2. Sekolah

"Del… Adel… Adelia tunggu aku!"

Ku hentikan langkah ku, mencari sumber suara yang memanggil nama ku.

Adelia Putri Winata adalah nama lengkap ku. Seperti kata Ayah aku cantik, periang dan pintar. Terbukti untuk masuk SMA Taruna Bangsa ini aku mendapat beasiswa penuh dari sekolah. Jadi aku tak perlu bayar uang gedung SPP bahkan buku. Aku hanya membayar untuk extra kulikuler yang aku ikuti di sekolah.

Dirumah maupun di sekolah temen-temen memanggil ku dengan sebutan Adel.

Aku adalah putri tunggal dari Pak Tono Chandra Winata dan Ibu Renita Ayu Wulandari. Dulu Ibu ku sempat hamil adik ku tapi sayangnya keguguran di usia 3 bulan. Setelah itu orang tua ku pun memutuskan hanya akan membesarkan aku.

Aku masih mencari siapa yang memanggil. Ternyata Putri yang memanggil ku. Dia berlari dari lorong sekolah mengarah pada ku.

Iya dia adalah sahabat baik ku. Putri Anastasya. Kita sudah berteman sejak di bangku SMP. Dia baik hati dan penyabar. Bahkan selalu dikatain culun karna dia memakai kacamata. Dan tak pernah marah sekalipun.

"Kamu cepet banget sih jalannya. Padahal udah aku panggil sejak di depan gerbang tadi. Huft… capek nih ngejar kamu."

"Sorry sorry kan kamu tau hari ini aku ada tugas di upacara bendera."

"Oiya… Aku malah lupa. Ya udah ayo jalan 5 menit lagi bel sekolah bunyi."

Kita berjalan ke kelas bersama. Ku turunkan tas, Merapikan baju, memakai topi, cek atribut dan dasi. Aku selalu ingin tampil baik di hadapan para guru. Bukan cari muka aku sedang mencoba mempertahankan gelar siswi terbaik di sekolah ini.

"Gimana udah okey belum Put?" Tanya ku pada Putri yang sedang mengelap kaca matanya.

"Bentar-bentar aku pakai kacamata dulu. Wah udah sip, kamu memang selalu cantik. ayo ke lapangan."

"Kamu juga cantik Putri sayang." Sambil ku rangkul pundaknya dan berjalan ke lapangan.

Aku bukan tipe anak yang gaul. Bahkan aku hanya ngobrol dengan beberapa teman saja di kelas atau bahkan adik kelas. Fokus ku memang belajar.

***

Upacara selesai kami semua masuk ke kelas masing-masing. Dan jam pelajaran hari ini adalah Matematika. Pak Narto nama gurunya.

Jangan salah namanya mungkin kudet tapi beliau adalah guru terfavorit di sekolah. Bagaimana tidak cara mengajarnya sangat mudah dipahami belum lagi Pak Narto ini masih muda masih umur 27 tahun. Dan ganteng pastinya.

"Pagi anak-anak." Sapa Pak Narto.

'Selamat pagi Pak guru.'

"Baik sebelum kita memulai pelajaran mari kita baca doa terlebih dahulu. Berdoa mulai!"

Kelas hening sejenak.

"Selesai. Ayo kumpulkan PR Minggu lalu. Zaki tolong bantu Bapak kumpulkan PR nya."

Zaki bangun dari tempat duduknya dan berjalan mengumpulkan buku PR kami. Dia adalah ketua di kelas kami. Zaki Alamsyah. Dia bukan cowok yang jail, dia baik hati dan disukai banyak cewek. Tapi masih jomblo. Padahal dia cukup sempurna untuk dijadikan pacar. Bahkan dia selalu jadi juara kelas dan aku selalu jadi yang kedua. Walau begitu kami jarang sekali ngobrol. Hanya seperlunya saja.

"Ini Pak."

Kata Zaki.

"Terimakasih."

Pelajaran pun dimulai. Rumus demi rumus ditulis di papan tulis. Kali ini cukup sulit.

"Nah anak-anak sudah Bapak jelaskan. Bapak kasih satu soal ya." Pak Narto menulis soal di papan tulis.

Putri yang terlihat sedang tidak fokus dipanggil oleh Pak Narto untuk mengerjakan soal di depan.

"Putri."

"Eh iya Pak."

"Sini maju kerjakan soal ini."

"Maaf Pak Putri belum paham hehe."

"Terus kenapa kamu melamun Putri?."

"Eng engga kok pak Putri engga melamun Putri lagi memahami soal dari Bapak hehe."

"Kalau gitu kamu saja Del."

