Memilih Pergi

"Padahal aku tadi berniat untuk merubah keputusanku kalau kau merengek sekali lagi." ucap Jova dengan kesal.

"Apa!" Tristan salah tingkah. Ayah dan Ibu tersenyum kecil.

"Ternyata kau malah mengatai ku tidak ada akhlak! dasar bocah sialan!" menjentikkan jarinya di jidat adiknya.

"Yaa ampun kak, kenapa kau selalu menjebak ku sih!" keluh Tristan memelas.

"Whatever!" jawab Jova tidak perduli. "Ayah Ibu aku berangkat." Jova berdiri mencium pipi Ayah dan Ibu.

"Iya sayang hati - hati!" Ibu menjawab.

"Hitungan ke tiga kau belum masuk mobil, aku akan meninggalkanmu. Satu!" teriak Jova di depan rumah.

"Dua!" teriak Jova lagi, dia sudah duduk di dalam mobilnya.

"Tiga! aku sudah disini kakak cantik," Tristan menyahuti dengan senyum modusnya.

Jova hanya melirik dan memundurkan mobilnya keluar pagar dan melajukan mobilnya menuju sekolah Tristan.

"Kak, nanti jemput aku jam 2 ya?" ucap Tristan

"Kau pikir aku supir mu!"

"Ayolah kak"

"Enak sekali, berangkat di antar, pulang minta di jemput"

"Tentu saja kak, aku kan bukan Jelangkung"

"Pulang sendiri, aku sibuk"

"huh!"

10 menit kemudian mereka sampai depan sekolah Tristan.

"Bye kakakku sayang," Tristan mencium pipi Jova.

"Hemm" jawab Jova.

Jova kembali melajukan mobilnya ke kantor.

# # # # # #

Dan sekarang Jova sudah duduk di kursi singgasananya.

"Aku harus memasang alarm. Supaya aku tidak telat di jam Dosen kampret itu!" gumam Jova pelan.

Setelah mensetting alarm 30 menit sebelum jam mata kuliah Alex, Jova melanjutkan membaca email di laptopnya. Berbagai ekspresi muncul di wajah Jova. Sesekali memanyunkan bibirnya, mengangkat sudut bibirnya malas, bernafas kasar. Lalu menyandarkan kepalanya.

Hingga terdengar suara alarm berdering. Jova mematikan alarmnya lalu menutup laptopnya dan mengambil tasnya.

"Aku tidak boleh terlambat!" sambil berjalan keluar ruangan.

"Mira, aku ke kampus!" ucapnya pada Mira di depan ruangan.

"Baik nona" jawab Mira.

Dia turun menggunakan lift. Dia menuju kampus dengan berjalan kaki.

Di gerbang kampus dia melihat Alex keluar dari mobilnya yang terparkir di parkiran khusus dosen.

"Ah! akhirnya aku tidak terlambat!" ucap Jova girang. Dia berjalan menghampiri Alex yang sudah berada di koridor kampus.

"Selamat siang, pak Alex!" sapa Jova pada Alex.

Alex tidak menjawab, hanya melirik sebentar. lalu kembali fokus pada jalan di depannya. Jova memanyunkan bibirnya.

"Hari ini saya tidak terlambat kan pak Alex?" ucap Jova senyum - senyum tidak jelas.

Alex masih tidak perduli.

"Ya ampun, padahal banyak yang terpesona dengan senyum manis ku. Lah ini, melirik saja tidak. Apa dia batu?" gumam Jova pelan yang masih berjalan di belakang mengikuti langkah kaki Alex yang lebar dan cepat.

Tentu saja Jova sedikit tertinggal meski dia sudah sedikit berlari. Tapi sialnya gumaman nya masih bisa di dengar Alex.

Tanpa aba - aba Alex berhenti, Jova yang tidak fokus menabrak punggung Alex.

"Aduh! kenapa berhenti mendadak sih!" pekik Jova yang jatuh terduduk di lantai. Dia memegang ****** nya yang terasa sakit.

Orang - orang di sekitarnya tertawa melihat Jova jatuh karena menabrak dosen killer itu. Tapi tawa mereka seketika berhenti saat mata tajam Alex menatap mereka satu persatu.

Alex berbalik menghadap Jova yang masih terduduk di lantai.

"Maksudmu aku manusia batu?" tanya Alex dengan pelan tapi penuh penekanan.

"Ti.. ti.. ti.. ma.. ma.."

Sial! kemana pita suara ku. Ya Tuhan, rasanya aku ingin tenggelam saja.

Batin Jova.

"Apa!!" tanya Alex dengan nada tinggi.

Jova terlonjak kaget mendengar suara menggelegar Alex. Jova memegang dadanya. Alex berbalik dan meninggalkan Jova tanpa menolongnya berdiri.

"Eh busset! kagak di tolongin," ucap Jova melihat langkah cepat Alex.

Jova berdiri dan berjalan malas ke kelasnya. Langsung saja masuk dan dia sudah melihat Alex di sana sedang memberi mata kuliah.

Sial! batin Jova.

"Kau terlambat 2 menit," ucap Alex dengan santainya, saat menyadari Jova yang masuk.

Sudah kuduga, batin Jova.

"Pak, apa tidak bisa kurang dari 5 menit tidak di hitung terlambat?" tawar Jova mengiba.

"Apa aku memberimu kesempatan untuk menawar?" tanya Alex dingin.

"Tidak pak"

"Lalu?"

"Lalu apa hukuman saya pak?" tanya Jova mengalah.

"Temui saya di ruangan saya setelah jam mata kuliah ini selesai."

"Apa bapak tidak bosan ruangan bapak saya injak setiap hari?"

"Diam!" bentak Alex. "Kau sudah membuang waktu ku untuk memberi materi pada teman - temanmu yang niat untuk mengikuti mata kuliah saya," lanjut Alex dengan nada tinggi yang membuat Jova membelalakkan matanya.

Begitu juga teman - teman satu kelasnya.

"Jadi maksud bapak saya tidak punya niat untuk kuliah?" bukannya takut Jova justru berapi - api.

Alex tidak menjawab, dia hanya memperhatikan wajah Jova yang menahan kesal.

"Bapak bisa mengeluarkan saya sebagai daftar mahasiswi bapak sekarang juga. Permisi!" Jova melangkah pergi meninggalkan kelas.

Alex menatap kepergian Jova dengan wajah datar. Teman - teman nya di kelas merasa heran. Berani sekali Jova melakukan itu, batin mereka.

Alex melanjutkan memberi materi seolah tidak terjadi apa - apa.

# # # # # #

Jova kini berada di taman belakang kampus, duduk sendiri di kursi panjang. Entah apa yang dia pikirkan. Raut wajahnya menggambarkan kekesalan. Cukup lama dia duduk di sana. Sesekali mulutnya komat - komit.

Setelah jam kuliah berakhir, Alex keluar dari kelas Jova, berjalan menuruni tangga. Matanya tidak sengaja menatap ke jendela yang memperlihatkan taman belakang kampus. Dia melihat Jova sedang duduk dengan berbicara sendiri. Dia yakin Jova sedang mengumpatnya. Alex tersenyum samar. Dia berlalu menuju ruangannya.

Menjelang tengah hari Jova berjalan menuju kantin sekolah untuk makan siang. Setelah memesan makanan dan minuman, dia mencari tempat duduk dengan membawa pesanannya.

"Hai cantik!" seseorang mengagetkan Jova dari belakang.

"Kau ini, mengagetkan saja!"

"Mangkanya jangan melamun," mengambil minuman Jova tanpa permisi.

"Hai! itukan punya ku, asal comot saja!" bentak Jova.

