Waktunya pulang sekolah Azriel sudah tiba, saat Azriel keluar dari kelas Haruka langsung menghampiri anaknya. Azriel saat ini keluar bersamaan dengan Angel, sedari tadi Angel terus menempel pada Azriel.
"Ma kita pulang," Azriel menarik tangan Haruka untuk segera pulang tanpa menyapa siapapun.
Haruka yang tak bisa menolak tarikan Azriel akhirnya berjalan pulang, Angel dari ambang pintu kelas melambaikan tangannya pada Azriel, "Sampai ketemu besok," ujar Angel tersenyum manis pada Azriel.
Azriel tidak membalas lambaian Angel bahkan tidak menatapnya sama sekali, yang membalai lambaian Angel adalah Haruka. Sampailah Azriel dan Haruka di dalam mobil, Haruka menatap Azriel untuk bertanya pada Azriel mengenai sifatnya tadi di sekolah.
"Hey.... Tatap mama sekarang juga," titah Haruka memegang kedua tangan kecil Azriel.
Azriel menatap Haruka dengan tatapan yang polos.
"Kenapa sikapmu tadi sangat dingin? Jangan begitu tidak baik," tanya Haruka serius.
Azriel malah melepas tangan Haruka sambil memalingkan tatapannya, ia bahkan tidak menjawab mengapa dirinya bersikap dingin pada semua teman-teman di kelasnya, padahal jika di rumah Azriel sangat ceria dan periang.
Haruka terdiam memandangi Azriel yang tak mau menjawab ucapannya, Haruka memutuskan untuk tidak bertanya lagi pada Azriel karena itu malah akan membuat Azriel marah dan kesal.
Di rumah, Nathan menerima sebuah pangilan masuk dari anak buahnya, tapi anehnya Nathan malah menyimpan ponselnya di meja dan pergi membiarkan ponselnya berdering.
Saat Nathan sampai di lantai satu kebetulan sekali, Haruka dan Azriel baru datang. Azriel menghampiri pengasuhnya dan meminta pengasuhnya mengantarkan dirinya ke kamar, ia tidak menemui ayahnya terlebih dahulu.
Haruka berhenti di samping Nathan sembari memandangi Azriel yang pergi begitu saja dari sana, "Anak itu kenapa?" tanya Nathan sama herannya dengan Haruka.
"Aku juga tidak tahu, tadi saat di sekolah sikapnya juga aneh," Haruka menatap Nathan dan menceritakan bahkan sikap Azriel tadi di sekolah juga tidak seperti biasanya.
"Tapi tadi saat dalam mobil Azriel bilang ia tidak suka kalau terus di ikuti pengawalmu," tambah Haruka mengingat perkataan Azriel dalam mobil tadi.
"Itu untuk keselamatannya juga, ia harus mengerti," Nathan tidak mau di salahkan seperti biasanya.
"Aku tadi juga sudah menjelaskan itu pada Azriel, mungkin perlahan-lahan ia akan mengerti dengan kondisi kita," Haruka mengerti dengan maksud Nathan mengapa melakukan ini pada Azriel.
"Lebih baik kita ke kamar istirahat, aku lelah menunggu Azriel di luar kelas tadi," Haruka menggandeng tangan Nathan dan mengajak Nathan pergi kembali ke kamarnya.
Di tempat lain Tasya sedang belajar berjalan sendiri di kamar sambil berpegangan pada pagar balkon, Tiba-tiba kakinya meleset untung saja Herry datang dan dengan cepat memegang Tasya agar tidak jatuh ke lantai.
Mereka berdua bertatapan cukup lama, "Kau tidak papah?" tanya Herry memecah kesunyian.
Herry mendudukan Tasya ke atas kursi roda, "Tidak, untung saja tadi kau datang," Balas Tasya.
"Jangan lakukan ini tanpa dariku," dari tatapan Herry, ia terlihat marah dengan apa yang Tasya lakukan.
"Maafkan aku," Tasya tau kalau dirinya salah, ia menundukkan kepalanya karena takut.
"Sudah... Untuk saat ini ku maafkan, lain kali jangan lakukan lagi, bahasa Natasya," Herry marah karena tidak mau Tasya kenapa-napa.
Gerbang utama terbuka lebar karena ada beberapa mobil yang masuk, Herry melihat mobil-mobil berdatangan dari atas balkon, ia mendorong Tasya dari balkon ke arah kamar, "Aku harus kembali ke bawah, kau mau ikut?" tanya Herry.
