Disayang ibu

Zhou Fang Yin berusaha meraih pinggiran kolam tempatnya berdiri tadi, jaraknya dengan air hanya sekitar satu meter saja. Mengingat bahwa danau barat adalah yang paling dalam, sang putri ketar-ketir sendiri. Ia tidak bisa berenang, dan hanfu panjangnya semakin mempersulit keadaan.

"Zhou Fang Yin, raihlah tangan ibu." titah Permaisuri Yang Jia Li, wanita licik itu berpura-pura khawatir dan menyelamatkannya, padahal ia sendiri yang mendorongnya.

"Ayo, raihlah!" Yang Jia Li mengulurkan tangannya, namun ia tidak benar-benar ingin menolong.

"Ayo, nak, raihlah."

Kaisar Zhou yang mendengar kekacauan segera berlari keluar dari aula barat, rasa khawatir menguasainya saat melihat Zhou Fang Yin berada diambang jurang.

"Pengawal! Pergi selamatkan Putri Fang Yin." titahnya.

Para pengawal segera berlari menuju seberang danau yang sangat luas, mereka berlari sekuat tenaga untuk sampai dengan cepat.

Kaisar dan Wu Li Mei pun melakukan hal yang sama, sang selir mengangkat hanfunya tinggi-tinggi. Berlari tanpa ragu menuju sisi danau, tempat Fang Yin menggantung. Bayangan ketika ia tenggelam mulai merasuk memenuhi kepalanya, seketika ia merasa takut dan napasnya mulai tercekat.

Melihat para pengawal, Kaisar Zhou serta Wu Li Mei berlari ke arah mereka. Yang Jia Li semakin takut, takut jika putri kecil itu mengatakan yang tidak-tidak nantinya.

"Ayo, cepat raihlah tanganku, dasar bodoh!" umpatnya, sang permaisuri berkata sepelan mungkin namun masih didengar oleh Zhou Fang Yin.

Sang putri mahkota tentu saja hendak meraih tangan Yang Jia Li, tapi ia tidak sanggup bertahan karena tanah di pinggiran danau yang semakin mendorongnya menjauh. Zhou Fang Yin tidak sanggup lagi, tangannya terulur kepada sang permaisuri, hanya tinggal sedikit lagi.

Tapi, satu tangannya yang digunakan bertumpu terlepas, tanah mendadak amblas dan Zhou Fang Yin terjatuh bersamanya.

Dari sisi danau ini pinggirannya hampir setinggi dua meter, pinggiran danau itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan aula barat karena bentangan alam yang berbeda.

Suara gemuruh sang putri jatuh ke danau, membuat napas Wu Li Mei tertahan. Memori itu datang lagi, melihat Zhou Fang Yin mencoba menggerakkan tangannya untuk meraih permukaan. Wu Li Mei berhenti, detak jantungnya berpacu hebat. Anaknya tenggelam di depan matanya sendiri, dan pelakunya adalah orang yang sama.

"Tolong! To...long!!" Zhou Fang Yin berteriak sekuat tenaga, menyibak air agar dirinya tidak tenggelam. Tapi nihil, tak ada satu pun bantuan. Ia malah semakin kelelahan, air masuk lewat hidung dan mulutnya. Dengan napas tercekat, untuk terakhir kalinya sang putri kecil menatap Wu Li Mei, sebelum akhirnya tenggelam.

Tubuh sang putri perlahan mulai turun, menuju dasar danau yang dalam dan dingin. Telinganya mendengung, ia tak lagi bisa mendengar suara. Air sudah memenuhi paru-parunya, dibatas kesadarannya, Zhou Fang Yin merutuki pertemuannya dengan permaisuri licik itu. Seandainya ia tidak terpengaruh dan berakhir jatuh ke danau, setidaknya ia masih baik-baik saja sekarang.

Dalam hati kecilnya, sang putri menangis menyadari sebuah kenyataan pahit. Zhou Fang Yin ingin menyangkal tapi tak bisa, Permaisuri Yang Jia Li benar. Wu Li Mei tidak pernah menganggapnya ada, wanita itu bahkan tidak mengulurkan tangannya di saat terakhir.

