AIR MATA PENANTIAN
Nadia adalah seorang gadis desa yang berkulit kuning Langsat dan berwajah manis itu, mempunyai mimpi besar. Dia juga tipe wanita yang memperjuangkan kan cinta sejatinya.
Akan tetapi, dia juga mempunyai trauma yang menyakitkan. Tidak ada satu pun keluarga Nadia yg mengetahui tentang trauma yang dialami gadis itu karena dia menyembunyikannya rapat-rapat dari semua anggota keluarganya.
Nadia seorang gadis yang baik hati, santun dan juga ceria, tetapi pada kenyataannya keceriaan itu hanyalah topeng yang menutupi luka menganga ada di hatinya.
Dia mulai meniti karier dengan menjadi seorang pendidik anak usia dini di sekolah yang tidak jauh dari rumahnya.
Dia juga menjadi seorang guru pendamping, di sekolah lainnya.
Kegiatan Nadia sehari hari, selain mengajar dia juga membantu ibunya di rumah setelah pulang bekerja.
Pada suatu hari, Nadia berpikir, “Jika aku terus seperti ini, bagaimana masa depan dan hidupku di masa yang akan datang? Bagai mana aku bisa seperti mereka? Aku cuma lulusan SMA, mana mungkin bisa menjadi pegawai negeri dan semacamnya? Ah iya, tetapi, kan, jika ada niat pasti bisa. Nadia, kamu pasti bisa!”
Setelah beberapa bulan Nadia menjadi pengajar. Akhirnya dia memutuskan untuk mendaftar Di sebuah perguruan tinggi negeri. Pada saat itu Nadia udah memantapkan hatinya, memilih jurusan pendidikan Anak usia dini.
Setelah menjalani berbagai tes dan prosedur yang ada, akhirnya Nadia di terima juga menjadi salah satu mahasiswi di sana. Dia sangat bersyukur karena bisa menuntut ilmu di salah satu universitas terkenal di kotanya.
Hari itu, saat Nadia untuk pertama kalinya datang di kampusnya. Dia tampak begitu bersemangat, langkahnya ringan menyusuri jalan menuju kampus senyum samar senantiasa menghiasi wajahnya yang lembut.
“Hai kamu mahasiswa baru, ya di sini?” tanya seseorang kepada Nadia, yang berjalan di hadapan mereka.
Tanpa di duga oleh Nadia, orang tersebut mengulurkan tangannya ingin berkenalan.
“Perkenalkan, namaku Dila,” kata wanita manis itu dengan senyumnya yang ramah.
Nadia pun menyambut tangannya sambil berkata, “hai, Dila. Nama ku Nadia.”
Setelah saling mengenal, kedua perempuan itu berjalan bersama. Tampak keduanya saling bercakap-cakap.
“Dila, kamu udah tau belum kelas kita ada di mana?”
Yang ditanya menggelengkan kepalanya lalu, menjawab, “Nadia, kita bareng saja cari ruangan kelasnya.”
Sejak saat itu, kedua wanita itu mulai bersahabat, mereka selalu bersama setiap kali mengerjakan tugas atau makan di kantin kampus, atau sekedar mengobrol saja. Mereka benar-benar cocok.
Hari-hari telah berlalu, tahun demi tahun pun berganti, tanpa terasa Nadia lulus dengan hasil memuaskan. Walau banyak cobaan dan rintangan selama menjalani masa perkuliahan, akhirnya dia menyandang gelar sarjana pendidikan.
Kebahagiaan terpancar di wajah kedua orang tua Nadia,dua orang paruh baya itu begitu bersyukur dengan kesuksesan anaknya menjadi seorang sarjana.
“Ya Allah ... Nadia, ibu nggak nyangka, Nak. kamu akan menjadi seperti ini,” kata Ibu Nadia.
Gadis itu pun sama bersyukurnya seperti ibunya, “Ibu ....!” pekik Nadia, tanpa terasa dia menangis sambil memeluk Ibunya.
Nadia Prasasti Spd. Begitu gumam Nadia mengeja namanya swndiri. ‘Apakah ini nyata atau mimpi?’ batinnya dengan senyum manis terkembang di bibirnya.
“Alhamdulillah... Akhirnya! Tidak kusangka aku lulus juga!” Nadia bergumam dalam hati sambil menatap langit langit kamar.
Nadia dalam hati terus berkata-kata, “Kamu pernah berjanji di hari itu, ketika kamu memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di kota B. Bahwa kita akan menikah setelah kamu lulus.
Apakah janji itu akan kamu tepati,
Aku di sini selalu menunggumu.”
Pikirannya saat itu menerawang jauh mengingat seseorang.
Bersambung
#Like
#komen
#Rate
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Sumini Ningsih
menunggu suatu hal yg melelahkan
2024-10-02
0
tria ulandari
simakkk dulu
2023-03-25
1
Langitⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈N⃟ʲᵃᵃ࿐
kayak onel.dong😍
2023-03-23
1