Ch 11 - Mengapa Begitu Mengkhawatirkanku?

Aku terhenyak mendengar pengakuan Alex. Aku benar-benar tidak menyangka perkataanku akan menyakiti Alex sebesar itu. Aku juga tidak menyangka Alex benar-benar tulus ingin berteman denganku. Aku merasa telah berbuat sangat jahat.

Tapi Aku terpaksa melakukannya. Aku tidak ingin hubungan Alex dan Diana rusak. Aku tahu Alex sangat menyukai dan menyayangi Diana. Itu sangat terlihat dari perlakuannya terhadap Diana.

Niat Alex tulus ingin berteman denganku. Tapi Aku yang tidak tulus terhadapnya. Aku memiliki perasaan kepadanya. Tidak ada pertemanan/persahabatan antara pria dan wanita itu benar adanya. Salah satunya pasti akan memiliki perasaan lebih terhadap satu sama lain dan itu adalah dirinya.

Selama beberapa waktu Alex masih menemaniku. Tubuhku mulai kaku karena berakting mati. Tangan dan kakiku mulai kesemutan. Aku sudah mulai tidak tahan lagi...

"Lex, Alex..." terdengar suara anak cowok memanggil.

"Apa Din?"

"Pak Riswan nyariin Kamu. Sudahbgiliran Kamu lari nih."

"Oh begitu..."

"Apanya yang 'oh begitu'? Yuk buruan. Keburu Pak Riswan marah-marah entar."

Alex tampak berat hati, antara ingin meninggalkanku atau tidak.

"Khansa, Aku lari dulu ya. Selesai lari Aku kesini lagi."

"Kamu kok baik banget sih sama dia? Kalau Diana tahu, bisa-bisa dia cemburu lho." Ucap teman sekelasku yang bernama Dino.

"Khansa sahabatku. Bodo lah kalau Diana cemburu. Itu artinya Diana tidak percaya dengan perasaanku. Yuk lari."

Dua orang itupun menghilang dari ruang UKS. Membuatku bisa bernapas lega. Aku berusaha duduk. Meletakan kompres di dahi dan memegang kompres di perutku.

"Sudah merasa baikan?"

"Duh!"

"Kenapa?"

"Ka-kaget Dok."

"Kaget kenapa? Kamu kira Aku cowok itu ya?"

"Ehem." Pipiku bersemu merah.

"Tapi Kamu beruntung banget lho. Siapa namamu?" Dokter Nina membaca nama yang tertera di baju seragamku. "Khansa ya... Khansa, Kamu sangat beruntung lho. Kamu bisa membuat cowok sepopuler itu sangat khawatir kepadamu. Dia pasti memiliki perasaan terhadapmu."

"Dokter bicara apa. Kami hanya berteman Dok. Tidak lebih dari itu. Alex sudah punya pacar. Dan pacarnya dewi di sekolah ini."

"Iya, iya. Aku tahu itu. Aku tahu pasangan populer itu. Tapi aneh saja. Kenapa dia sangat perhatian terhadapmu? Kamu tahu, tadi dia menggendongmu kesini. Wajahnya terlihat sangat panik dan khawatir. Dia malah menyarankan untuk menelepon ambulan karena merasa Aku tidak akan sanggup menangani penyakitmu. Sangat aneh bila melihat sikapnya yang seperti itu tapi dia tidak memiliki perasaan terhadapmu." Dokter Nina tampak berpikir.

"Tidak aneh Dok. Itu karena Kita berteman. Kekhawatirannya itu karena murni pertemanan Kita." Aku berusaha menyanggah. Mendengar dokter Nina bercerita tentang Alex membuat jantungku berdebar-debar. Alex menggendongku ke UKS? Sebegitu khawatirnyakah Alex terhadapku?

"Ya sudahlah, itu urusan kalian anak muda. Oh ya omong-omong, Kamu selalu sakit seperti ini tiap bulannya?"

"Iya Dok. Kira-kira kenapa ya Dok? Apa ada yang salah dengan siklus Saya?"

