5. Benih Cinta

Adzan Subuh sudah berkumandang. Aku yang biasanya dibangunin ibu kali ini terbangun sendiri karena mendengar suara adzan. Ku bangun dari tempat tidurku lalu meregangkan otot tubuh. 

Tak langsung mandi ku sibukkan tangan ku dengan handphone. Penasaran dengan foto pesta ulang tahun Zaki semalam. Diam-diam aku sudah memfollow Zaki sejak dulu tapi bukan dengan nama akun real.

"Ulang tahun orang kaya emang beda ya."

Aku terhenti di beberapa Poto yang ternyata ada Sinta disana. Bahkan Sinta memegang tangan Zaki dengan tawa bahagia. Sedikit kesal memang kalau ingat sikap dia semalam tapi aku gak mau cari masalah dan nantinya bakal nyusahin orang tua ku.

Tak henti aku scroll Instagramnya Zaki. Dan aku pun melihat Poto Hanan disana. Mereka saling memegang bahu satu sama lain sambil mengangkat juice orange. Mereka kelihatan begitu akrab. Sepertinya bersahabat sudah lama.

Tok

Tok

Tok

"Adelia sudah waktunya bangun nak." Ibu mengetuk pintu kamar.

Ternyata aku terlalu kepo tentang Zaki sampai aku lupa waktu. 

"Iya Bu Adel udah bangun kok"

Aku pun bergegas mandi dan ibadah. Bersiap-siap merapikan perlengkapan sekolah. Kali ini aku tak memakai riasan rambut atau jepitan. Aku biarkan rambut ku yang sebahu terurai karna masih sedikit basah juga.

Ku turuni tangga dan menyapa kedua orang tua ku.

"Pagi Ayah" emmbhh "pagi Ibu" emmbhh

"Tumben Ibu juga di cium biasanya cuma Ayah aja." Keluh Ibu ku yang akan memulai keributan dipagi hari.

"Dicium protes gak di cium juga protes trs mau Ibu apa sih?" Jawab ku sedikit kesal.

"Sudah jangan diperpanjang. Cepat sarapannya Del." Kata Ayah memotong pembicaraan aku dan Ibu.

"Ayah selalu begitu. Selalu bela Adelia Putri kesayangan." Jawab ibu cemburu.

"Memang kalau bukan Adel yang Ayah sayang siapa lagi Bu kan Ibu udah Ayah sayang duluan sebelum Adelia." Ayah mencoba menggoda Ibu

"Ah Ayah bikin malu aja" Ibu tersipu malu mendengar kata-kata Ayah.

"Cie cie mengenang masa muda cie cie…!" Aku membuat Ibu makin malu lalu Ibu pergi ke belakang dan Ayah hanya tertawa kecil dan melanjutkan sarapan.

"Del ini jangan lupa jas nya temen kamu udah Ibu cuci dan setrika. Ibu juga masukin kue kering sebagai tanda terima kasih sama temen kamu." Ibu ku memberi sebuah goody bag yang isinya jas Hanan dan kue kering Kusus buatan Ibu.

"Makasi ya Bu baik banget sih." Goda ku pada Ibu lagi.

"Jangan mulai nanti Ibu cubit nih." Tangan ibu sudah siap untuk mencubit pinggang ku.

"Eh iya iya ampun Bu." Sambil tersenyum ku angkat tangan ku ke atas layaknya orang yang ditodong pistol.

"Sudah Del ayo berangkat Ayah takut telat."

"Siap komandan Ayah let's go.!"

*****

Setelah tiba di depan gerbang sekolah ku cium punggung tangan Ayah. Tapi ada yang aneh saat itu. Tangan Ayah begitu dingin. Wajah Ayah juga terlihat begitu aneh.

"Ayah kok kayaknya ada yang beda ya?"

"Apa Ayah semakin tampan?"

"Ahh iya benar sekali." Aku tersenyum sambil membuka pintu mobil dan keluar.

Ayah menurunkan kaca mobil seraya berkata,

"Jaga diri baik-baik ya nak. Belajar yang rajin dan gapai cita dan cinta mu. Tepati janji mu pada Ayah."

Deg deg deg

Tiba-tiba jatung ku berdebar lebih cepat karna kata-kata Ayah.

"Ayah jangan bikin Adelia takut dengan kata-kata Ayah barusan." Aku mendekati kaca mobil yang terbuka lalu mencium kening Ayah.

"Ayah yang harus janji sama Adel kalau Ayah akan selalu mendampingi Adel sampai Adel mendapatkan apa yang Adel mau.haa?"

Ayah hanya tersenyum. Lalu melambaikan tangannya dan menutup kaca mobil lalu perlahan melaju pergi.

