Adzan Subuh sudah berkumandang. Aku yang biasanya dibangunin ibu kali ini terbangun sendiri karena mendengar suara adzan. Ku bangun dari tempat tidurku lalu meregangkan otot tubuh.
Tak langsung mandi ku sibukkan tangan ku dengan handphone. Penasaran dengan foto pesta ulang tahun Zaki semalam. Diam-diam aku sudah memfollow Zaki sejak dulu tapi bukan dengan nama akun real.
"Ulang tahun orang kaya emang beda ya."
Aku terhenti di beberapa Poto yang ternyata ada Sinta disana. Bahkan Sinta memegang tangan Zaki dengan tawa bahagia. Sedikit kesal memang kalau ingat sikap dia semalam tapi aku gak mau cari masalah dan nantinya bakal nyusahin orang tua ku.
Tak henti aku scroll Instagramnya Zaki. Dan aku pun melihat Poto Hanan disana. Mereka saling memegang bahu satu sama lain sambil mengangkat juice orange. Mereka kelihatan begitu akrab. Sepertinya bersahabat sudah lama.
Tok
Tok
Tok
"Adelia sudah waktunya bangun nak." Ibu mengetuk pintu kamar.
Ternyata aku terlalu kepo tentang Zaki sampai aku lupa waktu.
"Iya Bu Adel udah bangun kok"
Aku pun bergegas mandi dan ibadah. Bersiap-siap merapikan perlengkapan sekolah. Kali ini aku tak memakai riasan rambut atau jepitan. Aku biarkan rambut ku yang sebahu terurai karna masih sedikit basah juga.
Ku turuni tangga dan menyapa kedua orang tua ku.
"Pagi Ayah" emmbhh "pagi Ibu" emmbhh
"Tumben Ibu juga di cium biasanya cuma Ayah aja." Keluh Ibu ku yang akan memulai keributan dipagi hari.
"Dicium protes gak di cium juga protes trs mau Ibu apa sih?" Jawab ku sedikit kesal.
"Sudah jangan diperpanjang. Cepat sarapannya Del." Kata Ayah memotong pembicaraan aku dan Ibu.
"Ayah selalu begitu. Selalu bela Adelia Putri kesayangan." Jawab ibu cemburu.
"Memang kalau bukan Adel yang Ayah sayang siapa lagi Bu kan Ibu udah Ayah sayang duluan sebelum Adelia." Ayah mencoba menggoda Ibu
"Ah Ayah bikin malu aja" Ibu tersipu malu mendengar kata-kata Ayah.
"Cie cie mengenang masa muda cie cie…!" Aku membuat Ibu makin malu lalu Ibu pergi ke belakang dan Ayah hanya tertawa kecil dan melanjutkan sarapan.
"Del ini jangan lupa jas nya temen kamu udah Ibu cuci dan setrika. Ibu juga masukin kue kering sebagai tanda terima kasih sama temen kamu." Ibu ku memberi sebuah goody bag yang isinya jas Hanan dan kue kering Kusus buatan Ibu.
"Makasi ya Bu baik banget sih." Goda ku pada Ibu lagi.
"Jangan mulai nanti Ibu cubit nih." Tangan ibu sudah siap untuk mencubit pinggang ku.
"Eh iya iya ampun Bu." Sambil tersenyum ku angkat tangan ku ke atas layaknya orang yang ditodong pistol.
"Sudah Del ayo berangkat Ayah takut telat."
"Siap komandan Ayah let's go.!"
*****
Setelah tiba di depan gerbang sekolah ku cium punggung tangan Ayah. Tapi ada yang aneh saat itu. Tangan Ayah begitu dingin. Wajah Ayah juga terlihat begitu aneh.
"Ayah kok kayaknya ada yang beda ya?"
"Apa Ayah semakin tampan?"
"Ahh iya benar sekali." Aku tersenyum sambil membuka pintu mobil dan keluar.
Ayah menurunkan kaca mobil seraya berkata,
"Jaga diri baik-baik ya nak. Belajar yang rajin dan gapai cita dan cinta mu. Tepati janji mu pada Ayah."
Deg deg deg
Tiba-tiba jatung ku berdebar lebih cepat karna kata-kata Ayah.
"Ayah jangan bikin Adelia takut dengan kata-kata Ayah barusan." Aku mendekati kaca mobil yang terbuka lalu mencium kening Ayah.
"Ayah yang harus janji sama Adel kalau Ayah akan selalu mendampingi Adel sampai Adel mendapatkan apa yang Adel mau.haa?"
Ayah hanya tersenyum. Lalu melambaikan tangannya dan menutup kaca mobil lalu perlahan melaju pergi.
Ku balikan badan ku. Ternyata sudah ada Zaki tepat di belakang ku tadi. Dia tersenyum seolah-olah dia bangga dan menandakan aku anak yang baik hati yang sangat disayangi orang tuanya.
Aku berjalan ke arah Zaki.
"Sejak kapan kamu disitu Zak?"
"Sejak kamu mencium kening Ayah mu. Kamu begitu menyayangi Ayah mu Del?"
"Tentu saja. Ayah adalah pahlawan ku. Tersegalanya bagiku. Ayah selalu mendukung ku apapun yang aku lakukan asal aku bahagia dan itu posi..." Belum selesai aku bicara kaki ku tersandung dan membuat ku hampir jatuh.
