Setiap malam Hardi selalu menghampiri kamar putrinya, dia selalu menatap lekat anaknya yang tertidur lelap. Tersenyum ke arah buah hatinya dan mengelus rambut tipisnya, betapa besar rasa sayangnya terhadap putri semata wayangnya.
Hardi memahami waktu bersama putrinya itu sungguh sedikit karena dia lebih banyak menghabiskan waktunya mengurus perusahaan, hatinya memang sedikit menyesal selalu meninggalkan putrinya hanya dengan pengasuhnya.
Hari libur besok, Hardi berencana mengajak putrinya ,berlibur ke kebun binatang untuk menghabiskan waktu bersama. Lalu ia menghubungi orangtuanya agar bisa ikut dengan dia dan Cilla, orangtua Hardi cukup senang mendengarnya. Memang mereka tahu bahkan saat hari libur pun Hardi masih saja sibuk dalam pekerjaannya.
Pagi hari semua persiapan sudah siap, Cilla di gendong oleh pengasuhnya. Tak lama orangtua Hardi datang lalu bu Yesi (mamahnya Hardi) mengambil alih menggendong Cilla.
Mereka masuk kedalam mobil Hardi, Cilla dan orangtua hardi duduk dikursi di tengah, Hardi duduk di sebelah supir dan Lia (pengasuh Cilla) duduk di kursi belakang.
Tak berapa lama mereka sampai di kebun binatang, mobil melaju ke area parkirnya. Kemudian mereka turun dari mobil, Lia mengeluarkan stroller dan meletakan Cilla duduk di sana. Mereka pun mulai berjalan menyusuri area kebun binatang, Cilla sangat antusias melihat semua binatang yang ada di sana. Tangannya selalu menunjuk ke arah hewan-hewan yang di lihatnya, sambil sesekali bertanya nama hewan yang di lihatnya.
Cilla merentangkan tangannya ke arah Hardi minta untuk digendong, Hardi pun menggendong putrinya yang ingin melihat harimau yang ada di kandang di depannya. "Ayah itu apa?" tanya Cilla dengan suara khas anak kecil.
"Itu harimau sayang, kucing besar" jawab Hardi sambil mengecup gemas pipi putrinya.
Cilla sangat senang melihatnya hingga dia terus tersenyum menggemaskan.
Hari sudah beranjak sore, perut mereka pun mulai keroncongan. Hardi dan yang lainnya kembali ke mobil, keluar dari area kebun binatang menuju restoran.
Hardi memesan makanan untuk mereka, Hardi tidak pernah membedakan status, dia menganggap pak Tono (supir pribadi) dan Lia sudah seperti keluarga. Jadi dia tidak memisahkan meja dengan mereka. Lia dan pak Tono pun sudah tidak sungkan lagi dengan majikannya untuk duduk semeja karena itu sudah jadi kebiasaan mereka.
Lia duduk di samping Cilla, sesekali menyuapi Cilla yang lumayan lahap makan hari ini. Hardi yang melihatnya merasa senang karena putrinya bisa hidup dengan baik walau tanpa seorang ibu.
"Hardi, kamu tidak ada niatan mencari ibu baru untuk Cilla" tiba-tiba bu Yesi membuka pembicaraan.
"Tidak mah, aku tidak ada pikiran kesana. Aku bisa membesarkan Cilla sendiri" jawab Hardi.
"Tapi Cilla membutuhkan kasih sayang seorang ibu, kamu kan juga jarang di rumah. Karena terlalu sibuk bekerja" tambah pak Herman (papahnya Hardi).
"Udahlah pah, jangan bahas hal yang tidak penting. Aku sayang Cilla, aku gak ada niatan membagi sayangku dengan orang lain" tegas Hardi.
"Yaudah kalau itu keputusanmu, kami juga tidak bisa memaksa" ucap bu Yesi menyerah dengan prinsip anaknya.
Mereka melanjutkan makannya tanpa melanjutkan pembahasannya. Selesai makan mereka pun kembali ke mobil untuk segera pulang ke rumah.
Orangtua Hardi malam ini pun menginap di sana, Cilla meminta untuk tidur dengan neneknya sehingg Lia pergi ke kamarnya untuk istirahat. Bu Yesi tidur dengan Cilla di kamar Cilla sementara pak Herman duduk di kamar tamu dan Hardi pastinya berada di kamarnya.
***
Jangan lupa like dan Vote untuk mendukung Author. Serta komen jika ada saran atau pun kritik.
Terimakasih 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Dorina Pakpahan
masih permulaan
2023-09-07
0
suli sulimah
nyimak thorr
2021-04-07
0
Beci Luna
bagus ceritax aku suka...
2021-02-17
0