“Hikss,, hikss..” Elsa menangis di sudut ruangan kelasnya yang sepi itu.
Rania yang sejak tadi mengikuti Elsa dari belakang hanya bisa diam di depan pintu kelas menunggu Elsa meluapkan semua kesedihannya dan membiarkannya lebih tenang.
Setelah beberapa menit, Elsa sudah mulai tenang dan barulah Rania masuk ke dalam untuk melihat keadaan sahabatnya itu.
“Els..” panggil Rania.
Rania berjalan menghampiri Elsa dan langsung memeluk tubuh Elsa yang sedang duduk di lantai sambil memeluk kedua lututnya.
“Els, kamu sudah baik-baik saja?” tanya Rania.
“Hikss,, hikss,, Ran, kenapa aku harus melihat kak Rey menembak wanita lain? Hikss..”
“Sudahlah Els, kamu harus berusaha moveon karena dia sudah memiliki pasangan sekarang.” Ucap Rania sambil mengelus tubuh sahabatnya itu.
“Tidak! Sebelum janur kuning melengkung aku tidak akan pernah menyerah!” tegas Elsa yang melepas pelukan Rania sambil mengusap kasar wajahnya.
“Els, apa maksudnya?”
“Aku akan membuatnya jatuh cinta padaku, aku akan membuatnya tertarik kepadaku dan selalu memikirkanku.” Ucap Elsa.
“Kamu mau jadi perusak hubungan orang?”
“Kalau itu bisa membuat dia tertarik denganku tidak masalah.”
“Yaampun Els, aku tidak mau sampai sahabatku di anggap sebagai perusak hubungan orang.”
“Aku tidak merusaknya Ran, aku hanya ingin membuatnya tertarik padaku dan dia sendiri yang akan mendatangiku.”
“Caranya?”
“Lihat saja seminggu lagi saat kita study tour! Aku akan memperlihatkannya padamu bagaimana aku berubah.”
Rania hanya bisa menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya, dia tidak tau harus melakukan apa kepada wanita yang ada di hadapannya itu.
Setelah selesai menangis, Elsa berpamitan kepada Rania kalau dirinya akan pergi ke toilet untuk mencuci mukanya, sedangkan Rania menunggu Elsa di dalam kelas sambil membaca-baca novel kesukaannya.
Di dalam toilet Elsa bertekad untuk membuat Rey tertarik padanya, karena menurutnya dia tidak bisa menyukai siapapun lagi selain Rey, hatinya sudah terkunci kepada Rey seorang walaupun memang sikapnya sedikit berlebihan.
Setelah keluar dari toilet, Elsa di kejutkan dengan seorang anak laki-laki yang bertubuh gemuk sedang bersandar di dinding depan toilet.
“K-kau siapa?” tanya Elsa yang terkejut melihat laki-laki itu.
“Elsa, kamu tidak mengenalku? Aku Sandy teman kelasmu, mungkin karena aku kurang menonjol makanya kamu tidak terlalu memperhatikanku di kelas.” Ucap Sandy.
Elsa melihat penampilan Sandy dari atas ke bawah dan berfikir sejenak, dia tidak mengenal Sandy karena selama ini dia hanya bermain dengan Rania saja.
“Kata siapa dia kurang menonjol, perutnya saja sangat menonjol hihihi..” batin Elsa sambil menahan tawa.
“Kamu kenapa Elsa?” tanya Sandy hingga membuyarkan pikiran Elsa.
“Ah tidak, maaf ya aku tidak mengenalmu! Selama ini aku hanya bermain dengan Rania jadi aku kurang mengenal teman-teman kelas yang lain.” Ucap Elsa sambil tersenyum.
“Tidak masalah, sekarang kamu kan sudah mengenalku.” Ucap Sandy sambil tersenyum.
Elsa merasa sangat canggung dengan Sandy karena mereka tidak saling mengenal satu sama lain.