Zaki yang menyadari aku akan jatuh langsung memegang tangan lalu pinggang ku. Tentu saja hal itu membuat kita saling bertatapan sejenak dengan jarak yang sangat dekat.
Kejadian ini membuat heboh satu sekolah. Mereka bertepuk tangan dan bersiul. Bahkan ada yang mengatakan kalau Zaki udah bukan jomblo.
Zaki yang canggung dan malu mendengar suara teriakan sontak membuatnya melepaskan tangannya di pinggang ku. Tapi sayang aku yang belum berdiri dengan benar membuat ku hampir jatuh lagi dan untuk kedua kalinya Zaki memegang pinggang ku dan lagi teriakan teman-teman satu sekolah semakin heboh.
Aku langsung berdiri tegak begitu juga dengan Zaki. Dia sedikit malu-malu. Bagaimana dengan ku? Tentu saja aku lebih malu dari dia. Ini pertama kalinya aku dekat dengan cowok.
Zaki melihat ke sekeliling sambil menempelkan ibu jarinya ke mulut. Pertanda untuk menyuruh diam karna kita semakin malu dengan teriakan mereka.
"Ayo jalan kalau tidak mereka akan semakin menjadi." Zaki menggandeng tangan ku menuntun ku ke lorong. Langkah dia tiba-tiba terhenti sehingga membuat ku menabrak punggungnya.
"Aduh." Aku kaget lalu ku usap jidat ku.
"Sorry ya Del karna tadi semua orang bakal ngejek kita nanti." Zaki menyesali perbuatannya tadi.
"Eh engga engga kamu gak salah. Kalau saja kamu gak begitu aku pasti udah terluka dan sekarang sudah dirumah sakit."
"Sssstttt…. Amit-amit deh." Zaki mengetuk-ngetuk tembok tiga kali pertanda buang sial jangan sampai yang aku katakan kejadian.
"Hmb…" aku menutup mulut ku mecoba menahan tawa tapi Zaki merasa aneh apa yang membuat ku begitu lucu.
"Kamu kenapa Del? Apa yang lucu?"
"ha-ha-ha... ha-ha-ha." Aku yang tak bisa menahan tawa ahirnya melepaskan tawa ku sambil menepuk bahu Zaki.
"Kenapa sih Del." Zaki makin kebingungan.
Kuredakan tawa ku sedikit demi sedikit untuk menjelaskan pada Zaki.
"Kamu lucu Zak, baru kali ini aku melihat cowok bilang amit-amit pake acara ketuk-ketuk tembok segala. Dengan gemoy lagi. Ha-ha-ha…!" Aku tetap tak bisa menahan tawa ku.
"Kamu cantik banget Del kalau tertawa seperti itu. Sebelumnya aku hanya melihat mu tersenyum saja itu juga dari kejauhan."
Deg…
Kata-kata Zaki berhasil menghentikan tawa ku. Bahkan pipi ku merah merona karna malu.
Kami berjalan menuju kelas. Tanpa kami sadari ada mata yang mengawasi sejak kami di lorong. Aku tau itu Sinta. Aku hanya meliriknya. Lalu aku melihat Hanan. Aku tersenyum padanya dan menganggukkan kepala ku bermaksud menyapanya.
"Akan ku berikan jasnya nanti saja saat jam istirahat ini sudah mau masuk pelajaran."
Baru ku memalingkan wajahku pada Hanan, dia berjalan ke arah ku.
"Hai Bro!"
Zaki langsung menoleh.
"Eh elo Nan. Ayo jalan bareng."
Mereka saling merangkul dan saling tersenyum.
Aku memotong jalan mereka dan membuat mereka berhenti melangkah. Lalu melepaskan tangan masing-masing.
"Emh… Hanan ini jas kamu maaf ya merepotkan. Dan terimakasih atas pertolongan mu." Aku menyodorkan goody bag yang udah aku tenteng sejak dari rumah.
"Okey." Jawaban Hanan hanya sesingkat itu membuat ku sedikit kesal.
"Loh kalian udah saling kenal? Kok bisa kamu pinjemin jas kamu Nan. Pantas saja semalam kamu gak pakai jas." Zaki begitu terheran.
"Kalau gitu aku jalan dulu ya."
Aku pun mempercepat langkah kaki ku. Aku tak mau mendapatkan banyak pertanyaan dari Zaki. Biarlah Hanan yang menjelaskan nya jika dia mau.
"Eh Del…" Zaki mencoba menahan ku.
"Udah ayo jalan tar kita telat lagi." Kata Zaki yang sepertinya juga enggan mengatakan kejadian semalam.
*****
...Mohon selalu meninggalkan like untuk mendukung karya pemula author 🙏...
...Menerima masukan dan saran agar Novel ini semakin bagus dan menyenangkan reader 😊...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Miracle Tree
aku mampir thor ...baru nyicil baca juga🥰
2021-08-25
0
Ukhty Nissa
aku baru mampir lumayan suka dari pada CEO terus 😅
2021-08-24
1
Pe_na
Salam kenal dari "Di Kejar Pernikahan" kk... semangat 😘😘😘🙏🙏🙏🙏
2021-08-20
1