...SELAMAT MEMBACA KISAH KELAM...
...~×~...
...“Bersamamu aku merasa nyaman, walaupun aku tahu rasa ini hanya singgah karena kau bukanlah nyata untukku.”...
...~×~...
Bandara Soekarno Hatta
Indonesia, 28 Januari 2016
TIGA hari setelah mendapatkan kabar dari Ethan akhirnya Claudia memutuskan untuk pergi ke Indonesia dan menyusul kembarannya sendiri tanpa bantuan siapapun.
Clara pun dengan senang hati akhirnya bisa keluar dari kukungan kedua orang tuanya.
Setelah sekian lama akhirnya Clara dapat membuka matanya dan dapat melihat bagaimana keadaan keluarganya, bukannya Claudia berniat untuk membohongi Clara dan ikut andil untuk mengelabuhi nya tapi Claudia tahu betul kalau kembarannya itu bukanlah tipikal orang yang mudah menerima segala keadaan dan sangat berbeda jauh dengan kepribadiannya.
"Kau siap untuk meninggalkan Indonesia Ra?" Tanya Claudia meyakinkan.
Clara hanya menjawabnya dengan menganggukkan kepalanya singkat kemudian melanjutkan langkahnya menuju pesawat.
Selama perjalanan menuju Inggris tak ada banyak percakapan antara keduanya, mungkin karena keduanya sudah terlalu larut dengan keadaan yang menghipnotis nya.
Setelah sampai di Inggris pun keduanya masih diam dan tak ada satupun yang berniat untuk mengawalinya.
Sampai akhirnya mereka memilih untuk beristirahat di Apartemen milik Claudia dan tanpa ingin bertanya bagaimana Claudia membeli Apartemen ini Clara memutuskan untuk beristirahat dan kembali menjalani aktivitasnya seperti biasa untuk esok hari.
Kabar baiknya lagi kalau Clara akan bersekolah di SMA yang sama dengan Claudia dan itu bukanlah hal yang buruk.
Claudia justru senang jika saudara kembarnya selalu berada di dekatnya itu berarti akan lebih mudah bagi Claudia untuk menjaga Clara.
Sifat pemimpin sudah mendarah daging dalam tubuh tubuhnya mungkin karena sejak kecil Claudia dituntut untuk menjadi seorang kakak yang baik untuk Clara walaupun usianya dengan Clara hanya berselisih sekitar sepuluh menit tapi didikan Kakeknya masih melekat dalam dirinya.
"Menjadi kakak bukanlah hal yang sulit Cla, Kau hanya perlu menjaganya dari berbagai macam kejahatan yang akan mengganggunya." Begitulah kurang lebih isi pesan dari kakeknya sebelum akhirnya memilih untuk menyusul nenek dan memilih untuk menyerah dan tidak lagi berjuang untuk bertahan hidup karena mungkin ini sudah saatnya Kakeknya untuk tenang di surga.
"Cla Kau sedang apa?" Tanya Clara sambil menghampiri Claudia yang sedang sibuk dengan dunianya.
Merasa ada yang mengajak bicara akhirnya Claudia menoleh dan melihat adiknya sedang duduk di sampingnya sambil membawa makanannya.
"Kalau makan itu meja makan Ra! ini bukan tempat untuk makan!"
"Tapi Kamu belum makan Cla!" Bantah Clara.
"Nanti Aku makan." Setelah itu Claudia memutuskan untuk beranjak dari tempat duduknya.
"Kapan Cla? Dari kemarin Kau hanya minum susu yang Ku buatkan dan setelahnya Kau hanya berdiam diri di kamarmu!"
"Baiklah mari makan bersama di meja makan." Akhirnya Claudia menyerah dan berjalan menuju ke meja makan yang berada di dekat dapur.
Setelah semua makanan mereka habiskan, Claudia langsung beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke kamarnya.
Apartemen milik Claudia cukup besar dan memiliki dua lantai, dua kamar dengan masing-masing terdapat kamar mandi di dalamnya dan dapur yang berada di lantai dasar.
Mereka hanya tinggal berdua tanpa pembantu rumah tangga ataupun semacamnya.
"Cla menurutmu bagaimana jika Ibu menyuruhku untuk kembali ke Indonesia?" Tanya Clara sambil berjalan mengikuti Claudia.
"Itu urusanmu Ara! Usiamu sudah enam belas tahun dan seharusnya Kau sudah tahu mana yang baik dan yang buruk untukmu." Balas Claudia sarkas.
"Tapi Cla, biasanya anak-anak seusia Kita selalu memutuskan sesuatu bersama dengan kedua orang tuanya." Ujar Clara membantah segala ucapan Claudia.
Claudia yang mendengar hal tersebut hanya bisa menghela napasnya panjang, terkadang Claudia juga merasa lelah dengan hidupnya yang seperti ini tetapi apa boleh buat?
Jika Claudia menyerah itu artinya Claudia juga telah membuat masa depan adiknya hancur.
