BAB 7 Real Friend

Shei baru saja keluar dari kamar mandi bersiap untuk pergi ke sekolah. Dia kembali berdandan seperti Shei sebelumnya, rumor dia kembali ke sekolah barunya karena masalah di sekolah lamanya.

"Shei, lo harus kuat." Ucapnya pada diri sendiri di saat bercermin.

"Sebelumnya lo bisa melalui ini semua, sekarang lo juga pasti bisa. Semangat!"

Shei pergi sambil menghibur dirinya sendiri. Ketika dia keluar, dia menemukan nenek yang sedang menyiram bunga dan paman Jaka yang sedang menyeka mobil.

"Shei? Kenapa dandanan kamu kayak gituh, kemarin udah cantik, sini omah rapihin."

"Nggak, Omah. Shei nyaman kayak ginih," tawar Shei. "Shei berangkat dulu." Pamitnya.

Sikap Shei berubah, nenek terheran.

"Non Shei, ayok paman anterin."

"Makasih paman. Tapi, Shei mau berangkat sendiri naik busway," sahutnya. "Omah paman, Shei berangkat."

No, I think I'll stay in tonight

Skip the conversations and the, oh, I'm fine's

No, I'm no stranger to surprise

This paper town has let me down too many times

Why do I even try?

Give me a reason why

Shei pergi membuat omah dan paman Joko kebingungan. Berjalan untuk sampai ke halte, sambil memasangkan earphone di telinganya, mendengar sebuah lagu untuk mengalihkan pikirannya terhadap masalahnya.

I thought that I could trust you, nevermind

Why all the switching sides?

Where do I draw the line?

I guess I'm too naive to read the signs

"Lagi dengerin apa?"

"Astaga!" Shei terperanjat kejut, melihat teman sekelasnya ada di depannya. Shei mentralkan nafasnya.

Alvin tersenyum ikut duduk di samping Shei. Shei jadi teringat kejadian kemarin, setelah melihat Alvin yang membantunya untuk membolos sekolah. Meski tentu saja Alvin sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada Shei, namun Alvin sangat paham ia tidak banyak bicara.

"Soal kemarin..."

"Gue nggak bakalan bantu lo lagi buat bolos," tukasnya sambil terkekeh. Shei tersenyum, berusaha untuk tersenyum. "Gue harap itu pertama dan terakhir lo bolos."

"Gue nggak yakin," sahut Shei.

Busway telah tiba, Shei dan Alvin segera menaikinya. Shei pun duduk di kursi sebelah kanan.

"Boleh ikut duduk disini?"

Shei segera bergeser ke kursi sebelah, memberi tempat duduk kepada Alvin.

Shei menoleh ke arah jendela, dia melihat ke luar dengan earphone yang masih menempel di telinganya. Sementara Alvin membuka buku yang selama ini dia pegang, dia sedang membacanya sekarang. Beberapa menit telah berlalu, Alvin masih asik dengan bukunya, namun Shei teralihkan oleh pikirannya saat mencuri lirik Alvin. Alvin menyadari hal itu, ia menutup bukunya menoleh pada Shei.

"Bicara."

"Hah?"

"Lo mau ngomong sesuatu sama gue."

"Ah mm, iyah. Lo kenapa nggak nanya?"

"Soal?"

"Kemarin. Mungkin lo udah tahu apa yang terjadi kemarin, orang-orang pasti bicarain gue di sekolah."

Alvin malah tertawa kecil. "Terus apa gue harus ngelakuin yang sama seperti mereka? Ngomongin, maki-maki lo, jauhin lo? Gue bakal percaya sama diri gue sendiri."

"Maksudnya?"

"Apa kata orang tentang lo, gue nggak mikirin. Salah atau nggak nya lo, gue harap lo bisa ngatasin masalah itu, salah meminta maaf kalau nggak ya buktiin."

Alvin tersenyum setelahnya. "Udah sampe." Dia segera berdiri lalu melihat dulu Shei sebelum pergi. "Percaya, orang yang baik akan ada akhir yang bahagia."

Alvin meninggalkan busway lebih dulu. Shei terdiam dengan kata-kata Alvin tadi. Memikirkannya, membuat dirinya lebih percaya diri untuk menyelesaikan masalah ini.

Shei berjalan menuju gerbang sekolah dengan percaya diri meski orang-orang menatapnya dengan tidak senang, meski tidak terdengar tapi bisikan orang-orang serasa masuk, menusuk hati.

