19.Ayu

Hari berganti Minggu dan Minggu berganti dengan bulan, sudah empat bulan pernikahan Lili dan Dylan. Lili belum pulang ke kota kelahirannya, ia masih bingung memberikan alasan kepada Dylan. Karena Dylan tahu kalau dirinya seorang yatim piatu tidak mungkin ia beralasan menjenguk orang tuanya.

"Apakah aku harus bilang aku ingin menjenguk orang tua angkatku, Om Andrian dan Tante Azizah? Tapi ... bagaimana kalau Ucok ingin ikut? Aku tidak tahu siapa Ucok sebenarnya." Batin Lili.

"Apakah Ucok tulus mencintaiku?ataukah ... dia hanya merasa kasihan belaka? Bagaimana bila Ucok tahu yang sebenarnya? Akankah rasa kasih sayangnya akan berubah? Ataukah ia akan memanfaatkanku? Secara ... aku tidak kenal keluarganya" batin Lili berperang dengan perasaannya.

"Sebaiknya, aku tunggu enam bulan usia perkawinanku baru aku akan pulang. Tapi ... bagaimana Om Andrian dan Tante Azizah? Aku takut mereka semangkin khawatir dan Mang Kardi pasti semangkin cemas, mereka pasti akan menyusulku ... menyuruhku pulang. Akh ... pusingggg!" batin Lili terus bernyanyi.

"Assalamualaikum, Mak Upik!" suara seseorang bertamu.

"Waalaikumsalam." Lili menyahut dan membuka pintu.

"Ayu ... Ada apa?" Tanya Lili, melihat Ayu datang dengan membawa sekeranjang buah.

"Lili Ucok ada? " tanya Ayu. Deg ... Jantung Lili seakan terhenti, ada sedikit rasa kesal membelai hatinya.

"Lagi kerja! Ada apa memangnya, Yu?" tanya Lili sedikit curiga.

"Aku ingin memberikan ini!" Ayu memberikan buah tangannya.

"Terima kasih." Jawab Lili.

"Mengapa Ayu memberikan sekeranjang buah? Apa yang telah Dylan lakukan untuk menolong Ayu?" Lili penasaran.

"Kamu tidak menyuruhku masuk?" tanya Ayu lagi.

"Oo, iya maaf. Masuklah!" Lili mempersilahkan Ayu masuk mereka duduk di tikar pandan.

Ayu salah seorang gadis cantik Dusun Puak, putri Bapak Rawin seorang yang terpandang di dusun, memiliki banyak tanah. Bisa dibilang orang paling kaya di Puak hanya saja sifat Pak Rawin sedikit angkuh dan Pak Rawin sendiri memiliki tiga orang putri, salah satunya Ayu dan empat orang putra dari tiga orang istri.

Ayu sangat cantik hanya saja, ia memiliki sifat angkuh ayahnya.

"Jam berapa biasanya Ucok Pulang?" tanya Ayu.

"Suamiku pulang jam 17.30 WIB, memang … ada perlu apa dengan Bang Ucok?" Untuk pertama kalinya Lili menyebut Ucok dengan panggilan abang dan suami.

Ayu memandang Lili sekilas dengan sedikit keangkuhannya ia melipat tangan di dadanya.

"Aku rasa … sudah lama kalian menikah, tapi, kamu belum hamil juga. Jangan-jangan kamu mandul!Seharusnya ... Ucok mencari istri baru lagi." Ejeknya.

"Astaghfirullah .... " hanya itu yang ke luar dari mulut Lili, "Jadi, maksud kedatangan kamu sebenarnya, hanya ingin mengejekku?" tanya Lili.

Sedikit kemarahan muncul di hatinya. Namun, ia berusaha untuk mengendalikannya.

"Bukan mengejek … aku hanya ingin memberikan sekeranjang buah untuk Ucok. Sekalian, Ayahku ingin mengundang Ucok untuk makan malam." Ucap Ayu.

"Baiklah, nanti aku sampaikan." Ucap Lili.

