Lupa

Pulang dari kampus, Sinta pulang ke kosannya. Sampai di kost, Sinta melewati beberapa kamar sebelum ke kamarnya. Nampak kamar kamar kost tertutup padahal sudah jam tiga. Awal bulan seperti ini biasanya para mahasiswa yang sudah menerima kiriman uang dari orangtuanya, mereka makan di luar atau pergi ke mall.

Tapi tidak bagi Sinta, enam bulan lebih hidup di kota. Sinta selalu berhemat sehemat hematnya. Sedangkan hemat saja, uangnya tidak cukup, apalagi kalau mengikuti teman temannya pergi ke mall. Bisa ga makan dia dua Minggu. Pernah sekali Sinta ke mall dengan para sahabatnya, berencana mau cuci mata yang ada Sinta jadi minder.

Sinta minder, bagaimana tidak minder . Untuk ongkos angkutan umum saja Sinta sudah berpikir mengeluarkan uangnya. Sedangkan para sahabatnya tidak segan segan mengeluarkan uangnya sampai ratusan ribu, bahkan jutaan untuk membeli barang barang yang didiskon. Mulai saat itulah Sinta jadi tidak suka jika di ajak ke mall. Sinta lebih memprioritaskan keperluan kuliah dan kebutuhan pokok. Untuk perawatan kecantikan. Sinta hanya memakai bedak baby.

Sesampai di kamar kost, Sinta menghempaskan badannya ke kasur lapuknya. Kasur lapuk pemberian ibu kost yang menolong Sinta dari dinginnya lantai. Sinta memandang langit langit kamarnya, teringat kembali masa ketika dia memohon kepada orangtuanya untuk pergi ke kota melanjutkan sekolah. Sinta, dengan keterbatasan ekonomi optimis untuk melanjutkan pendidikannya. Sinta percaya hanya pendidikan yang dapat mengubah nasib keluarganya. Sebagai anak tertua Sinta harus memberi contoh untuk kedua adiknya. Itu tekadnya.

Hidup di kota dengan keterbatasan ekonomi, terkadang membuat sebagian orang kembali ke kampung. Tapi tidak buat Sinta, Sinta berencana mencari pekerjaan tapi takdir berkata lain. Bukan pekerjaan yang di dapat melainkan suami siri.

Sinta merasa sangat lelah dan berencana tidur sebentar sebelum kembali ke rumah suaminya.

Kegiatan ranjang tadi malam sangat membuat tubuhnya kelelahan dan mengantuk. Hanya beberapa menit berbaring, Sinta sudah berada di alam mimpi.

Suara gaduh dari sesama anak kost membangunkan Sinta. Sinta melirik ke jam dinding ternyata sudah jam 20.00 Wib. Itu artinya Sinta tertidur selama empat jam. Sinta meraih handuk yang tergantung di balik pintu kamarnya, kemudian ke kamar mandi yang ada di ujung kost. Kamar mandi yang biasanya menjadi rebutan di pagi hari dan sore hari. Malam ini. Tanpa mengantri Sinta bisa masuk bebas ke kamar mandi tersebut.

Setelah Mandi, seperti biasa Sinta menggoreng ceplok telor. Ketika dia membuka rice cooker mini miliknya ternyata Rice cooker tersebut kosong. Sinta tersadar. Tadi pagi dia tidak menanak nasi.

Sinta pun akhirnya menanak nasi, menunggu nasinya matang Sinta menghampiri meja belajarnya. Sinta mengeluarkan buku buku pelajarannya dan belajar. Setelah belajar Sinta pun tertidur melewatkan makan malamnya. Benar benar tanpa beban, Sinta tidak sadar bahwa ada yang menunggunya.

Pagi menjelang, seperti biasanya. Sebelum berangkat ke kampus Sinta terlebih dahulu sarapan. Sinta menjalani pagi ini seperti biasanya. Sinta benar benar lupa bahwa dia sekarang sudah menjadi seorang istri dari dosennya.

