Nindy (Hijabers Norak Penakluk Hati)
Jemari itu saling terpaut, menempel di dinding. Kedua tangan sudah tidak bisa digerakkan, melawan juga percuma.
Tenaganya sebagai seorang wanita tak akan bisa mengimbangi tenaga lelaki itu.
Dia menengadah, menatap lelaki yang sudah mengimpitnya. Dan secara bersamaan, tatapan lelaki itu juga mengarah kepadanya.
"Kau ingin tahu, bagaimana rasanya berciuman?"
Dia menggeleng, menunjukkan raut memohon kepada lelaki itu. Namun, seringai licik menghiasi wajah mesumnya, membuat gadis itu ingin segera terbebas dari kungkungannya.
Lelaki itu, dengan kemahirannya, dia menundukkan wajah, mencekal dagu gadis itu lalu membenamkan bibirnya di sana.
Mulai dari gerakan perlahan hingga terasa semakin menggebu, Nindy merasakan bibir atas dan bawahnya dilum*** habis-habisan oleh lelaki itu secara bergantian.
Sampailah pada saat lidah tajam lelaki itu menerobos masuk di antara sela-sela bibir dan membuat gerakan menggoda di sana, membelai lembut permukaan bibir Nindy dan masuk lebih dalam, menjelajah secara liar dan tak terkendali di dalam rongga mulutnya.
Sensasi liar yang Nindy rasakan dengan getaran di dada bersamaan gejolak rasa yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, membuat dia tidak sanggup hanya untuk menopang tubuhnya sendiri. Lelaki itu bahkan tidak mengampuninya, kendati tubuh Nindy sudah melemas akibat ciuman erotis yang dia lakukan.
"Yang ...." Hanya itu yang mampu terucap, ketika pagutan bibir itu terlepas.
"Ini adalah hukumanmu. Jika kau melanggar perkataanku lagi. Maka, kau akan mendapatkan lebih dari ini," ucap lelaki itu seraya pergi begitu saja meninggalkan Nindy.
***
The Miracle Ocean Garden, begitulah yang tertulis di papan besar yang membentang di atas pintu masuk..
Sebuah tempat wisata taman air bawah laut yang baru saja melakukan Grand Opening telah ramai dipadati pengunjung. Penuh sesak antrian di loket pembelian tiket, membuat semua orang yang sudah penasaran akan keindahan taman laut buatan itu, rela menahan panas terik matahari demi mendapatkan sebuah tiket masuk.
Harga yang dibanderol cukup fantastis, tetapi untuk tiga hari ke depan taman laut yang mengusung tema diving ini memberikan potongan harga hingga lima puluh persen.
Cara ampuh untuk berpromosi dengan menurunkan harga tiket yang terbilang selangit, membuat banyak wisatawan berbondong-bondong berebut tiket dengan mengantri sejak pagi. Antrian yang mengular, membuktikan bahwa antusias wisatawan begitu besar terhadap tempat wisata baru yang sudah sangat viral keberadaannya.
Bagaimana tidak? Sebelum tempat wisata itu selesai dibangun, banyak sekali media yang menyorot akan keindahannya. Sehingga, ketika mendapat kabar pembukaan pertama, tanpa menunggu lama dan promosi besar-besaran, wisatawan sudah menunjukkan antusias yang luar biasa.
"Maaf, Pak. Kami akan menyelesaikannya dengan segera." Lelaki berseragam abu-abu tampak ketakutan dengan menundukkan wajahnya ke dalam.
Seseorang yang dipanggil dengan sebutan 'Pak' itu menunjukkan keberangannya. Wajah tampannya diterpa terik matahari yang menyengat kulit, membuat wajah itu lebih memerah.
"Lalu, kenapa kau masih di sini. Cepat pergi!" hardik pria itu sembari menunjukkan wajah dinginnya.
Hari ini adalah hari penting bagi The Miracle Ocean Garden yang melakukan Grand Opening besar-besaran. Taman air bawah laut telah resmi dibuka dengan banyaknya wahana-wahana seru yang menarik untuk dicoba.
Seharusnya semua berjalan dengan baik, tetapi ada masalah kecil di bagian pengaturan stand penjual makanan. Stand-stand itu diatur berderet memanjang yang nanti akan digunakan oleh para wisatawan untuk menghabiskan waktu beristirahat mereka dengan mengenyangkan perut. Kendati hari masih belum terlalu siang dan tampaknya pengunjung belum ada yang berniat untuk datang ke area, tetapi tetap saja harus segera diselesaikan.
