Cempaka Putih

"Lo gak mau masuk nemuin Felli?" tanya Cara saat hendak menuruni mobil Vier.

"Gak, gue mau ngurus kepindahan kuliah gue dulu. Lo jangan bilang sama dia kalau gue udah di indo, gue mau siapin kejutan buat dia," ucap Vier tersenyum ke arah Felli yang sedari tadi memperhatikan mobilnya dari kejauhan.

"Haiss serah elo dah, asal jangan lupa traktiran buat gue," kata Cara lalu turun dari mobil Vier dan segera menghampiri Felli.

"Di anter siapa lo?" tanya Felli penasaran karena yang di pakai Vier adalah mobil baru yang belum pernah Felli lihat sebelumnya.

"Oh itu Kakak beli mobil baru kemarin, bagus gak?" tanya Cara berbohong.

"Bagus sih, warna putih gue jadi keinget sama Vier huh," kata Felli menghembuskan napasnya dengan kasar.

"Udah yuk ah ke kelas, rekord baru nih gue bisa datang jam segini," ucap Cara terkekeh sendiri karena kini sebelum jam 7 dirinya sudah berada di sekolah. Padahal biasanya jam 7 dirinya baru akan bangun, tapi ini karena Vier menginap di rumah nya makanya sedari jam 6 Vier sudah rusuh ke kamar Cara.

"Eh Ra, minggu depan ada pertandingan basket tau. Sekolah kita akan melawan Cempaka Mas," kata Felli sambil mendudukkan dirinya di kursi.

"Serius lo? Bakal heboh lagi dong nanti," kata Cara mendesah pelan. Sungguh ia tidak menyukai segala pertemuan antar dua sekolah nya ini.

Cempaka Putih dan Cempaka Mas sedari dulu tidak pernah akur, bahkan sejak dirinya SMP dua sekolah ini selalu bersaing dan melakukan segala macam cara untuk menang kompetisi.

Waktu dirinya kelas 2 SMP terakhir sekolah nya bersaing dengan Cempaka Mas dan itu berujung fatal, banyak yang menjadi korban akan pertandingan itu. Namun mengapa kini akan di ulangi lagi? pikir Cara.

"Hemm menurut gue sih Ra, kali ini gak akan separah dulu. Lo tau kepsek sana dan sini sudah membuat kesepakatan dan perjanjian yang mungkin akan membuat mereka tidak boleh melewati batas lagi." Jelas Felli.

"Semoga aja lah," kata Cara yang tiba-tiba kepalanya terasa pening kala mendengar Cempaka Mas dan Putih akan bertanding lagi.

Kelas pun di mulai, selama pelajaran, Cara hanya banyak diam dan melamun. Pikiran nya melayang entah kemana, ia tidak bisa berkonsentrasi dalam pelajaran kali ini.

"Caramel!" Seru bu Yani yang sedari tadi memanggilnya namun tak juga mendapat jawaban.

"Ssssttt Cara, Ra ssshhtt eh lo di panggil," ucap Felli pelan sambil menggoyangkan bahu Cara namun juga sama saja, Cara tidak mendengar.

"Caramel Angelica Pranata!" Teriak bu Yani lagi di sertai gerakan Felli yang mencubit lengan Cara dengan gemas hingga akhirnya Cara tersadar dari lamunan nya.