Sambil menarik koper ungunya, seseorang itu menatap datar menuruni eskalator lalu memeriksa tabletnya untuk mengecek beberapa pekerjaan yang akan dia kerjakan sesampainya di Korea.
Ela pun berdiri memasuki ruangan VIP pesawat, sambil memandang dengan raut wajah sedih.
pesawat pun lepas landas, awan putih dan cahaya berhasil menembus ke jendela pesawat yang bulat tersebut. Ela memakai kaca mata hitamnya dan tertidur seolah menikmati perjalanannya itu. Pakaian yang saat itu dikenakan serba hitam dengan jaket kulit dan rok mini kulit yang mengkilat membuat kaki jenjang Ela yang putih bersih itu terlihat sangat panjang dan membuat lekuk tubuhnya modis.
**
Dia sudah menduga bahwa kedatangannya disambut oleh 12 lebih pengawal di ruang kedatangan. Sayang sekali 12 pengawal itu tak menemukannya, karena sebelum memasuki ruang kedatangan Ela sudah memesan satu taksi yang mengangkut barang-barangnya. Sebelum itu Ela berganti pakaiannya dengan mengenakan Celana hitam kulit pekat terlihat mengenakan kaos putih polos dan tetap memakai jaketnya sebagai luarannya tak lupa memakai Topi hitam masker.
Ela berhasil lolos keluar dari bandara tanpa terlihat apalagi di ketahui oleh para pengawal. Ela pergi ke belakang parkiran dan terlihat satu sepeda motor hitam mengkilat yang sudah disediakan untuk pelariannya.
Suara geberan motor gedenya itu bak menyambar angin. Dreeeeenn. Dreeeeenn. Sambil terlihat kilometer laju kendaraan 120km/jam. Ela menikmatinya, dengan menggas lebih dalam lagi, tak lupa mengenakan sarung tangan dan helmnya. Tibalah Ela di sebuah rumah tua yang masih terlihat sangat terawat di dekat pinggir pantai tersebut.
"Akhirnya sampai juga. Ela membuka helmnya lalu meletakkannya dan menghempaskan tubuhnya di kasur. Ela merebahkan tubuhnya dan tertidur hingga besok pagi."
**
Seorang kurir paket sampai di kediaman rumah mewah kakek Ela, para pengawal kebingungan karena kehilangan Ela sore itu. Deren yang mengetahui hal itu hanya tertawa cekikikan di kantor saat menerima kabar dari sekretaris kakek bahwa para pengawal kehilangan Ela.
"Dasar wanita ****** tidak tau diri, berani-beraninya dia lari dan bermain kucing-kucingan. Apa iya pikir ini sedang bermain petak umpet."
Kakek yang mengetahui hal tersebut menghajar beberapa pengawal yang bertugas membawa Ela datang ke rumah tersebut. Dan mengancam agar Cucu perempuannya tersebut sampai dengan selamat tanpa goresan sedikitpun.
Dan memerintahkan pelayan membongkar barang-barang yang ada di koper Ela. setelah itu membawanya ke kamarnya.
**
Pagi yang indah dengan suara deru ombak yang pasang surut. Ela mengulat dari tidurnya, merentangkan kedua tanganya ke atas sambil tersenyum. Sungguh keheningan yang hakiki.
Tercium aroma yang sangat membuat hasrat lapar seketika, seorang lelaki muda yang berumur 20 an itu tersenyum melihat Ela yang berjalan ke meja makan.
"Selamat pagi tuan putri, saya akan segera persiapkan makanan untuk anda." seorang lelaki yang tinggi, putih dengan rambut pirang dan bola mata hitam pekat.
"Baiklah santai saja. Ela duduk di meja makan dengan gaun putihnya, dia menaikan satu kaki kanannya dan membaca sebuah berita di tabletnya sambil tertawa sinis. Hahaha, menggelikan sekali berita ini."
"Berita apa Tuan putri? sambil mempersiapkan sup ke dalam mangkuk dan mengangkat beberapa hidangan lain ke atas meja. Ini mangkuk kamu tuan putri. Yang sudah berisi nasi."
"Lihat ini, sambil menyodorkan berita Hot New yang ada di tablet. Lelaki itu meliriknya dan tetap merapikan meja makan tersebut. Daebak. Cucu lelaki pertama berhasil menjadi direktur untuk cabang Asia berkat kerjasama yang dipimpinya untuk menaikkan grup HK. di Hongkong dan Korea. Daebak. Sambil bertepuk tangan."
"Ayo nona kita makan sekarang, letakan tablet anda. Sambil menaruh kimchi dengan sumpit di atas nasi Ela."