Lelaki bermata sipit itu, yang merupakan pemilik serta presdir dari perusahaan utama, yang membangun tempat wisata taman air bawah laut itu merasa tidak puas dengan kinerja anak buahnya. Sehingga, ia harus datang mengecek semuanya yang juga dibantu oleh Asisten setianya, yaitu Asisten Lie Am.
"Tuan Yang, semuanya sudah siap. Apakah Anda ingin memeriksanya terlebih dulu atau kembali ke perusahaan?" tanya Asisten Lie Am kepada lelaki itu.
Dia bernama Yang Pou Han. Lelaki berdarah Chinese yang merupakan pemilik saham terbesar dari perusahaan YP Group dan saat ini sedang melebarkan sayap ke dunia pariwisata.
Lelaki itu mengangguk, "Aku akan melihatnya nanti. Kau boleh pergi," ucapnya seraya mengambil ponsel yang berbunyi di salah satu saku jas.
Asisten Lie Am bergegas pergi setelah mendengar jawaban dari atasannya itu. Banyak hal yang harus ia kerjakan dan periksa, karena grand opening yang mereka lakukan kali ini harus terlihat sempurna dan tanpa cacat di mata para pengunjung.
Yang Pou Ha menerima panggilan telepon dari seseorang rekannya yang juga teman masa kecilnya. Seseorang yang memiliki saham empat puluh persen dari perusahaan utama YP Group, dan tentunya adalah orang penting di jajaran komisaris pemegang saham.
"Halo," jawab Yang sesaat setelah menerima panggilan itu.
"Baiklah, aku mengerti. Sebaiknya kau urus saja istrimu. Bukankah dia sedang hamil muda?" ucap Yang dengan wajah sedikit kesal.
Bagaimana tidak kesal, rekannya satu ini selalu memprovokasi, seolah sedang mengejek kesendirian Yang Pou Han yang masih belum juga mendapatkan pasangan. Apalagi istri rekannya yang sedang hamil itu pernah singgah di hati Yang Pou Han. Dan sampai saat ini, Yang belum bisa menemukan perempuan lain yang benar-benar bisa menggetarkan hatinya lagi.
Pernah sekali mengalami kegagalan dalam rumah tangga karena sebuah pengkhianatan, membuat Yang menjadi pria yang sulit untuk jatuh cinta. Dia merasa kesulitan untuk menemukan seorang wanita yang baik dan tidak memandang hartanya.
Dia hampir pernah menemukan wanita yang tepat, tetapi temannya itu bergerak lebih gesit hingga berhasil mendapatkan wanita yang disukai oleh Yang sebelum lelaki itu memperjuangkan cintanya. Sungguh miris nasib percintaan Yang, sangat berbeda dengan kesuksesan yang dengan mudahnya dia raih.
Yang mengakhiri panggilannya ketika pembahasan mereka telah usai. Namun, ketika ia akan memasukkan ponselnya ke dalam saku jas, pandangannya tergerak ke atas yaitu di mana dinding penghalang antara batas dalam dan luar The Miracle Ocean Garden berada.
Betapa terkejutnya lelaki itu, melihat seseorang yang sedang berada di atas dinding mengambil ancang-ancang lalu melompat turun dari ketinggian ke bawah begitu saja.
"Aaaahhhhh," pekik suara seorang perempuan yang meluncur dari atas dinding menurun hingga terjatuh tepat mengenai tubuh Yang Pou Han.
Yang terjerembab dengan posisi berbaring di tanah, sementara perempuan yang tidak tahu diri itu tengkurap di atasnya. Mata keduanya menutup seolah takut dengan apa saja yang baru saja terjadi dan kemudian membuka secara bersamaan.
Tatapan mereka bersirobok dengan mulut yang saling menganga karena terkejut.
"Kau lagi!" geram Yang Pou Han dengan wajah berang melihat siapa yang telah membuat kerusuhan, terjun dari atas ketinggian dan mendarat tepat di atas tubuhnya.
"Tuan Pe ... marah," ucap perempuan itu terbata.
Perempuan itu membulatkan mata, melihat siapa yang sedang terlentang di bawahnya dengan wajah dingin dan sorot mata tajam. Gegas ia berpindah tempat dengan berguling ke kiri agar menjauh dari tubuh pria asing yang sepertinya pernah ia temui dulu.
Kedua orang itu berusaha berdiri sambil mengibas-ngibaskan pakaian mereka yang kotor dengan tanah. Wajah perempuan itu nampak sedikit ketakutan melihat wajah Yang Pou Han yang menatapnya tajam.
