bagian 4

..Angga sudah melihat Lia sejak kecil, Angga yang berkunjung ke rumah papanya Lia itu melihat gadis mungil kecil yang bermain bola,

..ya anak gadis itu bermain bola, hal aneh bagi Angga, bukankah bola adalah permainan Laki-laki, dengan lincah Lia menendang bola nya bermain dengan sekumpulan anak laki-laki,

..Lia begitu bersemangat dengan keringat yang membasahi wajahnya terlihat begitu manis, Angga tersenyum melihatnya,

..ya Angga tidak se lincah Lia, walau Angga laki-laki tapi dia lebih suka duduk dan membaca buku, tentu dia bukan laki-laki pendiam dia pernah juga merasakan cinta,

..saat Angga sudah cukup lama memperhatikan Lia, Angga duduk di teras sambil menunggu papanya selesai dan gadis mungil itu menghampiri Angga.

"siapa kau" tanya Lia sambil mengelap wajahnya

"aku kemari bersama papaku, dia teman papamu" jawab Angga

"oh" lalu Lia pergi tapi dia berhenti ketika Angga mengatakan sesuatu

"apa bermain bola itu menyenangkan"

"tentu" jawab Lia

"seperti nya kau tak pernah menginjak tanah ya, coba lepas sepatumu" ucap Lia sambil melihat Angga

..iya, Angga adalah anak rumahan, bukan tidak pernah menginjak tanah, Angga tau Lia hanya mengejek nya.

"kamu lucu juga, aku juga manusia" jawab Angga

"oh, aku kira kau akan marah dengan pertanyaan ku tadi, lalu untuk apa kamu bertanya, bukankah laki-laki harusnya bisa bermain bola"

"tidak semua laki-laki bisa bermain bola, sama hal nya perempuan tidak semua bisa memasak" jawab Angga

"semua kan kalau ingin bisa harus usaha" ucap Angga lagi

..Lia hanya berfikir Angga dewasa sebelum waktunya jadi dia selalu mempertimbangkan setiap langkahnya, Lia tau itu tapi jika ia suka Lia akan coba, yang terpenting tepat pada posisi nya.

..melihat Angga yang berbicara seperti itu Lia lelah, hanya saja dia tidak mau menghakimi pikiran seseorang.

"pasti melelahkan ya, apa kau anak pertama" tanya Lia

..Angga tersenyum ternyata Lia paham apa yang Angga pikirkan, sangat jarang ada seorang yang mengerti apa yang angga katakan apalagi Lia masih sangat Anak kecil,

"kenapa harus lelah, jalan hidupku sudah baik, banyak di luaran sana yang ingin seperti diriku" ucap Angga

.. Lia tau sebagai penerus perusahaan besar anak pertama memang mempunyai tanggung jawab yang besar, sama seperti Lia papanya sudah membagi bagaimana anak-anak nya kelak menjalankan tugas nya,

..hidup seperti sudah ada yang mengatur itu memang tidak membuat Lia senang, dia ingin punya mimpi.

"baiklah, kau memang tidak lelah dan semoga kau lebih kerja keras lagi, dunia perusahaan tidak semudah kelihatannya, banyak orang 'munafik' yang akan ada di depanmu" ucap Lia sambil berlari pergi

..cinta itu tidak diduga datangnya, tidak tau bagaimana awalnya, cinta juga mungkin ber awal dari hal yang tidak kita inginkan,

..karena sejatinya hidup ini kita menjalaninya bukan di jalankan, lakukan apa yang menurut mu baik, kamu yang bisa merubah nya bukan orang lain..

..begitulah pertama Angga mengenal Lia sosok yang sok tau, dan bagaimana bisa Lia selalu berpakaian layaknya laki-laki dan tingkahnya jauh dari kata perempuan,

..dan Lia masih ingatkah dengan Angga yang dulu ia juluki laki-laki takut menginjak tanah, tapi bagaimana pun itu pertemuan mereka memang sudah di harapkan dan di tunggu Angga,