Satu kata yang paling bermakna
Ketika kita telah berkeluarga
Satu kata yang mungkin lalai
Atau bahkan kita abai
Kebersamaan ...
Kata yang serasa mudah
Namun nyatanya sulit dilakukan
Satu atap tapi beda arah
......................
Memasuki musim dingin di Tokyo, memang bukan hal yang pertama kali dirasakan oleh Kaguro dan keluarganya. Mereka sudah hampir dua tahun menetap di Tokyo. Jadi, sudah pastinya mereka tak akan merasa canggung lagi dengan udara ekstrim yang melanda kota Tokyo tersebut.
Satu hal yang membuat Kaguro dan Rahayu menjadi sangat khawatir yaitu dua jagoan ciliknya.
Pasalnya, Akio dan Aichi yang masih berumur satu tahun itu, mereka belum bisa beradaptasi dengan perubahan cuaca di Tokyo tersebut. Jadi, Rahayu akan selalu memberikan perhatian khusus pada dua buah hati mereka itu.
Mulai dari memberikan mereka pakaian hangat nan tebal. Serta, selalu memakaikan kaus kaki dan sepatu untuk mereka. Walaupun, suasana di luar begitu dingin. Syukurlah, masih ada sinar matahari pagi nan dapat sedikit memberikan kehangatan pada tubuh.
Berhubung hari ini adalah hari weekend, Rahayu berencana mengajak sang suami untuk menemaninya dan dua buah hati mereka berjalan-jalan keliling kompleks perumahan.
Jadi, sebisa mungkin Rahayu tak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Dia membangunkan Kaguro, yang tadi kembali tidur sehabis shalat Subuh berjamaah.
Ya, kini Kaguro telah bisa menjadi seorang Imam bagi Rahayu. Rahayu sangat senang dengan perubahan serta kemajuan yang dialami oleh sang suami.
"Kangguru, bangun! Hei ..., ini sudah waktunya untuk bangun, Sayang!" pinta lembut Rahayu di dekat telinga Kaguro.
Anehnya, mereka tak pernah bisa melupakan panggilan kesayangan yang mereka miliki itu. Walaupun, saat ini mereka sudah menjadi seorang ayah dan ibu bagi Akio Hitoshi dan Aichi Hitoshi.
"Eum, haruskah, Sayangku Dokcan? Hem?! Aku masih mengantuk rasanya. Tadi malam, dua jagoan kita menyiksa ku dengan sesuka hati mereka. Jadi, tolong berikan aku waktu lima menit, ya?! Please ...!" mohon Kaguro pada sang istri.
"Nggak, bisa! Pokoknya, aku mau kamu bangun SEKARANG!!" kata Rahayu dengan menekankan kata sekarang tepat di telinga Kaguro.
Lalu, Rahayu pun berdiri dari duduknya dan sebelum pergi. Dia kembali mengulang perkataan nya tadi pada laki-laki yang sering di panggil Kangguru itu.
"Buruan, bangun! Aku, udah siapin anak-anak untuk kita ajak jalan-jalan sekitar kompleks, Sayang. Jadi, jangan lama-lama siap-siap nya! Oke ...?!" seru Rahayu seraya berteriak pada sang suami.
"Iya-iya, Sayangnya aku! Ini, aku lagi OTW (On The Way) bangun." sahut Kaguro yang sedari tadi sudah di cereweti istrinya.
Lalu, Rahayu pun melenggang keluar kamar dengan perasaan yang bahagia. Dia tersenyum lebar karena sudah berhasil mengganggu tidur sang suami.
"Hehe ..., emang enak di kerjain anak sendiri tadi malam!" bisik nya lirih pada dirinya sendiri.
"Itu juga yang sering aku rasakan, Sayang!" tambahnya lagi pada dirinya sendiri.
Si jagoan cilik mereka, kini tengah asyik belajar merangkak, tengkurep, bahkan mereka juga sering mengoceh tak jelas.
