Bad Mood

...SELAMAT MEMBACA KISAH KELAM...

...~×~...

...“Yakinlah kalau perasaan ini nyata, karena jika keraguan itu ada segalanya pasti akan berubah.”...

...~×~...

London, 27 Januari 2016

SAAT ini Claudia sedang sibuk dengan urusannya bersama Ethan, karena lagi-lagi pria itu selalu saja mencari masalah dengannya dengan berbagai cara.

Jujur saja Ethan memang tampan, tapi attitude? dia tidak mempunyai nilai membuat ketampanan tenggelam bahkan nyaris tak terlihat bagi Claudia.

Karena bagi Claudia setampan apapun seseorang jika tidak mempunyai sopan santun maka hilanglah ketampanan tersebut.

Tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi Axel dan teman-teman Clubnya karena tak ada sopan santun yang mereka tunjukan tapi walaupun tidak ada attitude yang baik bukan berarti mereka menyakiti atau bahkan melecehkan seseorang yang sudah lama bersama dengan mereka bahkan mereka lebih baik daripada Ethan soal menghargai wanita.

Meski wanita yang mereka jaga hanya Claudia tapi selama Claudia mengenal mereka tak pernah ada kata pemaksaan yang mereka lakukan kepada siapapun yang akan menjadi teman kencan mereka.

Di kelompok mereka hanya ada dua perempuan yaitu Claudia dan Jennie Wanita cantik dengan lekuk tubuh yang begitu indah, tak heran jika banyak laki-laki yang menyukainya tapi Jennie adalah tipikal orang yang setia dan tidak pernah bergonta-ganti pasangan seperti beberapa teman laki-lakinya.

Jennie dan Axel sudah lama menjalin hubungan baik dan sepertinya mereka hampir mencapai tahapan ******* hubungan mereka dan setahu Claudia mereka berdua akan menikah tahun depan dan itu adalah kabar baiknya.

Berbeda dengan James dan Arthur yang hobinya bergonta-ganti pasangan dan menggoda wanita yang berada di Club tapi mereka cukup sopan jika berhadapan dengan orang tua itulah yang membuat Claudia dekat dengan mereka karena mereka tulus dan tak pernah ada kata mempermainkannya seperti laki-laki brengsek yang pernah hadir dalam hidupnya.

Terdengar suara nada dering ponselnya cukup keras sehingga membuat Claudia menyudahi lamunannya dan kembali ke dunia nyata.

Tertera nama kembarannya di atas layar ponselnya dan tanpa berfikir panjang Claudia langsung menggeser tombol berwarna hijau dan menempelkan headset bluetooth ke telinga nya karena saat ini Claudia sedang dalam perjalanan menuju Club tempat dirinya dan teman-temannya berkumpul.

"Halo ada apa Ra?" Tanya Claudia to the point karena dirinya paling benci basa-basi.

Terdengar helaan nafas berat dari sebrang, sepertinya saat ini Clara sedang dalam masa-masa sulit dan sedang membutuhkannya.

"Hari ini Aku mendengar Mommy sama Daddy bertengkar lagi," Terdengar helaan nafas cukup panjang sehingga akhirnya Clara memutuskan untuk melanjutkan ceritanya "Sepertinya keadaan mereka sedang tidak baik Cla, Aku tidak menyukai keadaan seperti ini."

Claudia yang mendengar keluh kesah kembarannya pun hanya bisa menghela napasnya kasar, karena Claudia tahu cepat atau lambat semuanya akan terbongkar.

Claudia juga sangat yakin kalau Clara akan sangat-sangat terguncang ketika tahu kalau ternyata kedua orang tuanya sudah tidak lagi bersama.

Kedua orang tuanya berpisah sudah lama hampir tiga tahun yang lalu dan selama itu mereka tidak pernah menceritakannya kepada kedua putrinya.

Tapi mereka lupa kalau punya satu putri yang sangat peka akan keadaan. Dengan kecerdikannya Claudia akhirnya tahu semua itu satu bulan setelah keduanya berpisah. Mereka menutupinya rapat-rapat sehingga Clara sampai saat ini belum mengetahuinya dan kedua orang tuanya berfikir bahwa Claudia pun demikian.

"Ra Kupikir Kau harus kembali ke Inggris dan melanjutkan pendidikan Mu disini, Kau bisa tinggal bersama denganku di Apartemenku." Jelas Claudia.

"Kau tinggal di Apartemen Cla? Apa Daddy mengijinkan itu?" Tanya Clara bingung dan Claudia lupa menceritakan kepada kembarannya kalau saat ini dirinya sudah tidak tinggal bersama dengan Ayahnya karena pada akhirnya Ayahnya tahu kalau ternyata Claudia berteman dengan Berandalan.