Tak apa jika Claudia yang hancur tetapi jika sudah melibatkan Clara sudah pasti Claudia tidak akan segan-segan mencari jalan keluar untuk setiap masalahnya.
"Cla apa kamu tidak lelah bekerja sambil sekolah? Aku saja lelah walaupun hanya bersekolah." Tanya Clara tiba-tiba saja ditengah keheningan.
"Jika Aku hanya bersekolah, Aku tidak mungkin bisa mempunyai Apartemen ini Ara! Dan jika Aku tidak punya ini Ku yakin kalau saat ini Kita sudah menjadi gelandangan." Balas Claudia tanpa berpikir panjang.
Bukannya Claudia mau berada diposisi saat ini, melainkan keadaan yang memang menuntut nya untuk berlaku demikian.
"Iya juga sih, tapi kerjaan seperti apa untuk bisa mendapatkan Apartemen sebesar ini? Usiamu sama sepertiku Cla?" Tanya Clara penasaran.
Claudia yang mendengar itu hanya bisa menghela nafasnya panjang, tidak ada yang salah dari perkataan saudara kembarnya itu namun saat ini ia hanya ingin tenang.
"Sudah jangan banyak bicara! Lebih baik Kau habiskan saja makananmu dan segera pergi dari hadapanku Ara, Aku saat ini sedang pusing dengan pekerjaanku! Jangan tambahkan lagi beban untukku, apa kau tidak kasian?" Tanya Claudia yang langsung membuat nyali Clara menciut.
"Iya baiklah Aku akan segera pergi." Setelah itu Clara memutuskan untuk kembali ke meja makan.
Setelah Clara sudah menghilang dari pandangannya Claudia langsung mengambil ponselnya dan mengetikan sesuatu kepada seseorang yang akan dirinya temui.
...~×~...
London, 29 Agustus 2011
Saat ini hujan masih mengguyur Kota London dengan begitu hebatnya bahkan petir tak segan-segan menghantam bumi.
Padahal pagi tadi cuaca cukup cerah, perubahan cuaca di Inggris memang sulit di prediksi.
"E kau sedang apa?" Tanya Claudia menghampiri Ethan yang saat itu sedang duduk di depan laptop miliknya.
Saat ini Claudia sedang berada di Apartemen milik Ethan yang berada tak jauh dari Apartemennya.
Ethan yang melihat Claudia sedang menghampirinya pun langsung menyuruh gadis itu untuk duduk disampingnya.
"Kemarilah Cla," Panggil Ethan sambil menepuk tempat duduk yang berada di sampingnya.
"Kau sedang apa E?" Tanyanya lagi sambil memperhatikan layar laptop milik Ethan.
"Aku sedang memeriksa kondisi keuanganku yang sepertinya sedang dalam keadaan tidak beres," Jelasnya tanpa melihat ke arah Claudia sama sekali.
"Maksudmu? Aku tak mengerti." Tanya Claudia yang memang kurang paham maksud dari ucapan Ethan.
"Sudahlah Cla jika kau tak mengerti tidak usah banyak bicara." Balas Ethan mencoba untuk menghentikan segala rasa penasaran Claudia.
Mendengar hal tersebut tentu saja membuat Claudia kesal dan jengkel karena memang selama ini terlalu banyak teka-teki yang tidak ia pahami tentang Ethan.
Ethan yang melihat Claudia mengerucutkan bibirnya merasa terhibur dan rasanya ingin menciumnya tapi hal itu hanya akan membuat Claudia semakin tidak menyukainya saja.
Hubungannya dengan Claudia sudah semakin membaik dan saat ini juga dirinya dan Claudia sedang terikat dengan hubungan bisnisnya jadi ini adalah waktu yang tepat untuk mengetahui apa penyebab utama gadis ini membencinya.
"Kau tidak lagi membenciku Cla?" Tanya Ethan sambil merangkul pundak gadis cantik ini.
"Siapa bilang? Tentu saja masih, bahkan sangat." Balas Claudia.
"Kenapa?" Tanya Ethan lagi.
"Sudahlah E, kau ini banyak bicara." Setelah itu Claudia langsung beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke arah dapur untuk membuat Kopi.
"Cla buatkan Aku Teh." Pinta Ethan.
Walaupun sebenarnya ia merasa kesal namun tetap saja menuruti perkataan Ethan.
"Kau selalu saja menyuruhku," Gerutu Claudia walaupun pada akhirnya Claudia memang membuatkannya.
Ethan yang melihat itu pun hanya bisa tersenyum geli melihat tingkah laku gadisnya itu.
...~×~...
...TERIMAKASIH TELAH MEMBACA KISAH KELAM...
...Don't forget to vote, Comment and share link nya ke temen-temen kalian...
...And...
...I hope you enjoy reading this story :)...
...Love u guys 😘...
...Sampai jumpa di next episode bye 😉...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
xxxraen
udah gerutu tp endingnya ttp dikerjain wkwk
2022-04-30
2