Satu bulan kemudian
Kini aku dan Irene kuliah di universitas yang sama
"Hei,,, kamu ada kelas gak nanti" ucap seseorang di belakangku membuatku harus memutar badan
"Gak ada memang kenapa" tanyaku
"Mau gak kita jalan bareng" ucapnya memberi tawaran
"Mmm gimana ya,, tapi.. " ucapku hendak menolak namun tak menemukan kata kata yang tepat
"Pliisss" ucapnya memohon
"Udahlah terima aja,,, aslinya suka tapi pura pura nolak lu" ucap Irene setengah berbisik
Membuat pipi ku merah dan degub jantungku yang sedari tadi berdebar kencang
"Yaudah deh iya" ucapku pada akhirnya
Dia adalah Gio teman lelaki pertama ku di universitas ini
...****************...
Saat ini aku dan Gio berada di sebuah mall terbesar di kota ini
Satu jam berkeliling mall ini dan berbelanja akhirnya kita pulang ke rumah
Lebih dulu dia mengantarkan diriku ke rumah namun kali ini ada yang aneh dia biasanya tidak pernah mampir namun kali ini dia berniat untuk bertamu sejenak
"Mau minum apa" tanyaku
"Terserah kamu aja" ucap Gio
Aku masuk ke dalam dapur dan membuatkannya minum
Sebenarnya ada pelayan sih tapi aku ingin membuatkannya minum dengan tanganku sendiri
Tak lama kemudian aku kembali dengan membawa secangkir kopi untuk Gio namun aku terkejut ternyata di sana ada mama dan papa
"Ini" ucapku sambil meletakkan kopi tersebut di hadapannya
"Terima kasih"
Aku duduk di samping mama dan hanya diam karena canggung
"Dia pacar kamu" tanya papa tiba tiba
"Bukan kita cuma temen" ucapku langsung takut papa salah paham
"Pacaran juga gak apa apa kok" ucap papa dengan senyum mengembang membuat pipi ku memerah
"Saya tidak ingin pacaran om,,, maksud tujuan saya kesini untuk melamar Arlla untuk menjadi pasangan hidup saya" ucap Gio membuatku tak percaya
Apa dia sedang melamarku?
Jantungku berdetak dengan cepat
"Kalau kami mengizinkan tapi semua keputusan ada di Arlla" ucap papa dan mama pun mengangguk tanda setuju
"Arlla,,, maukah kamu menjadi pendamping hidupku untuk selamanya" tanya Gio lembut sambil menatapku membuatku salah tingkah
"A.. a.. aku.. m... mau" ucapku terbata bata karena menahan rasa bahagiaku
Kini senyum Gio mengembang dengan sempurna di bibirnya membuatku terpesona
Sedangkan papa dan mama tersenyum haru sambil menatapku
"Assalamualaikum" ucap kk Viko yang baru pulang
"Waalaikumsalam"
"Siapa dia" tanya kk Viko langsung
"Calon adik ipar kamu" jawab mama
"Ha?" kk Viko melongo tak percaya
"Kenapa,,, kau kalah jauh dengan adikmu" ucap papa meremehkan
"Kau akan melangkahiku" ucap kk Viko
"Tidak aku hanya akan melewati kk aja" ucapku sambil menahan tawa
"Yaudah gk masalah asal kamu bahagia aja kk udah seneng" ucap kk Viko
"Makasih kk" kini aku memeluk kk Viko dengan erat
"Bella mana" tanya kk Viko setelah melepas pelukanku
"Ada... di kamarnya" jawabku
Kk Viko langsung masuk hendak menemui Bella yang sedang tertidur di dalam kamarnya
"Kita makan malam bareng,,, mau?" tawar mama
"Gak usah te saya harus segera pulang" ucap Gio sambil berdiri
"Ya sudah hati hati ya" ucap mama
Kemudian Gio beranjak dan berjalan keluar rumah
Setelah Gio pergi aku langsung masuk ke dalam kamarku
Aku menyentuh pipiku dan tak percaya dengan kejadian barusan
Senyum mengembang di bibirku dan itu tak pernah surut
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Sinta Dewi
ceritanya terburu buru, yg baca juga seperti disuruh cepat cepat, seperti sekilas info
2021-11-12
0
Masiah Firman
kan batu mulai kuliah koq tiba2 aja ngajak nikah
2021-09-16
0
Lysa Fauziah Akbar
buset br kenal udb main nikah aja, ga terburu"thor, msh pada labil kayanya
2021-09-15
0