Ku balikan badan ku. Ternyata sudah ada Zaki tepat di belakang ku tadi. Dia tersenyum seolah-olah dia bangga dan menandakan aku anak yang baik hati yang sangat disayangi orang tuanya.

Aku berjalan ke arah Zaki.

"Sejak kapan kamu disitu Zak?"

"Sejak kamu mencium kening Ayah mu. Kamu begitu menyayangi Ayah mu Del?"

"Tentu saja. Ayah adalah pahlawan ku. Tersegalanya bagiku. Ayah selalu mendukung ku apapun yang aku lakukan asal aku bahagia dan itu posi..." Belum selesai aku bicara kaki ku tersandung dan membuat ku hampir jatuh.

Zaki yang menyadari aku akan jatuh langsung memegang tangan lalu pinggang ku. Tentu saja hal itu membuat kita saling bertatapan sejenak dengan jarak yang sangat dekat.

Kejadian ini membuat heboh satu sekolah. Mereka bertepuk tangan dan bersiul. Bahkan ada yang mengatakan kalau Zaki udah bukan jomblo.

Zaki yang canggung dan malu mendengar suara teriakan sontak membuatnya melepaskan tangannya di pinggang ku. Tapi sayang aku yang belum berdiri dengan benar membuat ku hampir jatuh lagi dan untuk kedua kalinya Zaki memegang pinggang ku dan lagi teriakan teman-teman satu sekolah semakin heboh.

Aku langsung berdiri tegak begitu juga dengan Zaki. Dia sedikit malu-malu. Bagaimana dengan ku? Tentu saja aku lebih malu dari dia. Ini pertama kalinya aku dekat dengan cowok.

Zaki melihat ke sekeliling sambil menempelkan ibu jarinya ke mulut. Pertanda untuk menyuruh diam karna kita semakin malu dengan teriakan mereka.

"Ayo jalan kalau tidak mereka akan semakin menjadi." Zaki menggandeng tangan ku menuntun ku ke lorong. Langkah dia tiba-tiba terhenti sehingga membuat ku menabrak punggungnya.

"Aduh." Aku kaget lalu ku usap jidat ku.

"Sorry ya Del karna tadi semua orang bakal ngejek kita nanti." Zaki menyesali perbuatannya tadi.

"Eh engga engga kamu gak salah. Kalau saja kamu gak begitu aku pasti udah terluka dan sekarang sudah dirumah sakit."

"Sssstttt…. Amit-amit deh." Zaki mengetuk-ngetuk tembok tiga kali pertanda buang sial jangan sampai yang aku katakan kejadian.

"Hmb…" aku menutup mulut ku mecoba menahan tawa tapi Zaki merasa aneh apa yang membuat ku begitu lucu.

"Kamu kenapa Del? Apa yang lucu?" 

"ha-ha-ha... ha-ha-ha." Aku yang tak bisa menahan tawa ahirnya melepaskan tawa ku sambil menepuk bahu Zaki.

"Kenapa sih Del." Zaki makin kebingungan.

Kuredakan tawa ku sedikit demi sedikit untuk menjelaskan pada Zaki.

"Kamu lucu Zak, baru kali ini aku melihat cowok bilang amit-amit pake acara ketuk-ketuk tembok segala. Dengan gemoy lagi. Ha-ha-ha…!" Aku tetap tak bisa menahan tawa ku.

"Kamu cantik banget Del kalau tertawa seperti itu. Sebelumnya aku hanya melihat mu tersenyum saja itu juga dari kejauhan."

Deg…

Kata-kata Zaki berhasil menghentikan tawa ku. Bahkan pipi ku merah merona karna malu.

Kami berjalan menuju kelas. Tanpa kami sadari ada mata yang mengawasi sejak kami di lorong. Aku tau itu Sinta. Aku hanya meliriknya. Lalu aku melihat Hanan. Aku tersenyum padanya dan menganggukkan kepala ku bermaksud menyapanya. 

"Akan ku berikan jasnya nanti saja saat jam istirahat ini sudah mau masuk pelajaran."

Baru ku memalingkan wajahku pada Hanan, dia berjalan ke arah ku.

"Hai Bro!"

Zaki langsung menoleh.

"Eh elo Nan. Ayo jalan bareng."

Mereka saling merangkul dan saling tersenyum.

Aku memotong jalan mereka dan membuat mereka berhenti melangkah. Lalu melepaskan tangan masing-masing.

"Emh… Hanan ini jas kamu maaf ya merepotkan. Dan terimakasih atas pertolongan mu." Aku menyodorkan goody bag yang udah aku tenteng sejak dari rumah.

"Okey." Jawaban Hanan hanya sesingkat itu membuat ku sedikit kesal.

"Loh kalian udah saling kenal? Kok bisa kamu pinjemin jas kamu Nan. Pantas saja semalam kamu gak pakai jas." Zaki begitu terheran. 

