Tapi saat semua orang merasa lega, Dion menyadari sesuatu. Sesuatu yang terus mengikuti Bibi Kinan ternyata belum lenyap. Hal itu membuat Dion jadi semakin bingung. Kini istrinya sudah tidak melihat hal yang ia takuti di mana pun tetapi hal yang mengusik pikiran Dion tetap tidak pergi.
"Apa ini jenis lain?" tanyanya dalam hati.
Sesaat kemudian setelah Paranormal itu menyelesaikan tugasnya. Ia pun pamit undur diri.
"Tunggu sebentar pak," cegah Dion.
"Apa bapak yakin semuanya sudah diusir?" tanya Dion dengan wajah cemas.
Sesekali ia mencuri pandang bayangan hitam yang ada di belakang Bibi Kinan. Dion tidak bisa membicarakannya sekarang.
"Bukankah seharusnya Paranormal itu sendiri akan paham maksudku?" batin Dion.
"Tapi saya sudah melakukan semampu saya nak, di atas langit masih ada langit. Jika tidak merasa puas silahkan cari yang ilmunya lebih kuat dari saya." kata Paranormal itu.
"Tidak-tidak bukan itu maksud saya pak, ya...saya puas dengan pekerjaan bapak. Istri saya sudah tenang, jadi saya pun merasa lega, ya walau pun..." kata Dion memanjangkan kata terakhirnya
"Walau pun apa?" tanya Paranormal itu.
"Ahh...yah barangkali suatu saat hal itu kembali lagi, begitu maksud saya." kata Dion setelah memikirkan kalimat yang sesopan mungkin.
"Oh kalau soal itu, bisa hubungi saya kapan saja." kata Paranormal itu.
"Saya akan segera datang dan mengusirnya lagi, jadi kamu tidak perlu kuatir." lanjut Paranormal tersebut.
Dion kehabisan kata-kata dan akhirnya menyerah. Dia pun merogoh kantungnya untuk mencari dompet, namun tidak ketemu.
"Ah maaf bisa bapak duduk dulu sebentar? Biar saya ambilkan ongkos untuk pulang." tawar Dion.
"Ah itu tidak perlu nak, bapak akan diantar pulang sama dia," ucapanya sambil menunjuk ke arah Dion.
"Oh iya, tapi paling tidak saya mau memberikan uang minum untuk bapak." kata Dion kemudian.
"Tapi tadi bapak sudah minum tadi di dapur." jawabnya lagi.
"Maksud saya, uang ongkos jasa bapak. Saya merasa tidak enak kalau bapak pulang dengan tangan kosong." ucap Dion berterus terang.
Paranormal itu manggut-manggut.Lalu ia berkata,"Saya senang bisa membantu orang lain dengan ilmu saya. Jadi tidak usah sungkan. Saya juga tidak mencari uang, dengan memperjual belikan ilmu yang diberikan secara gratis pada saya, sejak lahir ke dunia ini."
Mendengar ucapannya semua yang berada di situ menatapnya dengan takjub.
"Ternyata Paranormal ini tidak mencari uang dengan talentanya itu. Tapi justru menggunakannya untuk menolong sesama tanpa pamrih," puji para pelayan dalam hati kecuali Vivina.
"Bapak, ini hanya tip biasa." ucap Lina menimpali.
"Tapi kalau dipaksa, ya bapak terima saja ongkosnya. Biasanya tarip ongkos saya sekitar 500.000 rupiah sekali kerja." kata Paranormal tersebut dan ia pun disikut oleh teman Dion yang membawanya ke rumah itu.
"Ahhh iya tapi bisa kurang kok." kata Paranormal itu lagi setelah kena sikut oleh teman Dion.
Melihat hal itu para pelayan pun sikut-sikutan sambil curi-curi pandang ke arah Paranormal itu dan menahan senyum agar tidak menyingging perasaan Paranormal tersebut. Sementara Vivina dengan jelas tersenyum mengejek walau ia mengarahkan wajahnya ke arah lain. Dion pun menggangguk tanda mengerti.
Segera ia pergi ke kamarnya dan mengambil uang tunai dan memberikannya kepada Paranormal itu.
"Ini pak, saya harap ini cukup untuk biaya ongkosnya," ucap Dion saat menyerahkan uang tersebut.
"Ah iya iya, cukup kok, terimakasih ya nak, jangan sungkan panggil bapak kalau ada yang mengganggu kalian," katanya seraya menyimpan uang lembaran merah ke sakunya.
