Bertanggungjawab Untuk Kerugianmu

Aisyah meninggalkan kontrakan yang beberapa hari ini ditempatinya di Jakarta. Dia membawa tas miliknya berjalan meninggalkan tempat itu menuju ke halte yang berada di tepi jalan raya. Tak lama sebuah bus jurusan Jakarta-Bandung berhenti di depannya. Aisyah menaiki bus itu. Dia duduk di kursi tengah. Kebetulan kursinya kosong hanya Aisyah yang duduk di kursi itu. Tatapan wajahnya sendu. Semalam dia sempat menangis memikirkan masalahnya. Aisyah membuang muka ke arah kaca bus. Mengalihkan pikirannya pada pemandangan yang ada di luar kaca.

Aisyah sudah bertekad untuk meninggalkan kota Jakarta. Dia tidak ingin mengingat apapun yang berhubungan dengan Maxsimus. Aisyah bertekad untuk melupakannya dan mengubur dalam-dalam semua rasa yang pernah disimpannya selama ini untuk laki-laki berambut gondrong itu. Kisah cinta yang disimpannya dari pertama mereka bertemu di tepi jalan raya sampai saat ini harus dihapus Aisyah dan membiarkan semua menghilang tak pernah kembali apalagi berada di tempat yang sama.

"Maxsimus, apa kita memang tidak berjodoh? Apa pertemuan itu tidak berarti untukmu? Apa hanya aku yang merasakan cinta ini sendirian?" batin Aisyah. Apa mungkin selama ini Aisyah terlalu percaya diri sampai dia lupa kalau Maxsimus bisa saja mencintai oranglain.

Aisyah mencoba untuk berdamai pada dirinya sendiri. Meskipun berat tapi dia harus berusaha melakukan itu agar bisa melangkah ke depan. Tanpa harus mengingat luka itu lagi.

"Ya Allah aku sedang berusaha ikhlas. Meski rasanya menyakitkan," batin Aisyah. Impiannya untuk bisa melihat lagi adalah ingin bertemu dengan Maxsimus. Kini tak ada lagi alasan untuk pergi ke Jakarta. Dia sudah melihat semuanya. Maxsimus dan orang yang kini dicintainya. Bukan Aisyah tapi Elyana.

Aisyah menyandarkan kepalanya di kursi. Berusaha untuk menenangkan diri sambil berzikir dan berdoa. Semua yang ada di dunia ini milik Allah subhanallahu wa ta'ala. Aisyah harus ikhlas jika Allah ingin mengambilnya kembali.

Di sisi lain, Axel baru saja sampai di kontrakan Aisyah. Dia memarkirkan motornya tepat di depan kontrakan wanita bercadar itu. Sepagi itu Axel datang ke kontrakan. Padahal dia memiliki jadwal podcast dengan temannya di salah satu channel YouTube. Axel terpaksa meng-cancelnya terlebih dahulu demi bertemu dengan Aisyah.

"Semoga Aisyah mau diajak ngomong," ucap Axel. Dia berharap wanita bercadar itu mau diajak bicara olehnya. Kemarin Axel membiarkan Aisyah menenangkan dirinya agar Aisyah bisa berpikir dengan jernih. Pasti butuh waktu untuk bisa menerima semuanya. Aisyah pasti sangat kecewa atas identitas yang selama ini tidak sesuai yang diyakininya. Axel sudah menjadi tameng untuk Maxsimus lama bertahun-tahun sehingga Aisyah tidak tahu ternyata laki-laki yang dicintainya itu adalah Maxsimus bukan Axel.

Tok! Tok! Tok!

Axel mengetuk pintu itu tiga kali. Sambil mengucapkan salam. Namun tak ada jawaban dari dalam. Sampai dia menunggu beberapa saat di tempat itu. Untung saja pengurus kontrakan datang menghampirinya.

"Den Axel!" ucapnya. Laki-laki itu tampak senang bisa bertemu pemilik kontrakan yang jarang datang ke tempat itu. Apalagi menampakkan batang hidungnya sebagai pemilik kontrakan ribuan pintu yang kini diserahkan tanggungjawabnya pada dirinya.