"Wa ..., wa ..., wa ...!" ucap si Aichi nan menggemaskan.
Sedangkan, Akio dia lebih sering bergerak aktif. Dia sepertinya adalah seorang bayi yang tak kenal lelah. Sesekali, dia merangkak dengan perlahan-lahan. Walaupun, akhirnya harus terjatuh lagi, lagi dan lagi secara berulang-ulang kali.
Rahayu yang menyaksikan hal itu, dia tak lupa untuk mengabadikan momen tersebut ke dalam kamera ponsel miliknya. Lalu, membagikan hal itu pada orang-orang terdekatnya.
"Nah, bagus, nih! Nanti, akan aku share ke ayah dan ayah mertua," ucapnya.
Ayah mertua yang dimaksud oleh Rahayu adalah ayahnya Ryu. Hal itu karena Aito telah menganggap Kaguro dan Kenzo adalah anak angkatnya. Makanya, dia menganggap Aito kini adalah ayah mertuanya.
Tak lama kemudian, Kaguro pun telah selesai bersiap-siap. Dia mendekati kedua buah hatinya dan memberikan kecupan manis untuk anak-anaknya.
"Eum, mah!" ucap Kaguro seraya mengecup lembut kedua pipi anak-anaknya.
Rahayu yang melihat hal itu, entah mengapa dia merasa iri pada anak-anaknya sendiri.
"Aku?! Bagaimana, denganku?! Apa kamu tidak akan memberikanku kecupan selamat pagi, Kangguru ku?" ucap Rahayu dengan mengerucutkan bibirnya yang telah terlihat cemberut.
"Aish! Kamu ada-ada saja, Dokcan ku! Masa, sih kamu cemburu sama anak sendiri?! Hem?!" tegur Kaguro seraya meledek sang istri.
"Tahu, ah!" lalu, Rahayu pun beranjak pergi untuk mengambil keperluannya yang akan ia pakai nanti ketika pergi jalan-jalan.
"Jagoan-jagoan nya Ayah dan Bunda! Ayah, mau pergi membujuk Bunda dulu, ya! Kalian diam aja disini sebentar, ya!" pinta Kaguro pada kedua jagoan ciliknya.
Saat ini, Kaguro tengah memasukkan anak-anaknya ke dalam stroller (Kereta Bayi). Setelah itu, dia pun menyusul sang istri ke kamar mereka.
Rahayu yang tengah sibuk memakai syal itu. Tiba-tiba, ia di kejutkan oleh tangan suaminya yang telah melingkar sempurna di pinggangnya yang ramping.
Rahayu yang tengah berdiri di depan cermin, sontak langsung membalikkan tubuhnya menghadap kearah sang suami.
"Ka-Kangguru! A-apa yang kamu mau lakukan, hah?!" ucap Rahayu yang masih saja belum terbiasa, dengan kemesraan yang tiba-tiba dari sang suami tercinta.
"Bukankah, tadi kamu memintaku untuk menci ...," belum lagi selesai ucapan Kaguro. Rahayu langsung membekap mulut suami tercintanya itu.
"Hehehe ..., a-aku meminta apa?! Aku tidak minta apa-apa, kok! Hehehe ..., k-kamu pasti salah dengar! Eh, mana si kembar jagoan ku, hem?! Kenapa kamu meninggalkan mereka berdua saja, hah?! Nanti, kalau mereka terjatuh dan terluka bagaimana?! Nanti, kalau me ...," mulut Rahayu pun sudah di tutup rapat oleh bibir Kaguro.
Setelah mendapatkan kecupan manis nan hangat itu. Kaguro, langsung keluar dari kamar. Lalu, sebelum pergi dia sempat berkata,
"Itu untuk menghilangkan rasa cemburu mu. Aku akan melihat anak-anak dulu. Cepatlah, bersiap! Kita akan pergi setelah sarapan." ujar Kaguro.