Setelah itu teman Dion dan Paranormal tersebut pergi, Dion segera menyuruh pelayan membereskan kamar lain. Kamar itu akan ia tempati menggantikan kamar yang selama ini ia dan istrinya pakai. Tapi ia memilih secara khusus pelayan yang membereskan kamar barunya. Mereka adalah Ros dan Vivina.
Selain Ros dan Vivina pelayan yang lain tetap berada di ruang tamu, dan tidak seorang pun berani melangkahkan kaki ke kamar mereka untuk beristirahat, setelah seharian bekerja. Mereka merasa segan pergi tidur terlebih dahulu. Setidaknya mereka akan menemani majikannya sampai mereka ke kamar barunya.
"Sayang kenapa akhir-akhir ini banyak yang mengganggu kita ya?" tanya Lina saat hanya mereka berdua di kamar baru yang akan mereka tempati mulai malam itu.
Dion hanya diam mendengar ucapan istrinya.
"Menurutmu siapa yang mengirim mahluk halus itu ke rumah ini?" tanya Lina lagi.
"Kenapa bertanya begitu?" tanya Dion kembali.
"Soalnya selama ini, aku tidak pernah melihat mereka, tapi kenapa akhir-akhir ini mereka muncul dan menakuti kita." kata Lina.
"Kita?" tanya Dion.
Dion berpikir kalau Lina tau ia bisa melihat bayangan hitam di belakang Bibi Kinan.
"Jadi kau juga melihatnya?" tanya Dion.
"Bayangan hitam yang selalu mengikuti Bibi Kinan." kata Dion lagi
Dia menatap Lina dengan wajah serius dan berbicara pelahan. Tapi mendengar ucapan suaminya malah membuat Lina bingung.
"Bayangan hitam apa?" tanya Lina.
"Bayangan hitam, ya bayangan hitamlah, yang kalau dilihat ia seperti asap gelap, tapi seolah berbentuk manusia yang sedang memegang sabit dengan gagang yang panjang. Sabitnya juga panjang, bayangan itu juga tinggi. Lebih tinggi dariku." kata Dion panjang lebar.
Lina memiringkan kepalanya. Penjelasan Dion mengingatkannya pada sosok mahluk halus yang menggunakan jubah hitam panjang. Mahluk itu seperti manusia tapi terlihat menyeramkan dengan senjata tajam berbertuk sabit dan bergagang panjang, persis seperti yang digambarkan suaminya. Tapi ia tidak pernah sekali pun melihat hal itu berada di belakang Bibi Kinan.
"Aku tidak melihat yang kau katakan itu." jawab Lina dengan jujur.
"Ini aneh," ujar Dion.
"Sebenarnya apa kamu dulu pernah melihat roh halus?" tanya Dion lagi.
"Tidak pernah sama sekali, bahkan melewati perkuburan yang dikatakan angker oleh orang-orang pun, aku tidak pernah melihat sesuatu di sana." jawab Lina.
"Apa itu artinya kau tiba-tiba punya kemampuan itu sekarang?" tanya Dion.
"Hah? Oh tidak aku tidak menginginkan kemampuan ini, jika ini disebut kemampuan. Lebih baik kemampuan ini menghilang dariku." kata Lina cemas.
"Aku tidak pernah berharap bisa melihat hal itu, jadi aku justru berpikir kalau mungkin ada seseorang yang mengirim mereka untuk mengganggu kita." kata Lina.
"Aku takut sayang, bagaimana kalau mereka kembali dan," ucap Lina terhenti tatkala Dion memeluknya.
"Tenanglah, aku tidak akan biarkan hal buruk itu terjadi lagi." ucap Dion.
"Tapi bagaimana caranya?" tanya Lina dengan cepat.
"Aku akan meminta jimat untuk melindungimu pada seorang Paranormal." kata Dion sambil menyakinkan istrinya kalau ia tidak perlu kuatir.
"Tapi...sungguh kamu sudah tidak melihat mahluk halus apa pun di rumah ini sekarang?" tanya Dion.
"Iya, aku tidak melihat mereka lagi sayang, tapi bagaimana kalau kita pindah rumah saja?"
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 256 Episodes
Comments
Nat_Miee
like and fav buat mu thor
salam manis my scret romance with ceo
2022-05-31
1
Beast Writer
paranormal aspal
2022-03-19
0
senja
Bapak diantar pulang smbil nunjuk ke arah Dion? typo kah?
2022-03-18
0