"Jangan galak - galak dong sayang, nanti cantikmu hilang. Aku akan membelikan mu sekalian yang jual kalau kau mau," ucap laki - laki itu dengan menaik turunkan kedua alisnya beberapa kali.

"Huh!" Jova membuang nafasnya. "Kemana saja kau? dua minggu lebih aku tidak melihatmu," tanya Jova sambil melanjutkan makannya.

"Kenapa? apa kau merindukan ku?" tanya laki - laki itu dengan percaya diri sambil terus meminum minuman Jova.

"Apa kau tidak punya tebakan lain selain menganggap aku rindu padamu?" ucap Jova memasukkan sendok an terakhir ke mulutnya.

"Heheh, aku ikut papi ku ke Belanda untuk bla bla bla," lanjut pria itu cerita panjang lebar.

Jova sudah selesai mengunyah makanan terakhir di mulutnya dan mengambil gelasnya.

"Sialan! di habiskan," ucap Jova melirik laki - laki itu yang masih asyik bercerita.

Dengan kesal Jova mengeluarkan sisa es batu di gelasnya, mengambil satu es batu.

"Hah! rasain!" ucap Jova memasukkan pecahan es batu ke dalam mulut laki - laki di sebelahnya yang masih sibuk bercerita, kemudian berlalu pergi.

"Eh bussett! Jovaaa!" pekiknya, reflek mengeluarkan es batu di mulutnya. "Makin cantik makin bar - bar saja itu cewek" gumamnya.

"Bay!" teriak seseorang jauh di depan laki - laki itu. Seketika dia melambaikan tangan.

"Satu menghilang, satu datang. oh Mommy q sayang terima kasih sudah melahirkan aku setampan ini," gumamnya pelan dengan senyum sok cool milik nya.

"Kemana saja kau Bay? lama tidak membuat ricuh di kampus," tanya gadis itu yang sudah duduk di sampingnya.

"Biasa, aku menemani papi ku ke Belanda," jawab Bayu. "Apa kau merindukan aku juga baby?" dengan senyum modusnya.

"Ish! kau tidak pantas untuk aku rindukan!" jawab gadis itu.

"Kau belum move on juga dari mantanmu itu?"

"Bukan urusanmu! BTW kau tadi bilang apa? juga? memangnya siapa lagi yang sudah kau tanya?" menaikkan sebelah alisnya.

"Tentu saja si cantik Jovanka," ucapnya tersenyum mengingat wajah Jova yang cantik.

"Kau tadi bertemu dia?"

"Iya, ini bekas makanannya," ucapnya menunjuk mangkok bakso bekas Jova.

"Lalu kemana dia sekarang?"

"Aku tidak tau, dia meninggalkan laki - laki tampan seperti ku begitu saja," mengangkat sebelah bibirnya sedih.

"Tampan kepalamu!" gadis itu menoyor kepala Bayu.

"Memang iya, kalian saja yang belum menyadari. Atau mata kalian bermasalah"

"Terlalu percaya diri!" ucap gadis itu di telinga Bayu penuh penekanan. Lalu berdiri dan berlalu dari bangku makan.

"Indira! Kau mau kemana? aku memang tampan!" teriak Bayu pada Indira yang sudah pergi, semua yang berada di kantin memandangnya heran.

"Ya kan? Ya kan?" tanya nya pada mereka yang menatapnya, menutupi rasa malunya. Tapi yang di tanya hanya bergidik dan mengulum senyum.

Setelah itu Bayu berlalu pergi dari kantin.

"Apa iya aku terlalu percaya diri?" gumam Bayu sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

# # # # # #

"Mira, bawa semua laporan hari ini ke ruangan ku sekarang!" perintah Jova pada Mira. Dia sudah di depan pintu ruangannya saat hari menjelang sore.

"Baik, nona," Mira mengikuti langkah Jova. Karena dia sudah menyiapkan laporan harian sebelumnya. Jova duduk di singgasananya dan meminta Mira juga duduk di kursi depannya.