Sesampai di kampus, Sinta berjalan santai kearah fakultas ekonomi sambil membalas chat dari para sahabatnya. Hari ini, Sinta ada kelas Praktek komputer. Sinta pun langsung naik ke lantai tiga. Di tangga menuju lantai tiga, tiba tiba ada yang menarik tangannya dari belakang, Sinta hilang keseimbangan dan hampir terjatuh. Sinta menoleh, Sinta terkejut yang menarik tangannya adalah Pak Andre.

Pak Andre menatap Sinta dengan tajam, Sinta takut dan menunduk, beruntung hanya mereka berdua di tangga itu.

"Ikut ke ruangan saya!" ajak Pak Andre dingin dan masih memegang tangan Sinta. Sinta berusaha melepaskan tangannya, takut ada yang melihat.

"Lepas tangan saya pak! Sakit. Saya ada kelas pagi ini."

"Masih ada waktu sepuluh menit lagi. Saya tunggu tidak ada tapi tapian," kata Pak Andre lagi sambil berlalu.

Sinta terdiam dan melongo. Tiba tiba ingat bahwa dia sudah menjadi istri Pak Andre. Sinta pun menepuk jidat dan merasa bersalah.

"Ya ampun, bagaimana bisa aku lupa sudah menikah, pasti kena marah ini karena tidak pulang ke rumahnya tadi malam," batin Sinta sambil tergesa menuju ruangan Pak Andre.

Tok tok tok

"Masuk!. Sinta membuka pintu ruangan Pak Andre setelah terdengar suara dari dalam ruangan menyuruhnya masuk.

"Kunci pintunya!. Perintah Pak Andre. Dengan takut dan bingung Sinta pun mengunci pintu.

"Kemari!' kata Pak Andre sambil menepuk pahanya. Sinta berjalan tapi bukan ke arah Pak Andre. Sinta berdiri di depan meja yang berseberangan dengan Pak Andre. Sinta masih menunduk dan meremas ujung bajunya. Bukan apa apa Sinta takut duduk di pangkuan Pak Andre, takut Pak Andre Khilaf dan menerkamnya di ruangan itu.

Pak Andre yang melihat Sinta masih berdiri, beranjak dari duduknya menghampiri Sinta. Pak Andre menarik tangan Sinta dengan lembut dan membawanya duduk di sofa. Ketika Sinta hendak mendaratkan pantatnya di sofa, Pak Andre menariknya dan duduk di pangkuan Pak Andre. Pak Andre menyisihkan rambut Sinta ke belakang kuping dengan lembut kemudian memeluk Sinta dengan erat.

Sinta yang diperlakukan lembut seperti itu, membuatnya sedikit bahagia. Perlakuan pak Andre yang hangat membuat Sinta berdebar.

"Kenapa tidak pulang ke rumah?" tanya Pak Andre lembut sambil menatap wajah Sinta.

"Maaf Pak, Saya lupa dan saya ketiduran," jawab Sinta dengan pelan dan sedikit risih.

"Mana ponsel mu?" tanya Pak Andre. Sinta pun mengambil ponsel dari tasnya.

"Ini Pak." Sinta menunjukkan ponselnya sambil berusaha lepas dari pangkuan Pak Andre. Pak Andre mengambil ponsel Sinta dan menyimpan nomor ponselnya sendiri di ponsel Sinta. Pak Andre semakin erat memeluk Sinta dan membenamkan kepalanya di dada Sinta. Kemudian Pak Andre mengapit wajah Sinta dengan kedua tangannya. Pak Andre mengamati wajah Sinta dan mencium bibir Sinta dengan lembut. Awalnya Sinta biasa saja dan hanya diam tapi makin lama Sinta terbuai dan membalas ciuman Pak Andre.

"Pak, saya ada kelas pagi ini, saya takut terlambat," kata Sinta sambil mendorong pelan bahu suaminya. Pak Andre tersenyum dan menurunkan Sinta dari pangkuannya.

" Apa uang yang saya beri kemarin cukup?"

"Cukup Pak, dan masih ada sisanya."

"Gunakan itu untuk keperluan mu, kamu boleh jalan jalan sama teman temanmu tapi kamu harus ingat kamu itu seorang istri, batasi berteman dengan laki laki. Paham?"

"Paham Pak."