Berandalan yang Ayahnya maksud adalah Axel dan teman-temannya dan Claudia benci kepada siapapun yang menghina segala sesuatu yang menjadi miliknya itulah mengapa Claudia memilih untuk pergi dan tinggal di Apartemen Ethan.

"Kau tidak perlu banyak bicara Ra! Cepat kembali ke Inggris walau tanpa izin dari kedua orang tuamu!" Ucap Claudia jengah.

"Kedua orang tuaku ya kedua orang tuamu juga Cla!" Bantah Clara.

Claudia yang mendengar itu hanya bisa menahan dirinya untuk tidak menenggelamkan kembarannya itu ketika sudah sampai ke Inggris.

"Cepatlah kembali ke Inggris dan aku yang akan menanggung biaya hidupmu disini." Setelah itu Claudia langsung mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.

"Beban hidup remaja usia enam belas tahun ini begitu rumit Kek." Gumam Claudia sangat pelan bahkan nyaris tak terdengar.

...~×~...

Pukul 12.13 a.m adalah waktu yang tepat untuk Ethan bertemu dengan gadisnya.

Entah sudah berapa lama Ethan tidak menemui gadis nakal itu tapi setiap kali Ethan menemuinya gadis itu tidak pernah bersikap baik kepadanya entah salahnya apa kepada gadis itu tapi Ethan tidak peduli dan memilih untuk segera menemui gadis cantik yang telah memenuhi pikirannya beberapa tahun terakhir ini.

Usianya jauh tujuh tahun lebih muda darinya tapi pesonanya membuat Ethan menyukai gadis itu walaupun terkadang ingin rasanya Ethan membungkam mulutnya dengan lolipop besar agar kata-kata pahitnya hilang seiring dengan rasa manis lolipop yang mulai menjalar ke dalam mulutnya.

Tapi hal itu hanyalah sebuah khayalan karena melakukan hal itu hanya akan membuat gadisnya semakin membencinya.

Hal yang manis adalah kebencian bagi Claudia karena yang manis hanya akan berakhir pahit pada ujungnya begitulah pikiran Claudia.

Kurang dari lima menit akhirnya Ethan sampai juga di depan sebuah Restoran bernuansa modern yang berada tak jauh dari sekolah gadis itu dan bukan hal yang hebat jika Claudia bisa keluar sekolah dengan begitu mudahnya.

Gadis nakal itu memang selalu bisa membuat Ethan tertawa geli ketika mengingat betapa nakalnya gadisnya.

"Sudah lama menunggu?" Tanya Ethan ketika melihat gadis itu sedang duduk dengan secangkir kopi didepannya.

"Sudah jangan banyak basa-basi cepat katakan apa tujuanmu mengajakku kemari?"

"Jangan terlalu buru-buru Cla, kutahu Kau bolos dengan mudah dan untuk masuk ke dalam sekolah juga bukan hal sulit bagimu."

"Dan masuk ke dalam sekolah setelah bolos itu adalah tindakan paling bodoh E."

Ethan terkekeh mendengar penuturan gadis itu, tidak pernah sulit untuk dirinya membalas ucapan demi ucapan yang Ethan lontarkan.

"Ini soal saudara kembar mu Cla." Ucap Ethan serius.

"Dia kenapa lagi?" Tanya Claudia dengan ekspresi datar seperti biasanya.

Bukannya Claudia tidak peduli soal Claudia melainkan dirinya yang memang sudah terlalu lelah.

"Dia saat ini sedang dalam traumatik berat karena akhirnya dia tahu kalau kedua orang tuamu sudah berpisah, dan Kau satu-satunya orang yang dia percaya juga ternyata membohonginya." Jelas Ethan dan Claudia tahu tidak ada celah sedikitpun Ethan berbohong.

"Aku tahu hal ini pasti akan terjadi E, tapi Aku benci terhadap keadaan karena tak pernah ada yang peduli terhadapku seperti semua orang peduli terhadap Clara." Setelah itu Claudia langsung bangkit dari tempat duduknya dan memutuskan untuk pergi meninggalkan Restoran tersebut tanpa memakan makanan sedikitpun.

"Maaf telah menyakitimu my little girl." Gumam Ethan.

Claudia sudah muak dengan semuanya dan lebih memilih untuk tidak makan tanpa memperdulikan cacing-cacing diperutnya yang saat ini sedang demo karena dirinya yang memang belum makan sejak pagi.

...~×~...

...TERIMAKASIH TELAH MEMBACA KISAH KELAM...

...Don't forget to vote, Comment and share link nya ke temen-temen kalian...

...And...

...I hope you enjoy reading this story :)...

...Love u guys 😘...

...Sampai jumpa di next episode bye 😉...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***