Safiya Khanza Ayunindya
.
.
.
.
Kalian tau....
Aku adalah Safiya Khanza Ayunindya, panggil saja aku Khanza. Gadis berambut coklat sepunggung yang memiliki sebuah kelebihan. Kelebihan ku adalah bisa melihat makhluk yang tidak bisa dilihat oleh mata biasa.
Itu baru kelebihan ku. Namun... Aku belum tau kekurangan yang aku miliki. Kata kedua orang tua ku, aku memiliki kelebihan tersebut karena keturunan dari kakek buyutku. Tetapi, bagaimana pun diriku, aku harus bisa menerima semua ini dengan lapang dada.
Orang tua ku pun tak tau caranya agar mereka bisa menghilangkan kelebihan ku. Namun apa daya mereka yang hanya sebagai manusia. Mereka hanya pasrah dan berharap aku bisa menghadapinya dengan ikhlas dan penuh rasa syukur, karena jarang orang di dunia ini yang memiliki kelebihan seperti ku.
Satu lagi yang perlu kalian tau....
Aku memiliki seorang sahabat, namanya adalah Satya Dimas Adriansyah. Dia adalah sahabat yang paling setia di banding dengan sahabat-sahabat perempuan ku.
Bagiku..
Sahabat adalah tempat dimana kita dapat menumpahkan segalanya. Entah itu suka maupun duka. Kalian beruntung jika mendapatkan seorang sahabat, apalagi dia adalah seorang lelaki.
Teman berbeda dengan sahabat. Sahabat adalah orang yang setia, bukan hanya sekedar di butuhkan atau membutuhkan. Tetapi, sahabat itu selalu memberikan kita semangat, nasihat dan memberikan dukungan yang terbaik di saat kita tersesat.
Tak hanya itu, sahabat adalah orang yang bisa membuat kita menangis dan tertawa di saat yang bersamaan, layaknya sebagai pasangan, kekasih dan keluarga.
Tak jarang jika di dunia ini, sepasang sahabat lebih memilih untuk hidup bersama, karena mereka sudah tau kelebihan, kekurangan, dan karakter masing-masing.
Kau tak perlu mengelak jika, kalian memiliki sebuah rasa terhadap sahabat kalian sendiri. Apalagi sahabat mu telah memberikan rasa nyaman kepada mu.
Sama halnya dengan diriku. Ingin ku ungkapkan rasa ini kepada nya tapi, diriku yang tak sanggup untuk mengatakannya. Apalagi sekarang aku jauh dengannya. Aku hanya bisa berpasrah kepada takdir di suatu saat yang akan datang. Apakah aku bisa bertemu dengannya lagi dan memberitahukan rasa ini kepadanya.
Yang saat ini aku fikirkan, apakah dia masih sama seperti dulu? Pada saat aku terjatuh, dia selalu menolong ku dan khawatir kepada ku. Lalu kini, apa dia masih Dimas yang sama yang selalu membantu ku di saat aku terjatuh? Apakah dia juga masih mau membantu ku melawan makhluk tak kasat mata itu? Dan apakah dia masih sama seperti Dimas yang aku kenal dulu?
Sungguh... Pikiran ku bergejolak. Kini umurku adalah 13 tahun dan tepatnya aku tengah duduk di bangku SMP. Selama 8 tahun juga aku dan Dimas sudah menjalani hubungan persahabatan ini.
Apakah dia masih mengingat ku? Apakah dia juga memikirkan ku? Sedang apa dia di sana?
Pertanyaan demi pertanyaan selalu terlintas di pikiran ku. Andai saja waktu itu sudah ada handphone, pasti kami sudah saling berkabar satu sama lain.
Selama ini aku selalu cari namanya di facebook, namun aku masih tetap tidak menemukan namanya. Dia kemana sekarang? Menghilang kah?
Selama ini aku terus memikirkan nya tanpa henti, berbagai macam cara aku terus mencari media sosial tentang nya.
Hingga....
2 tahun berlalu dan akhirnya aku menemukan akun baru di facebook tentang nya. Aku langsung membuat pertemanan dengannya dan langsung meng-inbox nya tanpa ragu.