"Tuan, maaf aku tidak sengaja. Kau tidak apa, 'kan?" tanya perempuan itu, berusaha tidak membuat keributan dengan apa yang baru saja ia lakukan.
Yang menatap kesal ke arah perempuan berhijab itu, lalu pandangannya beralih ke arah dinding yang tingginya sekitar tiga meter lebih menjulang di depannya. Dinding itu dilengkapi kawat berduri, tetapi ada bagian yang terlewat yang hanya bersisa jarak dua puluh senti meter saja tanpa kawat berduri. Yang menyipitkan matanya yang sudah sipit itu, memindai keseluruhan gadis yang pernah ia jumpai sebelumnya.
"Kau menaiki pagar pembatas setinggi itu? Apakah kau sudah gila?" bentak Yang melihat tingkah aneh gadis itu.
Gadis itu hanya meringis sedikit malu, padahal sebelumnya ia sudah merasa bahwa tempat yang akan menjadi pendaratannya itu kosong, sehingga tidak ada yang menyadari keberadaannya. Namun, diluar dugaan ternyata ada lelaki pemarah yang kini sedang bersitegang dengannya. Ah, mungkin lain kali ia harus lebih berhati-hati dalam menyelinap ke sebuah tempat rekreasi agar bisa masuk tanpa harus membayar tiket.
"Tuan, kau tidak terluka, 'kan? Jadi sebaiknya aku pergi," ucapnya kemudian.
"Tunggu! Kau sudah memasuki area ini tanpa membayar tiket masuk. Jadi aku harus melaporkanmu kepada petugas keamanan." Yang menarik lengan gadis itu yang berbalut dengan pakaian panjang. Tak mengindahkan tatapan ketakutan gadis itu kepadanya.
"Jangan, kumohon lepaskan aku! Bukannya kau tidak terluka, sebaiknya kita berdamai. Ya, ya!" Perempuan itu sedikit memelas mencoba mengiba, tetapi Yang tidak ambil peduli sehingga tetap menarik lengan gadis itu tanpa ingin mendengar alasannya.
Gadis itu meronta agar tangannya dilepaskan. Namun, sepertinya usaha dia sia-sia melihat cengkraman Yang begitu kuat di lengannya. Ah, sungguh ceroboh dia kali ini, padahal dia sudah melakukan trik seperti itu berulang kali, dan baru kali ini ia bisa ketahuan oleh orang lain dan membuatnya harus mebghadapi masalah.
Ketika tangan Yang masih menarik lengannya, gadis itu tiba-tiba bersembunyi di belakang tubuh Yang, seolah sedang berusaha menghindari seseorang yang sangat ditakuti.
"Tuan, jangan bergerak! Kumohon! Jika tidak, dia akan menangkapku." ucapnya pelan berusaha mengambil simpati Yang.
Yang melihat siapa yang membuat gadis itu ketakutan hingga bersembunyi di belakang tubuhnya. Yang mengulas senyum menertawai tingkah bodoh gadis itu. Ternyata seorang petugas yang merazia gelang tangan yang menjadi bukti tiket masuk ke tempat wisata taman air tersebutlah yang membuat gadis itu ketakutan dengan bersembunyi di belakangnya.
Petugas itu menghampiri Yang dengan menyapa sambil menunduk hormat. Namun, ada sesuatu yang membuat perhatian petugas itu terfokus di balik tubuh Yang Pou Han, sehingga kepalanya sedikit mengintip ke belakang demi memeriksa apa yang telah terjadi.
"Apa yang sedang kau lihat!"
Yang membentak petugas itu yang berusaha mengintip dari balik tubuhnya, membuat petugas razia itu terkesiap dan akhirnya meminta maaf.
"Maafkan saya, Tuan Yang. Saya tidak sengaja," ucapnya ketakutan dengan menunduk, menghindari tatapan tajam Yang Pou Han.
"Pergi sana, kerjakan tugasmu. Jangan sampai ada pengunjung yang masuk tanpa membayar tiket. Kau tahu 'kan, apa hukuman bagi penyusup seperti itu?"
"Dia akan berurusan dengan polisi," jawab petugas itu dengan cepat dengan tetap menunduk.
Perkataan petugas itu membuat perempuan yang sedang bersembunyi di belakang Yang membeliakkan matanya.
"Bagus, aku tidak akan mengampuni seseorang yang seenaknya memasuki area ini tanpa memberikan kontribusi apapun dengan tidak membayar tiket. Jadi pergilah, kerjakan tugasmu dengan baik!"
Petugas itu mengangguk, lalu berangsur pergi meninggalkan Yang Pou Han yang sebelumnya sudah berpamitan terlebih dahulu.