"Lili … wanita sepertimu tidak pantas bersama Ucok, hanya aku yang pantas. Kamu hanyalah seorang guru honor, anak yatim piatu dan wajahmu biasa saja … Apa lagi kamu mandul! Aku akan menggantikan posisimu." Batin Ayu.

Ayu memperhatikan kesekeliling rumah Mak Upik mencebikkan bibirnya, "Rumah tua ini ... Tidak ada yang berubah." Ucap Ayu.

"Memangnya harus berubah jadi apa? Wonder women!" batin Lili sebal

namun Lili hanya diam saja.

"Ayahku, ingin menyumbang ke Sekolah … kira-kira apa yang diperlukan sekolah?" Tanya Ayu.

"Kalau soal itu, Pak Abdul yang lebih tahu. Aku hanyalah guru biasa, Ayahmu bisa langsung menanyakan kepada beliau saja." Jawab Lili.

"Ayahku, kasihan lihat SD yang begitu menyedihkannya. Kamu harus mencari tahu, apa saja yang di

butuhkan sekolahmu?" Ucap Lili memperhatikan seluruh tubuh Lili.

"Ayu ... Sebaiknya, kamu tanya langsung kepada Pak Abdul." Lili masih bersabar.

"Biasanya … Kan kamu yang selalu mencari donatur. Tumben, kali ini kamu ga mencarinya? Atau ... jangan-jangan donaturmu sudah miskin? Jadi terima saja bantuan Ayahku." Ucap Ayu, mempermainkan gelang-gelang emas di kedua tangannya. Ayu seperti toko emas berjalan karena seluruh tubuhnya dihiasi emas, baik itu cincin mau pun gelang lebih dari satu melingkar di tubuhnya.

"Sabar .... " Batin Lili.

"Tapi ... Ya begitulah, segala sesuatunya tidak ada yang gratis ada imbalannya." Ucap Ayu yang menatap Lili.

"Sebenarnya mau kamu apa sih, Yu?" Tanya Lili yang sudah mulai lelah berputar-putar.

"Aku menyukai Ucok berbagilah denganku!" ucap Ayu.

Duar!

Bagai petir menyambar di hati Lili.

Ada rasa sakit dan tidak rela.

"Karena aku tahu, pernikahan kalian terjadi karena suatu kesalahan bukan karena cinta. Jadi, menyerahlah Lili demi kebaikanmu." Ayu membelai wajah Lili dengan jari telunjuknya.

"Karena kamu tahu, apa pun yang aku mau pasti jadi milikku! Serahkan Ucok maka kau akan selamat." Ucap Ayu.

"Bagaimana kalau aku tidak mau, Yu?" Lili sedikit marah.

Ia membayangkan, bagaimana bila Dylan bercumbu dengan Ayu. Ada rasa tidak rela di hati kecilnya, kemarahannya sedikit memuncak.

"Aku, akan merebutnya darimu! Dengan berbagai cara akan aku lakukan. Ayolah, Lili kamu itu ga pantas jadi istri Ucok? Lagian aku tahu kamu tidak mencintainya. Kamu hanya terpaksa Lili lepaskanlah dia! Sebelum sku melukaimu." Ancam Ayu.

"Hhmmm ... Huuhh ... aku tidak tahu artinya berbagi Yu, maaf, Ucok milikku! Dia manusia bukan barang yang harus diperjualbelikan. Aku harap, mulai sekarang kamu juga harus memahami. Apa yang kamu inginkan, tidak selamanya harus jadi milikmu? Camkanlah itu!" Balas Lili.

"Kamu akan menderita, Lili. Kamu tahukan? Orang tuaku sangat berpengaruh dan terpandang di Dusun Puak ini! Aku akan membuat kamu menyesalinya." Hardik Ayu.

"Terserah ... Apa pun yang ingin kamu lakukan, Ucok milikku! Ingatlah itu." Ucap Lili sedikit kesal.

"Kamu, tidak pantas bersanding dengan Ucok" suara Ayu mulai meninggi.

"Ayu, apakah kamu merasa pantas? Beri aku satu alasan, kalau memang kamu pantas buat dia. Aku tak masalah melepasnya." Ucap Lili.

