Om dan tante datang membawa obat herbal dan obat itu sudah dibuang. Mustahil jika ini ada hubungannya dengan Om dan Tante pikir Dion. Tapi kemudian Dion memeriksa CCTV ia melihat rekaman yang merekekam kedatangan Tante dan Omnya.
Dion melihat dengan seksama rekaman itu mulai dari saat Tante dan Omnya masuk gerbang saat datang dan saat memasuki rumah. Tampak tidak ada hal yang mencurigakan. Kedatangan Om dan Tante bahkan tidak terlalu menarik perhatian pelayan di rumahnya. Tidak ada terlihat mereka berbincang-bincang.
Bahkan sampai pada saat rekaman di mana Tante dan Omnya pulang, tetap saja Dion tidak menemukan hal yang janggal sedikit pun. Harusnya ia sudah berhenti curiga saat ini. Tapi karena perasaannya tidak tenang, ia tetap merasa perlu untuk waspada.
"Ada apa sayang?" tanya Lina melihat kecemasan pada wajah suaminya.
"Ah tidak ada apa-apa, aku hanya memeriksa CCTV apakah berfungsi dengan baik atau tidak. Itu saja."
Sebuah kecupan Dion lepaskan ke jidad istrinya tercinta. Ia tidak mau membuat istrinya cemas sedikit pun. Jadi ia akan menyelidiki keanehan hari ini secara diam-diam. Tapi langkah awal yang ia lakukan gagal. Lalu apa yang harus ia lakukan sekarang?
Dion memutar otaknya untuk mencari ide, kira-kira hal apa yang patut ia curigai. Atau mungkin kejadian hari ini hanya kebetulan saja. Kira-kira apa yang akan terjadi kalau obat herbal yang dibawa oleh om dan tqntenya mereka minum.
"Ah itu dia. Di mana obat herbal itu sekarang?"
Seketika Dion terpikir untuk mengecek obat herbal yang Tante dan Omnya bawa. Apa isi kandungan obat itu? Maka dia pun hendak mengecek obat itu. Tapi tunggu dulu, ia harus keluar kamar. Haruskah ia tinggalkan istrinya sendirian?
Dion memikirkan hal lain lagi. Dan kemudian ia mendapat cara untuk menyelidiki obat tersebut tanpa dicurigai oleh istrinya.
"Sayang ayo kita keluar, tidak baik jika berada di dalam kamar terus menerus."
Bujukan itu Dion ucapkan selembut mungkin dan ia berbicara dengan nada biasa. Jadi istrinya pun mengiyakan tanpa berpikir apa pun. Dion mengajak Lina ke ruang tamu. Menuntun Lina seolah takut istrinya akan kesasar di rumah megah milik kakeknya. Rumah yang sebelum menikah sudah sering Lina datangi. Tapi Lina tidak keberatan meski diperlakukan seperti anak kecil.
Setelah sampai di ruang tamu Dion pura-pura hendak minum. Dan dengan alasan tidak mau merepotkan para pelayan, jadi dia akan mengambil minumannya sendiri. Lina hanya tersenyum tipis sebagai isyarat mengiyakan suaminya.
Saat tiba di dapur tampak seorang pelayan sedang menata makan siang untuk mereka berdua. Dan pelayan yang lain membersihkan peralatan yang baru saja digunakan. Dan sebagian lagi mengantarkan makanan ke meja makan yang berada di ruang sebelah dapur. Tampaknya persiapan hampir selesai.
Melihat Dion datang pelayan-pelayan itu hanya menganggukkan kepala mereka sedikit untuk memberi salam pada Dion. Kemudian melanjutkan tugas mereka masing-masing.
Sebenarnya Dion tidak bermaksud megganggu. Tapi tentunya aneh jika dia tiba-tiba datang dan mengacak-acak lemari penyimpanan makanan. Dan bisa saja obat itu tidak ada di sana. Lagi pula tidak mungkin rasanya salah satu pelayan menyimpan barang yang ia suruh buang.
"Oh iya, siapa yang melihat obat herbal yang kemarin dibawa oleh tante dan om saat datang kemari?" Dion bertanya dengan nada datar.
Semua orang yang ada di situ sejenak menghentikan kegiatan mereka. Lalu saling pandang, kemudian mereka mengangkat bahu sebelum serempak menjawab, "Kami tidak tahu."