"Hei-hei wahai anak muda berani sekali anda mengaturku, sambil tersenyum dan memanyunkan mulutnya dan mengunyah."
"Banyak kegiatan yang akan ada lakukan jadi anda tidak boleh telat makan dan minum vitamin anda."
"Baiklah baik, saya mengerti. Kenapa sudah lama tak bertemu, kau semakin bawel saja terhadapku Jisoo?"
"Saya terbiasa menyiapkan berbagai macam yang ada butuhkan disini tuan putri, bahkan saya sudah persiapan kebutuhan tuan putri selama bersekolah disini. Kunci motor ada di dalam laci meja depan dan pada jam 4 sore nanti anda ada jadwal rapat di Perusahaan HK sebagai pemegang saham. Kemunculan anda adalah akan menjadi berita utama menggeser Hot news barusan." sambil mengetuk layar tablet Ela.
"Membosankan, sepertinya aku takkan bisa hidup damai di Korea seperti yang kulakukan di Indonesia." sambil menenggak beberapa obat.
"Jangan lupa, tuan Deren pasti akan mempersiapkan kejutan yang menakjubkan buat tuan putri, jadi harap teliti dan jangan mudah terpancing emosi."
Ela berdiri dan bergegas mengganti pakaiannya. Tak disangka senyumannya mendadak menjadi serius ketika merapikan pita kera bajunya di hadapan cermin. Ela mengenakan setelan formal berwarna biru Elegan dan terlihat modis. dengan memakai tasnya. Ela keluar rumah.
Jiso keluar dan membukakan pintu mobil, namun Ela menolaknya.
"Ayo ambil Kunci motorku, sudah lama kau tidak mengendarai motor sambil membonceng."
"Anda yakin Tuan putri?"
"Jika ingin memberi kejutan jangan mencolok. Lagian jika aku memakai mobil para pengawal akan langsung menangkapku dan menggagalkan rencanaku."
"Baiklah, bersiap. Dan jangan lupa helm anda."
Sepeda motor melaju dengan kencangnya. Ela mengeratkan pelukannya di badan Jiso. Jika diingat Jiso adalah teman masa kecil Ela, semenjak kedatangannya di Korea akibat pelarian dirinya bersama Deren, si biang masalah tersebut.
Jika tidak ada ayah dan bik Siska yang menemukannya dalam keadaan yang gak baik di pinggir pantai. Mungkin Ela sudah mati, bisa jadi menjadi anak terlantar yang dibuang ke panti asuhan. Yah walaupun keluarga kakeknya kaya raya dan dimanapun Ela pasti akan ditemukan.
Ela sangat bersyukur karena memiliki sedikit kenangan yang baik di masa kecilnya karena orang tua itu dan Jiso sendiri, oleh sebab itu secara diam-diam Ela memberikan tanah sekitaran pantai tersebut untuk ditempati paman dan bi Siska dan tak lupa Jiso juga membantu mengolah tanah tersebut sebagai mata pencaharian tambahan mereka tanpa sepengetahuan kakek Ela.
Pelukan Ela semakin kuat. Jiso menyadari dan membuka helmnya. "Ada apa Tuan putri cantikku, apakah nyalimu mulai berkurang? apakah kau merasa takut saat ini?" sambil menutup kembali kaca helm dan tersenyum senang. Belum sempat Ela menjawab. Tarikan gas sepeda motor itu melaju lebih kencang.
30 menit sebelum rapat dewan direksi dimulai.
Motor mereka berhenti di persimpangan jalan, Ela memberi kopi kesukaannya di Kafe biasa. iya duduk bersama Jiso.
"Bagaimana jika dia benar-benar diangkat sebagai direktur ya di rapat nanti? akankah ada bahan pertimbangan untukku yang belum lulus dan belum genap 20 tahun ini? walaupun aku memegang kata kunci." sambil menenggak kopi hangat yang ada di hadapannya."
"Tenang saja tuan putriku. Dan bertahanlah 8 bulan lagi disini agar kita dapat menemukan apa yang terjadi di masa lalu yang selalu membuatmu tak bisa tidur."
"Kau benar. Sudah sejauh ini aku harus bertahan, cuma aku yang bisa membuat sakit jantung kakekku dan istrinya itu kambuh sambil tertawa."
Mereka meninggalkan kafe tersebut dan menggas habis gas sepeda motor mereka. Dering telfon terdengar namun Ela mengabaikannya karena tak bisa menjawab telepon tersebut diatas motor yang berlari bak angin tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments