The Cursed Wife & God'S Blessed Husband
TOKO BUKU Hello Star
Pengunjung datang silih berganti untuk mencari buku atau novel yang diincar. Hari ini cuaca di ibu kota kekaisaran cukup mendung dan musim gugur bulan kedua membuat cuaca cukup dingin sepanjang malam.
Sekelompok gadis berseragam SMA juga datang ke toko buku tersebut. Mereka mulai mencari novel yang kini sedang populer di kalangan pembaca internet maupun buku fisik.
Mereka tampaknya membicarakan salah satu novel horor yang telah diangkat menjadi film dengan judul yang sama. Namun penulis novel tersebut dikabarkan bunuh diri pagi tadi.
Sekelompok gadis SMA itu membicarakan dengan cukup keras karena beritanya sudah dirilis di internet dan juga siaran berita di televisi. Meski begitu, penjualan novel telah terjual sebanyak satu juta kopi dan filmnya telah tayang di bioskop beberapa hari yang lalu. Alasan kenapa penulisnya bunuh diri masih belum diketahui namun orang-orang mereka menduga jika alasan utamanya adalah depresi.
Penulis tidak memiliki keluarga yang tersisa sehingga tidak ada orang yang bias diberikan kesaksian khusus. Sehingga kasus ini ditutup dengan hasil investigasi catatan bunuh diri. Semua penggemar tidak terima. Namun fakta hanya bisa menampar mereka dan mau tidak mau hanya bisa menerima keputusan pihak berwenang.
Meski begitu, novelnya menjadi lebih populer saat ini dan para pecinta novel mulai membeli untuk koleksi. Filmnya juga masih diputar di bioskop-bioskop yang tersebar di ibu kota serta beberapa bagian kota menengah lainnya.
“Sayang sekali. Padahal aku ingin sekali tanda tangannya.” Salah satu siswi bicara dengan nada yang sedih. Seraya memegang novel horor yang populer tersebut, dia bicara lagi. “Kudengar penulisnya memiliki teman baik?”
“Aku kurang tahu tentang ini. Namun di sesi penyelidikan, seorang wanita yang mengaku sahabatnya berkata bahwa novel tersebut kini diwakili olehnya termasuk uang hasil penjualan buku dan film.” Temannya juga berkata dengan sedikit kesal.
“Apakah itu asli?”
“Ada selembar surat yang ditulis langsung oleh penulis disertai dengan tanda tangannya. Polisi sudah memastikan itu benar.”
“Sungguh baik sekali. Belum lagi sahabatnya juga merupakan teman masa kecil. Ketika kabar bunuh diri penulis diumumkan, sahabatnya ini berada di negara lain untuk syuting film.”
“Ya. Aku masih ingat bagaimana ekspresi wajahnya saat melihat jasad penulis diangkut ke mobil jenazah. Dia menangis histeris dan meraung tidak terima. Aku bisa merasakan emosinya yang dalam.”
Beberapa gadis SMA itu berbincang selama memilih buku di toko tersebut hingga pergi ke kasir untuk membayar. Mereka tidak menyadari jika seorang gadis yang sebaya dengannya telah berada di balik rak buku di mana mereka bicara tadi dan mendengarnya secara tidak sengaja.
Shen Yin melihat kepergian mereka dengan tatapan datar.
Gadis berambut sebahu itu memiliki poni panjang di sebelah kanan dan sisi kiri yang lebih pendek. Sehingga poni sebelah kanannya menutupi mata. Sekilas, gadis ber-hoodie dan memakai rok sekolah berwarna hitam itu terlihat linglung. Dia meletakkan buku bacaan yang sedang diperhatikannya sejak awal, lalu mengeluarkan smartphone.
Gadis itu mencoba untuk mencari tag populer tentang novel horor yang mereka maksud serta film terkait. Kemudian, berita tentang kasus bunuh diri penulisnya pun muncul. Shen Yin menyipitkan mata dan mengetahui nama asli penulis tersebut.
“Li Nuo?” gumamnya merasa heran. Nama pena penulis tersebut adalah Little Rabbit. Waktu kematian adalah pagi tadi di apartemennya.
Shen Yin segera mengakhiri pencariannya dan menyimpan kembali smartphone ke saku hoodie, lalu mengambil buku novel horor yang sedang populer bulan ini.
Deep Story, itulah judul buku tersebut dan setelah melihat sedikit deskripsi pada belakang sampul, dia akhirnya mengerti jika novel tersebut bercerita tentang seorang protagonis wanita yang memiliki kemampuan meramalkan kematian orang lain.
Setelah memutuskan untuk membeli novel tersebut, Shen Yin menuju kasir dan membayarnya. Waktu juga sudah menunjukkan pukul sembilan malam lebih seperempat. Jam sepuluh malam nanti, toko tersebut akan tutup. Setelah membayar buku, Shen Yin keluar dan mendapati jika hujan mulai turun.
Dia segera pergi dan berlari kecil untuk mencegat taksi lalu pulang ke rumah.
Sesampainya di apartemen tempat dia tinggal saat ini, Shen Yin segera masuk tanpa menyapa orang-orang yang juga merupakan penghuni di lantai yang sama.
Shen Yin duduk di depan monitor tiga layar dan memeriksa berita lainnya tentang kasus bunuh diri Li Nuo. Ia bisa melihat seorang wanita bergaun putih melepaskan kacamatanya dan menangis histeris saat melihat jasad Li Nuo mulai dimasukkan ke mobil jenazah.
Shen Yin mengulang beberapa kali dan fokus mengamati wanita yang disebut sebagai sahabat dari penulis. Dia mem-pause beberapa kali di beberapa adegan.
Tak lama setelah itu, Shen Yin menyunggingkan senyum mengejek yang jelas. Dia segera beralih ke layar monitor yang lain dan mulai menggerakkan jari jemarinya yang bergerak cepat di keyboard.
Setelah meretas sesuatu, Shen Yin pun mencibir. “Penulis yang malang,” gumamnya.
Setidaknya untuk malam ini, sudah cukup. Dia akan mencari tahu besok.
...****************...
CATATAN PENULIS: Ini novel yang kesekian. Mohon dukungannya. Jika kalian pembaca baru, mungkin tertarik dengan novel author yang lain. Silakan cek halaman Author saja. Semua nama dan tempat dalam novel ini hanyalah fiktif. Jika ada kesamaan, mohon maafkan. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Dian Dwi Marlina
Aku selalu suka semua novelmu @risajey😍👍
2024-11-19
1
Anonymous
/Good/
2024-09-07
0
Sandisalbiah
gadis berhoodie haram itu mengetahui fakta kalau kematian Li Nuo ada kejanggalan.. dan sahabat penulis menyimpan kebohongan... agar dapat memiliki harta de hasil karya si penulis...
2024-02-27
0