"Ayu, selama ini, kita tidak pernah bermusuhan. Kamu selalu baik kepadaku ... tapi mengapa hanya karena Ucok. Salahku apa, Yu?" Tanya Lili.

"Salahmu, mengapa kau menjebak Ucok? Hingga ia menikahimu. Dasar wanita murah*n!" Umpat Ayu kesal.

"Ayu, jodoh Allah yang Atur bukan kita? Andaikan bisa, aku pasti memilih pria yang aku cintai, bukan Ucok tapi ... Allah berikan Ucok kepadaku semua ini sudah takdir Yu." Lili berusah menjelaskannya.

"Aku tidak peduli! Aku ingin kamu menjauhlah dari Ucok atau aku akan melukaimu, bila kau tidak ingin berbagi denganku?" Ancam Ayu.

"Kamu sudah gila, Yu!" Ucap Lili.

"Assalamualaikum." Dylan di depan pintu.

"Waalaikumsalam" Jawab keduanya.

Dylan memasuki rumah ia merasakan aura ketegangan di antara keduanya.

"Ada apa dengan Lili?" batin Dylan.

"Sudah pulang yank?" entah angin dari mana tiba-tiba Lili memanggil mesra Dylan.

"Iya yank! Cape banget ... tehnya mana yank? Biasanya sudah ada!" Ucap Dylan mencium kening Lili.

"Iiihhh ... Ucok, selalu mencuri kesempatan di dalam kesempitanku ... huh! " batin Lili sebal, juga senang.

"Alhamdulillah ... Mimpi apa ya, semalam? Tiba-tiba istriku jadi romantis. Mudah-mudahan Ya Allah ... Seterusnya begini, aamiin!" Do'a Dylan di dalam hatinya yang sedang berbunga-bunga.

"Ehm, ehm .... " Ayu berdeham kesal karena ia tidak dianggap ada.

"Mang enaaaakk .... ?? Papale papale!!" batin Lili senang.

"Awas ... Kau Lili! Aku akan membuat kau menangis!." Ancam Ayu.

"Eh … Yank, ada tamu ... nanti malam aja ya kita lanjutinnya?" ayu Lili sembari mencium pipi suaminya.

"Akh, Lili aku bisa gila! Kalau terus-terusan begini." Batin Dylan.

"Em ... Ayu, sepertinya Mak Upik ga ada besok aja datang lagi ya?" Ucap Dylan pada Ayu.

"Pulang dong ...?! Mumpung istriku lagi baik hati ini. Ga tahu apa ....? Kepalaku sudah pusing tujuh keliling." Batin Dylan mencari cara untuk mengusir Ayu.

"Aku kemari, ingin memberikan buah-buahan itu dari kebun kami" Ayu menunjuk sekeranjang buah-buahan di atas tikar.

"Kalau begitu, terima kasih. Semoga makin banyak deh, hasil panennya" ucap Dylan sudah tidak sabar, pikirannya sudah melanglang buana entah ke mana.

"Sekalian, Ayahku ingin bertemu denganmu!" Ucap Ayu.

Lili yang berada di sisi Dylan meremas lengannya, membuat Dylan merintih kesakitan.

"Aduh, Yank sabar dong ... ?!! Nih orang kok ... ga pengertian banget, sih?" Umpat batin Dylan.

"Awass ... ! kalau kamu sampai kegenitan ya, Cok?" Geram Lili semangkin erat menggenggam lengan Dylan.

"Ayahku, ingin mengundang kamu, makan malam di rumah kami. Aku sangat berharap kamu datang." Ucap Ayu.

"Baiklah ... Sampaikan kepada Ayahmu, Insya Allah selepas Isya kami datang." Jawab Dylan, ia ingin tamunya segera pulang.

"Ayahku, hanya mengundang kamu saja, Cok? Tidak dengan yang lain" Lirik Ayu ke arah Lili dengan tatapan hina.

"Hm ... Maaf! Kalau begitu, mungkin aku tidak bisa datang. Sampaikan saja salamku kepada Ayahmu!." Ucap Dylan.

"Kamu harus datang! Kalau tidak, Ayahku pasti marah. Dia tidak suka ditolak, kamu tahukan siapa Ayahku?" Kata-kata Ayu membuat kesadaran di hati Dylan.