"Jaga pola makan. Jangan sering minum es. Sering-sering minum air hangat. Dan bila sakit tiba, kompres perutmu dengan air hangat. Jangan terlalu stres juga, oke?"

"Oke Dok. Kalau begitu Saya permisi dulu Dok."

"Mau kemana Kamu? Kamu tidak mau menunggu pujaan hatimu datang?"

"Ti-tidak Dok. Saya akan ke kelas." Aku harus buru-buru pergi sebelum Alex datang. Akan sangat memalukan bila bertemu dengan Alex dalam kondisi seperti ini.

Dokter Nina memberiku surat sakit. Surat itu bisa Aku gunakan untuk ijin pulang cepat. Tanpa sepengetahuan Alex Aku pulang lebih cepat hari itu. Aku memutuskan meninggalkan sepedaku di sekolah dan naik angkot.

Sebenarnya perutku tidak begitu sakit lagi. Aku bisa melanjutkan jam pelajaran berikutnya. Namun karena malu akan berhadapan dengan Alex lagi, Aku memutuskan untuk pulang cepat.

***

Begitu tiba di rumah, Aku langsung beristirahat di kamar. Ayah belum pulang kerja. Adikku juga belum pulang sekolah. Waktu masih menunjukan pukul sepuluh pagi.

Aku merebahkan diriku dan mengingat kilas balik kejadian hari itu. Otakku terus bertanya-tanya. Mengapa Alex sangat baik padaku? Mengapa Alex ingin menjadikanku sahabatnya? Apa yang telah kulakukan hingga pendapat perhatian seperti itu?

Berbagai pikiran berkecamuk dalam otakku. Pikiran-pikiran itu menghantarku ke alam mimpi. Aku tertidur sembari memimpikan Alex. Tidak ada Diana di mimpiku. Hanya Aku dan Alex. Kami berdua. Alangkah indahnya.

Tok... Tok... Tok...

Aku terbangun ketika mendengar seseorang mengetuk rumahku. Aku melihat jam di samping mejaku. Rupanya sudah pukul satu siang. Kira-kira siapa yang datang? Adikku kah?

Tanpa membersihkan wajah Aku ke ruang depan. Tanpa melihat siapa tamu yang datang, Aku langsung membuka pintu. Tampak pemuda berseragam putih abu-abu berdiri membelakangiku. Dan Aku sangat familiar dengan punggung itu. Punggung itu pasti milik Alex!!

"A-Alex?" Ucapku terbata. Seketika kerongkonganku menjadi kering. Pria muda itu berbalik. Wajahnya tampak sangat khawatir ketika menatapku.

"Khansa... Ba-bagaimana keadaanmu?"

"Ak-aku baik-baik saja..." Kami berdua tampak salah tingkah. Bingung harus berkata apa.

"Aku... Aku kesini untuk memastikan keadaanmu. Aku lihat Kamu baik-baik saja. Kalau begitu Aku pamit dulu..." Tiba-tiba Alex berbalik bersiap-siap untuk pergi.

"Al-Alex..." Panggilku dengan suara tertahan. Alex menghentikan langkah dan kembali berbalik ke arahku. Aku begitu gugup. Kulihat dia juga gugup. "Ma-mau minum teh dulu?" Mulutku tanpa sadar berkata seperti itu. Ingin rasanya Aku menampar mulutku sendiri.

"Bolehkah?" Alex memegang bagian belakang kepalanya. Sepertinya itu gerakan spontan untuk mengusir kegugupannya.

"Iya." Jawabku dengan pasrah. Aku membuka pintu lebar-lebar, mempersilakan Alex untuk memasuki rumahku yang sederhana. "Silakan duduk." Ucapku dengan sopan.

"Iya, terima kasih." Alex duduk di sofa yang bantalannya sudah robek di sana sini.

"Maaf ya, Kamu harus duduk di kursi yang tidak layak..."

"Tidak apa-apa. Ini sangat empuk dan nyaman." Alex terlihat menyamankan dirinya. Sepertinya dia ingin memberi kesan bahwa dia betah berada di rumahku.

