BAGIAN 5

saat ini selvia begitu sangat membenci leo , sangat membencinya hingga tak ingin melihat dirinya lagi seumur hidup nya ! selvia menghela nafas beratnya , saat hendak masuk ke dalam rumahnya . suara ponsel berbunyi hingga membuatnya terkejut , nama alex tertera pada layar dan segera selvia mengangkat . " ada apa lex ? apa ada masalah ? " tanya selvia yang khawatir .

" oh , enggak . you okay kan vi ? eh maksud gue sel , maaf gue lupa ! " semenjak perpisahannya dengan leo , selvia memang paling benci di panggil dengan nama via kembali .

" gue baik - baik aja , sorry gue tinggal "

" it's okay beb , titip salam ibu bilang anak gadisnya yang paling cantik pulang agak terlambat malam ini "

" iya lex , iya " selvia lalu menutup ponselnya , dan bergerak untuk masuk ke dalam rumah .

selvia membuka pintu rumahnya , menghampiri putrinya yang sedang sibuk dengan mainannya . karena begitu asik memasang mainan yang ada di tangannya , hingga tak menyadari kehadiran selvia . luka yang baru saja muncul , tiba - tiba hilang dan berganti kehangatan . " lagi apa sayang ? serius sekali ? sampai mommy pulang tidak di sambut ? " . tegur selvia lembut seraya meletakkan ponsel dan tas kerjanya di sofa .

tidak ada sautan apapun yang keluar dari mulut zeline , seakan dirinya masih tidak di sadari kehadirannya . selvia tersenyum penuh kasih , perlahan dirinya duduk berbaur di samping putrinya . menjulurkan tangannya " ada yang bisa mommy bantu sweety ? "

zeline yang terkejut ketika melihat mommy nya sudah berada tepat di sampingnya , kepala dengan rambut yang lurus terurai , lembut dan harum terangkat memandang ke arah selvia . " mom rusak " ucap zeline yang hampir menangis karena mainannya tak dapat di perbaiki oleh dirinya sendiri .

" oh , sini sayang " selvia menarik zeline untuk duduk di atas pangkuannya , zeline sangat mirip dengan leo . bukan hanya sekedar rambut , walau wajahnya mirip dengan selvia . tapi merusak barang - barang yang ada di sekitarnya adalah kebiasaan dari leo sejak dulu , tangan yang tak dapat bersahabat dengan benda - benda yang sedang di genggam nya .

" mommy , dimana uncle ? "

" uncle ? hmm .. uncle masih mengerjakan sesuatu yang penting " zeline memang dekat dengan alex , bahkan di sekolahnya dirinya memanggil alex dengan sebutan daddy . " kau merindukan uncle ? " zeline hanya mengangguk membenarkan ucapan selvia .

" sudah buat pr ? " selvia bertanya kembali ,

" belum , hmm ... bolehkah aku mengerjakan pr . lalu , mommy yang membereskan mainannya ? "

" of crouse sayang , pergilah dan serahkan semua kepada mommy " zeline pergi setelah mengecup kedua pipi selvia .

selvia hanya tersenyum geli mendengar ucapan dan prilaku putrinya , anak nya sangat mewarisi sifat leo . benar - benar pecinta mainan tapi mampu dengan cepat merusak barang miliknya sendiri . daalam sekejap kesedihan menyelimuti hati selvia , seketika menghapus senyum di wajahnya . walaupun zeline mewarisi wajah selvia , namun kecerobohan dan pintar nya menuruni dari leo . seraya tersenyum kecil , selvia kembali merapihkan mainan zeline satu per satu .

selvia terduduk menung menatap laptop yang ada di hadapannya , ingin sekali rasanya ia menghubungi kembali leo . bukan untuk melepas rindunya . namun , hanya ingin membatalkan semuanya . tapi selvia tidak mampu menolak project besar seperti ini , karena menurutnya mugita mohede adalah aset yang akan membuat kemajuan untuk zeline wedding .

ringtone ponsel yang menjerit membuyarkan lamunan selvia , ia meraih ponsel yang tergeletak tak jauh darinya . dan melihat nomor yang tak di kenalnya menelpon dirinya . kedua alisnya terangkat heran , nomor yang menghubunginya belum ada terdaftar di kontaknya , selvia sebenarnya tak ingin berbicara kepada siapapun . tapi dirinya takut ini adalah telepon penting dari klien vip nya , dengan malas selvia menekan tombol hijau dan mendekatkannya ke bagian telinga .

" kamu dimana ? " tanya si penelpon dari jauh ,

" di rumah , maaf ini siapa ? " jawab selvia yang bingung .

" leo , maaf aku meminta nomormu dari alex . dan menyuruhnya untuk merahasiakannya darimu " selvia menghela nafas kecewanya .

" ada apa ? " jawab selvia dengan acuh . memindahkan ponselnya dari tangan kanan ke kiri , lalu mengambil pensil dan secarik kertas untuk di coret - coret .

" aku suka sekali dengan tema nasional yang kau pilih , aku telah melihat nya yang di kirim oleh alex melalui emailku "

selvia tidak berkomentar banyak sama sekali , dirinya malah sibuk dengan coretan yang ada di hadapannya . tangan selvia masih lihai menggambar sketsa wajah , dirinya tidak memperdulikan apa yang di katakan oleh leo .