"Aku tidak tahu ... ! Siapa Ayahmu?" Dylan kebingungan.

"Ayahku, adalah orang terkaya di Puak

ini. Jadi, kamu jangan sembarangan menolak permintaan Ayahku karena kamu tahu sendiri akibatnya!" Ancam Ayu. Ia merasa terhina, karena Dylan tidak mengenal Ayahnya.

Dylan menatap ke arah Ayu, "Memang ada yang lebih menyeramkan dari Papaku?" batin Dylan.

"Pulanglah! Insya Allah Aku datang." Ucap Dylan.

"Sayang, aku gerah aku ingin mandi." Ucap Dylan

Cup ....

Dylan mengecup sekilas kening istrinya.

"Cih ... ! Aku ga suka caranya, memperlakukan Lili. Semua orang menyayangi Lili, aku membencinya." Batin Ayu.

"Apa ada lagi yang ingin kamu katakan, Yu? Aku ingin menemani suamiku mandi" alasan Lili untuk mengusir Ayu.

"Kau tunggu saja pembalasanku! Saat ini, aku memang kalah. Tapi ... besok, kamulah yang akan menangis" Ucap Ayu,

"Karena Ucok, akan lebih memilihku dan mencampakkan dirimu yang yatim piatu itu! " Kata-kata Ayu menohok di relung hati Lili yang paling dalam.

Lili berjalan ke arah pintu, "Kamu tahukan ... arah Jalan pulang? Atau aku akan menyeretmu ke luar" ucapnya kesal ia menahan agar air matanya tidak tumpah.

Bayangan orang tua dan Defri menari di pelupuk matanya.

Ayu meninggalkan rumah dengan perasaan kesal.

"Kurang ajar... ! Berani-beraninya dia mengusirku. Belum tahu dia siapa aku?"

"Dari mana, Ayu?" Ucap Mak Upik saat mereka berpapasan.

"Minggir ... !!" Ayu mendorong pundak Mak Upik.

"Subhanallah ... Ini anak, tidak pernah berubah." Mak Upik mengelus dada.

Mak Upik memasuki rumahnya, ia mendengar suara tawa Dylan dan Lili. Mak Upik pun tersenyum bahagia.

"Tapi ... Ada perlu apa ya Ayu datang kemari? Sepertinya ia sedang marah." Batin Mak Upik.

Sementara Dylan dengan manjanya mendekati Lili.

"Yank, kamu serius ... Kan?" Tanya Dylan.

"Serius ... Soal apa? " Lili bingung.

"Yee ... Pakai amnesia lagi! Itu ... Soal yang tadi. Kamu, mesra banget gitu?Aku senang Yank ... Boleh ci*um lagi ga?" Dylan memeluk pinggang Lili dari belakang.

"Ooo ... Itu, hanya sandiwara PD banget!" Lili menjawab ketus

"Yeah, Kirain .... " Dylan sedikit kecewa menggaruk-garuk kepalanya.

"Mau puasa sampai kapan, sih? Aduhh Mak ... Sudah ga kuaaatt! " Batin Dylan

Lili tersenyum melihat gerak-gerik Dylan.

Cup ....

Lili menci*um sekilas bibir Dylan, yang punya bibir terkesiap.

"Lili. awas jangan lari! Tanggung jawab, nih." Dylan mengejar Lili ke pintu belakang, mereka saling kejar dan tertawa di antara semak labu dan rumpun nenas.

Akhirnya, keduanya kelelahan dan duduk di antara buah labu yang sudah siap dipanen.

"Cok ... Bila suatu saat nanti, ada wanita yang mau menikah denganmu. Apakah kamu akan menceraikanku?" tanya Lili hatinya terasa sakit.

"Maksudmu yank?" Dylan memandang wajah Lili.

"Maksudku ... Bila ada seorang perempuan atau gadis, terus dia mencintaimu. Terus ... Dia ingin jadi istrimu, kamu mau?" tanya Lili.

"Sekali-kali belok dong, yank! Ntar nabrak lagi?" kelakar Dylan.