Aku pergi ke dapur dan membuatkan Alex secangkir teh. Sembari menunggu air mendidih pikiranku berkecamuk. Berpikir hal apa yang akan Kami bahas selanjutnya? Bagaimana cara mengatasi situasi canggung seperti ini?

Tidak sampai lima menit air pun sudah mendidih. Aku menuangkan air ke dalam gelas yang di dalamnya sudah Aku masukan kantung teh. Dengan gugup Aku membawa teh tersebut ke ruang depan.

"Terima kasih." Ucap Alex ketika melihatku meletakan teh di atas meja.

"Iya, sama-sama."

Dan Kami pun kembali canggung. Aku menunduk sembari memain-mainkan tanganku. Kulihat Alex juga melakukan hal sama.

"Ba-bagaimana keadaanmu?"

"Aku baik-baik saja..."

"Apa sudah tidak sakit lagi?"

"Ti-tidak..."

"Apa tiap bulan Kamu sering mengalami hal seperti ini?"

"Iya..."

"Apa kata dokter? Apa bisa di sembuhkan?"

"Iya..." Aku asal jawab saja. Padahal sembuh tidaknya Aku belum mencobanya.

"Syukurlah kalau begitu."

"Iya..." Dan Kami kembali terdiam.

"Oh ya, kata Pak Riswan untuk lomba larimu bisa disusulkan. Ikut jadwal kelas lain."

"Iya, terima kasih..." Keheningan kembali terjadi.

"Aku... Aku minum tehnya ya..." Alex cepat-cepat mengambil teh dan menyeruputnya.

"Awas masih panas." Tapi sudah terlambat.

"Buuuhh... Awwwuh... " Alex menyemburkan teh itu dan mengipasi lidahnya yang kepanasan. Tanganku secara otomatis mengambil tissue di atas meja dan mengelap bekas teh yang berhamburan di baju dan celana Alex. Tanpa sadar Aku juga membersihkan teh di area mulut Alex.

Tiba-tiba Alex sudah tidak heboh lagi. Dia terdiam sediam-diamnya. Aku juga terdiam. Terkejut dengan sikapku sendiri. Tanganku menjadi tak bergerak, tetap berada di pipi Alex. Aku melirik Alex. Mata Kami pun bertemu dan terpaku. Tidak ada yang bergerak di antara Kami. Bagaikan terdapat medan magnet, Kami saling bertatap-tatapan dalam diam.

***

Happy Reading 🥰

Terpopuler

Comments

Ningke Endengi

Ningke Endengi

diantara kita tlah terjalin sudah

2024-06-12

1

Furia

Furia

lalu datanglah tukang sayur: ,,,,Yuuuuuurrrr Sayuuuuuuuuuurrrrrr!!!!!!
ada jengkol muraaah nih mbak eeee,ayok ayok mumpung muraaaah!!!!
Serta merta Khansa & Alex berhamburan ke arah tukang sayur tsb, "Aah senangnyaa ada promo jengkol ya khans" ujar Alex sembari memilih jengkol.