Zhou Fang Yin merasakan berat di kedua kelopak matanya, dari kedalaman ini, sinar matahari semakin meredup.

"TIDAAAAAAKKK!!" Yang Jia Li berteriak histeris, permaisuri itu menangis sejadi-jadinya dan memukuli dirinya sendiri. Bukan karena merasa bersalah, tapi agar dirinya terlihat tidak bersalah. Kedua dayangnya segera mencekal tangan Yang Jia Li, wanita itu meronta dan mengucapkan kata-kata penuh penyesalan.

Tak satu pun pengawal yang turun menyelam, karena tidak satu pun dari mereka bisa berenang. Karena jarak yang jauh, saat mereka sampai di tempat, sang putri sudah sepenuhnya tenggelam.

"Apa yang kalian lakukan, selamatkan Putri Fang Yin!" sentak Kaisar Zhou.

"Kami....kami tidak bisa berenang, Yang Mulia."

"Apa!?"

Byuuuuuuuurrrr...........

Semua orang yang berada di sekitar danau menoleh pada satu titik, mereka sama-sama bungkam saat Wu Li Mei melompat ke danau. Sang selir agung dengan lincah menyelami air danau yang dingin, ia berenang secepat mungkin menuju titik dimana Zhou Fang Yin tenggelam.

"Wu Li Mei! Apa yang kau lakukan?!" teriak Kaisar Zhou dari pinggir danau, "Cepat cari bantuan!" suruhnya pada ketiga pengawal.

Wu Li Mei mengambil napas lalu kembali menyelam, beruntung air danau yang jernih membuat jarak pandangnya cukup jauh. Sang selir menemukan apa yang ia cari, gadis kecil yang sangat mirip dengannya. Berjarak sekitar lima meter dari tempatnya berada. Wu Li Mei tanpa ragu menyelam turun, Risa akan sangat merutuki dirinya jika ia gagal menyelamatkan anak Wu Li Mei. Bukankah kehadirannya di dunia aneh ini adalah untuk kebaikan? Risa sudah bertekad hidup dengan baik tanpa penyesalan disini.

Hanya tinggal sedikit lagi, wanita itu menyibak beberapa kali dan ia bisa menggapai sang putri. Dengan segera ia mendekap Zhou Fang Yin dan membawanya ke permukaan. Sekuat tenaga Wu Li Mei menggapai permukaan, sial, kaki kirinya kram, tapi wanita itu terus memaksakan diri.

"Bwahhhhh!!!" Wu Li Mei mengambil napas dengan rakus, mengisi kembali oksigen di paru-parunya.

Sang selir segera berenang menepi ke tempat terdekat, para pengawal segera membantunya. Wu Li Mei sampai tidak sadar jika sekarang sudah banyak orang berkumpul di pinggir danau, termasuk ibu suri.

Kaisar Zhou meraih sang putri dan menariknya menuju daratan, dibantu oleh para pengawal. Terakhir, sang kaisar menarik Wu Li Mei penuh khawatir. Ibu Suri mendekat, memeriksa napas Zhou Fang Yin yang sudah menghilang.

"Cepat panggilkan, Tabib Zhong!" teriaknya, wanita tua itu mendekap tubuh dingin Zhou Fang Yin yang memucat.

"Fang Yin, anakku." Yang Jia Li memanfaatkan keadaan dengan baik, wanita itu dengan berderai air mata merintih di samping tubuh Zhou Fang Yin. Mengundang empati orang-orang di istana.

Wu Li Mei menyaksikan drama itu dengan tatapan bengis, ia masih kesulitan mengatur napasnya. Tentu saja wanita itu akan membuat perhitungan dengan permaisuri licik itu, tapi ada yang lebih penting, keselamatan Zhou Fang Yin.

"Ibu!"

"Ibu, apa Ibu baik-baik saja?"