"Ingat, kamu nanti pulang ke rumah, itu rumahmu. Saya pulang kamu sudah harus di rumah. Kalau kamu butuh sesuatu atau kehabisan uang beritahu saya. Masuklah ke kelas mu!"

"Iya Pak, Terima kasih banyak," jawab Sinta terharu. Bagaimana pun diperlakukan dengan lembut dan penuh perhatian oleh Pak Andre membuat Sinta senang. Sinta memberanikan diri memeluk Pak Andre. Tak disangka Pak Andre membalas pelukan Sinta dan mencium pucuk kepala Sinta.

"Kejarlah cita citamu, belajar yang rajin. Saya berjanji akan membiayai biaya kuliahmu sampai lulus." Sinta mengangguk dan semakin mengeratkan pelukannya.

" Nanti di rumah kita lanjut, dan lebih dari sini bisa kita lakukan. Masuklah ke kelas mu!" kata pak Andre melepaskan pelukan Sinta dan tersenyum. Sinta malu, wajahnya sudah bagaikan udang rebus dan cepat berlalu dari ruangan itu.

Terpopuler

Comments

Eva S

Eva S

kurang greget aku SM pak Andre

2022-05-11

0

Akang Stya Salawase

Akang Stya Salawase

no komen ..msh nyimak

2022-05-09

0

Siti Sarfiah

Siti Sarfiah

makin seru

2022-04-29

0

lihat semua
Episodes
1 Tawaran
2 Sah
3 Kampus
4 Lupa
5 Bertemu
6 Sikap Agnes
7 Malam kedua
8 Bertemu di mall
9 Bertemu Lagi
10 Cindy
11 Kasar
12 Sakit
13 Pulang Kampung
14 Andre dan Cindy
15 Bertemu Keluarga
16 Berteman Saja
17 Curiga
18 Balik ke kota
19 Hamil
20 Keputusan Andre
21 Curahan hati Sinta
22 Kecewa dan Takut
23 Rasa dan Suasana baru
24 Dapat Ijin
25 Berkat atau Musibah
26 Nasehat Bella
27 Gara Gara Mangga Muda
28 Bertemu Mertua
29 Aku Mengikutimu
30 Mas, Aku Hamil
31 Itu Urusanmu
32 Salah Paham
33 Dukungan Sahabat
34 Cerai
35 Surat Perjanjian
36 Demi Anak
37 Susu Hamil
38 Cemburu
39 Keinginan Yang Sama
40 Motor Siapa Ini?
41 Rujuk dan Poligami
42 Ujian Semester
43 Kebahagian Andre
44 Kecurigaan Agnes
45 Bertemu Sean
46 Menemani Sinta Bersalin
47 Ingat, Perjanjian Kita
48 Tukang Gas
49 Kunjungan Sean
50 Hari Sial Untuk Andre
51 Pertanyaan Agnes
52 Hasil Test DNA
53 Pengakuan Andre
54 Keputusan Sinta
55 Kedatangan Sean
56 Hasutan Agnes
57 Rumah Kita
58 Kejutan Untuk Sahabat
59 Kemarahan Andre
60 Perhatian Andre
61 Kejujuran
62 Canda Di Siang Hari
63 Duel istri dan Mantan istri
64 Kemauan Cindy
65 Sakit Hati Cindy
66 Kejutan Untuk Andre
67 Fakta Baru
68 Tekad Sinta
69 Mencari Sinta
