5. Muka Tembok

"Jadi,?"

"Seperti yang kau perintahkan, model itu tidak akan pernah lagi di terima di agensi manapun. Dan juga tidak akan pernah bisa tampil di televisi manapun."

"Bagus." Damaresh terlihat puas dengan laporan Kaivan itu. "Itulah akibatnya bila berani bermain-main denganku." ujarnya dengan sorot mata tajam.

"Dan aku juga menemukan fakta baru."

"Apa?"

"Seperti dugaanmu, model itu adalah simpanan CEO mediatama yang sekaligus adalah orang yang ada di balik semua ini." Kaivan menatap atasan sekaligus sahabatnya itu untuk melihat bagaimana reaksi Damaresh setelah mengetahui kebenaran tersebut.

ternyata lelaki itu tak menunjukkan reaksi apapun, wajahnya tetap terlihat datar, sepertinya ia tak terkejut sama sekali atas kebenaran yang di ungkap oleh Kaivan. Mungkin karna ia memang sudah mengetahui sebelumnya.

"Jadi apa perintahmu selanjutnya?" tanya Kaivan demi di lihatnya Damaresh tetap terdiam.

"Cukup awasi saja dia dulu, jangan melakukan apapun, biar dia merasa kalau aku tak tau menau akan sepak terjangnya."

"Baik." Kaivan mengangguk patuh, meski terbersit tanda tanya dalam dirinya akan sikap Damaresh kali ini.

Menangguhkan hukuman untuk orang yang mengusiknya secara pribadi ataupun dalam hal pekerjaan, adalah bukan tipe Damaresh Willyam sekali.

Biasanya ia akan membabat cepat dan dengan sekali tebas siapa saja yang menyatakan diri menjadi lawannya, baik secara terang atau tersembunyi.

Tapi kali ini lelaki itu seperti berpikir dua kali untuk melakukan tindakan pada dalang hadirnya seorang model papan atas ke Pramudya Corp yang mendekatinya dengan cara yang anggun, beberapa waktu lalu. Dan Ternyata di balik itu ia punya niat tersembunyi ingin menjatuhkan citra Damaresh di mata publik dengan sebuah skandal memalukan.

Tapi sebelum niat itu sepenuhnya terlaksana, kedok sang model terbongkar dan langsung mendapat hukuman yang setimpal menurut hukum yang berlaku di Pramudya Corp seperti yang di sebutkan oleh Kaivan barusan.

Dan faktanya model itu tak bekerja sendiri, ada dalang dibalik semuanya, yaitu Edgard Willyam, CEO mediatama. Edgard adalah sepupu Damaresh yang dulu sempat di gadang-gadang sebagai cikal bakal CEO Pramudya Corp. Dan Mediatama adalah anak perusahaan dari Pramudya Corp.

Mungkin karna masih memandang ikatan saudara sehingga Damaresh masih memberi ampun pada Edgard. Tapi semua orang tau kalau Damaresh dan Edgard tidak memiliki hubungan yang baik, apalagi salah satu alasannya kalau bukan tahta Pramudya Corp

yang ternayata jatuh ke tangan Damaresh Willyam.

"Arra." Damaresh mengalihkan pandangan pada Aura yang duduk anteng di depan meja kerjanya. Damaresh memang menyematkan panggilan tersendiri pada Aura Aneshka. Suka-suka dia dan siapa juga yang bisa menghalangi.

"Ya Pak."

"Apa agendaku setelah ini?"

"Jam sepuluh ada janji bertemu dengan pihak Winata Group di Wijaya hotel, pak."

Damaresh mengangguk. "Kai, kau yang kesana bersama Clara!" ia memberi titah.

"Baik Pak, kami segera bersiap." Kaivan segera undur diri keluar ruangan. Dan seperti biasa, kendati berada dalam satu ruang yang sama dalam tiga hari ini, masih belum ada komunikasi intens antara Damaresh dan Aura.

Karna keduanya sama-sama menyibukkan diri dengan urusan masing-masing, Damaresh hanya akan bicara seperlunya saja, begitu juga Aura.

Jenuh, tentu saja. Apalagi bagi Aura, berdiam lama-lama dalam satu ruang dengan seorang yang tidak begitu di kenal, tidak akrab juga, hal itu sangat membosankan. Apalagi orangnya semacam Damaresh yang merupakan spesies langka di dunia ini.