Kemudian Kaguro pergi meninggalkan Rahayu yang masih termangu akibat ulahnya barusan pada Rahayu.
Jantung Rahayu masih sama seperti pertama kalinya mereka melakukan hal barusan yang mereka lakukan itu. Tetap berdetak sangat kencang dan cepat. Dia bahkan, merasa kehabisan nafas dan kata-kata.
"Huh ..., huh ..., huh ...!" Rahayu mencoba mengatur kembali nafasnya dan menetralkan lagi detak jantungnya.
Tangannya, sambil terus mengibas-ngibas karena merasa panas di wajahnya saat ini. Setelah selesai memakai syalnya, Rahayu pun berjalan menuju meja makan. Dia menyiapkan sarapan untuk baby twins, suami tercinta dan juga kucing kesayangan mereka.
Sedangkan Kaguro, dia asyik mengajak anaknya untuk bercanda dengannya.
"Ba ..., ba ..., eh anak ayah kedua-dua nya tampan, ya!" ucap Kaguro yang memuji-muji anak-anaknya itu.
Lalu, Rahayu pun menyahuti ucapan Kaguro barusan.
"Iya, dong! Anak aku, gitu loh!" ucap Rahayu menyombongkan dirinya.
"Kamu lupa, Sayang?! Aku, 'kan juga turut serta dalam proses pembuatan mereka!" ucap Kaguro seraya terkekeh.
"Ups! Iya-ya!" ucap Rahayu malu setelah itu.
"Sarapan sudah siap! Ayo, sini semuanya!" seru Rahayu pada suami dan anak-anaknya.
"Kami datang, Bunda!" teriak Kaguro menyahuti perintah sang istri tercintanya itu.
Sarapan pun berlangsung dengan lancar. Loreng dan Manis juga memakan makanannya dengan lahap. Setelah selesai, mereka pun segera pergi untuk jalan-jalan.
"Yuk, kita pergi!" ajak Kaguro pada istri dan anak-anaknya.
"Ayo, Ayah!" sahut Rahayu dengan penuh semangat pada sang suami yang telah menjadi ayah terbaik bagi anak-anak mereka.
...*****...
Sementara itu, ketiga gadis yang berada di rumah Kenzo saat ini. Mereka semua tengah berkumpul di halaman rumah Kenzo dan Prisha itu. Berbagai macam hal mereka lakukan di sana. Ada yang bermain salju, ada yang sibuk menggambar dan ada yang sibuk dengan ponselnya.
Cece yang memang sangat suka bermain salju itu, kini ia tengah membuat manusia salju nan indah. Setelah usahanya itu membuahkan hasil, tak sengaja si Aster menghancurkan manusia salju buatan sang adik.
Ketika melihat manusia saljunya hancur, Cece tak terima. Dia memarahi sang kakak yang memang tak sengaja menghancurkan manusia salju buatannya.
Akhirnya, terjadilah keributan di halaman rumah Kenzo karena ulah adik-adiknya.
"Kak Aster, pokoknya Cece mau Kakak buat lagi yang sama persis seperti yang Cece buat tadi! Hiks ..., hiks ..., hiks ...! Nggak, mau tahu! Pokoknya, harus, Kak! Hiks ..., hiks ..., hiks ...!" seru Cece yang masih menangis tersedu-sedu.
"Ih, nggak mau, ah! Kan, Kakak nggak sengaja, Ce?! Jangan, cengeng gitu kali, Ce!" ucap Aster seenaknya saja.
Coni pun angkat bicara soal perkelahian yang terjadi diantara adik-adiknya itu.
"Udah-udah! Kalian berdua, bisa nggak, sih?! Jangan, berantem!" seru Coni kesal pada kedua adik-adiknya itu.
Tak lama kemudian, datanglah Kenzo untuk menengahi perdebatan tersebut.
"Ada apa, ini? Mereka ribut kenapa lagi, Con?!" tanya Kenzo panik.