Zhou Ming Hao tergopoh-gopoh mendekat, karena cedera kakinya, ia dibantu oleh adiknya, Zhou Xie Ling.

Wu Li Mei mengangguk, "Ya, ibu baik-baik saja." setelah mengatakannya, Wu Li Mei bangkit, berjalan cepat menuju Zhou Fang Yin.

Selir agung itu menarik kuat permaisuri yang mencoba memeluk Zhou Fang Yin, Wu Li Mei sungguh muak dengan drama ini.

Sang selir meraih tubuh dingin sang putri dari dekapan ibu suri, meminta orang-orang untuk menjauh dan memberi ruang. Wu Li Mei memposisikan tubuh Zhou Fang Yin agar terlentang, wanita itu melepas ikatan hanfu di pinggang sang putri, juga beberapa tusuk konde yang mengganggu.

Wu Li Mei segera memberikan pertolongan pertama, ia memeriksa napas sang putri, dan nihil. Ia beralih memeriksa denyut nadi di leher Zhou Fang Yin, meski sangat lemah, tapi ia masih bisa merasakannya. Tanpa menunggu lagi, Wu Li Mei melakukan CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) atau resusitasi jantung paru-paru. Beruntung, Risa masih cukup handal dalam pertolongan pertama, tidak sia-sia ia pernah mengabdi di UGD yang sibuk. Wu Li Mei memberikan CPR dengan kecepatan tinggi.

"Yang Mulia?" Tabib Zhong mendekat panik, pria tua itu melihat keadaan Zhou Fang Yin yang sudah sangat pucat dan bibirnya membiru.

"Tabib Zhong?"

"Ya, Yang Mulia."

"Tolong buka jalan napas untuk Zhou Fang Yin, buka mulutnya dan letakkan telunjuk dan ibu jarimu di antara kedua pipinya."

Tabib Zhong mengangguk, ia memposisikan diri sesuai instruksi dari sang selir agung.

Sudah hampir lima menit, tapi napas Zhou Fang Yin belum kembali. Wu Li Mei sudah berulang kali memberikan napas buatan dan CPR.

"Yang Mulia!" ujar Tabib Zhong, pria dengan hanfu putih itu mendekatkan telingannya ke arah mulut dan hidung Zhou Fang Yin. "Saya bisa merasakannya, meskipun lemah tapi napasnya sudah kembali." tambahnya.

Semua orang mulai bernapas lega, terutama Wu Li Mei. Wanita itu memeriksa denyut jantung sang putri dan benar saja, denyutnya mulai kembali. Masih lemah, tapi jauh lebih baik.

Zhou Fang Yin terbatuk mengeluarkan banyak air yang memenuhi paru-paru, sang putri akhirnya sadarkan diri. Ia mengambil napas dalam, karena masih merasa sesak di pernapasan.

"Zhou Fang Yin, apa kau mendengar ibu?" Wu Li Mei menepuk bahu sang putri untuk memeriksa respon tubuhnya.

"Nak, apa kau mendengar ibu?"

Zhou Fang Yin mengangguk lemah.

"Kau tahu ini dimana?"

Sang putri kembali mengangguk.

Wu Li Mei tersenyum haru, mengusap pipi Zhou Fang Yin dan mengecup keningnya. "Anak pintar, kau harus bertahan sayang."

"Tabib!" panggil Wu Li Mei.

Para tabib mendekat, kali ini mereka membawa peralatan lengkap seperti tandu, bidai, mitela, dan beberapa herbal. Setelah insiden sang putra mahkota, Wu Li Mei. merombak besar-besaran sistem kesehatan di istana. Dibantu oleh Tabib Zhong, ia banyak mengajarkan tindakan pertolongan pertama disamping kesibukannya merawat Zhou Ming Hao dan Zhou Xie Ling.

"Siapkan tandu, dan bawa Putri Fang Yin kembali ke paviliunnya. Minta para dayang mengganti hanfunya dengan yang lebih tebal, berikan banyak penghangat dan sup hangat untuk Xiao Yin."