Lalu seorang dari mereka tampak sedang mengingat sesuatu.
"Oh...bukankah, Tuan sudah menyuruh Vivina untuk membuangnya?" celutuk seorang pelayan.
Semua yang berada di situ memandang pelayan tersebut lalu saling pandang dan serempak menganggukkan kepala. Dan serentak berkata,"Oh iya tuan, itu benar."
Dion akhirnya menemui jalan buntu. Memalukan bertanya tentang barang yang sudah ia perintahkan untuk dibuang. Apa yang akan dipikirkan oleh para pelayan itu sekarang? Bagaimana jika mereka pikir Dion menyesal dan merasa sayang telah membuang barang dari om dan tantenya.
"Maaf, Tuan kalau anda mau biar saya carikan. Kebetulan mobil truk pengangkut sampah belum mengangkut sampah hari ini. Mungkin masih bisa ditemukan dari tumpukan sampah-sampah tersebut," ujar seorang pelayan menawarkan diri.
Pelayan yang lain saling pandang dan memutar bola matanya 360 derajat. Menurut mereka ada yang sedang mencari perhatian tuannya. Sampai rela menawarkan diri mengkais sampah-sampah yang jorok menurut mereka.
Lalu mereka hanya menarik ujung bibir kanan mereka ke pipi kirinya secara diam-diam.
"Ah tidak usah, kalau memang sudah dibuang biarkan saja. Saya hanya ingin memastikan barang itu sudah dibuang, itu saja. Dan tidak ada yang lain," ucap Dion. Lalu ia kembali ke tempat istrinya berada.
Di ruang tamu tampak Lina menyalakan televisi, dan melihat siaran berita. Berita yang sama setiap harinya. Berita suka atau pun duka dari orang yang tersohor sampai yang teraniaya. Berita kriminal atau berita kedermawanan seorang bos besar mau pun orang biasa. Juga berita tentang keberhasilan seseorang atau kerugian orang-orang kecil.
Beruntung Lina baik-baik saja pikir Dion. Ia pun duduk di samping istrinya. Lalu berpura-pura mengikuti siaran berita di layar kaca. Tidak lama kemudian kepala pelayan datang menyampaikan kalau makan siang sudah selesai. Maka Dion dan Lina pun segera pergi ke ruang makan.
Saat Dion dan Lina makan para pelayan melayani mereka. Lagi-lagi Dion melihat bayangan hitam dari salah seorang pelayannya. Tentu saja dia jadi merasa tidak nyaman apa lagi saat pelayan itu berada di dekatnya.
Tapi kemudian Dion melirik Lina. Tampak Lina biasa-biasa saja. Dia juga bisa tersenyum pada pelayan itu. Dion pun mencoba berpura-pura tidak melihat bayangan hitam yang mengikuti salah seorang pelayannya.
Selama Lina baik-baik saja dia merasa tidak perlu khawatir. Dia menganggap itu mungkin hanya ilusi akibat rasa setresnya. Walau pun terasa aneh, sebab bayangan hitam itu muncul hanya di balik punggung seorang pelayan saja.
Tapi tiba-tiba Dion berpendapat lain.
"Bagaimana jika pelayan itu memiliki sesuatu dari dalam dirinya? Kenapa hanya dia yang tampak berbeda," batin Dion bertanya-tanya.
"Apa mungkin dia menyembunyikan sesuatu, dan bayangan hitam itu sebagai pertanda untukku?"Lagi-lagi Dion bertanya-tanya dalam hatinya.
Sesekali ia melirik Lina dan juga pelayan tersebut. Dion memperhatikan gerak-gerik pelayan itu. Tapi dengan tetap bersikap seolah-olah tidak melihat apa pun agar tidak menarik perhatian. Namun dia tersentak mengingat suatu hal, sehingga kini Dion mulai merasa was-was dengan apa yang ia makan. Bagaimana jika ada sesuatu yang dimasukkan ke dalam makanan mereka.
Lalu tiba-tiba...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 256 Episodes
Comments
🍌 ᷢ ͩ⏤͟͟͞RKᵝ⃟ᴸ🦎Ԃҽɠαɳ ⸙ᵍᵏ
👀
2022-04-19
2
🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸
dion mulai curiga ini dan apakah kecurigaan nya itu benar ya karena tiba tiba saja bersambung 😂😂
2022-03-22
4
Beast Writer
vivina apa pipinya.
2022-03-19
2