"Manusia salju, Kak!" jawab Coni apa adanya.
"Oh, cuma manusia salju. Sini, biar Kakak bantu buatkan untuk Cece, ya?!" ucap Kenzo penuh perhatian.
"Beneran, Kakak mau buatkan aku manusia salju, Kak?!" tanya Cece dengan penuh semangat.
"Iya, Cantik!" ucap Kenzo seraya mentoel hidung Cece.
"Seneng, tuh yang di perhatikan mulu sama Kak Kenzo!" celetuk Aster yang merasa cemburu pada Cece.
"Biarin, Week!" ucap Cece seraya mengejek Aster sang Kakak.
Coni yang tampak asyik dengan buku gambar serta pensil yang ada di tangannya. Ia tampak tak terlalu menghiraukan ocehan-ocehan yang tersaji di hadapannya saat ini.
Dia seolah asyik dengan dunianya sendiri. Tanpa merasa terganggu sedikit pun oleh huru-hara ataupun drama yang di lakoni oleh adik-adiknya itu.
Sesekali, Kenzo memperhatikan kelakuan sang kakak tertua dari ketiga gadis cantik tersebut. Walaupun, saat ini ia tengah membuatkan manusia salju untuk Cece.
"Sebenarnya, apa yang tengah dilakukan oleh Coni, ya?! Kenapa, dia terlihat sangat fokus sekali?!" gumam Kenzo dalam hatinya.
Prisha yang memperhatikan mereka dari dalam rumahnya. Dia melihat sang suami tengah membuatkan manusia salju untuk Cece. Dia merasa sangat senang, dia berharap kelak jika buah hati mereka lahir. Kenzo juga akan sebahagia sekarang ini.
"Sayangnya Bunda!" ucap Prisha pada anak yang ada dalam kandungan tersebut. Dia juga tak lupa mengelus-elus perut buncitnya itu.
"Semoga, nanti ayah mu juga akan senang seperti sekarang, ya! Saat nanti kamu telah lahir ke dunia ini!" ucap Prisha.
Lalu, tak lama kemudian. Prisha merasakan perutnya sangat sakit. Sampai-sampai ia tak sanggup lagi untuk menahan rasa sakitnya.
"Auh ..., auh ..., sakit ...! Sakit sekali ...!" pekiknya lirih.
Beruntunglah, sang pembantu rumah tangga, segera menolongnya dan para bodyguard yang berjaga-jaga di dalam rumah juga telah berlari untuk memberitahukan hal itu pada Kenzo.
"Ayo, duduk disini dulu, Nyonya!" pinta sang Bibi yang aslinya adalah orang Indonesia.
Itu semua permintaannya Prisha, katanya itu agar memudahkannya dalam belajar memasak untuk Kenzo. Jadi, dia tak mau jika pembantunya itu asli orang Jepang. Itu akan membuat kendala dalam komunikasi mereka nantinya.
"Nyonya, mohon bertahan sebentar lagi!" ucap sang Bibi yang juga semakin panik.
"Ah, Bi! Sakit ..., ini sakit sekali ...!" teriak Prisha.
Kenzo pun segera berlari menuju rumahnya untuk melihat keadaan sang istri tercintanya. Lalu, ketika dia baru saja sampai. Tanpa pikir panjang lagi, dia mengangkat tubuh sang istri dengan gagahnya.
Setelah itu, mereka pergi memakai mobil menuju rumah sakit terdekat dari kediaman mereka.
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Rinjani
Kenzo kaya kok punya ART ma Bodyguard lo Kagoru ma Rahayu gK punya yaaa🙏🙏🙏
2022-06-19
1
AI💔
kalau bukan emak & istri sendiri yg ingatkan,g mungkin istri ato emak tetangga yg ingatkan loh kaguro
2022-03-21
2
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
lanjutan kisah yang menarik. maaf ya Kaka sayang baru mampir. soalnya aku punya kesibukan skrng di audio room😚
2021-09-11
1