2023-10-02

3

Nur Anggi

Nur Anggi

eak eak eak

2023-01-31

0

lihat semua
Episodes
1 SEASON 1 Ch 1 - Pria 99%
2 Ch 2 - Sapaan Pertama
3 VISUAL CAST (SETTING CERITA TAHUN 2008)
4 Ch 3 - Bantuan Kecil
5 Ch 4 - Hadiah Kecil
6 Ch 5 - Tugas Kelompok
7 Ch 6 - Kamu Manis
8 Ch 7 - Duniamu dan Duniaku Yang Berbeda
9 Ch 8 - Skor Terburuk
10 Ch 9 - Aku Ingin Mandiri
11 Ch 10 - Dismenore
12 Ch 11 - Mengapa Begitu Mengkhawatirkanku?
13 Ch 12 - Tidak Bisa Ikut Ujian
14 Ch 13 - Aku Menyukaimu
15 Ch 14 - Seorang Upik Abu
16 Ch 15 - Teman Yang Tulus
17 Ch 16 - Tidak Sekelas Lagi
18 Ch 17 - Kamu Mau Jadi Pacarku?
19 Ch 18 - Aku Benci Kamu!!
20 Ch 19 - Datang ke Rumah
21 Ch 20 - Curhatan Pemuda Patah Hati
22 Ch 21 - Membuatmu Membenciku
23 Ch 22 - Berusaha Melupakanmu
24 Ch 23 - Ujian Nasional
25 Ch 24 - Mendapat Beasiswa
26 Ch 25 - Lolos Seleksi Masuk Perguruan Tinggi
27 Ch 26 - Penyesalan (SEASON 1 END)
28 SEASON 2 Ch 27 - Memulai Hidup Baru
29 Ch 28 - Kehidupan di Kantor
30 VISUAL CAST (MASA SEKARANG)
31 ILUSTRASI JABATAN
32 Ch 29 - Alex, Kamu Dimana?
33 Ch 30 - Apakah Itu Lamaran?
34 Ch 31 - Lamaran Yang Sesungguhnya
35 Ch 32 - Pengumuman Reuni
36 Ch 33 - Pertemuan Pertama Kita
37 Ch 34 - Aku Merindukanmu
38 Ch 35 - Melakukan Dosa Besar
39 Ch 36 - Aku hanya Figuran
40 Ch 37 - Menolak Lamaran
41 BONUS FOTO ALEX & KHANSA
42 Ch 38 - Kemarahan Andre
43 Ch 39 - Sakit
44 Ch 40 - Menebak-nebak
45 Ch 41 - Kegelisahan
46 Ch 42 - Membuat Keputusan
47 Ch 43 - Memulai Hidup Baru, Berdua Denganmu
48 Ch 44 - Mimpi
49 Ch 45 - Sehat dan Tidak Rewel
50 Ch 46 - Berita Mengejutkan
51 Ch 47 - Pertemuan Tak Terduga
52 Ch 48 - Lari Darimu
53 Ch 49 - Kapan Kita Akan Menikah?
54 Ch 50 - Aku Tidak Mau Menikah Denganmu
55 Ch 51 - Tunggu Aku
56 Ch 52 - Drama Keluarga
57 Ch 53 - Menikah
58 Ch 54 - Pria Mesum
59 Ch 55 - Malam Kedua?
60 Ch 56 - Kembali ke Jakarta
61 Ch 57 - Tinggal di Rumah Baru
