“Duduklah dulu, aku ambilkan minum untuk mu sebentar” ucap Dena dengan lembut menyuruh Khanza untu duduk di sofa ruang tengah di rumah papanya ini.
Mereka saat ini sudah sampai di rumah Marco setelah menjemput Khanza dari rumah orang tuanya, sungguh kasihan nya perempuan itu yang harus mendapatkan pelampiasan kemarahan dari orang tuanya.
“Sudahlah nak, tidak perlu menangis lagi. Pasti besok-besok orang tuamu akan luluh, mereka saat ini hanya emosi saja” ucap Marco duduk di single sofa melihat kearah Khanza yang tengah menangis.
“Aku mewakili keluarga Papa Marco meminta maaf atas perbuatan adikku padamu?’ ucap Dirga yang duduk sedikit jauh dari Khanza.
Khanza masih menangis, sambil melihat kearah Dirga apa yang akan dia jelaskan sekarang. Bahwa ini bukan sepenuhnya salah pria dari keluarga mereka.
“Ini diminum dulu, tenangkan dirimu” ucap Dena yang baru saja datang membawa segelas air putih dan langsung duduk di sebelah Khanza yang terisak menangis bahunya naik turun.
“Kamu jangan menangis terus kasihan dengan anak yang kamu kandung” ucap dena lagi mengusap lembut bahu Khanza.
“Aku minta maaf atas kesalahan adikku,” ucap Dena melihat Khanza yang belum berhenti menangis. Tapi saat dia mengatakan hal itu Khanza langsung terdiam sambil melihat Dena.
“Kau ti..tidak perlu minta maaf, di..disini aku yang salah. Aku yang memulainya dulu” ucap Khanza tidak bisa melanjutkan perkataannya dia menangis lagi.
Marco, Dena dan juga Dirga saling lihat tidak mengerti.
“Adikmu tidak bersalah aku yang bersalah disini, aku..aku memberikan adikmu obat perangsang” ucap Khanza terbata-bata
“APA?” semua orang yang disitu terkejut,
“Apa maksudmu?” tanya Dirga dan Dena secara bersamaan.
Khanza menunduk, dia bingung harus berkata apa sekarang. Memberitahukan kejahatan dirinya yang telah ia buat sendiri. Bagaimana tanggapan keluarga pria sombong itu padanya.
“Bilang nak, apa maksudmu barusan?” ucap Marco menatap Khanza tak mengerti.
“Aku Hamil bukan sepenuhnya salahnya, ini salahku aku yang menjebak dia” terang Khanza melihat ketiga orang itu secara bergantian. Ketiganya menatapnya datar.
“Kau serius mengatakannya? Atau sebelum ini kau di ancam oleh Daniel?” ucap Dena memperhatikan perempuan tersebut.
Khanza menggeleng, tanda dia tidak tengah diancam.
“Kenapa kau melakukan itu?” tanya Dirga dingin.
“Aku, aku ingin mendapatkan uang dari kalian. Tanpa pikir panjang lagi aku melakukan semua itu, saat itu adikku sakitnya kambuh dan aku..aku tidak memiliki uang dan pekerjaan. Gara-gara dia juga aku kehilangan pekerjaanku dua kali” lirih Khanza.
Semua yang mendengarnya terdiam dengan pernyataan Khanza tersebut dia tidak menyangka perempuan yang terlihat sederhana didepannya melakukan hal tersebut. Jadi mereka telah salah paham dengan Daniel, lalu bagaimana masalah ini akan diselesaikan.
Dena yang mendengar itu semakin merasa bersalah, dia telah menuduh adiknya dan menampar Daniel, ternyata Daniel tidak sebejat itu.
Khanza yang melihat semuanya diam terutama dia saat melihat perempuan cantik disebelahnya yang tampak sedih membuatnya semakin merasa bersalah saja.
“Maafkan aku, aku minta maaf pada kalian, ku memang jahat telah menfitnah keluarga kalian” ucap Khanza memegang tangan Dena seakan bersimpuh memohon pengampunan.
Dena hanya diam dia melihat suaminya Dirga yang melihatnya juga, seakan meminta solusi untuk semua ini. Jujur Dirga juga bingung, ternyata yang salah disini bukan Daniel tapi perempuan yang disebelah istrinya.