"Keluarlah!" perintah Yang kepada gadis itu yang langsung segera berdiri menjauhi tubuh Yang Pou Han.
"Kau pemilik tempat ini?" tanya gadis itu dengan ragu-ragu. Nampak raut muka pasi dari wajah gadis berhijab itu.
Bagaimana ini? Dia menghindari petugas razia tiket, malah bersembunyi di balik tubuh pemilik tempat wisata. Itu sama saja keluar dari kandang singa dan masuk ke dalam lubang buaya.
"Menurutmu? Apa sekarang kita bisa ke kantor polisi?"
Gadis itu ternganga. Ucapan Yang Pou Han di luar perkiraannya, hingga ia harus memutar otak untuk bisa segera keluar dari masalah itu.
"Tuan, jangan lakukan itu! Aku memang tidak membayar tiket, tetapi aku akan memberikan kontribusiku untuk tempat ini dengan cara lain."
Yang tersenyum mengejek, menaikkan sebelah alisnya menanggapi perkataan konyol gadis di depannya itu. "Cara lain, apa maksudmu?"
Gadis itu tersenyum, sepertinya permasalahnnya akan sirna dengan upayanya membujuk si tuan pemarah itu.
"Aku akan me-riview keindahan taman laut ini, lalu akan memasangnya di chanel videoku. Bukannya kau akan mendapatkan banyak pengunjung dari hasil ulasanku." Gadis itu tampak berusaha membujuk Yang Pou Han agar masalah ini tidak diperbesar.
Mengernyitkan dahi, Yang menertawai gadis itu. "Aku tidak membutuhkan ulasanmu. Jika aku mau, aku akan membayar artis papan atas untuk mengiklankan tempat ini."
Yang melangkah mendekat, memerhatikan sesuatu yang berada di belakang punggung gadis itu. "Lalu apa ini? Kau mau mengambil video sebagai konten chanel-mu sambil berjualan snack kepada para pengunjung. Kau sama sekali tidak tahu malu."
Yang menarik ransel gadis itu yang ternyata berisi banyak makanan dan minuman kemasan, yang sudah pastinya akan dijual secara ilegal di tempat rekreasi kepada para pengunjung dengan cara sembunyi-sembunyi.
"Tuan, kau salah paham. Aku hanya ...." Belum sempat gadis itu membela diri, tetapi Yang segera menyelanya.
"Apa?" bentak Yang dan berhasil membuat nyali gadis itu menciut.
Yang mendekati gadis itu yang tidak bisa mencari alasan lagi, lalu ia tersenyum mengejek.
"Kau tidak bisa menyembunyikan rahasia dariku, Pencuri kecil." Yang menekankan kata pencuri untuk mengingatkan gadis itu tentang peristiwa di mana Yang memberinya tumpangan untuk menyelamatkannya dari kejaran preman sewaan mantan majikannya, karena ia telah menghilangkan baju-baju di toko pakaian tempatnya bekerja.
"Tuan, aku ...."
Dia kelabakan, berusaha mencari alasan. Kendati tuan pemarah itu menghinanya, ia harus tetap membuat alasan yang bisa diterima akal sehat.
"Kau tahu aku harus membayar hutang-hutangku kepada mantan atasanku karena telah menghilangkan pakaian termahal yang ada di etalase toko itu. Lalu aku juga harus membiayai kehidupanku di sini yang belum juga mendapat pekerjaan. Jadi aku membuat konten video untuk mengulas tempat-tempat indah di negara ini, dan berkat kepandaianku berbicara dan memberikan ulasan yang baik aku mempunyai banyak follower dan subcriber di chanel-ku. Kau tahu penggemarku sudah ratusan ribu, loh! Jadi aku memanfaatkan keberadaanku di sini untuk menjelajah semua tempat wisata yang ada di negara ini." Gadis itu bertutur dengan panjang dengan mata berbinar dipenuhi rasa takjub luar biasa atas pencapaiannya.
"Lantas, kau merasa bangga akan hal itu, dengan menyusup masuk seperti pencuri kecil?"
Wajah yang tadinya cerah mendadak muram seketika, "Tentu saja tidak," ucapnya dengan lemas.
"Jadi, ayo ikut aku sekarang!"
"Apa...!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Mommy QieS
hahaha, auto ngakak kak😅😅
2023-01-28
1
Mommy QieS
Hahaha, aku hadir kak Like n Subscribe, cerita nya menarik dan kocak😅😅
2023-01-28
1
Sunarty Narty
😂😂😂😂😂 pertemuan yg kedua y
2022-10-24
0