"Del… Adel… Adelia tunggu aku!"
Ku hentikan langkah ku, mencari sumber suara yang memanggil nama ku.
Adelia Putri Winata adalah nama lengkap ku. Seperti kata Ayah aku cantik, periang dan pintar. Terbukti untuk masuk SMA Taruna Bangsa ini aku mendapat beasiswa penuh dari sekolah. Jadi aku tak perlu bayar uang gedung SPP bahkan buku. Aku hanya membayar untuk extra kulikuler yang aku ikuti di sekolah.
Dirumah maupun di sekolah temen-temen memanggil ku dengan sebutan Adel.
Aku adalah putri tunggal dari Pak Tono Chandra Winata dan Ibu Renita Ayu Wulandari. Dulu Ibu ku sempat hamil adik ku tapi sayangnya keguguran di usia 3 bulan. Setelah itu orang tua ku pun memutuskan hanya akan membesarkan aku.
Aku masih mencari siapa yang memanggil. Ternyata Putri yang memanggil ku. Dia berlari dari lorong sekolah mengarah pada ku.
Iya dia adalah sahabat baik ku. Putri Anastasya. Kita sudah berteman sejak di bangku SMP. Dia baik hati dan penyabar. Bahkan selalu dikatain culun karna dia memakai kacamata. Dan tak pernah marah sekalipun.
"Kamu cepet banget sih jalannya. Padahal udah aku panggil sejak di depan gerbang tadi. Huft… capek nih ngejar kamu."
"Sorry sorry kan kamu tau hari ini aku ada tugas di upacara bendera."
"Oiya… Aku malah lupa. Ya udah ayo jalan 5 menit lagi bel sekolah bunyi."
Kita berjalan ke kelas bersama. Ku turunkan tas, Merapikan baju, memakai topi, cek atribut dan dasi. Aku selalu ingin tampil baik di hadapan para guru. Bukan cari muka aku sedang mencoba mempertahankan gelar siswi terbaik di sekolah ini.
"Gimana udah okey belum Put?" Tanya ku pada Putri yang sedang mengelap kaca matanya.
"Bentar-bentar aku pakai kacamata dulu. Wah udah sip, kamu memang selalu cantik. ayo ke lapangan."
"Kamu juga cantik Putri sayang." Sambil ku rangkul pundaknya dan berjalan ke lapangan.
Aku bukan tipe anak yang gaul. Bahkan aku hanya ngobrol dengan beberapa teman saja di kelas atau bahkan adik kelas. Fokus ku memang belajar.
***
Upacara selesai kami semua masuk ke kelas masing-masing. Dan jam pelajaran hari ini adalah Matematika. Pak Narto nama gurunya.
Jangan salah namanya mungkin kudet tapi beliau adalah guru terfavorit di sekolah. Bagaimana tidak cara mengajarnya sangat mudah dipahami belum lagi Pak Narto ini masih muda masih umur 27 tahun. Dan ganteng pastinya.
"Pagi anak-anak." Sapa Pak Narto.
'Selamat pagi Pak guru.'
"Baik sebelum kita memulai pelajaran mari kita baca doa terlebih dahulu. Berdoa mulai!"
Kelas hening sejenak.
"Selesai. Ayo kumpulkan PR Minggu lalu. Zaki tolong bantu Bapak kumpulkan PR nya."
Zaki bangun dari tempat duduknya dan berjalan mengumpulkan buku PR kami. Dia adalah ketua di kelas kami. Zaki Alamsyah. Dia bukan cowok yang jail, dia baik hati dan disukai banyak cewek. Tapi masih jomblo. Padahal dia cukup sempurna untuk dijadikan pacar. Bahkan dia selalu jadi juara kelas dan aku selalu jadi yang kedua. Walau begitu kami jarang sekali ngobrol. Hanya seperlunya saja.
"Ini Pak."
Kata Zaki.
"Terimakasih."
Pelajaran pun dimulai. Rumus demi rumus ditulis di papan tulis. Kali ini cukup sulit.
"Nah anak-anak sudah Bapak jelaskan. Bapak kasih satu soal ya." Pak Narto menulis soal di papan tulis.
Putri yang terlihat sedang tidak fokus dipanggil oleh Pak Narto untuk mengerjakan soal di depan.
"Putri."
"Eh iya Pak."
"Sini maju kerjakan soal ini."
"Maaf Pak Putri belum paham hehe."
"Terus kenapa kamu melamun Putri?."
"Eng engga kok pak Putri engga melamun Putri lagi memahami soal dari Bapak hehe."
"Kalau gitu kamu saja Del."
Deg... gara-gara Putri nih jadi dilempar ke aku. Padahal lagi berusaha kerjain dibuku. Ku senggol pinggang Putri sebagai tanda kalau kesel sama dia. Dia hanya membalas tersenyum. Aku pun maju dan berusaha mengerjakan soal.
Dan ternyata ditengah jawaban aku kesulitan.
"Gimana Del?" Tanya Pak Narto.
"Ini Pak ada yang masih bingung saya." Sambil ku garuk kepala ku karena malu.
"Ada yang bisa bantu Adelia?"