70 Sikap Dingin Sinta
71 Lupa Mempunyai Suami
72 Hanya Demi Airia
73 Pernikahan Vina
74 Pembicaraan Para Laki Laki
75 Andre Terpesona
76 Rasa Nano Nano
77 Berdamai dengan Takdir
78 Gara gara Andi
79 Tantangan Untuk Andre
80 Akhirnya
81 Muncul lagi
82 Gagal Lagi
83 Aku Mencintainya
84 Cindy Oh Cindy
85 Kabar Duka
86 Gara Gara Tini
87 Patah Hati
88 Pertengkaran Di Pagi Hari
89 Benar Benar Cinta
90 Pengumuman
91 Mengenang Luka
92 Pinjaman Seratus Juta
93 Vina dan Tini
94 Penyesalan Selalu Datang Terlambat
95 Kecemburuan Sinta dan Tini
96 Banci Kaleng
97 Sean
98 Lebih mementingkan Persahabatan
99 Menunjukkan Diri
100 Play boy Amatiran
101 Ternyata
102 Benar Benar Gila
103 Lebih Gila
104 Menurut Itu Lebih Baik
105 Kompensasi
106 Majikan
107 Meminta Restu
108 Anggun
109 Barang Dagangan
110 Tiga Janin
111 Tidak ada Kesempatan Kedua
112 Penyesalan yang Sia Sia
113 Keputusan Yang Tepat
114 Bisu dan Buta
115 Kecewa
116 Harapan
117 Pertama Kali
118 Wanita Hebat
119 Penyesalan Radit
120 Rencana Yang Terpendam
121 Cinta
122 Kesedihan Tini
123 Prasangka Buruk
124 Sean Tini
125 Rindu yang Tak Tertahankan
126 Berenang
127 Restu
128 Awal yang Baik
129 Buah Kesabaran
130 Rela Dikebiri
131 Kesempatan Kedua
132 Demi Cinta
133 Satu Sama
134 Mulai Mencintai
135 Pria pria Budak Cinta
136 Saran Sinta dan Dokter
137 Mendadak Menikah
138 Vitamin
139 Bantuan Hendrik
140 Mantan
141 Kejutan Untuk Sean
142 Yes Or No
143 Pekerjaan Mendesak Radit
144 Ketakutan Radit
145 Tidak ada Nepotisme
146 Keras Kepala
147 Masa Lalu 1
148 Masa lalu 2
149 Masa Lalu 3
150 Arti Mimpi
151 Pacaran
152 Handoko yang Sebenarnya
153 Bantuan Tini
154 Video Panas
155 Barang Bukti
156 Kembali ke asal
157 Kemarahan Tini
158 Pemberian Mama Mertua
159 Kewajiban Istri
160 Pria Setia Dan Penyayang
161 Kebahagian dan Kesedihan
162 Hukuman untuk Pelakor dan Penghianat
163 Alasan dibalik Hukuman
164 Lolos Godaan
165 Cinta butuh Pengorbanan
166 Air mata Bahagia
167 Perhiasan sesungguhnya
168 Meja hijau
169 Ayu Dewi
170 Kebahagian Sinta dan Vina
171 Wisuda
172 Ulang Tahun
173 Pendamai
174 Makna Cinta
175 Perpisahan
176 Pencapaian Sinta
177 Hampir Berganti Peran
178 Mengenang Masa Lalu
179 Exstra Part
180 Ekstra Part
181 Pengumuman
182 Novel baru. Panggil Aku Bunda
Episodes

