Berlanjut...
Pembelajaran baru saja selesai, seseorang terlihat mendatangi bangku Shei.
"Ini, formulir pendaftaran ekstrakurikuler."
Dia Alya yang baru saja memberikan formulir pendaftaran kepada Shei.
"Ambil lagi, gue nggak bakal ikut apa-apa," tolak Shei.
"Shei, lo harus ikut, itu nilai tambah buat raport lo nanti," sahut Ello.
"Terserah," ketusnya lalu bangkit dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan kelas.
Ello menatap Alya, Ketua Kelas Flower. "Alya, tenang aja gue bakal bujuk dia buat ikut ekstrakurikuler." Dengan percaya dirinya dia mengatakan itu, dia segera bangkit untuk menyusuli Shei.
Alvin memperhatikan mereka tadi, lalu melirik Rave yang masih duduk di bangkunya. "Kayaknya aku bakal bertahan lama duduk disini."
"Gue nggak jamin itu," ledek Rave tersenyum tipis, dia pun pergi.
Tidak ada perasaan marah terhadap Rave, malah Alvin menyukainya. Dimata Alvin, Rave itu unik.
......................
Shei malas ke kantin, pasti banyak orang yang membicarakannya. Akhirnya Shei mencari tempat yang nyaman di sekolah ini untuk menyendiri dan menenangkan pikirannya.
Duduk di sebuah kursi yang mengelilingi pohon ijo yang orang-orang sebut sebagai pohon keramat. Segera memasangkan earphone, berbaring disana sambil mendengarkan musik menengadah ke langit, menutup mata.
Sangat sejuk.
Mungkin ini akan menjadi tempat favorit Shei, karena tidak banyak orang yang dapat kemari, mereka takut akan rumor pohon ijo ini.
"Kelas Flower sekarang jadi sering ribut gara-gara kedatangan murid baru itu, Shei."
"Bener. Padahal kelas Flower dikenal kelas yang paling adem, solid, sekarang... hah gue kasian."
"Gue heran kenapa dia bisa diterima di sekolah ini. Yah walaupun sekolah kita juga punya ThreeZ tapi mereka bukan pembully kayak dia."
"Bener tuh, image sekolah jadi jelek nih."
Obrolan-obrolan murid yang melintas itu masuk ke dalam telinga Shei yang tengah tertidur, hilang sudah kenyamanannya. Shei menghela nafas kasar.
Shei pun meninggalkan tempat ini, berjalan melewati sebuah taman sekolah lalu lapangan.
"Kak Shei."
Langkah Shei terhenti menengok ke belakang. Melihat dua siswi menghampirinya.
"Ini buat kak Shei."
"Oh makasih," balas Shei meski terheran.
Dua siswi itu tersenyum lalu pergi.
Seperti di sekolah lamanya, Shei juga sering mendapat hadiah dari orang-orang meski image Shei jelek tapi dia juga dikagumi.
Shei membuka tutup botol minuman pemberian dua siswi tadi, dia meminumnya. Segar. Mereka datang di waktu yang tepat ketika Shei memang sedang kehausan.
"Sheiii!!! Awaaaass...."
Klotak!
Shei terperanjat, minumannya jatuh karena ulah bola ini. Shei segera menoleh ke arah lapangan. Menemukan sosok pelakunya tersenyum kikuk di sana, Ello. Ingin rasanya mencakar-cakar dia, tapi Shei berusaha menahan emosinya. Kali ini Shei membiarkannya pergi tanpa mengoceh.
"Shei?"
"Shei...."
"Shei tungguin."
Ello ternyata menyusuli Shei, Ello menyamakan langkah kaki dengannya.
"Hei sorry. Gue bakal ganti minuman lo itu."
"Nggak usah," tolaknya dengan datar.
"Nggak boleh nolak."
"Eh El?"
Lagi-lagi Ello menggenggam tangannya, mengajak pergi.
"Nggak usah pegang-pegang, gue bisa sendiri."
"Ouu okay," balas Ello tersenyum melepaskannya.
Shei tengah menunggu Ello yang tengah menggantikan minuman yang jatuh karenanya. Tidak lama Ello kembali memberikan minuman yang sama kepada Shei.
Padahal Shei tidak masalah jika tidak diganti, karena minuman tadi juga pemberian orang lain.
"Thanks."
Shei tidak meminumnya, dia melirik Ello yang sedang minum sampai minumannya habis. Shei menatap.
"Hah.. tenggorokan gue adem," ucap Ello. Ello kehausan karena telah bermain sepakbola. "Shei."
"Hem?" balasnya malas.
"Ikut ekstrakurikuler atau club sekolah?"
"Nggak. Gue cabut dulu, thanks minumannya."
Shei beranjak pergi namun Ello tetap mengejarnya. Shei dibuat kesal.
"Lo bisa nggak nggak ngikutin gue?"
"Nggak bisa," kekehnya.
Shei mendengus kelas. "Terserah."
"Rumah lo dimana? Boleh gue maen ke rumah lo?"
"Nggak."
"Kenapa?"
"Emang lo siapa?"
"Bukannya kita temen sekelas?"
Shei memalingkan wajahnya. Tidak bisa menjawab.
......................
Rave berada di kelas sambil mendengarkan musik dengan earphone-nya. Sementara Alya baru saja kembali ke kelas dibuntuti oleh Ghesa dan Joy.