Benar kata Damaresh, membuat Aura bekerja satu ruang dengannya adalah hukuman, karna gadis itu benar-benar merasa terhukum dengan rasa jenuh dan bosan, namun harus tetap fokus dengan pekerjaan, karna Damaresh yang suka memberi perintah tiba-tiba, dan ia akan murka jika perintahnya tak di laksanakan dengan sempurna.

"Apa itu musik baru?" Akhirnya Damaresh bereaksi setelah cukup lama mendengar Aura mengetuk-ngetukkan ujung pulpennya di atas meja.

"Ah iya Pak, apa?" Aura yang sedang telungkupkan kepalanya di atas meja itu segera beringsut duduk tegak mendengar ucapan Damarezh yang tak sampai dengan utuh di pendengarannya.

Seperti biasa, Damaresh tak mengulang lagi pertanyaannya, ia hanya menatap Aura datar.

Damaresh bukan tak tau kalau Aura merasa bosan berada dalam satu ruang ini bersamanya, namun melihat gadis pembangkang itu cukup patuh pada setiap perintahnya dalam tiga hari ini, membuat Damaresh cukup merasa senang juga.

"Apa kau ingin bekerja di luar ruangan ini?"

Mendapat tawaran yang tak pernah di sangka-sangka itu, Aura jadi mengembangkan senyum sumringah ke arah Damaresh, yang sayangnya lelaki itu hanya tetap menatapnya datar saja.

Sadar diri, Aura segera menarik senyumnya kembali agar tak keluar sia-sia. Meskipun senyum itu sedekah, tapi tak akan bernilai begitu jika senyum itu di berikan pada Damaresh yang tak kan pernah bisa menghargai sedekahmu. Jadi jangan pernah tersenyum pada si muka tembok itu. Aura mewanti-wanti dirinya sendiri.

"Ya pak. Saya ingin bekerja di luar ruang ini saja."

Aura menjawab dengan antusias. Karna bila pertanyaannya tak segera dijawab, Damaresh akan segera melupakan kalau pernah bertanya demikian.

"Aku akan lihat kinerjamu dalam satu minggu ke depan, jika tetap sebaik beberapa hari ini, aku akan mempertimbangkan untuk memberi ruangan lain kepadamu," ucap Damaresh dan kembali fokus lagi pada pekerjaannya.

Aura mendesah kecewa. Baru saja akan di puji kebaikannya, ternyata dia memang tak bisa di harapkan. Dasar si muka tembok, ia menggerutu dalam hati.

Aura bangkit dari duduknya, ia sudah bertekad untuk berani menyampaikan hal apa yang sudah di pikirkannya dari tadi.

"Pak." Aura sudah berdiri di depan meja si muka tembok itu.

"Hmmm." Tak dilihat dan tak dijawab, itu nasib yang di dapatkan Aura sekarang. Hanya deheman kecil.

"Saya ijin tidak masuk kerja selama dua hari, Pak. Saya mau pulang kerumah saya, ada acara keluarga yang tak bisa saya lewatkan." Aura menjelaskan maksud ucapannya dengan jelas, ringkas dan padat. Sebuah cara komunikasi yang di sukai oleh Damaresh.

Namun ia kembali mendapatkan nasib yang sama tak dilihat dan tak dijawab. Boleh gak sih hukumnya menggampar muka Damaresh yang menyebalkan ini.

Batin Aura. Tapi ganteng, lanjutnya kemudian dalam hati saja.

Setelah ucapannya berlalu hampir lima menit, barulah Damaresh menjawab. Eh salah bukan menjawab, tapi balik bertanya. "Kalau aku tidak mengijinkan?"

"Saya berharap di ijinkan Pak, karna ini sangat penting bagi saya dan keluarga," sahut Aura. Acara keluarga kali ini memang sangatlah penting bagi keberlangsungan masa depannya. Ayahnya sendiri sudah mewanti-wanti sejak seminggu lalu, agar pulang

tepat waktu.

"Sepenting apa?"

"Sangat penting, karna ini menyangkut masa depan saya, Pak." Sahut Aura.

"Lihat saja nanti."

"Maksudnya, Pak?"

"Aku akan memberi keputusan nanti, akan memberimu ijin atau tidak." lelaki itu malah menggantungkan jawaban. Dia pikir Aura itu jemuran yang belum kering apa ya, pakai di gantung segala.