Okay Shei. Lakuin seperti sebelumnya.

Shei masuk ke dalam kelas, orang-orang menatapnya. Berjalan ke tempat duduknya, pemandangan sudah dirusak dengan coretan di mejanya 'Pembully Tidak Punya Hati'.

"Siapa yang coret meja gue?" tekannya.

Shei dengan berani menatap semua orang lalu ia menemukan sesuatu spidol di atas meja siswi yang ia kenal sebagai pengagum Ello. Shei menghampirinya.

"Hapus."

Siswi itu gugup.

"Hapus," tekan Shei lagi.

"Kenapa nyuruh gue?" dengusnya.

"Lo yang udah ngotorin meja gue."

"Bukan! Jangan nuduh sembarangan!"

Shei menyeringai mendengar hal itu. "Nggak suka kan dituduh?"

"Hah?" Siswi bernama Fay itu kebingungan.

Sementara aktivitas Rave yang tengah tertidur, terganggu, meski tidak bangun dia mendengarkan keributan itu.

Shei mengambil spidol di atas meja itu dan menunjukkannya. "Lo pake spidol ini buat nyoret meja gue." Shei memberikannya, dan Fay berdegup kencang karena gelisah. "Gue balik, coretan itu harus udah ilang."

Shei pun keluar dari kelas, orang-orang menatapnya kagum pada sikap Shei itu. Shei berhenti sejenak di depan pintu, menatap sebentar pada seseorang yang membuatnya sedikit kecewa, Ello. Shei pun pergi. Ello pun tersadar, dia berlari untuk menyusul Shei.

Rave yang tertidur akhirnya terbangun. "Lo yang ngelakuin itu?"

Fay menyadari pertanyaan itu untuknya. "Bukan!"

Namun Rave terus menatapnya. Fay menunduk, ia benar-benar tidak bisa menatap balik Rave. Fay pun akhirnya mengangguk mengakui.

"Hapus, gue nggak mau ada keributan di kelas."

Fay bangkit, mengambil tisu basah dan segera untuk menghapusnya.

"Shei..."

"Shei..."

Ello terus memanggil dan mengejarnya.

"Shei, tunggu."

"Apa?" sembur Shei di saat Ello menahan pergelangan tangannya.

"Gue mau minta maaf."

Emosinya mereda setelah mendengar itu.

"Sikap gue kemarin emang salah, lo mau maafin gue?"

Shei hanya berdeham.

"Apapun itu, gue bakal nunggu."

"Ayok," lanjutnya.

"Kemana?"

"Ke kelas lah, nggak denger tadi udah bel? Ayok."

Sesampainya di kelas. Nampaknya, wali kelas Flower telah lebih dulu tiba di kelas.

"Permisi, Pak."

"Kalian berdua datang terlambat, bapak catat poin pinalti kalian. Duduk."

"Terima kasih, Pak."

Shei dan Ello segera duduk.

"Shei," panggilnya.

"Iyah, Pak?"

"Kenapa kamu tidak mengikuti pelajaran kemarin?"

"Itu, saya kurang sehat. Saya langsung pulang."

"Lain kali kalau sakit beritahu. Tapi maaf bapak harus catat poin pinalti kamu itu."

Shei hanya mengangguk. Dia tidak mempedulikan point pelanggarannya itu.

"Ah, maaf pak saya datang terlambat."

Alvin baru saja tiba di kelas.

"Habis darimana?"

"Saya disuruh ke ruangan pak Raja tadi."

"Yasudah duduk."

"Terima kasih, Pak."

Ternyata Alvin diminta untuk kembali duduk di sebelah Rave. Dia pikir itu hanya kemarin, tapi nyatanya dia senang bisa duduk berdua dengan pacarnya. Alvin tersenyum ketika melihat Rave yang tertidur.

"Alvin," panggil Satria. "Bangunkan Brave."

"Baik, Pak."

"Rave... Rave? Bangun." Rave masih belum bangun juga, Alvin mencoba kembali, dia lebih mendekat, dan membisikkan sesuatu. "Kalau nggak bangun, aku peluk kamu sekarang."

Rave segera terbangun dengan gugup, menatap manik Alvin dengan tajam, bukan takut Alvin malah tersenyum. Alvin berhasil menggoda pacar dinginnya ini.

"Bapak akan bagikan lembar kertas ini, bapak harap kalian mengisinya dengan sungguh-sungguh."

"Bukan ujian atau kuis kan, Pak?"