"Alya, ayok dong cerita."
"Gue nggak tahu apa-apa, Ghesa, Joy," terangnya lalu duduk.
"Lo kan satu sekolahan sama Shei, masak nggak tahu sih tentang Shei."
"Yah seperti sekarang ini, Shei itu populer di sekolah lamanya."
"Alya. Gue pengen tahu cerita Shei pembully dong," sosor Fay.
Tidak hanya Ghesa dan Joy, semua penghuni kelas yang ada disini menghampiri Alya untuk mendengarkan cerita tentang Shei. Alya mengerutkan keningnya kesal.
"Kalau udah tahu lo lo pada mau apa?"
Semua orang segera menoleh ke arah sumber suara, mereka langsung terdiam karena orang yang sedang digosipkan mendengarnya. Shei berjalan mendekati mereka, mereka memberi jalan akses untuknya. Shei dengan Alya saling bertatapan, Alya gugup.
"Hei Babu," sapa Shei. Degup jantung Alya gelisah. "Gue seneng bisa ketemu lo lagi." Shei menyeringai.
Semua orang nanap dan bertanya-tanya apa yang terjadi antara Shei dengan Alya.
Degupnya semakin kencang, entah kenapa Alya yang memandang Shei begitu berbeda. Sekarang Shei bahkan lebih menakutkan, dari sebelumnya dibarengi dengan kekonyolannya. Shei sekarang berdarah dingin.
"Hei awas awas...."
"Minggir."
"Minggir kalian mau lewat nih."
Suara keributan terdengar beberapa murid bukan anggota kelas Flower masuk ke dalam.
"Mana Shei?"
Mendengar namanya terpanggil, Shei menoleh.
"Ah Shei hai," sapa mereka ramah setelah melihat sosok yang dicari-cari.
"Ada apa cari gue?"
Dinginnya.
Semua orang tertegun kagum pada sikap Shei yang berani terhadap mereka. Yah, mereka termasuk anggota geng ThreeZ. Salah satunya adalah pemimpin mewakili geng ThreeZ perempuan yaitu kelas tiga alias senior kita dari kelas 12, Tiara.
"Shei, mereka itu geng ThreeZ yang pernah gue ceritain ke elo," bisik Ghesa memberitahu Shei.
Shei acuh tidak peduli siapa mereka ini.
Tiara merangkul Shei. "Lo pasti tahu kita itu siapa."
"Nggak," tawarnya.
Semua orang menahan tawanya kecuali mereka ThreeZ yang menahan kekesalannya.
"Diam lo lo pada," bentak Tiara. Tiara berpura-pura ramah kembali kepada Shei. "Kita itu dari club ThreeZ."
"Phtt club bukannya geng yah?" celetuk Ghesa.
Tiara menatap tajam padanya, Ghesa membeku.
"Ginih Shei, kita itu mau ngajak lo ikut gabung sama ThreeZ. Kalau lo masuk anggota kita lo bakalan dikenal dan lo juga bakalan dilindungi dari orang-orang macem mereka dengan mulutnya yang sering nyinyir."
"Sorry, tanpa gue masuk ke geng kalian, gue udah dikenal," aku Shei sombong. "Dan kalian,, nggak usah manfaatin kepopuleran gue buat geng kalian itu."
Ello, yang telah memperhatikan mereka dan tidak bertindak, ingin tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun kali ini Shei sudah memancing emosi ThreeZ, Ello menghampiri Rave yang selama ini duduk manis dengan earphone yang masih menempel di telinganya.
"Rave," panggil Ello, Rave menengok. "Lo mau diem aja?"
"Apa? Mereka?" tunjuk Rave.
Ello angguk.
"Tanpa gue, dia bisa ngatasin sendiri," kata Rave merujuk pada Shei.
"Tapi dia malah mancing emosi mereka."
"Yaudah sama lo aja sana."
"Kalau gue yang nyamperin mereka malah ngelunjak bakalan manggil bang Handika pemimpin mereka, masalah bakalan nambah-nambah. Mending lo yang samperin mereka, lo kan pawangnya."
Rave memutar bola matanya malas. Dia segera bangkit untuk melerai mereka.
"Gue udah baik-baik bicara sama lo, lo belagu amat. Cih! Kenapa orang-orang suka sama lo, cantik juga enggak, sikap lo itu lebih buruk daripada geng ThreeZ. Dasar pembully."
Dibawah sana tangan Shei sudah mengepal kuat-kuat, Shei berusaha tidak membuat keributan.
"Ekhm." Suara deheman Rave membuat mereka menengok padanya. "Sebentar lagi kelas mau dimulai, kalau urusan kalian dah beres, kalian boleh tinggalin kelas ini."
"Tahu pintu keluarnya kan? Atau mau dianter?"
Mereka kesal, bertambah kesal karena adanya Rave. Mereka pun pergi tampa sepatah kata lagi.
Rave membalik, matanya dengan Shei saling bertemu. Rave bergumam sambil tersenyum miring. "Menarik."
Shei tidak bisa lagi bersikap seperti sebelumnya ketika melihat Rave.
...🌸...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Alin_25
apa mungkin di balik sikap dinginnya Shei, ada cerita yang Dia simpan🤔🤔
2021-07-31
1
Reine
Shei sama Ello ea~ semangat up nya
2021-07-06
2