Updated 182 Episodes

1
Tawaran
2
Sah
3
Kampus
4
Lupa
5
Bertemu
6
Sikap Agnes
7
Malam kedua
8
Bertemu di mall
9
Bertemu Lagi
10
Cindy
11
Kasar
12
Sakit
13
Pulang Kampung
14
Andre dan Cindy
15
Bertemu Keluarga
16
Berteman Saja
17
Curiga
18
Balik ke kota
19
Hamil
20
Keputusan Andre
21
Curahan hati Sinta
22
Kecewa dan Takut
23
Rasa dan Suasana baru
24
Dapat Ijin
25
Berkat atau Musibah
26
Nasehat Bella
27
Gara Gara Mangga Muda
28
Bertemu Mertua
29
Aku Mengikutimu
30
Mas, Aku Hamil
31
Itu Urusanmu
32
Salah Paham
33
Dukungan Sahabat
34
Cerai
35
Surat Perjanjian
36
Demi Anak
37
Susu Hamil
38
Cemburu
39
Keinginan Yang Sama
40
Motor Siapa Ini?
41
Rujuk dan Poligami
42
Ujian Semester
43
Kebahagian Andre
44
Kecurigaan Agnes
45
Bertemu Sean
46
Menemani Sinta Bersalin
47
Ingat, Perjanjian Kita
48
Tukang Gas
49
Kunjungan Sean
50
Hari Sial Untuk Andre
51
Pertanyaan Agnes
52
Hasil Test DNA
53
Pengakuan Andre
54
Keputusan Sinta
55
Kedatangan Sean
56
Hasutan Agnes
57
Rumah Kita
58
Kejutan Untuk Sahabat
59
Kemarahan Andre
60
Perhatian Andre
61
Kejujuran
62
Canda Di Siang Hari
63
Duel istri dan Mantan istri
64
Kemauan Cindy
65
Sakit Hati Cindy
66
Kejutan Untuk Andre
67
Fakta Baru
68
Tekad Sinta
69
Mencari Sinta
70
Sikap Dingin Sinta
71
Lupa Mempunyai Suami
72
Hanya Demi Airia
73
Pernikahan Vina
74
Pembicaraan Para Laki Laki
75
Andre Terpesona
76
Rasa Nano Nano
77
Berdamai dengan Takdir
78
Gara gara Andi
79
Tantangan Untuk Andre
80
Akhirnya
81
Muncul lagi
82
Gagal Lagi
83
Aku Mencintainya
84
Cindy Oh Cindy
85
Kabar Duka
86
Gara Gara Tini
87
Patah Hati
88
Pertengkaran Di Pagi Hari
89
Benar Benar Cinta
90
Pengumuman
91
Mengenang Luka
92
Pinjaman Seratus Juta
93
Vina dan Tini
94
Penyesalan Selalu Datang Terlambat
95
Kecemburuan Sinta dan Tini
96
Banci Kaleng
97
Sean
98
Lebih mementingkan Persahabatan
99
Menunjukkan Diri
100
Play boy Amatiran
101
Ternyata
102
Benar Benar Gila
103
Lebih Gila
104
Menurut Itu Lebih Baik
105
Kompensasi
106
Majikan
107
Meminta Restu
108
Anggun
109
Barang Dagangan
110
Tiga Janin
111
Tidak ada Kesempatan Kedua
112
Penyesalan yang Sia Sia
113
Keputusan Yang Tepat
114
Bisu dan Buta
115
Kecewa
116
Harapan
117
Pertama Kali
118
Wanita Hebat
119
Penyesalan Radit
120
Rencana Yang Terpendam
121
Cinta
122
Kesedihan Tini
123
Prasangka Buruk
124
Sean Tini
125
Rindu yang Tak Tertahankan
126
Berenang
127
Restu
128
Awal yang Baik
129
Buah Kesabaran
130
Rela Dikebiri
131
Kesempatan Kedua
132
Demi Cinta
133
Satu Sama
134
Mulai Mencintai
135
Pria pria Budak Cinta
136
Saran Sinta dan Dokter
137
Mendadak Menikah
138
Vitamin
139
Bantuan Hendrik
140
Mantan
141
Kejutan Untuk Sean
142
Yes Or No
143
Pekerjaan Mendesak Radit
144
Ketakutan Radit
145
Tidak ada Nepotisme
146
Keras Kepala
147
Masa Lalu 1
148
Masa lalu 2
149
Masa Lalu 3
150
Arti Mimpi
151
Pacaran
152
Handoko yang Sebenarnya
153
Bantuan Tini
154
Video Panas
155
Barang Bukti
156
Kembali ke asal
157
Kemarahan Tini
158
Pemberian Mama Mertua
159
Kewajiban Istri
160
Pria Setia Dan Penyayang
161
Kebahagian dan Kesedihan
162
Hukuman untuk Pelakor dan Penghianat
163
Alasan dibalik Hukuman
164
Lolos Godaan
165
Cinta butuh Pengorbanan
166
Air mata Bahagia
167
Perhiasan sesungguhnya
168
Meja hijau
169
Ayu Dewi
170
Kebahagian Sinta dan Vina
171
Wisuda
172
Ulang Tahun
173
Pendamai
174
Makna Cinta
175
Perpisahan
176
Pencapaian Sinta
177
Hampir Berganti Peran
178
Mengenang Masa Lalu
179
Exstra Part
180
Ekstra Part
181
Pengumuman
182
Novel baru. Panggil Aku Bunda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!