🪴🪴🪴

Terpopuler

Comments

Mel Rezki

Mel Rezki

ruangan bosen diinjak jova mulu. bahkan sampai teriak. wuaduh ni org nginjak ruang ini Mulu🤣🤣🤣🤣

2021-07-28

0

lihat semua
Episodes
1 AKU JOVA!
2 Kenapa Aku Tidak Pernah Jatuh Cinta?
3 Hukuman Lagi
4 Rumah Jovanka
5 Memilih Pergi
6 Diluar Dugaan
7 Cari Informasi Tentang Dia
8 Mencari
9 Andai ...
10 Hukuman Berat
11 Apartemen
12 Pingsan
13 Marah dan Nyaman
14 Malu Tak Berujung
15 Dasar Batu!
16 150 juta???
17 Pindahan 7 Hari
18 Batu Belanja?
19 Mie Goreng
20 Siapa Dia Sebenarnya
21 Cerita
22 Kau Lupa!
23 Dosen Tidak Ada Akhlak!
24 Pertama Kali
25 Pantai Malam
26 Pantai pagi
27 Bayu Devries
28 Fitness
29 Perasaan Apa Ini?
30 Hari ke - 4
31 Dia kan?
32 Game Malam
33 Mencoba Mobil Alexander
34 Genggaman Eratmu
35 Akting Menyebalkan
36 Bukan Jinny oh Jinny
37 Apa Dia Kabur?
38 Curhat!
39 100 Juta Bagai Debu
40 Morning Kiss
41 Di Antar Ke Kampus
42 Sandiwara
43 Perjuangan Carissa
44 Marah!
45 Kesal!
46 Penyesalan
47 Koma
48 Kau Menyukai Putriku?
49 Akhirnya
50 Flashback
51 Sang Pejuang!
52 Pantai Lagi
53 Pengkhianat
54 Itukan Alexander
55 Suami Istri Ribut
56 Siapa G nya?
57 Alexander Gibran?
58 Singapura 1
59 Singapura 2
60 Singapura 3
61 Singapura 4
62 Singapura 5
63 Singapura 6
64 Singapura 7
65 Pulang
66 Persiapan ke Pesta
67 Bagai di Sambar Petir
68 Kenyataan
69 Pergi!
70 Acara yang Terlewat
71 Indira!
72 25D
73 Devan?
74 Singapura 8
75 Singapura 9
76 Singapura 10
77 Indira 2
78 Singapura 11
79 15 Tahun yang Lalu
80 I Love You!
81 Indira 3
82 Eyang!
83 Singapura 12
84 Lamaran
85 Kunjungan Pertama
86 Belanja
87 Happy Engagement!
88 Semua akan Kembali ke Asalnya!
89 Kepergok
90 Ayah!
91 Maaf Gagal Lagi
92 Pertarungan
93 Rencana
94 Souvenir
95 Carissa Lagi
96 Harapan Palsu
97 Akad Nikah
98 Setelah Akad
99 Rakha dan Indira
100 Pesta
101 Pengantin Baru
102 Pulau Bali 1
103 Pulau Bali 2
104 Pulau Bali 3
105 Sabtu yang di Tunggu
106 Sabtunya Rakha dan Indira
107 Sabtu Malam
108 Mengunjungi Mertua
109 Senin Pagi
110 Minggu Siang
111 Supermarket
112 Kecelakaan Jova
113 Kabar Bahagia
114 Aturan Baru
115 Minum Susu Ibu Hamil
116 Morning!
117 Pembalasan
118 Tatapan Aneh Rakha
119 Pemanasan
120 Pemanasan Season 2
121 Pesta Ulang Tahun 1
122 Pesta Ulang Tahun 2
123 Kembar?
124 Akibat Gado - Gado
125 Baby Twin
126 Kelahiran Baby Twin
127 Kehidupan Baru
128 Perjalanan Waktu
129 Restu Eyang
130 Tahun - Tahun Berikutnya
131 PENGUMUMAN!
132 NOVEL BARU
133 Novel Baru
Episodes