"Mengapa Lili bertanya begitu? Aku hanya menyukaimu Lili selamanya. Walaupun aku tidak tahu ini cinta atau apa?" batin Dylan, Ia berpura-pura berpikir, "Tergantung ... Sih?"

"Maksud ... Kamu? Tergantung ... sama yang di gantung gitu? Iihhh, aku seriussss, Cok?" Lili sedikit kesal.

"Hahahaha ... Memang kenapa sih yank?" Dylan memutar tubuhnya menghadap Lili.

"Jawab ... Saja! Ga pakai nanya balik tahu." Lili cemberut, denyut kesal dan cemburu sudah jadi satu di hatinya.

"Ga ada, yang seperti Defri .... " Sekeping hatinya teriris pedih, bayangan Defri melintas sesaat dibenaknya.

"Lili, kamu mau percaya atau tidak. Terserah, bagiku ... cukup kamu saja! Entar kalau kebanyakan, aku ga kuat! Hahaha .... " Dylan tertawa menggoda bagian sensitif tubuh Lili

"Cok ... Geli, akh!" Lili menutup kedua belah telinganya, karena Dylan meniup-niupnya.

"Sudah mau Maghrib, ayo, mandi!" Ajak Lili.

"Ayo, mandiin Yank?"

"Iiihhh, apaan, sih? Gih mandi sendiri. Ga malu sama Emak." Jawab Lili.

"Emak juga pernah muda, yank! " Dylan terus saja menggoda Lili.

Senja itu mereka terus saja saling rayu dan menggoda.

Bersambung...

Terima kasih

Jangan lupa like, comen dan vote-nya.