Deg... gara-gara Putri nih jadi dilempar ke aku. Padahal lagi berusaha kerjain dibuku. Ku senggol pinggang Putri sebagai tanda kalau kesel sama dia. Dia hanya membalas tersenyum. Aku pun maju dan berusaha mengerjakan soal.

Dan ternyata ditengah jawaban aku kesulitan.

"Gimana Del?" Tanya Pak Narto.

"Ini Pak ada yang masih bingung saya." Sambil ku garuk kepala ku karena malu.

"Ada yang bisa bantu Adelia?"

Ku berbalik dan melihat teman-teman ku. Lalu Zaki pun mengangkat tangannya.

"Iya Zaki ayo maju bantu Adel."

Zaki pun menyelesaikan soal di papan tulis. Lalu tersenyum pada ku. Dan entah kenapa aku begitu terpesona dengannya. Eits jangan nyanyi ya.

"Sudah Pak." Kata Zaki

Pak Narto pun sejenak melihat ke papan tulis.

"Yak betul sekali. Bagus Zaki. Adel jangan lupa belajar lebih giat ya."

"Baik Pak." Jawab ku.

"Silahkan duduk." Kata Pak Narto.

Kami berjalan ke tempat duduk masing-masing.

Waktu belajar sudah usai. Akhirnya jam istirahat pun tiba.

"Put kamu mau ke kantin gak?." Tanya ku pada Putri.

"Iya Del ayok." Jawab Putri.

Baru mau keluar kelas tiba-tiba ada yang memanggil ku.

"Adel…!"

Ku menoleh ke belakang dan hanya ada Zaki disana.

"Iya Zak kamu manggil aku?." Tanya ku pada Zaki.

Dia pun berjalan menghampiri Ku.

"Maaf Put boleh pinjem Adelia sebentar?"

"Ohh iya boleh-boleh. Aku duluan ke kantin ya Del?"

Aku hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Putri.

Putri pun perlahan menjauh.

"Ada apa Zak?."

"Gini Del Minggu ini ada acara makan bersama di rumah Ku, maksudnya di rumah orang tua ku. Kamu mau gak Dateng ke rumah ku?"

What…? Zaki ngundang dinner dirumahnya? Aku yang terkaget dengan ucapan Zaki cuma mengangkat alis.

"Jadi gini Aku ulang tahun Minggu ini dan Ibu ku bilang suruh ngundang temen biar agak rame katanya. Jadi aku pikir aku mau undang kamu. Putri juga boleh ikut asal kamu juga Dateng Del. Ini undangannya."

Dia terlihat gugup. Menyodorkan sebuah undangan. Aku menerimanya.

"Iya Zak tapi Aku gak janji ya. Thanks undangannya aku ke kantin dulu ya. Bye…!" Ku lambaikan sebelah tangan ku pada Zaki sambil membalikan badan dan menuju kantin.

Tiba di kantin si Putri begitu heboh.

"Aduhh sayang si tampan kenapa tadi kepo aku tuh cepet cerita."

"Iya iya sabar aku beli makanan dulu terus kita duduk."

"Aku menanti mu."

Setelah membeli makanan aku pun menceritakan apa yang Zaki katakan.

*Uhuuukk uhuukkk*

Putri tersedak air yang dia minum karena kaget dengan perkataan ku.

"Yang bener aja Del? Ya ampun ini pertama kalinya Zaki ngundang kita. Eh tunggu jangan-jangan Zaki suka sama kamu Del."

"Ah jangan ngaco udah buruan makan keburu masuk."

***

Jam sekolah selesai. Aku berjalan pulang. Aku memang lebih suka berjalan dari pada naik ojek. Di persimpangan jalan tepat di depan ku tiba-tiba aku dikejutkan oleh sosok pemotor yang mengenakan helm hitam.

"Hai Del boleh aku anter kamu pulang?" Sambil melepas helm nya Zaki tersenyum begitu menawan.

"Eh kamu Zak bikin kaget aja deh."

"Iya sorry Del kalau kamu kaget. Jadi boleh gak aku nganter kamu pulang? Mendung nih ntar kamu kehujanan."

Aku berpikir sejenak. Memang cuaca sedang mendung bahkan nyaris mau ujan. Aku pun mengiyakannya.

Zaki mengaitkan helm nya di motor. Lalu menghidupkan mesin.

"Ayo naik."

Aku hanya mengangguk.

Dalam perjalanan tak ada sepatah kata yang keluar. Bahkan aku tak memberi arah pada Zaki. Dia sudah paham sekali rumahku.

Kami sampai. Memang hanya sebentar kalau naik kendaraan. Karna jaraknya memang gak jauh dan gak macet.

"Kamu udah tau rumah Ku Zak?" Tanya ku heran.