"Pak Nurdin," sahut Axel pada laki-laki yang mengenakan sarung dan peci. Namanya Nurdin, orang yang dipercaya Axel untuk mengurus kontrakan. Dialah yang memegang kunci kontrakan dan mengurus apapun yang berhubungan dengan keamanan, kenyamanan, dan tata tertib di tempat itu. Axel terlalu sibuk untuk mengurus semua itu. Dia sudah sibuk dengan jadwal manggung on air maupun off air. Belum pagi menjadi bintang tamu, model, artis film atau sinetron yang terkadang dilakukannya.

"Den Axel mau mencari siapa?" tanya Nurdin. Dia tahu Axel sedang mendekati wanita bercadar yang belum lama ini tinggal di kontrakan itu.

"Aisyah yang tinggal di sini," jawab Axel. Tentu Nurdin pasti tahu karena Axel pernah menyuruhnya untuk mempersiapkan kontrakan untuk Aisyah. Lagi pula Aisyah adalah penghuni kontrakan spesial yang dititipkan Axel pada Nurdin.

"Non Aisyah baru saja keluar dari kontrakan. Dia memberikan kuncinya pada saya. Katanya Non Aisyah mau pulang ke Bandung," jawab Nurdin menjelaskan pada Axel tentang kepergian Aisyah. Sebelum pergi Aisyah memberikan kunci kontrakannya pada Nurdin selaku pengurus kontrakan itu.

"Ke Bandung?" Axel terkejut mendengar penjelasan dari Nurdin. Dia tidak menyangka Aisyah akan pergi meninggalkan Jakarta karena masalah itu. Padahal Axel baru saja ingin berbicara dengan Aisyah dan meyakinkan wanita bercadar itu untuk menerima cintanya. Dan mau menjadi calon istrinya.

"Iya Den, memang gak bilang ke Aden?" tanya Nurdin. Seharusnya Axel tahu. Dialah yang membawa Axel ke tempat itu.

Axel menggeleng. Aisyah tidak memberitahu apa-apa padanya. Bahkan Axel coba menelpon dan chat padanya tapi handphonenya tidak aktif. Seakan Aisyah sengaja membiarkan orang lain tidak perhatian dan peduli padanya. Dia ingin sendiri dan menenangkan pikirannya dari apapun.

"Jam berapa dia pergi Pak?" tanya Axel. Dia ingin tahu jam berapa Aisyah meninggalkan tempat itu. Mungkin Axel masih punya waktu untuk menyusul atau membawa Aisyah kembali.

"Barusan, lima belas menit lalu," jawab Nurdin. Belum lama Aiayah pergi. Sebelum Axel datang.

Axel langsung berpamitan pada Nurdin dan mengucapkan salam. Dia bergegas mengenakan helmnya kembali lalu naik ke motornya. Axel mengendarai motornya meninggalkan kontrakan. Dia harus menyusul Aisyah dan membawanya kembali. Kali ini Axel tidak bisa tinggal diam. Ada seseorang yang harus diperjuangkannya.

"Aisyah kenapa harus pergi? Aku tahu kau mencintai Maxsimus tapi kau juga berhak bahagia bukannya membiarkan dirimu hanyut dalam duka," batin Axel sambil mengendarai motornya di jalan raya. Dia tidak tahu harus ke mana mencari Aisyah. Mungkin naik bus atau kendaraan lainnya. Yang ada di pikirannya adalah pergi ke Bandung yang entah di mana tempatnya.

"Aku harus mencarimu kemana Aisyah? Aku ingin kita belajar bersama. Aku belajar untuk setia dan kau belajar melupakan Maxsimus," batin Axel lagi. Dia berharap bisa menemukan Aisyah. Axel tidak ingin menyesal. Aisyah wanita yang pantas diperjuangkan. Dia baik dan sholeha.

Di dalam bus Aisyah hanya diam dan tampak lemas. Dari tadi berusaha sarapan tapi tidak ada yang bisa masuk ke perutnya. Aisyah hanya diam mendengarkan beberapa orang berbicara dan keramaian yang ada di dalam bus itu. Pedagang asongan silih berganti naik turun bus, begitupun dengan pengamen dan penumpang yang hanya naik ke pemberhentian berikutnya.

"Assalamu'alaikum. Selamat pagi bapak-bapak dan ibu-ibu." Terdengar suara seseorang menyapa penumpang bus jurusan Jakarta-Bandung. Orang-orang itu fokus melihat ke arah laki-laki yang berdiri di tengah lorong. Sedangkan Aisyah hanya diam melihat ke arah kaca bus. Dia tidak menyadari ada orang di tengah lorong bus itu.

