Mobil mereka yang dihentikan secara mendadak itu jadi sorotan mata oleh orang-orang yang ada di situ. Karena mendengar suara gesekan ban mobil dan aspal yang kuat. Lalu supir Dion keluar melihat keadaan korbannya.
Dion dan Lina juga akhirnya ikut keluar. Ada banyak orang yang menyaksikan kejadian itu. Ada yang sekedar melihat dan ada yang memfoto lalu mengunggahnya di akun sosial medianya. Dan ada juga yang memvideokan kejadian itu dan melakukan siaran langsung.
Tapi tidak ada satu pun yang datang untuk menolong. Namun, beruntung kakek tersebut tidak mengalami luka yang fatal. Setelah keseimbangannya kembali pulih, ia pun duduk di aspal. Sambil mengatur napasnya yang masih ngos-ngosan akibat terkejut. Sementara Dion memperhatikannya dengan seksama.
"Apa kakek baik-baik saja?" tanya si supir.
Dion dan Lina ikut menanti jawaban sang kakek dengan perasaan yang campur aduk.
"Coba suruh ia berdiri!" perintah Dion pada supirnya.
Dion kuatir si kakek terkena struk karena jatuh secara tiba-tiba. Si supir pun menyuruh kakek untuk berdiri sendiri. Karena katanya orang yang baru jatuh jangan langsung ditolong jika ia masih bisa bangun sendiri. Itu semua agar ia tidak terkena struk. Si kakek dengan perlahan mengikuti intruksi tersebut. Maka ia pun mencoba berdiri sendiri dengan perlahan, dan ia berhasil berdiri tegak.
"Oh syukurlah kalau begitu," kata Lina senang.
Lina yang dari tadi sangat was-was dan hampir-hampir tidak bernapas, karena merasa tegang, akhirnya bisa bernapas lega. Ia mengusap-usap dadanya dan meniupkan napas perlahan dari mulutnya.
Tapi berbeda dengan Dion, ia masih belum merasa tenang. Masih ada kecemasan dalam dirinya. Apa lagi ia melihat kakek tersebut seperti masih ling-lung. Oleh karena itu Dion yang merasa tidak nyaman, akhirnya meminta kakek tua itu untuk ikut dengan mereka, ke rumah sakit untuk diperiksa. Namun ternyata kakek tua itu menolak.
Sepertinya kata rumah sakit membuatnya takut. Seolah-olah itu adalah tempat yang mengerikan. Sehingga tanpa berpikir dua kali, ia langsung menggeleng-gelengkan kepalanya dan menolak dengan tangan kanannya.
Tapi Dion tetap membujuk kakek itu agar mau ikut ke rumah sakit. Karena bagi Dion mungkin saja ada bagian luka yang tidak terliat. Jadi akan lebih baik diperiksa secepatnya. Namun tetap saja si kakek menolak, dan tidak perduli dengan apa pun yang Dion katakan padanya.
"Biaya pengobatannya, Saya yang tanggung," kata Dion.
"Tidak, tidak usah, Aku tidak mau," kata si Kakek.
Karena melihat si Kakek terus menolak meski sudah dibujuk berkali-kali, akhirnya supir Dion mengeluarkan isi dompetnya, dan memberikan sejumlah uang sebagau pengobatan pada si Kakek. Dan ternyata si Kakek itu menerimanya dengan senang hati, ia segera melangkah dengan tertatih lalu pergi dari tempat itu.
Dan saat si Kakek pergi Dion pun memarahi supirnya. Karena menurut Dion memberi uang bukanlah hal yang benar saat itu. Semua mata memandang dan mereka masih jadi sorotan orang-orang sekitar yang berlalu-lalang di jalan itu.
"Kenapa kau memberinya uang? Lebih baik kita membawanya ke rumah sakit untuk memastikan kondisinya," kata Dion pada supirnya.
"Apa Kamu tahu, jika kita memberinya uang? Maka orang-orang akan mengira kita menggunakan uang untuk menyelesaikan masalah," kata Dion lagi.
Pak supir cuma dian saja mendengarkan tuannya yang marah. Melihat situasi tersebut Lina pun turun tangan untuk menenangkan suaminya. Malu dilihat orang.
"Sayang... sudahlah, kakek itu sendiri yang tidak mau pergi ke dokterkan? Ayolah kita pulang, tidak enak dilihatin orang," bujuk Lina pada suaminya.
Seketika itu suami Lina pun berhenti marah-marah. Ia sadar tidak ada gunanya marah-marah sekarang. Itu hanya akan membuat mereka semakin menarik perhatian. Dan Dion pun akhirnya masuk ke dalam mobil, bersama Lina dan disusul oleh supirnya. Mobil pun dihidupkan dan kembali bergerak dengan pasti menuju rumah.