"Aku akan tunggu di sini saja," balas Tasya tak mau ikut ke bawah.
"Baiklah," Herry yang sudah membawa Tasya ke kamarnya langsung menuju ke bawah untuk menyambut kedatangan para ketua Divisi yang sudah mulai berdatangan.
Saat sampai di ruang tamu Herry langsung di hadapkan oleh Bella, ketua Divisi pembunuhan dan juga Jeef ketua dari Divisi perakit bom. Hari ini baru mereka berdua yang datang, kemungkinan yang lainnya akan datang besok pagi.
Bella duduk di sofa di temani oleh Jeef, "Tuan Nathan mana?" tanya Bella sambil celingukan mencari keberadaan Nathan.
"Mungkin masih di kamarnya, saya sudah memberitahu dia kalau kalian sudah datang," jelas Marion yang berdiri di samping Herry menyambut kedatangan mereka berdua.
Tak lama setelah itu seorang pria dan wanita masuk ke rumah Nathan, ia adalah Lauren dan Andrew mereka juga adalah ketua Divisi. Lauren dan Andrew di persilahkan duduk di sofa bersama dengan Bella dan juga Jeef.
Nathan menggandeng Haruka turun dari tangga, untuk menghampiri anggotanya yang baru saja sampai. Nathan berhenti di hadapan keempat orang itu lalu memperkenalkan Haruka sebagai istrinya, mereka berempat nampak senang dan memberikan selamat pada Nathan.
"Aku pikir Tuan masih belum menikah sampai sekarang," ujar Bella pada Nathan.
Wanita seperti apa dia ini? Sampai Tuan Nathan menikahinya.
Bella tidak setuju dengan pernikahan Nathan, sejujurnya ia sudah menyimpan perasaan dari dulu pada Nathan. Tapi cintanya harus bertepuk sebelah tangan, dulu ia sempat mengatakan cinta pada Nathan, tapi dengan entengnya Nathan menolak cinta dari Bella.
Walaupun demikian Bella tetap mencintai Nathan dan sampai rela menjadi bawahan Nathan, tapi Bella lagi-lagi harus menerima kenyataan pahit mengenai cintanya sekali lagi, karena saat ini Nathan sudah menikah dengan gadis lain.
"Kalian istirahat saja, mereka akan menunjukkan kamar kalian semua," ucap Nathan sambil menunjuk pelayannya yang sudah siap mengantarkan keempatnya ketua itu ke kamar yang sudah Nathan siapkan bagi mereka.
Keempat orang itu berdiri dan mulai berjalan mengikuti pelayan yang menunjukkan kamar mereka, Bella menghela nafas beratnya.
"Kau pasti sedang kecewa saat ini," Jeef yang tahu mengenai perasaan Bella pada Nathan, mengejek Bella saat ini.
Bella menatap tajam Jeef, "Tahu begitu aku tidak datang ke pertemuan ini," Bella menyesal datang ke pertemuan ini.
Jeef merangkul pundak Bella, "Sekarang kau cari pengganti yang lain saja, walaupun belum menikah. Aku rasa kau dan Tuan Nathan terlalu mustahil untuk bersama," jelas Jeef.
Bella malah memukul perut Jeef menggunakan sikut tangannya, "Enak saja kau ini, hey... Kau pikir melupakan seseorang yang kita cintai itu mudah? Tidak tahu," kesal Bella.
Mereka berdua sampai di kamar, ternyata kamar mereka berempat berdampingan. Jeef sebelahan dengan Bella, Lauren dan juga Andrew.
"Baiklah aku masuk duluan," Bella masuk duluan sambil menutup pintu kamar dengan kasar.
Sedangkan itu Nathan dan Haruka masih berada di ruangan utama, Haruka malah sedang memakan cemilan yang di sediakan pelayan untuk para tamu tapi tidak ada yang memakannya, karena Haruka makan jadi ia yang makan.
"Kau mau?" Haruka menyodorkan piring makanan pada Nathan.
Nathan hanya menatapnya dingin sambil menggelengkan kepalanya.
"Ya sudah kalau tidak mau," Haruka kembali memakannya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Nur Aini
ad mantan Nathan Bella .. Jagan jadi pelakor Thor si Bella kadain haruakya 😔😔
2021-07-21
0
Risky Putra
pelakor nya udah datang😄🙏
2021-06-30
0
Umi dede Dede
Lanjut thor
2021-06-21
0