"Wassalamu'alaikum." Semua orang menjawab. Meskipun mereka kembali acuh dan cuek. Orang itu dianggap pengamen seperti biasanya.

"Pagi!" sapa Axel kembali biar suasana lebih hangat dan bersahabat.

"Pagi!" jawab semuanya.

Sorak orang-orang menjawab salam dan sapaan dari laki-laki yang ada di tengah lorong bus. Mereka tidak tahu kenapa laki-laki di tengah lorong bus itu berdiri dan memegang gitar di tangannya. Dia tampak misterius dan aneh.

"Pagi ini saya akan bernyanyi untuk kalian semua. Khususnya Nona cantik itu." Laki-laki mengenakan topi dan masker itu menujuk ke arah Aisyah yang duduk dan diam bahkan pandangannya hanya ke arah kaca bus. Aisyah tidak mendengarkan apa yang dikatakan orang itu. Pikirannya ada di tempat lain. Meskipun tubuhnya ada di tempat itu.

Para penumpang masih tampak cuek dan tidak memperdulikan orang itu karena dianggap pengamen seperti biasanya yang naik ke dalam bus.

"Mau lagu apa?" tanyanya. Dia ingin tahu lagu apa yang diinginkan penumpang. Setiap orang beda pendapat. Namun kebanyakan suka hal yang sama.

"Lagu Cinda Dan Rindu dari Leo Band!" Seseorang menjawab. Leo Band group band ternama di Indonesia. Itu sebabnya mereka suka lagu-lagu hit milik mereka.  Lagu-lagu yang menggambarkan suasana hati seseorang. Baik yang jatuh cinta sampai patah hati.

"Iya!" Yang lainnya setuju. Mereka juga ingin mendengarkan lagu Cinta Dan Rindu dari Leo Band. Lagu yang sedang populer di kalangan pemuda.

Orang itu langsung bernyanyi dan membawakan lagu Cinta Dan Rindu dari Leo Band. Lagu itu begitu mendalam dan menggambarkan betapa indahnya Cinta Dan Rindu seseorang pada kekasihnya. Sampai para penumpang baper mendengarkan lagu itu. Mereka merasa mendengarkan lagu Cinta Dan Rindu live di tempat itu. Mereka ikut hanyut dan fokus pada orang yang menyanyikannya. Padahal tadi mereka sempat cuek.

"Terimakasih," ucapnya.

Semua orang di dalam bus itu bertepuk tangan kecuali Aisyah yang masih terdiam dan menatap ke arah kaca bus. Mereka merasa terhibur dengan lagu yang dibawakan orang itu. Kemudian orang itu berjalan menuju kursi yang diduduki Aisyah karena tidak ada kursi kosong lainnya di dalam bus. Dia duduk tepat di samping Aisyah.

"Kalau patah hati obatnya cinta. Bukan air mata," bisiknya.

Aisyah tidak menggubris dengan apa yang dikatakan orang itu. Dia tetap terdiam dan mengacuhkannya.

"Mau kemana?" tanyanya.

Aisyah tetap diam. Suasana hatinya sedang tidak nyaman dia butuh untuk sendiri.

"Bandung kayanya tempat yang indah untuk menenangkan diri dan bertemu pangeran lainnya."

Aisyah menarik nafas panjangnya dan menghembuskan perlahan. Dia merasa terganggu dengan laki-laki yang mengajaknya bicara dari tadi.

"Assalamu'alaikum," sapa Aisyah pada laki-laki yang mengenakan topi dan masker itu.

"Wa'alaikumsallam," sahutnya.

"Maaf Mas, saya sedang tidak ingin mengobrol. Nanti kalau tidak saya jawab Masnya kecewa," ucap Aisyah.

"Gak papa, saya hanya ingin mengajak bicara. Terserah Nona ingin menjawab atau tidak," balasnya.

Aisyah memutar bola matanya kemudian kembali menoleh ke arah kaca bus. Membiarkan orang itu berbicara sendiri sepanjang perjalanannya ke Bandung.

Beberapa jam kemudian sampai di Bandung. Aisyah turun dari bus begitupun orang itu. Dia terus membuntuti Aisyah. Membuat wanita bercadar itu merasa diteror. Di bus ngomong terus padahal Aisyah tidak menjawab. Dia terus bercerita ke sana ke mari seperti orang yang sedang mendongeng.

