"Hahaha...sepertinya obat itu memang mujarab, tidak sia-sia aku membayar mahal," kata orang itu.
"Jika saja kamu tidak lebih dulu menyusup masuk, pasti akan sulit membuat mereka meminumnya. Tapi sekalipun ketahuan kamu menyimpan barang ini, mereka tidak akan menaruh curiga tentunya. Hanya saja jika sampai ketahuan kamu menaruhnya di makanan dua lalat itu, maka itu akan jadi masalah besar," lanjut orang itu lagi berpidato di depan Vivina.
"Tapi tenang saja, aku akan membuat tugasmu jadi lebih sederhana."
Lalu ia memberi Vivina sebuah bungkusan yang tampak seperti bungkus kopi hitam yang biasa dikonsumsi Dion.
"Ambil ini, bentuknya seperti kopi, rasanya juga sama sengaja, Aku pesan. Ini titipan untuk dua lalat tersebut. Semakin sering mereka mengkonsumsinya semakin cepat otak mereka rusak. Mereka akan mengalami halusinasi dan kalau beruntung mungkin mereka akan saling bunuh saat bangun di pagi hari. Karena melihat ada monster di ranjangnya. Hahaha lucunya, ini seperti sekali tepuk 2 lalat mati!" ucapnya dengan geram sambil membelalakkan matanya.
"Baik nyonya, saya mengerti, kalau begitu saya pergi dulu," ucap Vivina pamit.
Segera Vivina pergi dari tempat itu.
"Dion kau pikir kau cukup cerdik? Aku tau kau pasti akan membuang apa yang aku berikan, tapi kau tidak akan pernah sadar kalau sebenarnya duri itu sudah berada dalam daging sejak lama. Tidak lama lagi ia akan menghancurkanmu perlahan-lahan. Lihat saja, itu akan terjadi."
Kemudian wanita itu memakai kacamata hitam dan pergi dari tempat itu juga.
Ditempat lain, tepatnya di kamar Dion, Lina akhirnya bangun. Saat ia membuka mata ia melihat suaminya di sampingnya.
"Akhirnya kau membuka matamu juga, kupikir kau tidak akan pernah melihatku lagi."
Lina perlahan-lahan memberanikan diri melihat ke arah lain. Sedikit demi sedikit area kamarnya ia sapu dengan pandangan matanya. Kamar itu tampak seperti sediakala. Tidak ada hal-hal menyeramkan seperti yang ia lihat tadi pagi.
Lina heran tapi juga bersyukur, mahluk itu sudah tidak ada lagi. Tapi juga merasa heran, kenapa ia bisa melihat mereka dimana-mana tadi pagi.
"Sayang...?"
"Ya."
"Apa yang kamu cari, Aku ada disini?" tanya Dion seraya memegang pipi kanan Lina dengan lembut.
"Aku baik-baik saja maksudku, Aku tidak mencari apapun," ucap Lina membalas tatapan suaminya.
Dion lalu mengecup kening istrinya. Dia bersyukur Lina sudah bersikap normal. Semoga saja dia akan baik-baik saja untuk seterusnya. Itu yang dipikirkan Dion. Dia bernapas lega, sekarang ia bisa fokus pada pekerjaannya. Tapi kemudian ia berpikir lagi. Apa benar semua sudah baik-baik saja sekarang.
"Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Dion.
Lina cuma diam mendengar pertanyaan suaminya.
"Apa kau masih takut sendirian?" tanya Dion sekali lagi untuk menghapus rasa penasarannya.
Lina kembali mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar.
"Sayang?"
"Aku sudah tidak melihat mereka lagi dimana pun." Akhirnya Lina buka suara.
"Jadi kau sudah tenang sekarang?" tanya Dion.
Lina mengangguk. Dan Dion memeluknya mesra.
"Baguslah kalau begitu," kata Dion lagi.
Sebenarnya Dion, mau bertanya siapa mereka yang Lina maksud tapi ia tidak mau mengungkitnya dan membuat Lina ketakutan. Dion juga sedikitnya merasa heran dengan apa yang ia lihat. Jadi ia sedikit mengerti apa yang Lina rasakan. Tapi masalahnya kenapa kejadian itu baru terjadi sekarang? Apa yang mengganggu ketentraman mereka berdua.
Om dan tante datang membawa obat herbal dan obat itu sudah dibuang. Mustahil jika ini ada hubungannya dengan Om dan Tante pikir Dion. Tapi kemudian...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 256 Episodes
Comments
🍌 ᷢ ͩ⏤͟͟͞R'Kᵝ⃟ᴸ🦎ҽɾҽɳ ⸙ᵍᵏ 💞
like dlu ya oppa
2022-04-19
0
🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸
kalo kaya gini jadi kasialn lina dan dion nya.
dion sulit untuk.meninggalkan lina walau hanya k.kantor apakah ini rencana mereka agar perusahaan dion melemah tanpa kehadiran dion ya,, sulit untuk d prediksi ini karena ada pejahat juga d rumahnya
2022-03-22
1
Beast Writer
halusinasi
2022-03-19
1