“Sudahlah nak, tidak perlu minta maaf mungkin ini jalan bagi tuhan untuk kita. Bagaimanapun sekarang kamu telah mengandung cucu dari ku mau tidak mau kamu dan anakku Daniel harus menikah. Aku tidak ingin orang lain mendengar soal masalah ini yang akan membuat kedua keluarga tercemar.” Ucap Marco sedikit lebih bijak, jujur alasannya akan menikahkan perempuan itu dengan Daniel tentu saja agar nama baik keluarganya tidak jelek dimata orang. Serta agar reputasinya tetap terjaga, sejujurnya dia kesal dengan masalah ini api mau bagaimana lagi.
“Apa pa?” kaget Dirga dan juga Dena yang langsung melihat Marco.
“Bagaimana papa bisa menikahkan perempuan ini dengan Daniel, Daniel saja sekarang tidak tahu dia dimana?” pungkas Dirga bingung dengan jalan pikiran mertuanya.
“Apa,? Anda akan menikahkan saya. Saya tidak mau tuan, anak anda pasti menentang ini” pikiran Khanza saat ini sudah kembali norma kembali dimana saat dia mengingat wajah marah Daniel waktu itu. Dia memang bodoh melakukan hal yang tidak ia pikirkan dulu akibatnya.
“Tidak ada penolakan untukmu ataupun Daniel nantinya. Ini juga kesalahanmu nak, jadi terima saja jika aku akan menikahkan kalian berdua” ucap Marco dan tentu saja dia kan memaksa untuk menikahkan keduanya. Dia tidak mau keluarganya rusak karena perempuan muda itu.
“Pa, pikirkan perasaan Daniel. Walaupun perempuan ini mengandung anak Danie, Daniel pasti menolaknya karena dia merasa tidak salah” ucap Dena menatap Papanya.
“Papa tidak mau tahu Dena, Papa hanya ingin Daniel menikahi perempuan ini. Papa tidak mau nama baik keluarga kita tercemar. Mending Papa nikahkan daripada Papa suruh gugurkan.” Ucap Marco menatap tajam perempuan yang telah dihamili Daniel. Khanza menatap pria paruh baya tapi masih terlihat muda tersebut. Dia terkejut tidak menyangka ternyata tuan Marco sebenarnya marah dengannya saat ini.
“Pa..” ucap Dena
“Perkataan Papa tidak bisa diganggu gugat Dena, Papa akan menyuruh orang untuk mencari Daniel sekarang. Dan kau Dirga bantu Papa untuk mencari Daniel, kenalan dirimu pasti lebih banyak” ucap Marco pada Dirga dan dia langsung berdiri pergi meninggalkan mereka bertiga.
Khanza hanya bisa menangis tidak bisa membayangkan bagaimana selanjutnya nasibnya. Sungguh dia menyesali perbuatannya saat ini.
“Aku minta maaf nona, aku benar..” belum selesai berbicara Dena langsung menghentikannya.
“Namamu siapa?” Dena memotong ucapan Khanza dan dia malah menanyakan nama wanita itu.
“Namaku Khanza,” lirih Khanza.
“Sayang, aku ke kamar Daniel dulu” ucap Dirga pamit sambil memegang bahu istrinya.
“Iya,.” Ucap Dena melihat Dirga yang langsung beranjak dari duduknya pergi meninggalkan dua orang itu.
“Sudahlah Khanza jangan menangis. Ini memang salahmu, aku juga aslinya marah denganmu karena telah menampar adikku tanpa penjelasan” ucap dena
“Aku minta maaf,.” Ucap Khanza merasa bersalah.
“Tidak apa, aku juga minta maaf karena perbuatan adikku yang telah membuatmu kehilangan pekerjaan beberapa kali. Umurmu berapa?” ucap Dena
Mendengar pertanyaan Dena yang menanyakan umurnya membuat Khanza mengkerut kan dahi,
“dua puluh Lima” ucap Khanza
Dena langsung terdiam, berarti perempuan didepannya saat ini umurnya lebih tua darinya maupun dari Daniel bahkan lebih tua dari Dirga. Dia seumuran dengan kak Dewa. Lalu dia harus memanggil perempuan dengan nama Khanza ini bagaimana, kalau memanggil Kak, dia bakal jadi adik iparnya tapi kalau tidak umur mereka terpaut jauh.
°°°
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
choi yongah
kejujuran yg sangat bagus
salut .Khanza ..meskipun km salah tp km jujur
👍👍👍👍
2021-08-22
2
Nunuk Indraswati
lanjut seru ceritanya
2021-08-03
1
Astrid Utami
wesa seru nih...ama berondong
2021-07-14
1