Dua minggu kemudian
Aku masih bersembunyi di rumah pribadiku tak ada niatan untuk kembali ke rumah sengsara itu lagi
Namun hari ini membuatku resah aku harus bertemu klien di restaurant membuatku harus keluar dari persembunyian ku
"Huftt"
"Kenapa sih gak bisa diwakilkan gitu" gerutuku kesal
"Ada apa non" tanya Ila
"Aku harus bertemu klien,,, di luar" ucapku
"Terus apa salahnya" tanya Sie
"Itu berarti aku harus keluar dari persembunyian ku" ucapku
Melihat ke arah Ila dan Sie tampak tak mengerti menbuatku menghembuskan nafas kasar
"Sabar... sabar" ucapku
"Berarti kemungkinan di luar sana aku bisa saja bertemu Gio dan aku males akan hal itu" ucapku sambil cemberut
"Di wakilkan gak bisa" tanya Ila
"Gak bisa" ucapku
"Oh gini aja non nyamar aja" ucap Sie memberi ide"
"Nyamar" tanyaku dengan dahi mengernyit
"Iya pake kaca mata sama topi" ucap Sie
"Hufttt ide gila" ucapku kesal
"Bagaimana bisa aku menyamar saat bertemu klien bisa bisa mereka mikir aku macem macem" ucapku dengan nada tertahan
"Gak usah macem macem non satu macem aja" ucap Ila sambil tertawa cekikikan
"Huh"
Aku pergi menuju mobil yang sudah siap sedari tadi dan melaju menuju pusat kota. Mengarahkan ke salah satu restaurant yang cukup mewah yang dijadikan sebagai tempat pertemuanku dengan klien nanti
Dua puluh menit waktu ku tempuh akhirnya sampai juga
Aku keluar dari dalam mobil sambil melepas kaca mata hitamku dan memasukkan ke dalam tas yang berada di lengan kananku
Mataku menelisik mencari keberadaan klien yang ingin ku temui namun ternyata mataku tak sengaja tersorot pada sepasang kekasih yang sedang makan sambil suap suapan membuatku berdecak kesal
Aku melihat ke arah makanan yang sepertinya baru saja dihidangkan
"Nona Arlla" ucap seseorang di belakangku sambil menepuk pundak ku membuatku terkejut
"Eh iya dengan tuan Ario" ucapku
"Bukan saya Max asisten tuan Ario" ucap laki laki di belakangku yang bernama Max
"Arlla?" ucap seseorang di samping Max yang ku tebak pasti Ario
"Iya mari kita cari tempat duduk" ajakku
"Saya sudah memesan meja" ucap Max
"Oh"
Kami berjalan menuju meja yang sudah di pesan oleh Max
Posisi ku duduk di depan Ario sedangkan Max berada di samping Ario membuat suasana canggung
Terlebih lagi posisi kekasih yang sepertinya sedang kasmaran yang tak lain adalah Gio dan Lela berjarak hanya satu meter dari tempat kami duduk
Jantungku berdegub kencang khawatir jika Gio menoleh kebelakang dan menemukanku
Aku masih belum siap jika harus bertemu dia dan Lela
"Kita mulai sekarang" tanya Max
"Iya" ucapku pelan
Meeting di mulai pukul 10:30 mendekati waktu jam makan siang
Setelah satu jam akhirnya meeting selesai juga membuatku sedikit bernafas lega namun yang ku herankan kenapa Gio dan Lela masih belum juga pergi
"Saya permisi pulang lebih dulu" ucapku sambil beranjak berdiri
"Tunggu dulu!!" ucap Ario sedikit keras membuat jantungku berdetak kencang
Aku yakin dan sangat yakin semua perhatian pengunjung pasti tertuju padaku termasuk Lela dan Gio
Untung saja aku masih menghadap membelakangi Ario dan Gio tak bisa melihat wajahku
Aku menggigit bibir bawahku bingung hendak apa yang selanjutnya akan ku lakukan
Apa aku harus pergi?
Begitu saja? Rasanya tidak sopan sama sekali
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Anfit Annisa Fitri Tangka
Udah kaya pintar msh jg punya mslh org ke 3
2021-11-17
0
Masiah Firman
ini cerita nya koq kyk gak pakai rem....td kan msh kuliah eeh tiba 2 sdh punya usaha banyak
2021-09-21
3
Nina Karlina
cerai aja arlla laki2 kaya gio hepaskan saja... pengkhianat jangan di kasih kesempatan kedua
2021-09-07
1