Remember Me Please, Hubby!
Audrey yang mengenakan celemek memasak, masih sibuk di dapur apartemen milik Kyle. Berkutat dengan banyak bahan makanan untuk membuat hidangan makan malam istimewa, karena hari ini memanglah hari istimewa untuk Audrey dan Kyle.
Hari ini tepat satu tahun usia pernikahan Kyle dan Audrey.
Ponsel Audrey berdering nyaring dengan nada panggilan khusus yang sengaja Audrey pasang, agar ia tahu kapan saat Kyle menghubunginya.
"Halo, Sayang!" Sambut Audrey riang.
"Halo, Sayang! Aku merindukanmu. Kau sudah di apartemen?"
"Ya! Semua masakannya hampir siap, dan aku hanya tinggal menatanya di atas meja. Kapan kau pulang?" Cerita Audrey sangat antusias.
"Aku sudah di jalan dan sedang menunggu lampu merah. Entah mengapa hari ini jalanan sedikit macet."
"Jangan buru-buru, oke! Aku akan menunggumu di apartement!" Pesan Audrey seraya memeriksa kuenya di dalam oven yang ternyata sudah matang.
Segera Audrey mengangkatnya masih sambil berbicara pada Kyle di telepon.
"Aku baru saja dari toko mengambil hadiah untukmu."
"Hmmm! Kau memberiku apa kali ini? Bukan lingerie lagi seperti saat ulang tahunku kemarin, kan?" Tebak Audrey sedikit terkekeh. Mengingat hadiah lingerie dari Kyle yang benar-benar membuat Audrey merasa malu untuk memakainya.
"Yang sekarang lebih istimewa! Kau akan menyukainya, Sayang!"
"Ah, sial!" Terdengar umpatan dari Kyle dari seberang telepon.
"Ada apa, Kyle?"
"Hadiahmu terjatuh. Aku ambil sebentar."
"Aku sungguh tak sabar melihat hadiahmu untukku kali ini," ucap Audrey yang kini ganti memeriksa satu persatu masakannya yang sudah siap.
Hanya tinggal menyusunnya di atas meja.
"Sembilan, delapan, tujuh, aku sedang menghitung mundur lampu merah sialan ini."
"Sebaiknya kau tutup sekarang teleponnya, Sayang!" Ucap Audrey masih dengan senyum merekahnya.
"Aku mencintaimu, Sayang! Aku akan segera pulang, dan-"
"Braaak!!"
Tuuut! tuut!
Telepon dari Kyle terputus begitu saja, bersamaan dengan mangkuk kaca yang mendadak terlepas dari pegangan Audrey.
"Kyle! Halo, Sayang!" Audrey mencoba menghubungi nomor Kyle sekali lagi, namun tidak dapat tersambung.
Audrey menatap bingung pada sekelilingnya.
Tadi Audrey mendengar suara benturan yang keras, sebelum telepon dari Kyle terputus.
Tidak mungkin!
Tidak mungkin!
Kyle!
****
Audrey berjalan tergesa melintasi halaman parkir rumah sakit dan segera menuju ke ruang UGD dimana para korban kecelakan beruntun hari ini ditangani.
Audrey baru menerima kabar tentang kecelakaan yang menimpa Kyle, setelah istri Kyle tersebut melihat berita di televisi. Mobil Kyle yang ringsek di bagian belakang, serta kaca depannya yang hancur benar-benar membuat hati Audrey mencelos.
Ada sebuah truk kontainer yang hilang kendali dan mengalami rem blong, menabrak beberapa mobil, termasuk mobil Kyle yang sedang berhenti di lampu merah. Cukup banyak mobil yang terlibat dalam kecelakaan tersebut. Dan sialnya, mobil Kyle yang pertama diterjang oleh truk hilang kendali tersebut.
Audrey baru saja akan masuk ke ruang UGD saat sebuah brankar di dorong keluar dari ruangan tersebut. Kyle yang bagian kepalanya terluka cukup parah, terbaring tak sadarkan diri di atas brankar yang di dorong tersebut.
"Kyle!" Audrey segera berlari mengikuti brankar tersebut dengan airmata yang sudah bercucuran di kedua pipinya.
Hati Audrey rasanya sudah tak karuan sekarang, melihat luka parah yang di alami oeh Kyle. Hingga akhirnya, brankar Kyle dibawa masuk ke sebuah ruangan dan pintunya segera ditutup rapat. Audrey tak boleh masuk ke ruangan tersebut.
Tubuh Audrey jatuh meluruh ke atas lantai dan tangisnya pecah sekarang.
Audrey takut!
Audrey takut hal buruk terjadi pada Kyle.
"Audrey!"
Itu suara Mom Bi yang datang bersama Dad Nick.
Audrey segera menghambur ke pelukan mama mertuanya tersebut dan menangis tersedu-sedu.
"Kyle ada di dalam, Mom!" Terbata-bata Audrey menyampaikan pada Mom Bi tentang keberadaan Kyle.