"Kalau gitu aku jalan dulu ya." 

Aku pun mempercepat langkah kaki ku. Aku tak mau mendapatkan banyak pertanyaan dari Zaki. Biarlah Hanan yang menjelaskan nya jika dia mau.

"Eh Del…" Zaki mencoba menahan ku.

"Udah ayo jalan tar kita telat lagi." Kata Zaki yang sepertinya juga enggan mengatakan kejadian semalam.

*****

...Mohon selalu meninggalkan like untuk mendukung karya pemula author 🙏...

...Menerima masukan dan saran agar Novel ini semakin bagus dan menyenangkan reader 😊...

Terpopuler

Comments

Miracle Tree

Miracle Tree

aku mampir thor ...baru nyicil baca juga🥰

2021-08-25

0

Ukhty Nissa

Ukhty Nissa

aku baru mampir lumayan suka dari pada CEO terus 😅

2021-08-24

1

Pe_na

Pe_na

Salam kenal dari "Di Kejar Pernikahan" kk... semangat 😘😘😘🙏🙏🙏🙏

2021-08-20

1

lihat semua
Episodes
1 1. Keseharian Ku
2 2. Sekolah
3 3. Persiapan Ke Pesta
4 4. Di Tempat Pesta
5 5. Benih Cinta
6 6. Kejutan yang Terkejut
7 7. Korban Tabrak Lari
8 8. Pemakaman Ayah
9 9. Ujian Akhir Sekolah
10 10. Di Rumah Zaki
11 11. Antara Bahagia dan Bimbang
12 12. Terpuruk Kedua Kalinya
13 13. Rencana Pindah Rumah
14 14. Awal Kebahagiaan Zaki
15 15. Resmi Pacaran
16 16. Pindahan
17 17. Rumah Baru
18 18. Tetangga Ghibah
19 19. Kencan Pertama
20 20. Cita atau Cinta
21 21. Pertemuan Tanpa Sengaja
22 22. Dirumah Pak RT
23 23. Cinta Hanan
24 24. Semakin Dekat
25 25. Gelisah
26 26. Ujian Nasional
27 27. First Kiss Zaki
28 28. Zaki yang sesungguhnya
29 Bab 29 Adel Tau perjodohan Zaki dan Sinta
30 Bab 30 Zaki Berhasil Balas dendam
31 Bab 31 Kegagalan Zaki
32 Bab 32 Cemburunya Hanan
33 Bab 33 Kissing with Hanan
34 Bab 34 Rebutan Calon Mantu
35 Bab 35 Nasi Goreng Ati Ampela
36 Bab 36 Rayuan Zaki
37 Bab 37 Adel Lulusan terbaik
38 Bab 38 Adel Hamil
39 Bab 39 Kekecewaan Ibu
40 Bab 40 Adel Bunuh Diri
41 Bab 41 Zaki Pergi Ke Singapura
42 Bab 42 Para Emak Gibah
43 Bab 43 Adelia akan diusir
44 Bab 44 Zaki dan Sinta
45 Bab 45 Asep Mencintai Adelia
46 Bab 46 Kelahiran Baby Misela
47 Bab 47 Kembalinya Zaki
48 Bab 48 Panggil Hanan Papi
49 Bab 49 Zaki Mencium Adel
50 Bab 50 Rencana Jahat Yumna
51 Bab 51 Bertemu Orang Tua Hanan
52 Bab 52 Sinta dengan Om-om
53 Bab 53 Kedatangan Zaki
54 Bab 54 Kedatangan Tamu
55 Bab 55 Pengakuan Sinta
56 Bab 56 Baby Misela Demam
57 Bab 57 Pilihan Adelia
58 Bab 58 Baby Misela pulang
59 Bab 59 Penyesalan Zaki
60 Bab 60 Pak Hanif di tangkap
61 Bab 61 Surat Dari Zaki
62 Bab 62 Melarikan Diri
63 Bab 63 Pergi ke Panti
64 Bab 64 Pergi Ke Jakarta
65 Bab 65 Hanan Galau
66 Bab 66 Hanan dan Asep Tiba di Jakarta
67 Bab 67 Bayangan Adelia
68 Bab 68 Bertemu Kembali
69 Bab 69 Hanan Kecelakaan
70 Bab 70 Hanan Dinyatakan Meninggal
71 Bab 71 Tamparan untuk Adelia
72 Bab 72 Bertemu Zaki
73 Bab 73 Perasaan Asep
74 Bab 74 Munculnya Yumna
75 Bab 75 Donor Darah
76 Bab 76 Pertemuan Asep dan Yumna
77 Bab 77 Jadian?
78 Bab 78 Naik Jabatan
79 Bab 79 Meninggalnya Bu Renita
80 Bab 80 Pemakaman Bu Renita
81 Bab 81 Kembalinya Hanan
82 Bab 82 Cobaan Datang Lagi
83 Bab 83 Batal Menikah
84 Bab 84 Resmi Menikah
85 Bab 85 Buka Perban
86 Bab 86 Pulang
87 Bab 87 Malam Pengantin
88 Bab 88 Perjuangan Hanan
89 Bab 89 Rumah Tangga Romantis
90 Bab 90 Ahir Dari Penderita (Revisi)
91 PENGUMUMAN
92 Karya Baru
Episodes