Kini aku sudah duduk di bangku SMA. Aku memilih jurusan IPA, sesuai dengan saran dari orang tuaku. Pada saat itu, aku sudah menemukan titik terang untuk saling berkomunikasi bersama nya. Kini kami berkomunikasi melalui Whatsaap. Tak pernah video call dan tak pernah saling bertelepon.
Aku sering mengajak nya, namun entah mengapa dia selalu menghindari ku dan aku pun tak tau alasannya. Aku sangat...sangat rindu, namun aku tidak boleh egois karena aku takut dia akan menjauhiku karena sikap ku yang terlalu berlebihan.
*****
Satya Dimas Adriansyah
.
.
.
.
Aku sendiri Satya Dimas Adriansyah, panggil saja aku Satya, karena nama Dimas hanya untuk Safiya. Aku tak memanggil nya Khanza karena nama istimewa nya di dalam hatiku adalah Safiya. Aku dan Fiya sudah menjalani masa persahabatan kurang lebih 8 tahun, mungkin....
Aku tak terlalu memikirkan nya, namun dia adalah sahabat terbaik yang aku miliki di dunia ini. Sangat peduli, ramah walaupun kadang pemarah... Hahaha...
Kini aku sudah duduk di bangku SMA kelas 10 jurusan IPA. Tak ku sangka waktu begitu cepat berlalu. Aku selalu merasa, kini aku sedang menjalani hubungan LDR dengan Fiya, entahlah dengannya, aku tidak tau apakah dia memiliki rasa dengan ku atau tidak, tapi yang pasti aku menyayanginya.
Pertama kali aku membuat akun, yang pertama meminta pertemanan adalah dirinya. Di saat itu pula aku langsung memikirkan, apa dia baik-baik saja di sana? Bagaimana dia bisa menjalani kehidupan yang sangat rumit ini sendiri?
Benar...
Aku tau kelebihan dan kekurangan nya. Kelebihan nya adalah dia bisa melihat apa yang tidak bisa ku lihat. Aku sungguh bangga kepada nya, dia hebat bisa melawannya. Kebanyakan anak pasti takut jika menghadapi para makhluk yang menyeramkan. Berbeda dengan Fiya, dia sangat..sangat pemberani dari yang ku kira.
Kelemahan yang aku tau dari darinya adalah dia orang yang paling takut kehilangan sesuatu yang berharga darinya.
Mengapa aku mengatakan itu?
Pada saat itu kami duduk di bangku SD kelas 4, dia paling menyayangi neneknya. Hingga suatu saat neneknya tiada. Seketika tatapan nya kosong, tak makan tak minum padahal aku selalu di sisinya.
Aku bingung saat itu, sangat bingung...
Aku pun menangis di hadapannya hingga aku berkata "Dia bukan temanku lagi". Seketika Fiya sadar dan langsung memelukku. Dia langsung menangis sejadi-jadinya hingga orang tua kami pun menangis pasrah.
Aku membujuk nya makan dan mengajak nya jalan-jalan di sekitar rumahnya dan dengan polosnya dia berkata kepada ku.
"Kenapa aku tidak bisa melihat nenekku"
Aku bingung saat itu, aku hanya berfikir keras di sampingnya sambil memutar mutar bola mataku tak jelas. Waktu itu memang aku tak tau apa-apa dan mungkin karena aku terlalu b*d*h soal kematian jadi aku menjawab.
"Aku belum mati, jadi aku nggak tau"
Itulah jawabannya, namun dia malah menangis sejadi-jadinya sambil berteriak hingga orang tuaku sendiri malah memarahiku. Yang aku pikirkan saat mengingat kejadian itu, apakah aku salah mengatakan itu?
Sudahlah cukup aku menceritakan tentang nya. Masih banyak kenangan yang kami buat sewaktu kami kecil. Yang terpenting sekarang, dia harus lebih baik dari yang dulu.
//**//
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Amelia septiana
𝕔𝕖𝕣𝕚𝕥𝕒𝕟𝕪𝕒 𝕊𝕡𝕖𝕣𝕥𝕚 𝔻𝕣𝕒𝕞𝕒 𝕂𝕠𝕣𝕖𝕒🙏🙏🙏
2021-11-24
1