" vi , inget gak du -- ? "

" maaf , aku tidak pernah mengingat yang dulu . " tukasnya dengan dingin , " ada apa ? apa ada yang penting ? "

" oh , iya maaf . ah enggak hanya tiba - tiba ingin berbicara saja " gumam leo , setelah terdiam sejenak .

" masalah tema ada yang salah ? atau mau di ganti dengan tema yang lain ? "

" nggak , nggak " tukas leo dengan cepat . " aku suka konsepnya , makannya aku menelpon kamu " . hening seketika , dengan ponsel yang masih terhubung .

" hmm .. selvia , " panggil leo dengan pelan , lalu kembali terdiam sejenak .

selvia sangat tidak menyukai nada ragu - ragu yang di dengarnya pada suara leo , instingnya mengatakan leo akan membicarakan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan pernikahannya .

" kamu mau - "

" apa kalian ingin membawa vendor gaun sendiri ? " potong selvia dengan cepat ,

" oh , tidak . kami akan memakai dari kamu semua "

" mau warna apa ? gold ? merah ? silver ? "

" aku suka semua yang kamu pilihkan . selera kamu bagus semua "

" kalo gitu , 3 hari lagi beritahu aku kalian di hotel atau garden party , atau memilih indoor lain "

" okay , jangan lupa kirim kan tagihannya melalui emailku , dan segera katakan padaku . " kata leo setelah terdiam lumayan lama .

" ada lagi ? " dengan cepat selvia menatap seseorang yang sudah berdiri di ambang pintu dengan wajah pucat .

" tidak ada , oh .. iya vi - "

tanpa mendengar leo , selvia langsung menutup ponselnya . dan berjalan mendekati sila . " ada apa sil ? kenapa ? ngomong sil " . dengan wajah panik selvia menatap sila art nya .

" grandma bu , grandma udah eng - enggak ada " sila menagis dengan histeris .

selvia berlari meninggalkan semua yang ada di ruangan kerjanya , dirinya menghampiri zeline yang sibuk menangis memeluk grandma nya . ia terduduk lemah tak berdaya , pasalnya ibu dewi tidak pernah ada penyakit sama sekali . keadaan ibu dewi memang menurun semenjak kepergian suaminya , dan membantu selvia membesarkan zeline tanpa seorang ayah di sampingnya .

kepergian ibu dewi kali ini amat sangat memukul batin selvia , dulu ayahnya pun pergi setelah menderita menyaksikan selvia mengandung tanpa ada yang bertanggung jawab . bisa di bilang kebodohannya saat itu , berhasil merengut nyawa sang ayah .

setelah lahir zeline barulah ayahnya pergi tepat setegah jam mengadzankan zeline , kepergian ayahnya membuat selvia sadar bahwa apapun bisa terjadi tanpa menunda sesuatu . kantor dimana zeline wedding berdiri adlah tempat satu - satunya peninggalan ayahnya , rumah yang kini mereka tempati adalah hasil tabungan ibu dewi untuk selvia di masa depan bisa di bilang untuk masa nya sekarang .

kini keduanya telah pergi , tugas mereka menjaga dirinya telah selesai . alex yang tiba langsung memeluk zeline dalam dekapnya , melirik ke zelvia yang sedang melamun menatap ke arah grandma yang sedang berusaha untuk di luruskan . membantu mengatur sila dan tina untuk menyiapkan perlengkapan yasin untuk para tamu yang akan datang menyelawat , hal yang di lakukan alex mengangkat zeline ke kamarnya dan menyuruhnya untuk tidur terlebih dahulu .

ketika alex kembali dari kamar zeline , dirinya masih mendapati sahabatnya duduk termenung dengan menatap sajadah kosong tempat terakhir ibu dewi menghirup nafas terakhirnya . perlahan alex menyentuh pundak sahabatnya . " sel , ke bawah yuk . mungkin tamu udah pada datang " ajak alex .

" tadi ibu sholat , dan gue masih denger ibu ngaji lex " alex berusaha untuk mengerti dari yang di ucapkan selvia , sekuat tenaga dirinya juga menahan airmata agar mampu menguatkan selvia .

dengan di tuntun alex , selvia perlahan menuruni anak tangga . kakinya lemas , bahkan untuk menyapa para tamu yang datang untuk bela sungkawa saja selvia sudah tak mampu . airmatanya terus - menerus mengalir tanpa di minta , dadanya sesak . kini dirinya tak mampu berjalan sendiri , bahkan selvia sudah membayangkan bagaimana rintangan yang akan ia hadapi kedepannya .

saat ayahnya tiada ibu dewi adalah satu - satunya penguat untuk selvia , kini yang tersisa hanya dirinya dan zeline yang harus saling menguatkan satu sama lain . dirinya percaya inilah jalan yang tuhan berikan padanya , selvia memeluk alex dengan erat . alex yang merasakannya sangat mengerti apa yang sedang di rasakan oleh selvia , ini sudah terlebih dahulu di laluinya .

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

hasil karya coretan selvia 

jangan lupa jadikan favorite dan like setiap episode baca nya para readers , agar membuat author lebih bersemangat lagi .

Terpopuler

Comments

bininya jungkook

bininya jungkook

tisuuuu 😢😢😢😢😢😢🤧🤧🤧🤧🤧

2021-08-29

0

Shinta Ewan

Shinta Ewan

bawangnya kejam😭😭😭

2021-08-27

0

yeonna

yeonna

tambah sedih sih 😭😭😭😭

2021-07-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!