"Baik, Yang Mulia." Para tabib segera menyiapkan tandu.

Wu Li Mei hendak bangkit, ia pun harus mengganti hanfunya dan menyiapkan beberapa herbal untuk Zhou Fang Yin. Nanum, tangannya dicekal oleh sang putri sendiri. Wu Li Mei menoleh, seketika ia panik saat Zhou Fang Yin menangis, "Ada apa sayang? Dimana yang sakit?" tanya Wu Li Mei.

"Kau kesulitan bernapas?"

"Dimana yang sakit, nak?"

Zhou Fang Yin terduduk, dengan susah payah karena kondisinya yang lemah. Gadis kecil itu meraih tangan halus sang ibu, "Apa......apa.....apa ibu menyayangiku?"

Sebuah pertanyaan yang lolos berhasil membuat semua orang mengerutkan keningnya, termasuk Wu Li Mei.

"Apa maksudmu?"

"Apa....hiks." Zhou Fang Yin tidak dapat menahan isakannya. "Apa ibu menyayangiku?" cicitnya.

Wu Li Mei mengangguk, ia menangkup kedua pipi Zhou Fang Yin dan menghapus air matanya. Jika diperhatikan dari dekat, Zhou Fang Yin benar-benar jiplakan dari sang selir agung. Garis wajahnya, alis, hidung, bentuk bibirnya nyaris sama. Bedanya, sang putri punya tatapan mata yang lebih teduh. Sama seperti tatapan mata Kaisar Zhou.

"Tentu saja ibu menyayangimu."

Zhou Fang Yin tidak sanggup lagi, ia memeluk erat Wu Li Mei. Menangis tersedu-sedu dengan sisa tenaga yang ia miliki.

Terpopuler

Comments

X'tine

X'tine

🥰🥰🥰🥰🥰🥰

2024-02-04

0

RINDI INEKE XIE 23

RINDI INEKE XIE 23

ahh thor ,kenapa kau beri bawang disini...apa karna harga bawang masih murah...???huaaaaaa😭😭😭😭🤧🤧