Terpopuler

Comments

delissaa

delissaa

vote udh mendarat semangat terus Thor

2021-09-13

0

VLav

VLav

lanjut 👍👍
jodoh instan siap mendukung

2021-08-07

0

Quora_youtixs🖋️

Quora_youtixs🖋️

like hadir kak ☺️

2021-07-21

0

lihat semua
Episodes
1 Hukuman
2 Terisolir dari peradapan.
3 Hari Pertama Bekerja.
4 Malam sepi
5 Air gambut dan teriknya matahari
6 Kisah cinta Emak
7 Debaran aneh
8 kisah Lili
9 Dusun Puak
10 Suka Duka Seorang Guru
11 Tamu di tengah malam
12 Pria dingin yang pengertian
13 Gaji pertama dan kota
14 Pernikahan tiba-tiba
15 Calon istri sepupu jadi istriku
16 Pagi yang mendebarkan
17 Listrik Desa.
18 Gelisah
19 19.Ayu
20 Penawaran Rawin
21 Kepergian Lili
22 Kerinduan
23 Penasaran
24 Kekasihku
25 Seorang Madar
26 Terperangkap
27 Kabar bahagia
28 Hampir saja
29 Cintaku hanyalah untukmu
30 Rahasia mulai terkuak
31 Tipu muslihat
32 Pernikahan Ayu dan Madar
33 Tragedi di balik pernikahan
34 Tragedi di balik perbuatan.
35 Pria-pria berhati malaikat
36 Cerita di balik cerita
37 Rahasia di balik rahasia
38 Pertemuan yang mengharu biru
39 Kebenaran yang sesungguhnya
40 Kisah lama terulang
41 Tanggung jawab
42 Sabotase
43 Rencana Rawin dan Gunarwan
44 Kisah persahabatan berujung petaka
45 Di antara keluarga
46 Bunga untuk sang Bidan Naijam
47 Kota Tersembunyi
48 Menyusun rencana
49 Kecolongan
50 Arti di balik sebuah nama
51 Seorang psikopat
52 Kado terindah
53 Terbangun dari mimpi panjang
54 Keluarga adalah segalanya
55 Dendam itu terasa pahit
56 Mbah Karyo dan Morro
57 Bersekutu dengan Iblis
58 Gelagat buruk
59 Pernikahan Makhluk halus dan Manusia.
60 Keinginan sederhana Morro
61 Pengintai
62 Korban pertama
63 Ustad Budi
64 Ronda pertama
65 Sahabat
66 Melihat dunia luar
67 Jiwa-jiwa murni
68 Pengorbanan seorang Morro
69 Di ambang kematian
70 Mimpi yang menjadi nyata
71 Perseteruan
72 Warga Murka
73 Cinta ditolak dukun bertindak
74 Kemarahan Lili
75 Santet
76 Kesembuhan
77 Putranya lebih mulia
78 Penyesalan
79 Sebuah Puzzle yang belum lengkap
80 Pelet seorang Ayu
81 Kematian Karyo
82 Makam Ibuku
83 Firasat
84 Malam indah
85 Kerinduan seorang Ayu
86 Di balik tubuh dan wajah Ayu
87 CLBK
88 Kebahagiaan yang tertunda
89 Kehamilan Ayu
90 Gunarwan
91 Kejujuran
92 Si Camar Hitam yang terpuruk karena cinta
93 Kaki tangan Gunarwan
94 Pulang ke Sambas
95 Pertemuan
96 Keyakinan mengalahkan keraguan
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Hukuman
2
Terisolir dari peradapan.
3
Hari Pertama Bekerja.
4
Malam sepi
5
Air gambut dan teriknya matahari
6
Kisah cinta Emak
7
Debaran aneh
8
kisah Lili
9
Dusun Puak
10
Suka Duka Seorang Guru
11
Tamu di tengah malam
12
Pria dingin yang pengertian
13
Gaji pertama dan kota
14
Pernikahan tiba-tiba
15
Calon istri sepupu jadi istriku
16
Pagi yang mendebarkan
17
Listrik Desa.
18
Gelisah
19
19.Ayu
20
Penawaran Rawin
21
Kepergian Lili
22
Kerinduan
23
Penasaran
24
Kekasihku
25
Seorang Madar
26
Terperangkap
27
Kabar bahagia
28
Hampir saja
29
Cintaku hanyalah untukmu
30
Rahasia mulai terkuak
31
Tipu muslihat
32
Pernikahan Ayu dan Madar
33
Tragedi di balik pernikahan
34
Tragedi di balik perbuatan.
35
Pria-pria berhati malaikat
36
Cerita di balik cerita
37
Rahasia di balik rahasia
38
Pertemuan yang mengharu biru
39
Kebenaran yang sesungguhnya
40
Kisah lama terulang
41
Tanggung jawab
42
Sabotase
43
Rencana Rawin dan Gunarwan
44
Kisah persahabatan berujung petaka
45
Di antara keluarga
46
Bunga untuk sang Bidan Naijam
47
Kota Tersembunyi
48
Menyusun rencana
49
Kecolongan
50
Arti di balik sebuah nama
51
Seorang psikopat
52
Kado terindah
53
Terbangun dari mimpi panjang
54
Keluarga adalah segalanya
55
Dendam itu terasa pahit
56
Mbah Karyo dan Morro
57
Bersekutu dengan Iblis
58
Gelagat buruk
59
Pernikahan Makhluk halus dan Manusia.
60
Keinginan sederhana Morro
61
Pengintai
62
Korban pertama
63
Ustad Budi
64
Ronda pertama
65
Sahabat
66
Melihat dunia luar
67
Jiwa-jiwa murni
68
Pengorbanan seorang Morro
69
Di ambang kematian
70
Mimpi yang menjadi nyata
71
Perseteruan
72
Warga Murka
73
Cinta ditolak dukun bertindak
74
Kemarahan Lili
75
Santet
76
Kesembuhan
77
Putranya lebih mulia
78
Penyesalan
79
Sebuah Puzzle yang belum lengkap
80
Pelet seorang Ayu
81
Kematian Karyo
82
Makam Ibuku
83
Firasat
84
Malam indah
85
Kerinduan seorang Ayu
86
Di balik tubuh dan wajah Ayu
87
CLBK
88
Kebahagiaan yang tertunda
89
Kehamilan Ayu
90
Gunarwan
91
Kejujuran
92
Si Camar Hitam yang terpuruk karena cinta
93
Kaki tangan Gunarwan
94
Pulang ke Sambas
95
Pertemuan
96
Keyakinan mengalahkan keraguan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!