62 Ch 58 - Maafkan Papa
63 Ch 59 - Pelajaran Penting
64 Ch 60 - Pelajaran Part 1
65 Ch 61 - Pelajaran Part 2
66 Ch 62 - Pelajaran Part 3
67 Ch 63 - Alkha
68 Ch 64 - Lagi-lagi Bertemu
69 Ch 65 - Aku Tidak Bisa Melepasmu!!
70 Ch 66 - Berteman
71 Ch 67 - Pulang Kampung
72 Ch 68 - Jangan Lari Dariku
73 Ch 69 - Jangan Dengarkan Kata Orang
74 Ch 70 - Keinginan Kecil
75 Ch 71 - Ngidam Kok Lihat Sawah?
76 Ch 72 - Kunjungan Cabang
77 Ch 73 - Bertemu dengan Mantan
78 Ch 74 - Apa Kamu Menyayangiku?
79 Ch 75 - Khansaku
80 Ch 76 - Di Tinggalkan
81 Ch 77 - Menunggu Kabarmu
82 Ch 78 - Melepas Perasaan
83 Ch 79 - Fokus Pada Bayiku
84 Ch 80 - Mengacuhkanmu
85 Ch 81 - Pergi Melakukan Pemeriksaan
86 Ch 82 - Karma
87 Ch 83 - Lepaskan Aku
88 Ch 84 - Jawaban
89 [POV Alex] Ch 85 - Bertemu dengan Si Polos
90 [POV Alex] Ch 86 - Sosok Yang Menarik
91 [POV Alex] Ch 87 - Cemburu Pada Orang Yang Salah
92 [POV Alex] Ch 88 - Kedatangannya
93 [POV Alex] Ch 89 - Kenapa Menangis?
94 [POV Alex] Ch 90 - Kau Membuatku Khawatir
95 [POV Alex] Ch 91 - Bibirnya Terlihat Menarik
96 [POV Alex] Ch 92 - Membayar Tagihan
97 [POV Alex] Ch 93 - Pemandangan Yang Mengejutkan
98 [POV Alex] Ch 94 - Amarah
99 [POV Alex] Ch 95 - Mencari Alasan
100 [POV Alex] Ch 96 - Dia Membenciku
101 [POV Alex] Ch 97 - Hati Yang Hancur
102 [POV Alex] Ch 98 - Pandangan Mata
103 [POV Alex] Ch 99 - Selamat Tinggal Khansaku
104 [POV Alex] Ch 100 - Memantau
105 [POV Alex] Ch 101 - Mengatur Reuni
106 [POV Alex] Ch 102 - Bertemu
107 [POV Alex] Ch 103 - Malam Reuni
108 [POV Alex] Ch 104 - Diana
109 [POV Alex] Ch 105 - Kehilanganmu
110 [POV Alex] Ch 106 - Mimpi Yang Menjadi Nyata?
111 PENGUMUMAN GEEEENKKKK
112 Novel Kamu Bukan Figuran Sudah Release
113 PENGUMUMAN NOVEL LOVE ME PLEASE, HUBBY TERBIT CETAK!!
114 NOVEL AKU HANYA FIGURAN & KAMU BUKAN FIGURAN SUDAH TERBIT!!
115 NOVEL SECRETLY LOVING YOU DI NOVELTOON
Episodes