"Jadi apa yang bisa saya lakukan, agar bapak mau memberi ijin?" tanya Aura, kali ini ia benar-benar berharap bos angkuhnya itu akan berbaik hati memberi ijin. Padahal itu bukan hal yang tepat lho Aura, bisa jadi Damaresh akan menyulitkanmu dengan perintah yang tak wajar. (Upps..Damaresh atau aku ya, si Author ini?)

"Akan aku pikirkan," sahut Damaresh lalu mengkibaskan tangannya menyuruh gadis itu duduk lagi di tempatnya.

Kalau sudah begini, Aura bisa apa, selain patuh. Tapi tenang saja, Aura pasti masih punya cara lain agar si muka tembok mengijinkan.

Terpopuler

Comments

Maria Lamur

Maria Lamur

pas udah cinta, bucinnya minta ampun. gak bisa jauhan lah, pokoknya pengen nempel Mulu kayak perangko. dasar damaresh

2022-11-09

1

Andri Sukaro

Andri Sukaro

tanda petik " maksudnya

2021-11-13

0

🌹Dina Yomaliana🌹

🌹Dina Yomaliana🌹

kalau jadi Arra mungkin aku langsung ngerengek aja lah🤣 ngerengek minta dijadiin istri aja langsung dari pada harus dihukum ngak jelas kek gitu🤣🤣 haduhhh halusinasip ku mulai kumat karna pesona Damaresh🤩

bayangin... Arra yang cantik, anggun dan murah senyum, cerdas dan pasti pesona kecantikan nya bisa menghipnotis semua orang LALU berhadapan dengan Damaresh yang mahal banget senyumnya, dingin, cuek, datar buanget🤔🤔🤔🤔🤔 aahh udahlah, emang ngak bisa ngebayangin gimana jadinya Arra tiap hari ketemu bos tembok🤣🤭