"Lembar ujian hidup kalian di masa depan," sindirnya.

Pak Satria segera memberikan lembaran kertas itu pada murid-muridnya. Pengisian tujuan mereka nanti setelah lulus dari sekolah.

Ello dengan mudahnya langsung mengisi lembar kertas tersebut, dia memimpikan dirinya sebagai penyanyi rock terkenal yang dapat menginspirasi anak muda.

Pandangan Shei lalu beralih pada lembar kertasnya. Dia belum terpikirkan dengan apa yang dia inginkan, apalagi cita-citanya. Dia pun hanya menulis kalimat 'Tidak Tahu'.

Shei meletakkan pulpen, tidak ada beban sedikit pun.

...🌸...

Terpopuler

Comments

Fadilla Sarista

Fadilla Sarista

🤔

2025-01-25

0

Reine

Reine

"Tidak tahu" demi apa:)

2021-07-05

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG SERIES 2
2 BAB 1 Kepindahan
3 BAB 2 D-Day School
4 BAB 3 School Tour
5 BAB 4 Perubahan Sikap
6 BAB 5 Mood
7 BAB 6 Rahasia Terdalam
8 D'OAS SERIES 2
9 BAB 7 Real Friend
10 BAB 8 Menyapa Teman Lama
11 BAB 9 Sesuatu Yang Akan Menjadi Awal
12 BAB 10 Surat Misterius
13 BAB 11 Marching Band
14 BAB 12 Sosmed
15 BAB 13 Akhir Pekan (1/2)
16 BAB 14 Akhir Pekan (2/2)
17 BAB 15 Uluran Tangan
18 BAB 16 Haru
19 BAB 17 Anggota Baru
20 BAB 18 Bolos
21 BAB 19 Anak Nakal
22 BAB 20 Termasuk Sahabat?
23 BAB 21 Bergelut Pikiran
24 BAB 22 Merah
25 BAB 23 Kian Masa Lalu
26 BAB 24 Suspicious
27 BAB 25 Brave
28 BAB 26 Bagian Yang Hilang
29 BAB 27 Sibling?
30 BAB 28 Saling Berpikir
31 BAB 29 Past
32 BAB 30 Friendship
33 BAB 31 Sebuah Alasan
34 BAB 32 Pernah
35 BAB 33 Menarik Memori
36 BAB 34 Rumah
37 BAB 35 Cat Vs Lion
38 BAB 36 Shttt
39 BAB 37 Ujian Akhir
40 BAB 38 Bundar Kesakitan
41 BAB 39 Penjelasan
42 BAB 40 Bamm
43 BAB 41 Morning
44 BAB 42 Go for A Walk
45 BAB 43 Day With You
46 BAB 44 Suddenly
47 BAB 45 Meet Again (1/2)
48 BAB 46 Meet Again (2/2)
49 BAB 47 I Know
50 BAB 48 Envy
51 BAB 49 Defended
52 BAB 50 Love
53 BAB 51 Will Notice It
54 BAB 52 Pelaku Pertama
55 BAB 53 Posisi Yang Berbeda
56 BAB 54 Save Me
57 BAB 55 Puzzle
58 BAB 56 Dies Natalis or Not
59 BAB 57 Dies Natalis
60 BAB 58 Dies Natalis or Yes
61 BAB 59 Everything Will be Just Fine
62 BAB 60 Where are You
63 BAB 61 Sheila
64 BAB 62 NHS
65 BAB 63 Kanan
66 BAB 64 Adanya Teman
67 BAB 65 Packing
68 BAB 66 Lupakan Keluh Kesahmu
69 BAB 67 Permainan
70 BAB 68 Sebuah Foto
71 BAB 69 Jawaban
72 BAB 70 Happy Day
73 BAB 71 Smell
74 BAB 72 Not Me
75 BAB 73 Memori
76 BAB 74 Awal yang Baru
77 BAB 75 Rekrutmen
78 BAB 76 Fay & Lisa
79 BAB 77 Pelatihan
80 BAB 78 I don't Know Anything
81 BAB 79 Marching Flower VS Geng NHS (1/2)
82 BAB 80 Marching Flower VS Geng NHS (2/2)
83 BAB 81 On whose side?
84 BAB 82 Memori
85 BAB 83 Di Mulai
86 BAB 84 Gelora (1/2)
87 BAB 85 Gelora (2/2)
88 BAB 86 Kelemahan
89 BAB 87 Lisa Got Caught
90 BAB 88 Rave's Reason
91 BAB 89 Bagian Yang Telah Kembali
92 BAB 90 Mess Up
93 BAB 91 Dendam Yang Tak Terbalas
94 BAB 92 Feeling Bad
95 BAB 93 Flower [End]
96 Diary Of A School Series 2
97 Informasi : Diary Of A School Series 3
98 Karya Baru, Baru Saja Liris!
Episodes