“Oh iya, ada apa? Apa kamu mencariku?” tanya Elsa.
“Apa kamu tidak apa-apa?” tanya Sandy.
“Hah? Apa maksudmu? Aku emangnya kenapa?”
“Bukankah kamu menangis tadi?” tanya Sandy.
“Bagaimana kamu tau?”
“Tadi aku tidak sengaja melihatmu berlari ke dalam kelas.”
“Ah begitu, aku sudah tidak apa-apa sekarang jadi aku kembali ke kelas dulu ya.” ucap Elsa yang di balas anggukan kepala oleh Sandy.
Sandy tau kalau Elsa sedang menghindarinya, dia kesal karena Elsa bersikap dingin kepadanya.
Sesampainya di kelas, Elsa segera menghampiri Rania dan duduk di sebelahnya.
“Ran, apa di kelas kita ada seseorang yang bernama Sandy?” tanya Elsa.
“Hah? Sandy? Sepertinya tidak.”
“Benar bukan? Tidak ada kan? Walaupun aku hanya bergaul denganmu tapi tidak mungkin aku tidak mengenalnya terutama karena tubuhnya yang gemuk itu.” Ucap Elsa.
“Gemuk? Tubuhnya gemuk?” tanya Rania.
“Hm, gemuk sekali sampai aku tidak bisa berkata-kata.” Ucap Elsa sambil sedikit tertawa begitu pula dengan Rania.
Di luar, ada Sandy yang mendengar pembicaraan Elsa dan Rania menjadi sangat kesal karena Elsa meremehkannya karena tubuhnya.
“Aku bahkan di tolak sebelum menyatakan perasaanku! Aku akan membuatnya menjadi milikku bagaimanapun caranya!” gumam Sandy yang langsung berjalan pergi.
Sebenarnya Sandy bukanlah anak kelas 10, dia adalah anak kelas 11 yang sebenarnya sudah sangat mengagumi Elsa, entah kenapa dia mengaku kalau dirinya sekelas dengan Elsa tapi dia melakukan itu karena dia ingin membuat Elsa percaya untuk mengobrol dengannya tadi.
***
Rey dan Nala semakin dekat satu sama lain, mereka menjadi pasangan yang sangat di dukung oleh semua siswa dan siswi di sekolahnya karena mereka berdua adalah pasangan yang sangat serasi dan keduanya memiliki wajah yang tampan dan cantik.
Sejak tekadnya untuk membuat Rey tertarik padanya, justru membuat Elsa semakin menjauhi Rey entah di sekolah atau di rumah. Bahkan Rania juga bingung dengan sikap sahabatnya itu.
Hingga tiba saatnya sekolah mereka mengadakan study tour ke luar kota, awalnya kedua orang tua Elsa khawatir karena anak perempuan mereka satu-satunya akan pergi jauh tanpa mereka untuk pertama kalinya, tapi dengan segala macam bujuk rayu Elsa akhirnya kedua orang tuanya mengijinkannya untuk pergi.
Hari itu Elsa menggunakan riasan dan pakaian layaknya orang yang sudah dewasa berbeda dari biasanya hingga membuat kedua orang tuanya juga terkejut melihatnya.
“Yaampun Elsa! Kamu pakai riasan wajah?” tanya Rose.
“Kenapa ma? Aneh ya?”
“Masuk! Berpenampilanlah sesuai usiamu Elsa!” tegas Ryan.
“Ih papi, Elsa mau menjadi lebih dewasa.”
“Dewasa itu bukan dari riasan yang tebal, dewasa berasal dari sikap kita mengatasi sebuah masalah dengan tenang.”
“Papa kamu benar sayang, mau setebal apa riasanmu jika kamu tidak bisa mengatasi masalahmu dengan tenang itu tandanya kamu belum dewas.” Sambung Rose.
Mendengar ucapan kedua orang tuanya membuat Elsa memanyunkan bibirnya dan kembali menaiki tangga dengan malas.