Updated 133 Episodes

1
AKU JOVA!
2
Kenapa Aku Tidak Pernah Jatuh Cinta?
3
Hukuman Lagi
4
Rumah Jovanka
5
Memilih Pergi
6
Diluar Dugaan
7
Cari Informasi Tentang Dia
8
Mencari
9
Andai ...
10
Hukuman Berat
11
Apartemen
12
Pingsan
13
Marah dan Nyaman
14
Malu Tak Berujung
15
Dasar Batu!
16
150 juta???
17
Pindahan 7 Hari
18
Batu Belanja?
19
Mie Goreng
20
Siapa Dia Sebenarnya
21
Cerita
22
Kau Lupa!
23
Dosen Tidak Ada Akhlak!
24
Pertama Kali
25
Pantai Malam
26
Pantai pagi
27
Bayu Devries
28
Fitness
29
Perasaan Apa Ini?
30
Hari ke - 4
31
Dia kan?
32
Game Malam
33
Mencoba Mobil Alexander
34
Genggaman Eratmu
35
Akting Menyebalkan
36
Bukan Jinny oh Jinny
37
Apa Dia Kabur?
38
Curhat!
39
100 Juta Bagai Debu
40
Morning Kiss
41
Di Antar Ke Kampus
42
Sandiwara
43
Perjuangan Carissa
44
Marah!
45
Kesal!
46
Penyesalan
47
Koma
48
Kau Menyukai Putriku?
49
Akhirnya
50
Flashback
51
Sang Pejuang!
52
Pantai Lagi
53
Pengkhianat
54
Itukan Alexander
55
Suami Istri Ribut
56
Siapa G nya?
57
Alexander Gibran?
58
Singapura 1
59
Singapura 2
60
Singapura 3
61
Singapura 4
62
Singapura 5
63
Singapura 6
64
Singapura 7
65
Pulang
66
Persiapan ke Pesta
67
Bagai di Sambar Petir
68
Kenyataan
69
Pergi!
70
Acara yang Terlewat
71
Indira!
72
25D
73
Devan?
74
Singapura 8
75
Singapura 9
76
Singapura 10
77
Indira 2
78
Singapura 11
79
15 Tahun yang Lalu
80
I Love You!
81
Indira 3
82
Eyang!
83
Singapura 12
84
Lamaran
85
Kunjungan Pertama
86
Belanja
87
Happy Engagement!
88
Semua akan Kembali ke Asalnya!
89
Kepergok
90
Ayah!
91
Maaf Gagal Lagi
92
Pertarungan
93
Rencana
94
Souvenir
95
Carissa Lagi
96
Harapan Palsu
97
Akad Nikah
98
Setelah Akad
99
Rakha dan Indira
100
Pesta
101
Pengantin Baru
102
Pulau Bali 1
103
Pulau Bali 2
104
Pulau Bali 3
105
Sabtu yang di Tunggu
106
Sabtunya Rakha dan Indira
107
Sabtu Malam
108
Mengunjungi Mertua
109
Senin Pagi
110
Minggu Siang
111
Supermarket
112
Kecelakaan Jova
113
Kabar Bahagia
114
Aturan Baru
115
Minum Susu Ibu Hamil
116
Morning!
117
Pembalasan
118
Tatapan Aneh Rakha
119
Pemanasan
120
Pemanasan Season 2
121
Pesta Ulang Tahun 1
122
Pesta Ulang Tahun 2
123
Kembar?
124
Akibat Gado - Gado
125
Baby Twin
126
Kelahiran Baby Twin
127
Kehidupan Baru
128
Perjalanan Waktu
129
Restu Eyang
130
Tahun - Tahun Berikutnya
131
PENGUMUMAN!
132
NOVEL BARU
133
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!