Updated 98 Episodes

1
PROLOG SERIES 2
2
BAB 1 Kepindahan
3
BAB 2 D-Day School
4
BAB 3 School Tour
5
BAB 4 Perubahan Sikap
6
BAB 5 Mood
7
BAB 6 Rahasia Terdalam
8
D'OAS SERIES 2
9
BAB 7 Real Friend
10
BAB 8 Menyapa Teman Lama
11
BAB 9 Sesuatu Yang Akan Menjadi Awal
12
BAB 10 Surat Misterius
13
BAB 11 Marching Band
14
BAB 12 Sosmed
15
BAB 13 Akhir Pekan (1/2)
16
BAB 14 Akhir Pekan (2/2)
17
BAB 15 Uluran Tangan
18
BAB 16 Haru
19
BAB 17 Anggota Baru
20
BAB 18 Bolos
21
BAB 19 Anak Nakal
22
BAB 20 Termasuk Sahabat?
23
BAB 21 Bergelut Pikiran
24
BAB 22 Merah
25
BAB 23 Kian Masa Lalu
26
BAB 24 Suspicious
27
BAB 25 Brave
28
BAB 26 Bagian Yang Hilang
29
BAB 27 Sibling?
30
BAB 28 Saling Berpikir
31
BAB 29 Past
32
BAB 30 Friendship
33
BAB 31 Sebuah Alasan
34
BAB 32 Pernah
35
BAB 33 Menarik Memori
36
BAB 34 Rumah
37
BAB 35 Cat Vs Lion
38
BAB 36 Shttt
39
BAB 37 Ujian Akhir
40
BAB 38 Bundar Kesakitan
41
BAB 39 Penjelasan
42
BAB 40 Bamm
43
BAB 41 Morning
44
BAB 42 Go for A Walk
45
BAB 43 Day With You
46
BAB 44 Suddenly
47
BAB 45 Meet Again (1/2)
48
BAB 46 Meet Again (2/2)
49
BAB 47 I Know
50
BAB 48 Envy
51
BAB 49 Defended
52
BAB 50 Love
53
BAB 51 Will Notice It
54
BAB 52 Pelaku Pertama
55
BAB 53 Posisi Yang Berbeda
56
BAB 54 Save Me
57
BAB 55 Puzzle
58
BAB 56 Dies Natalis or Not
59
BAB 57 Dies Natalis
60
BAB 58 Dies Natalis or Yes
61
BAB 59 Everything Will be Just Fine
62
BAB 60 Where are You
63
BAB 61 Sheila
64
BAB 62 NHS
65
BAB 63 Kanan
66
BAB 64 Adanya Teman
67
BAB 65 Packing
68
BAB 66 Lupakan Keluh Kesahmu
69
BAB 67 Permainan
70
BAB 68 Sebuah Foto
71
BAB 69 Jawaban
72
BAB 70 Happy Day
73
BAB 71 Smell
74
BAB 72 Not Me
75
BAB 73 Memori
76
BAB 74 Awal yang Baru
77
BAB 75 Rekrutmen
78
BAB 76 Fay & Lisa
79
BAB 77 Pelatihan
80
BAB 78 I don't Know Anything
81
BAB 79 Marching Flower VS Geng NHS (1/2)
82
BAB 80 Marching Flower VS Geng NHS (2/2)
83
BAB 81 On whose side?
84
BAB 82 Memori
85
BAB 83 Di Mulai
86
BAB 84 Gelora (1/2)
87
BAB 85 Gelora (2/2)
88
BAB 86 Kelemahan
89
BAB 87 Lisa Got Caught
90
BAB 88 Rave's Reason
91
BAB 89 Bagian Yang Telah Kembali
92
BAB 90 Mess Up
93
BAB 91 Dendam Yang Tak Terbalas
94
BAB 92 Feeling Bad
95
BAB 93 Flower [End]
96
Diary Of A School Series 2
97
Informasi : Diary Of A School Series 3
98
Karya Baru, Baru Saja Liris!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!