Updated 115 Episodes

1
SEASON 1 Ch 1 - Pria 99%
2
Ch 2 - Sapaan Pertama
3
VISUAL CAST (SETTING CERITA TAHUN 2008)
4
Ch 3 - Bantuan Kecil
5
Ch 4 - Hadiah Kecil
6
Ch 5 - Tugas Kelompok
7
Ch 6 - Kamu Manis
8
Ch 7 - Duniamu dan Duniaku Yang Berbeda
9
Ch 8 - Skor Terburuk
10
Ch 9 - Aku Ingin Mandiri
11
Ch 10 - Dismenore
12
Ch 11 - Mengapa Begitu Mengkhawatirkanku?
13
Ch 12 - Tidak Bisa Ikut Ujian
14
Ch 13 - Aku Menyukaimu
15
Ch 14 - Seorang Upik Abu
16
Ch 15 - Teman Yang Tulus
17
Ch 16 - Tidak Sekelas Lagi
18
Ch 17 - Kamu Mau Jadi Pacarku?
19
Ch 18 - Aku Benci Kamu!!
20
Ch 19 - Datang ke Rumah
21
Ch 20 - Curhatan Pemuda Patah Hati
22
Ch 21 - Membuatmu Membenciku
23
Ch 22 - Berusaha Melupakanmu
24
Ch 23 - Ujian Nasional
25
Ch 24 - Mendapat Beasiswa
26
Ch 25 - Lolos Seleksi Masuk Perguruan Tinggi
27
Ch 26 - Penyesalan (SEASON 1 END)
28
SEASON 2 Ch 27 - Memulai Hidup Baru
29
Ch 28 - Kehidupan di Kantor
30
VISUAL CAST (MASA SEKARANG)
31
ILUSTRASI JABATAN
32
Ch 29 - Alex, Kamu Dimana?
33
Ch 30 - Apakah Itu Lamaran?
34
Ch 31 - Lamaran Yang Sesungguhnya
35
Ch 32 - Pengumuman Reuni
36
Ch 33 - Pertemuan Pertama Kita
37
Ch 34 - Aku Merindukanmu
38
Ch 35 - Melakukan Dosa Besar
39
Ch 36 - Aku hanya Figuran
40
Ch 37 - Menolak Lamaran
41
BONUS FOTO ALEX & KHANSA
42
Ch 38 - Kemarahan Andre
43
Ch 39 - Sakit
44
Ch 40 - Menebak-nebak
45
Ch 41 - Kegelisahan
46
Ch 42 - Membuat Keputusan
47
Ch 43 - Memulai Hidup Baru, Berdua Denganmu
48
Ch 44 - Mimpi
49
Ch 45 - Sehat dan Tidak Rewel
50
Ch 46 - Berita Mengejutkan
51
Ch 47 - Pertemuan Tak Terduga
52
Ch 48 - Lari Darimu
53
Ch 49 - Kapan Kita Akan Menikah?
54
Ch 50 - Aku Tidak Mau Menikah Denganmu
55
Ch 51 - Tunggu Aku
56
Ch 52 - Drama Keluarga
57
Ch 53 - Menikah
58
Ch 54 - Pria Mesum
59
Ch 55 - Malam Kedua?
60
Ch 56 - Kembali ke Jakarta
61
Ch 57 - Tinggal di Rumah Baru
62
Ch 58 - Maafkan Papa
63
Ch 59 - Pelajaran Penting
64
Ch 60 - Pelajaran Part 1
65
Ch 61 - Pelajaran Part 2
66
Ch 62 - Pelajaran Part 3
67
Ch 63 - Alkha
68
Ch 64 - Lagi-lagi Bertemu
69
Ch 65 - Aku Tidak Bisa Melepasmu!!
70
Ch 66 - Berteman
71
Ch 67 - Pulang Kampung
72
Ch 68 - Jangan Lari Dariku
73
Ch 69 - Jangan Dengarkan Kata Orang
74
Ch 70 - Keinginan Kecil
75
Ch 71 - Ngidam Kok Lihat Sawah?
76
Ch 72 - Kunjungan Cabang
77
Ch 73 - Bertemu dengan Mantan
78
Ch 74 - Apa Kamu Menyayangiku?
79
Ch 75 - Khansaku
80
Ch 76 - Di Tinggalkan
81
Ch 77 - Menunggu Kabarmu
82
Ch 78 - Melepas Perasaan
83
Ch 79 - Fokus Pada Bayiku
84
Ch 80 - Mengacuhkanmu
85
Ch 81 - Pergi Melakukan Pemeriksaan
86
Ch 82 - Karma
87
Ch 83 - Lepaskan Aku
88
Ch 84 - Jawaban
89
[POV Alex] Ch 85 - Bertemu dengan Si Polos
90
[POV Alex] Ch 86 - Sosok Yang Menarik
91
[POV Alex] Ch 87 - Cemburu Pada Orang Yang Salah
92
[POV Alex] Ch 88 - Kedatangannya
93
[POV Alex] Ch 89 - Kenapa Menangis?
94
[POV Alex] Ch 90 - Kau Membuatku Khawatir
95
[POV Alex] Ch 91 - Bibirnya Terlihat Menarik
96
[POV Alex] Ch 92 - Membayar Tagihan
97
[POV Alex] Ch 93 - Pemandangan Yang Mengejutkan
98
[POV Alex] Ch 94 - Amarah
99
[POV Alex] Ch 95 - Mencari Alasan
100
[POV Alex] Ch 96 - Dia Membenciku
101
[POV Alex] Ch 97 - Hati Yang Hancur
102
[POV Alex] Ch 98 - Pandangan Mata
103
[POV Alex] Ch 99 - Selamat Tinggal Khansaku
104
[POV Alex] Ch 100 - Memantau
105
[POV Alex] Ch 101 - Mengatur Reuni
106
[POV Alex] Ch 102 - Bertemu
107
[POV Alex] Ch 103 - Malam Reuni
108
[POV Alex] Ch 104 - Diana
109
[POV Alex] Ch 105 - Kehilanganmu
110
[POV Alex] Ch 106 - Mimpi Yang Menjadi Nyata?
111
PENGUMUMAN GEEEENKKKK
112
Novel Kamu Bukan Figuran Sudah Release
113
PENGUMUMAN NOVEL LOVE ME PLEASE, HUBBY TERBIT CETAK!!
114
NOVEL AKU HANYA FIGURAN & KAMU BUKAN FIGURAN SUDAH TERBIT!!
115
NOVEL SECRETLY LOVING YOU DI NOVELTOON

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!