Saat di dalam mobil Lina memegangi tangan Dion, terasa hangat. Dion pun membalas genggaman istrinya seraya mengatur pola detak jantungnya. Lina menatap suaminya dengan lembut. Masih tampak sisa rasa kesal yang terlukis di wajah suaminya. Sedangkan Dion melempar pandangannya ke luar. Ia tidak ingin istrinya melihatnya seperti itu, walau sebenarnya Lina sudah melihatnya marah tadi.
Sementara dikediaman Merina tante Dion yang anak tertua kakek tertawa puas. Kiriman sebuah video membuatnya merasa sangat senang. Kiriman itu lalu dikirim kepada seseorang untuk disebarkan di media sosial.
"Tapi ingat jika dia tertangkap, maka dia harus tutup mulut. Jika tidak maka dia akan menangung akibatnya." kata Tante Dion pada orang yang mengiriminya video tersebut.
"Tenang saja nyonya... saya sudah mengatakan itu lebih dulu kepada orang tersebut. Dan nyonya tidak perlu kuatir, semua sudah saya atur. Nyonya cukup terima beres, dan jangan lupa fulusnya," kata orang di seberang panggilan.
"Kalau soal itu sudah saya siapkan, akan saya transfer sekarang juga. Tapi ingat...semua harus beres."
"Oke,"
Panggilan pun diakhiri.
Keesokan harinya tersebar berita, kalau seorang pengusaha muda menabrak seorang kakek. Dan pengusaha itu marah-marah pada supirnya, karena memberi sejumlah uang, pada si kakek. Padahal uang itu untuk biaya pengobatan si kakek.
Di vidio itu terlihat wajah Dion dengan sangat jelas tanpa diblur sedikitpun. Berbagai komentar negatif bermunculan. Dan semua komentar cibiran itu ditujuakan pada Dion. Ada juga komentar pujian yang ditujukan pada supir Dion.
Banyak orang yang tidak perduli dan tidak mengenal Dion menjadi ingin tau tentangnya.
Akun media sosial Dion pun jadi serbuan, banyak hastag nama akunnya bertebaran.
Tentu saja kabar buruk itu, dengan cepat sampai ke pada lawan-lawan Dion. Mereka seolah mendapat angin segar dan ingin menggunakan kesempatan tersebut untuk menjatuhkan nama baik Dion. Karena selama ini mereka sudah lama mencari celah.
Saat Dion mengetahui berita itu Dion pun meminta pengacaranya untuk melaporkan akun yang menyebarkan berita editan itu dan membuat gosip. Tidak perlu lama akun penyebar pertama berita tersebut akhirnya ditangkap, setelah identitasnya di ketahui 2 hari kemudian.
Langkah cepat yang Dion lakukan ternyata berhasil. Lawan yang tadinya ingin menyerang Dion jadi tidak berkutik. Rencana mereka gagal, perusahaan Dion tidak goyah sedikit pun.
Saat pelaku ditangkap, ia meminta maaf dan mengaku cuma iseng. Ia juga mengatakantujuannya agar bisa terkenal. Sebuah alasan klasik yang sering digunakan para pelanggar UUITE. Dan ia akhirnya dihukum telah melanggar UUITE. Tapi dalang yang sebenarnya justru melenggang dengan santai untuk melancarkan rencana selanjutnya.
Keluarga Dion telah tenang kembali setelah semua videonya dihapus dari sosial media. Tanpa mereka sadari hal-hal buruk yang telah direncanakan oleh Om dan Tantenya. Mereka masih menaruh dendam pada Dion, karena menurut mereka Dion telah merebut hak mereka.
Sejak awal suasana keluarga kakek memang tidak pernah harmonis. Bahkan Dion menyadari hal itu sejak ia masih kecil. Meski iya tidak ada yang memberi tahu secara langsung. Dion menyadari kalau papa Dion adalah anak kakek dari istri ke dua.
Semua itu sering kali ia dengar saat para pelayan bergosip ria tentang keluarganya. Setelah istrinya yang pertama meninggal kakek menikah lagi. Anak-anak kakek tidak setuju karena mereka sudah ada enam bersaudara. Ditambah lagi mereka tidak suka dengan istri muda kakek yang masih muda.Menurut mereka istri mudanya itu hanya ingin menguras harta orang tua mereka.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 256 Episodes
Comments
ℛᵉˣRoy Erlaᷢngᷡgaᷢ♚⃝҉𓆊ᴀᷟ🎼
Kenapa harta selalu nenyilafkan mata, hingga harus ada perseteruan
2022-05-14
2
ᶬ⃝𝔣ɴͣᴀͭᴜͪғͣᴀꙷʟͣ💯ᴀᷟ🎯™✇⃟ᴮᴿ
Harta, tahta, cewek bisa menutup mata hati, dan menimbulkan perseteruan keluarga dan pertempuran serta perpecahan
2022-05-14
2
Rahmania
kabar bahagia utk si Dion y..
2022-05-07
2