Updated 92 Episodes

1
1. Keseharian Ku
2
2. Sekolah
3
3. Persiapan Ke Pesta
4
4. Di Tempat Pesta
5
5. Benih Cinta
6
6. Kejutan yang Terkejut
7
7. Korban Tabrak Lari
8
8. Pemakaman Ayah
9
9. Ujian Akhir Sekolah
10
10. Di Rumah Zaki
11
11. Antara Bahagia dan Bimbang
12
12. Terpuruk Kedua Kalinya
13
13. Rencana Pindah Rumah
14
14. Awal Kebahagiaan Zaki
15
15. Resmi Pacaran
16
16. Pindahan
17
17. Rumah Baru
18
18. Tetangga Ghibah
19
19. Kencan Pertama
20
20. Cita atau Cinta
21
21. Pertemuan Tanpa Sengaja
22
22. Dirumah Pak RT
23
23. Cinta Hanan
24
24. Semakin Dekat
25
25. Gelisah
26
26. Ujian Nasional
27
27. First Kiss Zaki
28
28. Zaki yang sesungguhnya
29
Bab 29 Adel Tau perjodohan Zaki dan Sinta
30
Bab 30 Zaki Berhasil Balas dendam
31
Bab 31 Kegagalan Zaki
32
Bab 32 Cemburunya Hanan
33
Bab 33 Kissing with Hanan
34
Bab 34 Rebutan Calon Mantu
35
Bab 35 Nasi Goreng Ati Ampela
36
Bab 36 Rayuan Zaki
37
Bab 37 Adel Lulusan terbaik
38
Bab 38 Adel Hamil
39
Bab 39 Kekecewaan Ibu
40
Bab 40 Adel Bunuh Diri
41
Bab 41 Zaki Pergi Ke Singapura
42
Bab 42 Para Emak Gibah
43
Bab 43 Adelia akan diusir
44
Bab 44 Zaki dan Sinta
45
Bab 45 Asep Mencintai Adelia
46
Bab 46 Kelahiran Baby Misela
47
Bab 47 Kembalinya Zaki
48
Bab 48 Panggil Hanan Papi
49
Bab 49 Zaki Mencium Adel
50
Bab 50 Rencana Jahat Yumna
51
Bab 51 Bertemu Orang Tua Hanan
52
Bab 52 Sinta dengan Om-om
53
Bab 53 Kedatangan Zaki
54
Bab 54 Kedatangan Tamu
55
Bab 55 Pengakuan Sinta
56
Bab 56 Baby Misela Demam
57
Bab 57 Pilihan Adelia
58
Bab 58 Baby Misela pulang
59
Bab 59 Penyesalan Zaki
60
Bab 60 Pak Hanif di tangkap
61
Bab 61 Surat Dari Zaki
62
Bab 62 Melarikan Diri
63
Bab 63 Pergi ke Panti
64
Bab 64 Pergi Ke Jakarta
65
Bab 65 Hanan Galau
66
Bab 66 Hanan dan Asep Tiba di Jakarta
67
Bab 67 Bayangan Adelia
68
Bab 68 Bertemu Kembali
69
Bab 69 Hanan Kecelakaan
70
Bab 70 Hanan Dinyatakan Meninggal
71
Bab 71 Tamparan untuk Adelia
72
Bab 72 Bertemu Zaki
73
Bab 73 Perasaan Asep
74
Bab 74 Munculnya Yumna
75
Bab 75 Donor Darah
76
Bab 76 Pertemuan Asep dan Yumna
77
Bab 77 Jadian?
78
Bab 78 Naik Jabatan
79
Bab 79 Meninggalnya Bu Renita
80
Bab 80 Pemakaman Bu Renita
81
Bab 81 Kembalinya Hanan
82
Bab 82 Cobaan Datang Lagi
83
Bab 83 Batal Menikah
84
Bab 84 Resmi Menikah
85
Bab 85 Buka Perban
86
Bab 86 Pulang
87
Bab 87 Malam Pengantin
88
Bab 88 Perjuangan Hanan
89
Bab 89 Rumah Tangga Romantis
90
Bab 90 Ahir Dari Penderita (Revisi)
91
PENGUMUMAN
92
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!