Fandi Acuh

Dengan sebuah rantang spesial. Clara menunggu di ruangan lantai tujuh belas. Ia meminta receptionis membuka ruangan private yang biasa digunakan Fandi jika ingin menemuinya.

Karna hingga kini, tak pernah tau dan masuk kedalam ruangan kerjanya saat di kantor. Hal itu karna mas Fandi melarangnya dan terlalu privasi.

"Silahkan duduk Bu! Pak Fandi akan segera datang, ia sedang bertemu klien .. Tapi,"

"Terimakasih .. tidak apa - apa. Saya bisa menunggu kok." balas Clara yang sudah tau jawaban apa.

Fandi bergegas mengambil jasnya. Ia ingin sekali tiba di rumah menemui Elvira. Tapi dengan pakaian yang tak fresh. Ia harus bergegas pulang kerumah orangtuanya. Untuk mengambil pakaian dan membawa sebagian barang alat kantornya. Untuk tinggal bersama Elvira cinta pertama, kekasih hatinya itu tentunya.

"Pak. Maaf saya lancang, tapi Bu Clara telah menunggu!"

"Apa Clara? Ooowh .. hampir saja lupa. Oke, terimakasih Retna."

Fandi segera menemui ruangan berpintu kaca hitam. Dengan kode jari dirinya dan Clara ia bisa masuk dan saling bertemu untuk mengungkap pertemuan secara rahasia. Jika Clara adalah istrinya, meski tak suka, hal itu pun agar hak waris perusahaan tak jatuh pada yayasan yang ia benci.

Entah dari mana asal mulanya, sang Mama dan Oma membuat kesepakatan tak masuk akal. Hingga ia menggoda Clara untuk mau menyepakati menikah dengannya, lewat bualan cinta manis penuh kebohongan.

Padahal selama ini ia hanya menganggap sebatas kasih sayang, bukan cinta seperti dirinya terhadap Elvira.

"Mas. Kamu sudah datang, maaf aku menganggu waktu di jam siangmu. Aku juga tadi ijin sebentar, aku hanya mau antar ini." memberikan sesuatu.

Senyum Clara. Tatapan Fandi terkejut saat Clara mencium tangannya. Ia memang istri sahnya tapi Elvira bahkan tak pernah menyambutnya dengan senyuman dan mencium tangannya.

Hal itu pun ia buyarkan, jika Clara hanya wanita sampah yang selesai masanya. Harus ia buang, tak ada almarhum papa saja sudah tak menyulitkan hidupnya. Hingga ia berani menikahi Elvira sebagai istri tercintanya.

"Ya sudah. Kembalilah, aku ada hal pertemuan penting. Jaga diri kamu baik - baik!"

"Ya. Mas, aku juga mau minta maaf. Soal tadi, aku ga bisa datang. Aku cuma mau bilang .. kalau tadi aku jenguk Ma .. "

Dreedth ... Dreeedth ... Dreeeedth. Dering ponsel Fandi.

Belum sempat Clara berbicara jelas soal sang Mama. Ia telah di abaikan, lalu Fandi memberikan kode tangan untuk ia menunggu sampai selesai ia menerima panggilan.

Clara pun senyum dan duduk kembali. Menatap jam di lengannya, lima belas menit ia harus segera sampai kantor.

Sepuluh menit telah berlalu, Fandi tak kunjung kembali. Clara segera keluar dan mencari keberadaan suaminya. Tapi Clara tak menemukan Fandi suaminya, hanya sebuah surat kecil dari receptionis yang kala itu menghampirinya.

"Mohon maaf bu. Pak Fandi bilang jika ia mendesak tak bisa menemui ibu kembali!"

"Terimakasih. Baiklah terimakasih atas surat pesannya ya!"

Clara duduk di meja pekerjaannya. Bahkan ia melihat rantang makanan dan ucapan maaf saja ditinggal.

Masih sama, di abaikan tak di lirik. Apa duniamu hanya pekerjaan terus Mas. Entah mengapa aku merasa kamu ingin menjauh dariku? Bahkan rantang makanan dan kartu ucapan kamu letakan begitu saja, aku saat ini tak berharga olehmu. Aku sedih saat ini Mas Fandi, kapan kamu peka padaku??

***

Beberapa jam kemudian di kantor.

Curhatan melalui buku kecil Clara. Ia menyematkan foto dari ponselnya. Lalu ia cetak dan sematkan dalam sebuah tulisan. Clara selalu saja mengutarakan kekesalan dan kesedihan di dalam buku tersebut.

Hal itu membuat dirinya menatap foto Mama mertuanya, yang selalu hangat tersenyum padanya. Di balik album mirip buku dairy nya.

"Heiii .. kenapa tuh. Kok diem melamun sih Cla?" tanya Fani yang tiba saja datang dengan setumpukan berkas.

"Enggak apa - apa. Cuma mikirin mama mertua aja Fani. Aku harus gimana ya? Mas Fandi sibuk terus." lesu Clara.

"Aduuh .. soal itu aku bingung Cla. Gimana nanti sore pulang kerja kita ke rumah sakit!" ajak Fani. Clara pun mengangguk senyum.

Tak lama teriakan dari salah satu staff meminta mereka berkumpul.

"Heeeh .. ada apa tuh Fan. Kok pake toa segala pengumumannya?" tanya Clara pada Fani. Tapi ia hanya menggeleng senyum meringis tak tau.

"Jujur gue enggak tau lah Cla." Menggaruk kepala tak gatal.

Tak lama, Clara terkejut kala seseorang datang dengan setelah boss. Dengan jas navy, Clara membuyarkan dirinya menatap seorang pria yang di sampingnya bos, mengenalkannya.

"Perhatian semua. Kalian kenalkan ini adalah manager kita sekarang!" teriak pak Venzo.

Clara terdiam, meski ia menatapnya. Tersenyum pada Clara. Ia cukup diam, tak ingin lebih jauh. Baginya Dia adalah masa lalunya yang tak harus ia ingat.

Clara tau betul, setahun lalu. Ia meninggalkan dirinya tanpa kabar. Lalu dengan kilat, kembali dengan gaya yang membuat ia takut akan rumah tangganya hancur.

"Franstino. Aku ga yakin itu kamu." benak Clara.

Terpopuler

Comments

Ratna

Ratna

la jut

2022-01-11

0

Mr Azusi

Mr Azusi

cowok ditolak cewe mo bunuh diri. ditinggal nikah mau bunuh diri.


inget iman bro!

2021-07-24

0

SyaSyi

SyaSyi

tetap semangat aku dukung

2021-06-20

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!