Setelah selesai menghapus riasan dan mengganti pakaiannya, barulah Ryan mau mengantar Elsa ke bandara karena semua teman-temannya berkumpul di sana.
“Papa sudah menghubungi Ken dan Key, mereka berdua juga ikut study tour itu jadi papa menyuruh mereka untuk mengawasimu.” Ucap Ryan.
“Ih papa, Elsa bukan anak kecil! Elsa sudah bisa menjaga diri Elsa sendiri.” Protes Elsa.
“Papa hanya berjaga-jaga, emang salah kalau papa khawatir?”
“Pa, kekhawatiran papa yang berlebihan justru membuatku menjadi tidak dewas.”
“Kamu tidak mengerti Elsa! Untuk mendapatkanmu saja perlu banyak sekali perjuangan! Papa dan mama tidak pernah berhenti berusaha untuk mendapatkanmu! Apa salah kalau kami menjagamu sampai segitunya!? Kami takut kehilangan apa yang selama ini kami perjuangkan!” ketus Ryan.
Mendengar ucapan papanya membuat Elsa tidak berkutik lagi, dia tidak berani melawan papanya yang sedang kesal.
Sesampainya di bandara, Elsa berpamitan kepada papanya dan mencium punggung tangan papanya.
“Maaf pa karena Elsa sudah membuat papa sedih.” Ucap Elsa.
“Tidak masalah! Bersenang-senanglah di sana, dan hati-hati!” tegas Ryan yang di balas anggukan oleh Elsa.
Elsa langsung masuk ke dalam dan bandara dan bertemu dengan Rania di sana, Elsa langsung memeluknya dengan erat.
“Hai Els, bagaimana kabarmu hari ini?” tanya Rania.
“Tentu saja baik! Kapan kabarku tidak baik Ran?” ucap Elsa.
Elsa dan Rania terlihat senang sekali karena mereka berdua mau berlibur, namun kebahagiaan Elsa tiba-tiba hancur karena melihat pemandangan yang membuatnya patah hati.
Elsa melihat Ken, Key dan Rey yang baru datang, namun yang membuatnya patah hati adalah orang yang berada di sebelah Rey. Rey datang sambil bergandengan tangan dengan Nala.
Elsa yang awalanya ceria seketika menjadi kesal dan malas hingga membuat Rania merasa kebingungan.
“Kamu kenapa sekarang jadi badmood gitu Elsa?”
“Males aja liat mereka berdua.” Ucap Elsa sambil melirik ke arah Rey dan Nala.
Rania melihat ke arah yang di tunjukan oleh Elsa lalu dia langsung mengerti kenapa sahabatnya itu menjadi badmood.
“Sudahlah jangan di pikirkan, kita kan mau senang-senang! Anggap saja mereka hanya patung.”
“Patung? Aku ga mau sampai ada patung yang mirip kak Rey dan perempuan itu!” Elsa tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan oleh Rania hingga membuat Rania menggelengkan kepalanya.
“Padahal kan maksud aku ga begitu!” gumam Rania.
***
Hayo, merinding ga sih kalo di sukain sama orang yang ngaku-ngaku sekelas cuma buat sok kenal aja?🤔
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Desi Ummu Ihsan
ih iya merinding sekali....padahal nggak sekelas tapi ngaku nya sekelas....ternyata itu awalnya Sandy sakit hati dengan Elsa..
2021-07-17
0
Desi Ummu Ihsan
ih iya merinding sekali....padahal nggak sekelas tapi ngaku nya sekelas....ternyata itu awalnya Sandy sakit hati dengan Elsa..hmm
2021-07-17
0
Desi Ummu Ihsan
ih iya merinding sekali....padahal nggak sekelas tapi ngaku nya sekelas....ternyata itu awalnya Sandy sakit hati dengan Elsa..hmm
2021-07-17
0