"Mas ngapain ngikutin aku?" tanya Aisyah. Dia menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke belakang.

Orang itu maju ke depan sejajar dengan Aisyah.

"Aku ingin pergi ke rumah teman," jawabnya.

"Tapi gak usah ngikutin saya juga kali Mas," sahut Aisyah.

"Ah Mbak cantik aja yang kepedean. Rumah teman sayakan didaerah sini," balasnya.

Aisyah malas berdebat laki-laki itu dari tadi pintar mencari alasan dan terus membuntutinya seperti ekor. Dia memilih melangkahkan kembali kakinya ke depan. Membiarkan orang itu terus membuntutinya. Kaki Aisyah melangkah lebih cepat dari orang itu. Dia merasa dirinya dibuntuti terus membuat dia merasa tidak aman.

"Aku harus segera sampai ke rumah Rahma," batin Aisyah. Dia melangkahkan kakinya lebih cepat menuju rumah sahabatnya yang kebetulan ada di tepi jalan. Rahma Azizah sahabatnya saat di pesantren dulu. sebelum ke Jakarta Aisyah sempat tinggal bersama Rahma di Bandung. Rahma menjadi sahabat satu-satunya Aisyah yang sangat mengerti dirinya.

Aisyah bergegas menghampiri rumah Rahma dan mengetuk pintunya lebih intens. Tak lupa mengucapkan salam.

"Wa'alaikumsallam. Aisyah," sahut Rahma. Tampak senang melihat Aisyah datang.

Aisyah langsung menarik tangan Rahma masuk ke dalam rumah dan menutup pintu itu. Seolah dia ketakutan dengan laki-laki yang dari tadi mengikutinya.

"Kamu kenapa sih Aisyah?" tanya Rahma.

Aisyah mengatur nafasnya yang sempat ngos-ngosan karena berjalan dengan cepat. Dia berusaha menenangkan dirinya.

"Ada orang yang ngikutin aku dari bus sampai tempat ini," jawab Aisyah.

"Masa sih? Ku lihat kau datang sendiri," sahut Rahma. Dia tidak melihat ada seseorang yang mengikuti Aisyah dari belakang.

"Tadi dia ngikutin aku. Beneran Rahma!" jawab Aisyah.

Rahma yang tidak percaya dengan ucapan Aisyah langsung membuka gorden yang ada di ruang tamu dan memperlihatkan pada Aisyah kalau di luar tidak ada siapapun.

"Tuh! Gak adakan?" ucap Rahma.

Aisyah mendekat dan melihat ke arah luar. Tidak ada satu orang pun yang ada di luar rumah Rahma.

"Tadi dia ngikutin aku," ucap Aisyah. Heran melihat di luar tidak ada siapapun padahal Aisyah ingat betul laki-laki tadi mengikutinya.

"Ya udah sekarang kau minum dulu dan makan! Baru kita ngobrol lagi," ucap Rahma.

Aisyah mengangguk. Kemudian bersama Rahma masuk ke ruang makan dan melupakan laki-laki yang tadi mengikutinya.

Di luar, Axel duduk di atas dahan pohon mangga. Dia langsung naik ke atas pohon saat Aisyah masuk ke dalam rumah.

"Demi wanita yang bernama Aisyah aku harus naik pohon mangga," batin Axel.

Kriiing ... kriiing ... kriiing ...

Bunyi handphone milik Axel berdering. Membuat laki-laki tampan itu mengeluarkan handphone miliknya dan melihat panggilan dari Jennifer.

"Sial, Oma udah mengabsen lagi. Mati aku kalau gak bisa bawa Aisyah," batin Axel.

Terpopuler

Comments

Wati_esha

Wati_esha

Masih nyimak.

2022-03-01

0

Bunda Rag

Bunda Rag

aku kesel sama Aditya....