"Iya kebetulan aja kok sekitar sini ada rumah Tante ku terus gak sengaja aku pernah liat kamu pas aku main jadi aku tau." Terang Zaki.

"Oh gitu. Mau mampir dulu?"

Aku hanya basa-basi sih gak ngarep dia mampir karna belum pernah ada temen cowok yang main ke rumah ku.

"Engga makasi deh aku langsung pulang aja takut kehujanan."

"Oh okay thanks ya Zak udah mau nganterin pulang. Hati-hati dijalan ya."

Zaki pun hanya mengangguk seperti malu.

Dan sejak saat itu setiap hari Zaki mengantar ku pulang sekolah walau aku selalu menolaknya Zaki terus memaksa ku.

*****

...Terimakasih mohon dukungan ya Reader dengan tinggalin like komen fav dan vote-nya ❤️...

Terpopuler

Comments

bby_acca

bby_acca

aku mampir kak and udah fav kan juga

2021-09-14

0

Mel Rezki

Mel Rezki

like

2021-09-05

0

hiatus

hiatus

lanjut baca thor, semangatt hehe

2021-08-27

0

lihat semua
Episodes
1 1. Keseharian Ku
2 2. Sekolah
3 3. Persiapan Ke Pesta
4 4. Di Tempat Pesta
5 5. Benih Cinta
6 6. Kejutan yang Terkejut
7 7. Korban Tabrak Lari
8 8. Pemakaman Ayah
9 9. Ujian Akhir Sekolah
10 10. Di Rumah Zaki
11 11. Antara Bahagia dan Bimbang
12 12. Terpuruk Kedua Kalinya
13 13. Rencana Pindah Rumah
14 14. Awal Kebahagiaan Zaki
15 15. Resmi Pacaran
16 16. Pindahan
17 17. Rumah Baru
18 18. Tetangga Ghibah
19 19. Kencan Pertama
20 20. Cita atau Cinta
21 21. Pertemuan Tanpa Sengaja
22 22. Dirumah Pak RT
23 23. Cinta Hanan
24 24. Semakin Dekat
25 25. Gelisah
26 26. Ujian Nasional
27 27. First Kiss Zaki
28 28. Zaki yang sesungguhnya
29 Bab 29 Adel Tau perjodohan Zaki dan Sinta
30 Bab 30 Zaki Berhasil Balas dendam
31 Bab 31 Kegagalan Zaki
32 Bab 32 Cemburunya Hanan
33 Bab 33 Kissing with Hanan
34 Bab 34 Rebutan Calon Mantu
35 Bab 35 Nasi Goreng Ati Ampela
36 Bab 36 Rayuan Zaki
37 Bab 37 Adel Lulusan terbaik
38 Bab 38 Adel Hamil
39 Bab 39 Kekecewaan Ibu
40 Bab 40 Adel Bunuh Diri
41 Bab 41 Zaki Pergi Ke Singapura
42 Bab 42 Para Emak Gibah
43 Bab 43 Adelia akan diusir
44 Bab 44 Zaki dan Sinta
45 Bab 45 Asep Mencintai Adelia
46 Bab 46 Kelahiran Baby Misela
47 Bab 47 Kembalinya Zaki
48 Bab 48 Panggil Hanan Papi
49 Bab 49 Zaki Mencium Adel
50 Bab 50 Rencana Jahat Yumna
51 Bab 51 Bertemu Orang Tua Hanan
52 Bab 52 Sinta dengan Om-om
53 Bab 53 Kedatangan Zaki
54 Bab 54 Kedatangan Tamu
55 Bab 55 Pengakuan Sinta
56 Bab 56 Baby Misela Demam
57 Bab 57 Pilihan Adelia
58 Bab 58 Baby Misela pulang
59 Bab 59 Penyesalan Zaki
60 Bab 60 Pak Hanif di tangkap
61 Bab 61 Surat Dari Zaki
62 Bab 62 Melarikan Diri
63 Bab 63 Pergi ke Panti
64 Bab 64 Pergi Ke Jakarta
65 Bab 65 Hanan Galau
66 Bab 66 Hanan dan Asep Tiba di Jakarta
67 Bab 67 Bayangan Adelia
68 Bab 68 Bertemu Kembali
69 Bab 69 Hanan Kecelakaan
70 Bab 70 Hanan Dinyatakan Meninggal
71 Bab 71 Tamparan untuk Adelia
72 Bab 72 Bertemu Zaki
73 Bab 73 Perasaan Asep
74 Bab 74 Munculnya Yumna
75 Bab 75 Donor Darah
76 Bab 76 Pertemuan Asep dan Yumna
77 Bab 77 Jadian?
78 Bab 78 Naik Jabatan
79 Bab 79 Meninggalnya Bu Renita
80 Bab 80 Pemakaman Bu Renita
81 Bab 81 Kembalinya Hanan
82 Bab 82 Cobaan Datang Lagi
83 Bab 83 Batal Menikah
84 Bab 84 Resmi Menikah
85 Bab 85 Buka Perban
86 Bab 86 Pulang
87 Bab 87 Malam Pengantin
88 Bab 88 Perjuangan Hanan
89 Bab 89 Rumah Tangga Romantis
90 Bab 90 Ahir Dari Penderita (Revisi)
91 PENGUMUMAN
92 Karya Baru
Episodes