"Luka Kyle parah. Dan Kyle tak sadarkan diri," Audrey menceritakan kondisi Kyle msih sambil menangis tersedu-sedu.
"Audrey takut, Mom!"
"Kyle akan selamat dan baik-baik saja, Audrey!" Ujar Dad Nick berusaha menenangkan Audrey dan ganti memeluk menantunya tersebut karena kini Mom Bi juga sudah bersimbah airmata, mendengar tentang kabar Kyle dari Audrey.
Dad Nick juga sama cemasnya dengan Audrey dan Mom Bi.
Tapi ia tetap harus tenang sekarang.
Pria paruh baya tersebut membimbing Audrey dan Mom Bi untuk duduk di deretan kursi yang tak jauh dari ruangan tempat Kyle ditangani.
Dan di detik selanjutnya, waktu terasa berjalan dengan sangat lambat. Audrey dan Mom Bi sudah tenang dan berhenti menangis. Meskipun raut cemas di wajah keduanya belum juga hilang.
Dad Nick hanya mondar-mandir di depan ruangan menunggu seseorang kekuar dari ruangan tersebut dan menberitahu tentang kondisi Kyle.
Audrey memutar-mutar cincin pernikahan yang melingkar di jari manisnya sambil tak berhenti merapalkan doa untuk Kyle.
"Audrey Zivia Abraham, apa kau bersedia menikah denganku?" Kyle sedang berlutut di bawah guyuran hujan lebat dan menyodorkan sebuah kotak beludru warna biru yang terdapat cincin berlian di dalamnya.
Audrey yang berdiri di depan Kyle hanya berdiri mematung, menutup mulut dengan satu tangannya dan merasa kalau ini hanyalah mimpi.
Tapi ini bukan mimpi!
Kyle memang sedang melamar Audrey sekarang.
Melamar dengan suasana yang berbeda dan romantis tentu saja.
"Tolong berikan jawabanmu dengan cepat, sebelum kita berdua masuk angin disini, Audrey!" Ucap Kyle selanjutnya yang sontak membuat Audrey jadi tertawa.
"Ya! Aku mau, Kyle! Aku mau menikah denganmu," jawab Audrey lirih nyaris suara. Namun itu sudah cukup membuat seorang Kyle Aditya Arthur bersorak senang.
Pria dua puluh tujuh tahun itu, langsung menyematkan cincin ke jari manis Audrey, dan bangkit berdiri lalu memeluk serta menggendong Audrey demi meluapkan kebahagiaannya.
"Aku mencintaimu, Audrey! Aku mencintaimu!"
Ceklek!
Suara pintu ruang tindakan yang dibuka dari dalam menyentak lamunan Audrey. Wanita itu mengusap kasar airmata di pelupuk matanya dan segera bangkit berdiri menghampiri seorang dokter yang keluar dari ruangan tempat Kyle berada.
Mom Bi dan Dad Nick juga sudah menghampiri dokter tersebut.
"Bagaimana kondisi Kyle, Dokter?" Tanya Dad Nick tak sabar.
"Kyle mengalami cedera parah di kepalanya karena tidak mengenakan sabuk pengaman dengan benar, dan saat terjadi kecelakaan, kepala Kyle membentur kaca depan mobil hingga pecah."
"Apa?" Dad Nick dan Mom Bi raut wajahnya terlihat semakin cemas. Kedua orangtua Kyle tersebut tangannya saling menggenggam dan saling menguatkan.
"Ah, sial!"
"Ada apa, Kyle?"
"Hadiahmu terjatuh. Aku akan mengambilnya sebentar."
Kalimat terakhir Kyle sebelum kecelakaan mendadak menari-nari di kepala Audrey.
Mungkinkah Kyle melepas sabuk pengamannya karena ingin mengambil hadiah untuk Audrey yang terjatuh di lantai mobil?
"Kyle saat ini mengalami koma," ucap dokter lagi memberitahukan keadaan Kyle.
Tangis Mom Bi langsung pecah, dan dunia Audrey terasa berputar. Kaki Audrey seakan kehilangan pijakannya, dan Audrey tak ingat apa-apa lagi setelahnya.
.
.
.
Yang tulisannya dicetak miring berarti flashback atau kejadian di masa lampau sebelum kecelakaan Kyle.
Semoga paham😌
Spin Off dari cerita ini:
🧡 My Angel Valeria (Valeria & Argadiba)
🧡 Bukan Perebut Suami Orang (Will dan Teresa)
Terima kasih yang masih setia mengikuti cerita-cerita receh othor.
Jangan lupa like bab-nya biar othor tambah semangat UP.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-04-24
0
Bu'e Kanaya
dah baca novel author bbrp, pasti ngerti lah..,kl cetak miring itu flashback
2022-01-12
1
Amelisa cherry Salsabila
yg ku heran klau gk nikah pasangan pasti berubahhhhhh
2021-12-12
0