Ku berbalik dan melihat teman-teman ku. Lalu Zaki pun mengangkat tangannya.
"Iya Zaki ayo maju bantu Adel."
Zaki pun menyelesaikan soal di papan tulis. Lalu tersenyum pada ku. Dan entah kenapa aku begitu terpesona dengannya. Eits jangan nyanyi ya.
"Sudah Pak." Kata Zaki
Pak Narto pun sejenak melihat ke papan tulis.
"Yak betul sekali. Bagus Zaki. Adel jangan lupa belajar lebih giat ya."
"Baik Pak." Jawab ku.
"Silahkan duduk." Kata Pak Narto.
Kami berjalan ke tempat duduk masing-masing.
Waktu belajar sudah usai. Akhirnya jam istirahat pun tiba.
"Put kamu mau ke kantin gak?." Tanya ku pada Putri.
"Iya Del ayok." Jawab Putri.
Baru mau keluar kelas tiba-tiba ada yang memanggil ku.
"Adel…!"
Ku menoleh ke belakang dan hanya ada Zaki disana.
"Iya Zak kamu manggil aku?." Tanya ku pada Zaki.
Dia pun berjalan menghampiri Ku.
"Maaf Put boleh pinjem Adelia sebentar?"
"Ohh iya boleh-boleh. Aku duluan ke kantin ya Del?"
Aku hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Putri.
Putri pun perlahan menjauh.
"Ada apa Zak?."
"Gini Del Minggu ini ada acara makan bersama di rumah Ku, maksudnya di rumah orang tua ku. Kamu mau gak Dateng ke rumah ku?"
What…? Zaki ngundang dinner dirumahnya? Aku yang terkaget dengan ucapan Zaki cuma mengangkat alis.
"Jadi gini Aku ulang tahun Minggu ini dan Ibu ku bilang suruh ngundang temen biar agak rame katanya. Jadi aku pikir aku mau undang kamu. Putri juga boleh ikut asal kamu juga Dateng Del. Ini undangannya."
Dia terlihat gugup. Menyodorkan sebuah undangan. Aku menerimanya.
"Iya Zak tapi Aku gak janji ya. Thanks undangannya aku ke kantin dulu ya. Bye…!" Ku lambaikan sebelah tangan ku pada Zaki sambil membalikan badan dan menuju kantin.
Tiba di kantin si Putri begitu heboh.
"Aduhh sayang si tampan kenapa tadi kepo aku tuh cepet cerita."
"Iya iya sabar aku beli makanan dulu terus kita duduk."
"Aku menanti mu."
Setelah membeli makanan aku pun menceritakan apa yang Zaki katakan.
*Uhuuukk uhuukkk*
Putri tersedak air yang dia minum karena kaget dengan perkataan ku.
"Yang bener aja Del? Ya ampun ini pertama kalinya Zaki ngundang kita. Eh tunggu jangan-jangan Zaki suka sama kamu Del."
"Ah jangan ngaco udah buruan makan keburu masuk."
***
Jam sekolah selesai. Aku berjalan pulang. Aku memang lebih suka berjalan dari pada naik ojek. Di persimpangan jalan tepat di depan ku tiba-tiba aku dikejutkan oleh sosok pemotor yang mengenakan helm hitam.
"Hai Del boleh aku anter kamu pulang?" Sambil melepas helm nya Zaki tersenyum begitu menawan.
"Eh kamu Zak bikin kaget aja deh."
"Iya sorry Del kalau kamu kaget. Jadi boleh gak aku nganter kamu pulang? Mendung nih ntar kamu kehujanan."
Aku berpikir sejenak. Memang cuaca sedang mendung bahkan nyaris mau ujan. Aku pun mengiyakannya.
Zaki mengaitkan helm nya di motor. Lalu menghidupkan mesin.
"Ayo naik."
Aku hanya mengangguk.
Dalam perjalanan tak ada sepatah kata yang keluar. Bahkan aku tak memberi arah pada Zaki. Dia sudah paham sekali rumahku.
Kami sampai. Memang hanya sebentar kalau naik kendaraan. Karna jaraknya memang gak jauh dan gak macet.
"Kamu udah tau rumah Ku Zak?" Tanya ku heran.
"Iya kebetulan aja kok sekitar sini ada rumah Tante ku terus gak sengaja aku pernah liat kamu pas aku main jadi aku tau." Terang Zaki.
"Oh gitu. Mau mampir dulu?"
Aku hanya basa-basi sih gak ngarep dia mampir karna belum pernah ada temen cowok yang main ke rumah ku.
"Engga makasi deh aku langsung pulang aja takut kehujanan."
"Oh okay thanks ya Zak udah mau nganterin pulang. Hati-hati dijalan ya."
Zaki pun hanya mengangguk seperti malu.
Dan sejak saat itu setiap hari Zaki mengantar ku pulang sekolah walau aku selalu menolaknya Zaki terus memaksa ku.
*****
...Terimakasih mohon dukungan ya Reader dengan tinggalin like komen fav dan vote-nya ❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
bby_acca
aku mampir kak and udah fav kan juga
2021-09-14
0
Mel Rezki
like
2021-09-05
0
hiatus
lanjut baca thor, semangatt hehe
2021-08-27
0