2021-11-01

0

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Terlahir tanpa senyum.
3 3. Menjadi PA dadakan.
4 4. Pekerjaan Baru
5 5. Muka Tembok
6 6. Detak Jantung
7 7. Dilamar
8 8. Ada Apa Dengan Damaresh...
9 9. Sebagai umpan
10 10. Arti sebuah pernikahan
11 11. Ancaman
12 12. Penyakit langka.
13 13. Terjebak
14 14. Kesalah pahaman.
15 15. libur khusus
16 16. Harapan terus bersama.
17 17. Patah
18 18. Keputusan Lukman.
19 19. Menyerah
20 20. Menikah.
21 21. Jangan saling jatuh cinta
22 22. Terasa Hangat.
23 23. Jangan Tersenyum.
24 24. Istri, Dan Calon Istri.
25 25. Kecelakaan itu...
26 26. Insiden
27 27. Bukan Syarat Tapi Kewajiban.
28 28. Laki Laki Dalam Keluarga Besar Willyam Pramudya
29 29. Bukan Malaikat
30 30. Setitik Rindu.
31 31. Aresh...
32 32. Rencana Yeslin.
33 33. Perebutan Hak
34 34. Yang Ketinggalan
35 35. Senyummu Sungguh Indah.
36 36. Bukan Personal Asistant Biasa
37 37. Kepingan Masa Lalu.
38 38. Dia Istriku.
39 39. Terlalu Manis.
40 40. Perubahan Rencana.
41 41. Pengawal Bayangan.
42 42. Luka Yang Dalam
43 43. Air Mata Clara.
44 44. Sebentuk Perlindungan.
45 45. Tentang Keluarga Willyam. Bagian 1
46 46. Tentang Keluarga Willyam. Bagian 2
47 47 Kerinduan Yang Sama.
48 48..Satu Kebenaran Yang Terungkap.
49 49. Terbelenggu Dalam Ikatan Tanpa Cinta Atau Terjerat Dalam Cinta Tanpa Ikatan.
50 50. Janji Hati Untuk Aura.
51 51..Genggaman Tangan Itu.
52 52..Romansa Di Dalam Mobil.
53 53. Bulan Melihat Bulan.
54 54 Kode Alam.
55 55 . Kesempatan Dalam Kesempitan.
56 56. Kau Sangat Berharga Bagiku.
57 57. Kejutan Untuk Yeslin.
58 58. Mempermalukan Diri Sendiri.
59 59. Aresh Dan Arra.
60 60. Aresh Dan Arra 2
61 61. Olahraga Malam Dan Olahraga Pagi.
62 62. Hadiah Dari Syurga.
63 63. Penguasa Kata
64 64. Hal Kecil Yang Tak Biasa.
65 65. Tempat Bersandar.
66 66. Pengakuan.
67 67. Pantaskah Diperjuangkan...
68 68. Mawar Di Tangan Melati Di Pelukan.
69 69. Pelukan, Dan Kawan Kawannya.
70 70. Gagal Total.
71 71. Mencuri Waktu.
72 72. Putra Mahkota.
73 73. Tangisan Claudya.
74 74. Satu Target Lagi.
75 75. Numpang Lewat Saja
76 76. Istri Anakku.
77 77. Hanya Untuk Aura Saja.
78 78. Wanita Halal.
79 79. Studying & Learning
80 80. Persiapan Meeting.
81 81. Trik.
82 82. Angin Dan Api.
83 83. Tekad Yang Sama.
84 84. Permintaan Maaf Damaresh.
85 85. Percaya Dan Doa.
86 86. Kalah Satu Langkah.
87 87. Tantangan.
88 88. Arra-ku.
89 89. Gebrakan Damaresh.
90 90. Penculikan Atau Bukan??
91 91. Bertemu Jua
92 92. Karena Takdir.
93 93. Pemenang Yang Sebenarnya.
94 94. Cerita Aura.
95 95. Memenuhi Undangan.
96 96. Acara Penghargaan.
97 97. Senjata Makan Tuan
98 98. Untuk Bersama, Tak Harus Sama.
99 99. Mobil Tak Bergerak.
100 100. Tempat Kembali.
101 101. Hantaman..
102 102. Cintaku Terhalang Tahtamu.
103 103. Beda Cara Menyayangi.
104 104. Insiden Di Ruang Rapat.
105 105. Aura.
106 106. Memaknai Kehilangan.
107 107.
108 108. Hadiah ulang Tahun.
109 109. Melepaskan Tahta.
110 110. Sebuah Misi.
111 111. Senyum Di Balik Tangis.
112 112. Karna Kau Cintaku.
113 113. Jatuhlah Di Pelukanku.
114 114. Aroma Bantal.
115 115. Lebih Manusia.
116 116. Tidak Dapat Jatah.
117 117..Joana Liem.
118 118. Dua Pilihan.
119 119. Misi Menyelamatkan Pramudya.
120 120. Pemilik Alpha DMC.
121 121. Melepas Tirani William.
122 122. Tak Melewati Aturan Dan Undang Undang.
123 123. Tanggung Jawab Yang Utama.
124 124. Karena Cinta.
125 125. Garis Dua.
126 126. Cinta Terhalang Tahta.
127 Extra Part.
128 Extra Part 2
129 Extra Part 3
130 Extra Part 4
131 Extra Part 05
132 Extra 6
133 Extra 7
134 Extra 8
135 Extra 9
136 Extra 10
137 Extra 11
138 Extra 12
139 Extra 13
140 Cerita Yang Tertinggal
Episodes

