Tidak ada yang tahu, jika pengacau hanya seorang gadis kecil berusia 10 tahun.
Esok paginya, Alena bangun dan mengecek ponsel miliknya untuk memeriksa jumlah tabungan miliknya.
Dia mengambil laptop dan melihat jika beberapa perangkat lunak dan firewall miliknya telah dilirik oleh beberapa perusahaan. Dia mengerjakan beberapa dan mengirimnya langsung, tentu setelah mengirim, dia juga mendapatkan notifikasi di ponselnya.
Sejak kelahirannya kembali kemarin, dia sudah sangat jijik untuk tinggal di bawah atap yang sama dengan keluarga Manuelo.
"Aku telah memiliki cukup uang untuk bertahan hidup tanpa bantuan keluarga Manuelo."
Memandangi laptop keluaran terbaru yang baru saja dibelikan untuknya, Alena tidak memiliki kesedihan ketika memutuskan untuk tidak membawa laptop tersebut.
Begitu dia selesai membersihkan diri, ia turun untuk sarapan bersama keluarga Manuelo.
Dia bisa melihat keluarga Manuelo semua berpakaian formal, hanya dirinya saja yang berpakaian santai.
Selesai sarapan, ketiga anggota keluarga Manuelo memandang Alena dan mengatakan jika mereka akan memiliki bisnis di luar kota dan akan kembali besok pagi.
Alena mengangguk mantap, karena dengan kepergian keluarga Manuelo merupakan kesempatannya untuk meninggalkan keluarga Manuelo.
Namun, satu hal yang membuatnya aneh adalah peringatan wanita yang dulunya sangat ia sayangi ketika di kehidupan pertamanya. Wanita itu terus menerus memperingatinya untuk tidak memasuki ruangan kerja miliknya ketika dia tidak ada.
'Ada sesuatu yang aneh di sini, aku sebaiknya menyelidiki apa yang disembunyikan wanita licik itu.' batinnya
"Baik Bu, aku akan mendengarnya. Besok aku menunggu hadiah dari kalian karena meninggalkanku sendiri."
Ketiganya tersenyum dan langsung meninggalkan Alena.
Alena mengantar kepergian mereka dan mengawasi hingga mobil mereka tidak lagi terlihat.
Dengan cepat Alena berlari untuk memeriksa ruangan kerja wanita yang merupakan ibunya itu.
Memasuki ruangan kerja itu, dia tidak menemukan sesuatu yang aneh. Namun, dia merasa seolah sesuatu yang entah apa menariknya untuk melangkah ke depan lemari buku.
Alena mengernyit bingung dan tanpa sadar mengulurkan tangannya untuk menarik buku Dengan sampul berwarna hitam.
Setelah menarik buku tersebut, ia sangat terkejut karena buku tersebut ternyata bukanlah buku melainkan kotak.
Alena membuka kotak tersebut dan mendapati kalung dengan hiasan Liontin kerang dan mutiara.
Di kehidupan pertamanya, Alena tidak menemukan kalung tersebut, dan sekarang ketika memegangi kalung tersebut, ia merasakan perasaan akrab tertentu.
"Mungkinkah ini milikku?"
Alena bertanya pada dirinya sendiri, dia memutuskan untuk memakai kalung tersebut.
"Kenapa ketika aku memakai kalung ini, aku seolah merasa berada didekat keluarga asliku."
Alen sangat bingung, tapi dia tidak memikirkannya lebih lanjut dan keluar dari ruangan kerja tersebut.
Dia kembali ke kamarnya dan mengemasi beberapa lembar pakaian ke dalam ransel kecil, dan mengganti pakaiannya dengan pakaian kasual.
Meninggalkan ponsel dan buku bank serta laptop yang diberikan oleh keluarga Manuelo, Alena berjalan keluar dari kediaman Manuelo.
Beruntung pelayan di kediaman tersebut tidak menghentikannya dan hanya menatapnya dengan pandangan merendahkan.
Berdiri di luar gerbang, Alena menghela napas dan melangkah menjauh. Di kehidupan ini, dia tidak ingin dimanfaatkan oleh keluarga Manuelo.
Langkahnya cukup ringan dan bibirnya terus dihiasi dengan senyum manis.
"Aku sebaiknya ke bandara dan membeli tiket untuk meninggalkan kota ini."
Alena telah memutuskan, karena kediamannya berada di kompleks perumahan mewah, Alena harus berjalan cukup jauh untuk menemukan taksi.
Sebelum dia menghentikan taksi, sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti di depannya.
Melihat mobil tersebut, Alena memasang wajah datar tanpa ekspresi, karena dia tidak mengenali siapa pemilik mobil mewah tersebut.