Updated 92 Episodes

1
1. Keseharian Ku
2
2. Sekolah
3
3. Persiapan Ke Pesta
4
4. Di Tempat Pesta
5
5. Benih Cinta
6
6. Kejutan yang Terkejut
7
7. Korban Tabrak Lari
8
8. Pemakaman Ayah
9
9. Ujian Akhir Sekolah
10
10. Di Rumah Zaki
11
11. Antara Bahagia dan Bimbang
12
12. Terpuruk Kedua Kalinya
13
13. Rencana Pindah Rumah
14
14. Awal Kebahagiaan Zaki
15
15. Resmi Pacaran
16
16. Pindahan
17
17. Rumah Baru
18
18. Tetangga Ghibah
19
19. Kencan Pertama
20
20. Cita atau Cinta
21
21. Pertemuan Tanpa Sengaja
22
22. Dirumah Pak RT
23
23. Cinta Hanan
24
24. Semakin Dekat
25
25. Gelisah
26
26. Ujian Nasional
27
27. First Kiss Zaki
28
28. Zaki yang sesungguhnya
29
Bab 29 Adel Tau perjodohan Zaki dan Sinta
30
Bab 30 Zaki Berhasil Balas dendam
31
Bab 31 Kegagalan Zaki
32
Bab 32 Cemburunya Hanan
33
Bab 33 Kissing with Hanan
34
Bab 34 Rebutan Calon Mantu
35
Bab 35 Nasi Goreng Ati Ampela
36
Bab 36 Rayuan Zaki
37
Bab 37 Adel Lulusan terbaik
38
Bab 38 Adel Hamil
39
Bab 39 Kekecewaan Ibu
40
Bab 40 Adel Bunuh Diri
41
Bab 41 Zaki Pergi Ke Singapura
42
Bab 42 Para Emak Gibah
43
Bab 43 Adelia akan diusir
44
Bab 44 Zaki dan Sinta
45
Bab 45 Asep Mencintai Adelia
46
Bab 46 Kelahiran Baby Misela
47
Bab 47 Kembalinya Zaki
48
Bab 48 Panggil Hanan Papi
49
Bab 49 Zaki Mencium Adel
50
Bab 50 Rencana Jahat Yumna
51
Bab 51 Bertemu Orang Tua Hanan
52
Bab 52 Sinta dengan Om-om
53
Bab 53 Kedatangan Zaki
54
Bab 54 Kedatangan Tamu
55
Bab 55 Pengakuan Sinta
56
Bab 56 Baby Misela Demam
57
Bab 57 Pilihan Adelia
58
Bab 58 Baby Misela pulang
59
Bab 59 Penyesalan Zaki
60
Bab 60 Pak Hanif di tangkap
61
Bab 61 Surat Dari Zaki
62
Bab 62 Melarikan Diri
63
Bab 63 Pergi ke Panti
64
Bab 64 Pergi Ke Jakarta
65
Bab 65 Hanan Galau
66
Bab 66 Hanan dan Asep Tiba di Jakarta
67
Bab 67 Bayangan Adelia
68
Bab 68 Bertemu Kembali
69
Bab 69 Hanan Kecelakaan
70
Bab 70 Hanan Dinyatakan Meninggal
71
Bab 71 Tamparan untuk Adelia
72
Bab 72 Bertemu Zaki
73
Bab 73 Perasaan Asep
74
Bab 74 Munculnya Yumna
75
Bab 75 Donor Darah
76
Bab 76 Pertemuan Asep dan Yumna
77
Bab 77 Jadian?
78
Bab 78 Naik Jabatan
79
Bab 79 Meninggalnya Bu Renita
80
Bab 80 Pemakaman Bu Renita
81
Bab 81 Kembalinya Hanan
82
Bab 82 Cobaan Datang Lagi
83
Bab 83 Batal Menikah
84
Bab 84 Resmi Menikah
85
Bab 85 Buka Perban
86
Bab 86 Pulang
87
Bab 87 Malam Pengantin
88
Bab 88 Perjuangan Hanan
89
Bab 89 Rumah Tangga Romantis
90
Bab 90 Ahir Dari Penderita (Revisi)
91
PENGUMUMAN
92
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!