Updated 140 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Terlahir tanpa senyum.
3
3. Menjadi PA dadakan.
4
4. Pekerjaan Baru
5
5. Muka Tembok
6
6. Detak Jantung
7
7. Dilamar
8
8. Ada Apa Dengan Damaresh...
9
9. Sebagai umpan
10
10. Arti sebuah pernikahan
11
11. Ancaman
12
12. Penyakit langka.
13
13. Terjebak
14
14. Kesalah pahaman.
15
15. libur khusus
16
16. Harapan terus bersama.
17
17. Patah
18
18. Keputusan Lukman.
19
19. Menyerah
20
20. Menikah.
21
21. Jangan saling jatuh cinta
22
22. Terasa Hangat.
23
23. Jangan Tersenyum.
24
24. Istri, Dan Calon Istri.
25
25. Kecelakaan itu...
26
26. Insiden
27
27. Bukan Syarat Tapi Kewajiban.
28
28. Laki Laki Dalam Keluarga Besar Willyam Pramudya
29
29. Bukan Malaikat
30
30. Setitik Rindu.
31
31. Aresh...
32
32. Rencana Yeslin.
33
33. Perebutan Hak
34
34. Yang Ketinggalan
35
35. Senyummu Sungguh Indah.
36
36. Bukan Personal Asistant Biasa
37
37. Kepingan Masa Lalu.
38
38. Dia Istriku.
39
39. Terlalu Manis.
40
40. Perubahan Rencana.
41
41. Pengawal Bayangan.
42
42. Luka Yang Dalam
43
43. Air Mata Clara.
44
44. Sebentuk Perlindungan.
45
45. Tentang Keluarga Willyam. Bagian 1
46
46. Tentang Keluarga Willyam. Bagian 2
47
47 Kerinduan Yang Sama.
48
48..Satu Kebenaran Yang Terungkap.
49
49. Terbelenggu Dalam Ikatan Tanpa Cinta Atau Terjerat Dalam Cinta Tanpa Ikatan.
50
50. Janji Hati Untuk Aura.
51
51..Genggaman Tangan Itu.
52
52..Romansa Di Dalam Mobil.
53
53. Bulan Melihat Bulan.
54
54 Kode Alam.
55
55 . Kesempatan Dalam Kesempitan.
56
56. Kau Sangat Berharga Bagiku.
57
57. Kejutan Untuk Yeslin.
58
58. Mempermalukan Diri Sendiri.
59
59. Aresh Dan Arra.
60
60. Aresh Dan Arra 2
61
61. Olahraga Malam Dan Olahraga Pagi.
62
62. Hadiah Dari Syurga.
63
63. Penguasa Kata
64
64. Hal Kecil Yang Tak Biasa.
65
65. Tempat Bersandar.
66
66. Pengakuan.
67
67. Pantaskah Diperjuangkan...
68
68. Mawar Di Tangan Melati Di Pelukan.
69
69. Pelukan, Dan Kawan Kawannya.
70
70. Gagal Total.
71
71. Mencuri Waktu.
72
72. Putra Mahkota.
73
73. Tangisan Claudya.
74
74. Satu Target Lagi.
75
75. Numpang Lewat Saja
76
76. Istri Anakku.
77
77. Hanya Untuk Aura Saja.
78
78. Wanita Halal.
79
79. Studying & Learning
80
80. Persiapan Meeting.
81
81. Trik.
82
82. Angin Dan Api.
83
83. Tekad Yang Sama.
84
84. Permintaan Maaf Damaresh.
85
85. Percaya Dan Doa.
86
86. Kalah Satu Langkah.
87
87. Tantangan.
88
88. Arra-ku.
89
89. Gebrakan Damaresh.
90
90. Penculikan Atau Bukan??
91
91. Bertemu Jua
92
92. Karena Takdir.
93
93. Pemenang Yang Sebenarnya.
94
94. Cerita Aura.
95
95. Memenuhi Undangan.
96
96. Acara Penghargaan.
97
97. Senjata Makan Tuan
98
98. Untuk Bersama, Tak Harus Sama.
99
99. Mobil Tak Bergerak.
100
100. Tempat Kembali.
101
101. Hantaman..
102
102. Cintaku Terhalang Tahtamu.
103
103. Beda Cara Menyayangi.
104
104. Insiden Di Ruang Rapat.
105
105. Aura.
106
106. Memaknai Kehilangan.
107
107.
108
108. Hadiah ulang Tahun.
109
109. Melepaskan Tahta.
110
110. Sebuah Misi.
111
111. Senyum Di Balik Tangis.
112
112. Karna Kau Cintaku.
113
113. Jatuhlah Di Pelukanku.
114
114. Aroma Bantal.
115
115. Lebih Manusia.
116
116. Tidak Dapat Jatah.
117
117..Joana Liem.
118
118. Dua Pilihan.
119
119. Misi Menyelamatkan Pramudya.
120
120. Pemilik Alpha DMC.
121
121. Melepas Tirani William.
122
122. Tak Melewati Aturan Dan Undang Undang.
123
123. Tanggung Jawab Yang Utama.
124
124. Karena Cinta.
125
125. Garis Dua.
126
126. Cinta Terhalang Tahta.
127
Extra Part.
128
Extra Part 2
129
Extra Part 3
130
Extra Part 4
131
Extra Part 05
132
Extra 6
133
Extra 7
134
Extra 8
135
Extra 9
136
Extra 10
137
Extra 11
138
Extra 12
139
Extra 13
140
Cerita Yang Tertinggal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!