Pintu mobil mewah tersebut terbuka dan seorang dengan wajah sangar turun dan membekap Alena.
Karena kekuatan orang tersebut sangat kuat, Alena tidak bisa bergerak ataupun berteriak.
Merasa jika tidak bisa melakukan perlawanan, Alena memilih tetap diam dan tenang.
'Aku diculik?' batin Alena tak berdaya ketika menyadari apa yang dia alami.
Hanya ada dua orang di dalam mobil yang menculik Alena, keduanya memandang Alena dengan persetujuan. Menurut mereka, Alena terlalu takut untuk bereaksi.
Alena melihat keluar jendela mengamati jalan yang dilalui oleh mobil yang menculiknya.
Semakin jauh mobil itu membawanya, pemandangan yang dia lihat juga perlahan berubah.
Setelah sampai di tujuan, kedua orang yang menculiknya segera memerintahkan Alena untuk turun.
Melihat sekitar, itu merupakan dermaga. Dermaga tersebut bukanlah dermaga yang biasa dilalui oleh kapal untuk umum, tapi dermaga yang dibangun khusus.
"Gadis kecil, sebaiknya jangan melawan!" Alena memandang datar dan dingin pada orang yang berbicara padanya.
Untuk sejenak, pria itu merasakan dingin di punggungnya ketika melihat tatapan dingin Alena.
Alena tidak berbicara, dia mengikuti kedua orang tersebut hingga mereka tiba di gudang tua.
Dia bisa melihat banyak anak tengah terikat dan menangis ketakutan. Semua anak yang berada di gudang tersebut memiliki usia 10 tahun ke bawah.
'Perdagangan anak kah?' batin Alena, meski melihat banyak anak yang mungkin berjumlah lebih dari 100, ia tidak mengubah ekspresinya yang tetap datar.
"Karena kau tidak memiliki perlawanan, kami tidak perlu mengikatmu. Pergilah bergabung dengan yang lainnya!" Alena mengangguk dan melangkah menuju kelompok anak yang yang tengah menangis ketakutan.
Sayup-sayup Alena dapat mendengar pembicaraan mereka.
"Kapan kapal untuk membawa anak-anak ini tiba?"
"Sekitar 30 menit lagi."
Tepat ketika 30 menit berlalu, kapal yang akan memuat mereka akhirnya tiba.
Orang-orang berpakaian hitam dengan senjata segera menggiring Alena dan anak-anak yang lainnya untuk menuju kapal.
"Paman jahat, ke mana kita akan dibawa?"
Salah satu dari orang tersebut memandang Alena dengan cibiran.
"Nanti kalian akan tahu."
Alena tidak berbicara lagi dan terus mengikuti orang-orang tersebut menuju kapal besar.
Begitu semua anak-anak naik, kapal besar itu segera berlayar meninggalkan dermaga.
Alena dan yang lainnya ditempatkan di ruangan yang serba gelap tanpa sedikit pun pencahayaan.
Sedangkan Alena dan yang lainnya dikurung. Orang-orang yang menculik anak-anak sedang berada di ruangan tertentu untuk berdiskusi.
"Berapa jumlah anak yang kita tangkap hingga saat ini di Negara B ini?"
"Kita sudah mengumpulkan 1000 anak."
"Sangat baik, 1000 anak sudah cukup untuk saat ini."
..
Di dalam ruangan gelap tersebut, Alena meraba ranselnya dan mengeluarkan sesuatu yang ternyata adalah senter. Awalnya dia tidak ingin membawa senter, tapi karena senter tersebut merupakan benda kesayangannya, jadi dia memilih untuk membawanya.
Menyalakan senter tersebut, ruangan yang tadi sangat gelap segera menjadi terang meski cahayanya tidak terlalu terang.
Alena mengamati semua anak-anak yang berada di ruangan yang sama dengannya dengan datar. Banyak dari mereka memiliki luka lebam pertanda jika mereka dipukuli dan disiksa.
Matanya menyipit dan terus menilai setiap anak hingga pandangannya jatuh pada seorang gadis yang mungkin memiliki usia 8 tahun. Meski gadis itu memiliki luka lebam, tapi tekad untuk hidup sangat membara di kedua matanya.
Alena diam-diam tersenyum kecil dan berdiri menghampiri gadis kecil itu.
.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Arjunn
alena mau dibawa kemana hai orang2 jahat
2021-12-17
3
eva
mantaaappp
2021-11-08
1
(*) 😑 Oppa gabut😁😐😤
heeeem 🤔
2021-09-17
1