saat ini selvia begitu sangat membenci leo , sangat membencinya hingga tak ingin melihat dirinya lagi seumur hidup nya ! selvia menghela nafas beratnya , saat hendak masuk ke dalam rumahnya . suara ponsel berbunyi hingga membuatnya terkejut , nama alex tertera pada layar dan segera selvia mengangkat . " ada apa lex ? apa ada masalah ? " tanya selvia yang khawatir .
" oh , enggak . you okay kan vi ? eh maksud gue sel , maaf gue lupa ! " semenjak perpisahannya dengan leo , selvia memang paling benci di panggil dengan nama via kembali .
" gue baik - baik aja , sorry gue tinggal "
" it's okay beb , titip salam ibu bilang anak gadisnya yang paling cantik pulang agak terlambat malam ini "
" iya lex , iya " selvia lalu menutup ponselnya , dan bergerak untuk masuk ke dalam rumah .
selvia membuka pintu rumahnya , menghampiri putrinya yang sedang sibuk dengan mainannya . karena begitu asik memasang mainan yang ada di tangannya , hingga tak menyadari kehadiran selvia . luka yang baru saja muncul , tiba - tiba hilang dan berganti kehangatan . " lagi apa sayang ? serius sekali ? sampai mommy pulang tidak di sambut ? " . tegur selvia lembut seraya meletakkan ponsel dan tas kerjanya di sofa .
tidak ada sautan apapun yang keluar dari mulut zeline , seakan dirinya masih tidak di sadari kehadirannya . selvia tersenyum penuh kasih , perlahan dirinya duduk berbaur di samping putrinya . menjulurkan tangannya " ada yang bisa mommy bantu sweety ? "
zeline yang terkejut ketika melihat mommy nya sudah berada tepat di sampingnya , kepala dengan rambut yang lurus terurai , lembut dan harum terangkat memandang ke arah selvia . " mom rusak " ucap zeline yang hampir menangis karena mainannya tak dapat di perbaiki oleh dirinya sendiri .
" oh , sini sayang " selvia menarik zeline untuk duduk di atas pangkuannya , zeline sangat mirip dengan leo . bukan hanya sekedar rambut , walau wajahnya mirip dengan selvia . tapi merusak barang - barang yang ada di sekitarnya adalah kebiasaan dari leo sejak dulu , tangan yang tak dapat bersahabat dengan benda - benda yang sedang di genggam nya .
" mommy , dimana uncle ? "
" uncle ? hmm .. uncle masih mengerjakan sesuatu yang penting " zeline memang dekat dengan alex , bahkan di sekolahnya dirinya memanggil alex dengan sebutan daddy . " kau merindukan uncle ? " zeline hanya mengangguk membenarkan ucapan selvia .
" sudah buat pr ? " selvia bertanya kembali ,
" belum , hmm ... bolehkah aku mengerjakan pr . lalu , mommy yang membereskan mainannya ? "
" of crouse sayang , pergilah dan serahkan semua kepada mommy " zeline pergi setelah mengecup kedua pipi selvia .
selvia hanya tersenyum geli mendengar ucapan dan prilaku putrinya , anak nya sangat mewarisi sifat leo . benar - benar pecinta mainan tapi mampu dengan cepat merusak barang miliknya sendiri . daalam sekejap kesedihan menyelimuti hati selvia , seketika menghapus senyum di wajahnya . walaupun zeline mewarisi wajah selvia , namun kecerobohan dan pintar nya menuruni dari leo . seraya tersenyum kecil , selvia kembali merapihkan mainan zeline satu per satu .
selvia terduduk menung menatap laptop yang ada di hadapannya , ingin sekali rasanya ia menghubungi kembali leo . bukan untuk melepas rindunya . namun , hanya ingin membatalkan semuanya . tapi selvia tidak mampu menolak project besar seperti ini , karena menurutnya mugita mohede adalah aset yang akan membuat kemajuan untuk zeline wedding .
ringtone ponsel yang menjerit membuyarkan lamunan selvia , ia meraih ponsel yang tergeletak tak jauh darinya . dan melihat nomor yang tak di kenalnya menelpon dirinya . kedua alisnya terangkat heran , nomor yang menghubunginya belum ada terdaftar di kontaknya , selvia sebenarnya tak ingin berbicara kepada siapapun . tapi dirinya takut ini adalah telepon penting dari klien vip nya , dengan malas selvia menekan tombol hijau dan mendekatkannya ke bagian telinga .
" kamu dimana ? " tanya si penelpon dari jauh ,
" di rumah , maaf ini siapa ? " jawab selvia yang bingung .
" leo , maaf aku meminta nomormu dari alex . dan menyuruhnya untuk merahasiakannya darimu " selvia menghela nafas kecewanya .
" ada apa ? " jawab selvia dengan acuh . memindahkan ponselnya dari tangan kanan ke kiri , lalu mengambil pensil dan secarik kertas untuk di coret - coret .
" aku suka sekali dengan tema nasional yang kau pilih , aku telah melihat nya yang di kirim oleh alex melalui emailku "
selvia tidak berkomentar banyak sama sekali , dirinya malah sibuk dengan coretan yang ada di hadapannya . tangan selvia masih lihai menggambar sketsa wajah , dirinya tidak memperdulikan apa yang di katakan oleh leo .
" vi , inget gak du -- ? "
" maaf , aku tidak pernah mengingat yang dulu . " tukasnya dengan dingin , " ada apa ? apa ada yang penting ? "
" oh , iya maaf . ah enggak hanya tiba - tiba ingin berbicara saja " gumam leo , setelah terdiam sejenak .
" masalah tema ada yang salah ? atau mau di ganti dengan tema yang lain ? "
" nggak , nggak " tukas leo dengan cepat . " aku suka konsepnya , makannya aku menelpon kamu " . hening seketika , dengan ponsel yang masih terhubung .
" hmm .. selvia , " panggil leo dengan pelan , lalu kembali terdiam sejenak .
selvia sangat tidak menyukai nada ragu - ragu yang di dengarnya pada suara leo , instingnya mengatakan leo akan membicarakan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan pernikahannya .
" kamu mau - "
" apa kalian ingin membawa vendor gaun sendiri ? " potong selvia dengan cepat ,
" oh , tidak . kami akan memakai dari kamu semua "
" mau warna apa ? gold ? merah ? silver ? "
" aku suka semua yang kamu pilihkan . selera kamu bagus semua "
" kalo gitu , 3 hari lagi beritahu aku kalian di hotel atau garden party , atau memilih indoor lain "
" okay , jangan lupa kirim kan tagihannya melalui emailku , dan segera katakan padaku . " kata leo setelah terdiam lumayan lama .
" ada lagi ? " dengan cepat selvia menatap seseorang yang sudah berdiri di ambang pintu dengan wajah pucat .
" tidak ada , oh .. iya vi - "
tanpa mendengar leo , selvia langsung menutup ponselnya . dan berjalan mendekati sila . " ada apa sil ? kenapa ? ngomong sil " . dengan wajah panik selvia menatap sila art nya .
" grandma bu , grandma udah eng - enggak ada " sila menagis dengan histeris .
selvia berlari meninggalkan semua yang ada di ruangan kerjanya , dirinya menghampiri zeline yang sibuk menangis memeluk grandma nya . ia terduduk lemah tak berdaya , pasalnya ibu dewi tidak pernah ada penyakit sama sekali . keadaan ibu dewi memang menurun semenjak kepergian suaminya , dan membantu selvia membesarkan zeline tanpa seorang ayah di sampingnya .
kepergian ibu dewi kali ini amat sangat memukul batin selvia , dulu ayahnya pun pergi setelah menderita menyaksikan selvia mengandung tanpa ada yang bertanggung jawab . bisa di bilang kebodohannya saat itu , berhasil merengut nyawa sang ayah .
setelah lahir zeline barulah ayahnya pergi tepat setegah jam mengadzankan zeline , kepergian ayahnya membuat selvia sadar bahwa apapun bisa terjadi tanpa menunda sesuatu . kantor dimana zeline wedding berdiri adlah tempat satu - satunya peninggalan ayahnya , rumah yang kini mereka tempati adalah hasil tabungan ibu dewi untuk selvia di masa depan bisa di bilang untuk masa nya sekarang .
kini keduanya telah pergi , tugas mereka menjaga dirinya telah selesai . alex yang tiba langsung memeluk zeline dalam dekapnya , melirik ke zelvia yang sedang melamun menatap ke arah grandma yang sedang berusaha untuk di luruskan . membantu mengatur sila dan tina untuk menyiapkan perlengkapan yasin untuk para tamu yang akan datang menyelawat , hal yang di lakukan alex mengangkat zeline ke kamarnya dan menyuruhnya untuk tidur terlebih dahulu .
ketika alex kembali dari kamar zeline , dirinya masih mendapati sahabatnya duduk termenung dengan menatap sajadah kosong tempat terakhir ibu dewi menghirup nafas terakhirnya . perlahan alex menyentuh pundak sahabatnya . " sel , ke bawah yuk . mungkin tamu udah pada datang " ajak alex .
" tadi ibu sholat , dan gue masih denger ibu ngaji lex " alex berusaha untuk mengerti dari yang di ucapkan selvia , sekuat tenaga dirinya juga menahan airmata agar mampu menguatkan selvia .
dengan di tuntun alex , selvia perlahan menuruni anak tangga . kakinya lemas , bahkan untuk menyapa para tamu yang datang untuk bela sungkawa saja selvia sudah tak mampu . airmatanya terus - menerus mengalir tanpa di minta , dadanya sesak . kini dirinya tak mampu berjalan sendiri , bahkan selvia sudah membayangkan bagaimana rintangan yang akan ia hadapi kedepannya .
saat ayahnya tiada ibu dewi adalah satu - satunya penguat untuk selvia , kini yang tersisa hanya dirinya dan zeline yang harus saling menguatkan satu sama lain . dirinya percaya inilah jalan yang tuhan berikan padanya , selvia memeluk alex dengan erat . alex yang merasakannya sangat mengerti apa yang sedang di rasakan oleh selvia , ini sudah terlebih dahulu di laluinya .
hasil karya coretan selvia
jangan lupa jadikan favorite dan like setiap episode baca nya para readers , agar membuat author lebih bersemangat lagi .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
bininya jungkook
tisuuuu 😢😢😢😢😢😢🤧🤧🤧🤧🤧
2021-08-29
0
Shinta Ewan
bawangnya kejam😭😭😭
2021-08-27
0
yeonna
tambah sedih sih 😭😭😭😭
2021-07-05
0