2021-10-01

1

Emak Femes

Emak Femes

waooow Safaa 😍😍😍

2021-06-30

0

lihat semua
Episodes
1 Ditinggal Mati Istriku
2 Tidur Bersama Di Hotel
3 Bertanggungjawab Untuk Kerugianmu
4 Pekerjaan Nyeleneh
5 Hak Ku
6 Pekerjaanku
7 Kecelakaan
8 Masa Lalu Istriku
9 Mantan Gebetan
10 Perjodohan
11 Makan Malam
12 Nafkah Batin
13 Ancaman Mertua
14 Istri Tersiksa
15 Pruuut Pruuut
16 Kemana?
17 Air Mata Berdarah
18 Kematian
19 Penyakit Suamiku
20 Diperkosa
21 Promo Novel
22 Terluka Hatinya
23 Promo Novel
24 Dijemput Mertua
25 Melindungi Keduanya
26 Menikahi Keduanya
27 Nikah Paksa
28 Hilang
29 Nikahi Janda
30 Istri Pertama
31 Maaf Sayang
32 Malam Bersama Istri Kedua
33 Berdua Lebih Indah
34 Masa Laluku
35 Kedekatan
36 Adik Diana
37 Gagal
38 Akhirnya Bersama
39 Bulan Madu
40 Hamil?
41 Memasak Untuk Istri
42 Genit
43 Tak Berguna
44 Hari Pertama Mengajar
45 Lelaki Yang Sombong
46 Bertemu Devan
47 Lupakan
48 Bertemu Lagi
49 Pelayan Itu Suamiku
50 Artis-artisan
51 Dulu Aku Juga Sama
52 Pagi Yang Indah
53 Kangen
54 Putriku
55 Anak Kanjeng Ibu
56 Maafkan Aku
57 Cemburu
58 Melarikan Diri
59 Bandara
60 Keluargaku
61 Menebus Waktu
62 Kecewa
63 Pilihan
64 Lima Tahun Berlalu
65 Promo Novel
66 Tukang Gali Kubur Apes
67 Bertemu Anak
68 Diterima
69 Bertemu Juga
70 Menangis
71 Mencari
72 Peliharaan
73 Berkumpul
74 Bahagia
75 Rencana Menikah
76 Pengumuman
77 Pengumuman
78 Pengumuman
79 Pengumuman
80 Pengumuman
81 Pengumuman
82 Pengumuman
83 Pengumuman
84 Pengumuman
85 Pengumuman
86 Pengumuman
87 Promo Novel
88 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Ditinggal Mati Istriku
2
Tidur Bersama Di Hotel
3
Bertanggungjawab Untuk Kerugianmu
4
Pekerjaan Nyeleneh
5
Hak Ku
6
Pekerjaanku
7
Kecelakaan
8
Masa Lalu Istriku
9
Mantan Gebetan
10
Perjodohan
11
Makan Malam
12
Nafkah Batin
13
Ancaman Mertua
14
Istri Tersiksa
15
Pruuut Pruuut
16
Kemana?
17
Air Mata Berdarah
18
Kematian
19
Penyakit Suamiku
20
Diperkosa
21
Promo Novel
22
Terluka Hatinya
23
Promo Novel
24
Dijemput Mertua
25
Melindungi Keduanya
26
Menikahi Keduanya
27
Nikah Paksa
28
Hilang
29
Nikahi Janda
30
Istri Pertama
31
Maaf Sayang
32
Malam Bersama Istri Kedua
33
Berdua Lebih Indah
34
Masa Laluku
35
Kedekatan
36
Adik Diana
37
Gagal
38
Akhirnya Bersama
39
Bulan Madu
40
Hamil?
41
Memasak Untuk Istri
42
Genit
43
Tak Berguna
44
Hari Pertama Mengajar
45
Lelaki Yang Sombong
46
Bertemu Devan
47
Lupakan
48
Bertemu Lagi
49
Pelayan Itu Suamiku
50
Artis-artisan
51
Dulu Aku Juga Sama
52
Pagi Yang Indah
53
Kangen
54
Putriku
55
Anak Kanjeng Ibu
56
Maafkan Aku
57
Cemburu
58
Melarikan Diri
59
Bandara
60
Keluargaku
61
Menebus Waktu
62
Kecewa
63
Pilihan
64
Lima Tahun Berlalu
65
Promo Novel
66
Tukang Gali Kubur Apes
67
Bertemu Anak
68
Diterima
69
Bertemu Juga
70
Menangis
71
Mencari
72
Peliharaan
73
Berkumpul
74
Bahagia
75
Rencana Menikah
76
Pengumuman
77
Pengumuman
78
Pengumuman
79
Pengumuman
80
Pengumuman
81
Pengumuman
82
Pengumuman
83
Pengumuman
84
Pengumuman
85
Pengumuman
86
Pengumuman
87
Promo Novel
88
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!