BAB 35 Cat Vs Lion
38
BAB 36 Shttt
39
BAB 37 Ujian Akhir
40
BAB 38 Bundar Kesakitan
41
BAB 39 Penjelasan
42
BAB 40 Bamm
43
BAB 41 Morning
44
BAB 42 Go for A Walk
45
BAB 43 Day With You
46
BAB 44 Suddenly
47
BAB 45 Meet Again (1/2)
48
BAB 46 Meet Again (2/2)
49
BAB 47 I Know
50
BAB 48 Envy
51
BAB 49 Defended
52
BAB 50 Love
53
BAB 51 Will Notice It
54
BAB 52 Pelaku Pertama
55
BAB 53 Posisi Yang Berbeda
56
BAB 54 Save Me
57
BAB 55 Puzzle
58
BAB 56 Dies Natalis or Not
59
BAB 57 Dies Natalis
60
BAB 58 Dies Natalis or Yes
61
BAB 59 Everything Will be Just Fine
62
BAB 60 Where are You
63
BAB 61 Sheila
64
BAB 62 NHS
65
BAB 63 Kanan
66
BAB 64 Adanya Teman
67
BAB 65 Packing
68
BAB 66 Lupakan Keluh Kesahmu
69
BAB 67 Permainan
70
BAB 68 Sebuah Foto
71
BAB 69 Jawaban
72
BAB 70 Happy Day
73
BAB 71 Smell
74
BAB 72 Not Me
75
BAB 73 Memori
76
BAB 74 Awal yang Baru
77
BAB 75 Rekrutmen
78
BAB 76 Fay & Lisa
79
BAB 77 Pelatihan
80
BAB 78 I don't Know Anything
81
BAB 79 Marching Flower VS Geng NHS (1/2)
82
BAB 80 Marching Flower VS Geng NHS (2/2)
83
BAB 81 On whose side?
84
BAB 82 Memori
85
BAB 83 Di Mulai
86
BAB 84 Gelora (1/2)
87
BAB 85 Gelora (2/2)
88
BAB 86 Kelemahan
89
BAB 87 Lisa Got Caught
90
BAB 88 Rave's Reason
91
BAB 89 Bagian Yang Telah Kembali
92
BAB 90 Mess Up
93
BAB 91 Dendam Yang Tak Terbalas
94
BAB 92 Feeling Bad
95
BAB 93 Flower [End]
96
Diary Of A School Series 2
97
Informasi : Diary Of A School Series 3
98
Karya Baru, Baru Saja Liris!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!