2023-10-11

1

syarofi nissa

syarofi nissa

mengandung bawang ini...huhuhu

2023-09-11

2

lihat semua
Episodes
1 Novel Jessy
2 Undangan
3 Kecelakaan
4 Penggalan novel
5 Dibalik insiden
6 Putri kecil ibu
7 Bertemu sang permaisuri
8 Bersedih hati
9 Setangkai bunga
10 Menghabiskan malam
11 Ditinggal
12 Jalan-jalan
13 Sehari bersama Zhou Ming Hao
14 Hari perayaan
15 Percaya
16 Disayang ibu
17 Ancaman sang selir
18 Mulai membaik
19 Kehebohan di pasar
20 Berita baik
21 Permainan kecil
22 Hari yang sibuk
23 Dinasti Su
24 Pergi untuk kembali
25 Hari yang ditunggu
26 Sang Pangeran Timur
27 Keributan di pasar
28 Obat berkhasiat
29 Kembali untukmu
30 Rencana Yang Jia Li
31 Keanehan
32 Semakin memburuk
33 Pencarian Yang Li
34 Peran sang pangeran
35 Marah atau cemburu?
36 Terkuak
37 Aula penyiksaan
38 Dialah pelakunya!
39 Tipu muslihat
40 Departemen Kejaksaan
41 Upaya penyelamatan
42 Nasib
43 Mengawasi permaisuri
44 Trik gelap
45 Menyusup
46 Tak tinggal diam
47 Licik
48 Elang dan pesan
49 Hari eksekusi
50 Pembelaan pertama
51 Pembelaan kedua
52 Tak terduga
53 Kecewa
54 Salju pertama
55 Siapa yang tetap bertahan?
56 Efek demam
57 Menghindar
58 Dayang Hong
59 Lolos lagi
60 Kekecewaan
61 Peony yang layu
62 Nasib malang
63 Berduka
64 Hari-hari berbeda
65 Sang dokter
66 Sebuah pengumuman
67 Mulai praktek
68 Lukisan peony
69 Mulai curiga
70 Bertemu dengan selir
71 Kaisar kembali
72 Ibu Suri
73 Menyela permaisuri
74 Menggoda kaisar
75 Pembalasan
76 Wajah pias
77 Undangan Negeri Hang
78 Catatan herba beracun
79 Mengetahui rencana
80 Harus menyusun rencana
81 Ragu
82 Dayang pengkhianat
83 Hukuman pedih
84 Mengapa Yang Zhe Yan?
85 Sungai dan pertemuan
86 Wajah yang sama
87 Buku yang sama
88 Meminta bantuan
89 Kisah pelik di balik tahta
90 Kaisar dan permaisuri licik
91 Balai baca tulis
92 Koin emas dan ibu jari
93 Akhirnya pulang
94 Berry pembuat masalah
95 Pemeriksaan paviliun permaisuri
96 Permintaan Wu Li Mei
97 Hukuman Yang Jia Li
98 Kepergian permaisuri
99 Penghujung minggu
100 Penyamaran di pasar
101 Mengenali
102 Makan malam
103 Wanita untuk Jian Zhu
104 Toko obat hancur
105 Kabar buruk
106 Dia dalangnya
107 Menuju toko obat
108 Bertemu langsung
109 Zhou Jiang Wu
110 Toko yang baru
111 Herbal dari istana
112 Menjadi pengasuh
113 Herbal untuk sang nyonya
114 Gadis cantik di pasar
115 Hukuman Ho Xin Xin
116 Mencari si gadis cantik
117 Pembukaan toko baru
118 Bertemu langsung
119 Mari bekerja sama
120 Kau milikku
121 Keluarga Xu
122 Arti bunga camelia
123 Jing Xuan dan seorang wanita
124 Danau dan merpati
125 Teh beracun
126 Terlalu sering keluar
127 Kisah dua remaja
128 Ketahuan ibu
129 Butuh pemuas nafsu
130 Butuh pemuas nafsu
131 Para pemuda
132 Ketahuan dan peraturan
133 Festival
134 Festival (2)
135 Guru besar
136 Kebetulan bertemu
137 Wu Li Mei jatuh sakit
138 Pengumuman!
139 Dibalik peristiwa
140 Kesehatan yang memburuk
141 Pemberontakan Negeri Selatan
142 Kembalinya Sang Permaisuri
143 Menyusun rencana
144 Obat yang manjur
145 Penyerangan dan eksekusi
146 Kaisar disekap
147 Kembali ke istana
148 (End) Menggapai cahaya bulan
149 Salam terakhir
150 Pengumuman!!
151 Extra Part I
152 Extra Part II
153 Extra Part III
154 Extra Part IV
155 Final Part
Episodes

Updated 155 Episodes

1
Novel Jessy
2
Undangan
3
Kecelakaan
4
Penggalan novel
5
Dibalik insiden
6
Putri kecil ibu
7
Bertemu sang permaisuri
8
Bersedih hati
9
Setangkai bunga
10
Menghabiskan malam
11
Ditinggal
12
Jalan-jalan
13
Sehari bersama Zhou Ming Hao
14
Hari perayaan
15
Percaya
16
Disayang ibu
17
Ancaman sang selir
18
Mulai membaik
19
Kehebohan di pasar
20
Berita baik
21
Permainan kecil
22
Hari yang sibuk
23
Dinasti Su
24
Pergi untuk kembali
25
Hari yang ditunggu
26
Sang Pangeran Timur
27
Keributan di pasar
28
Obat berkhasiat
29
Kembali untukmu
30
Rencana Yang Jia Li
31
Keanehan
32
Semakin memburuk
33
Pencarian Yang Li
34
Peran sang pangeran
35
Marah atau cemburu?
36
Terkuak
37
Aula penyiksaan
38
Dialah pelakunya!
39
Tipu muslihat
40
Departemen Kejaksaan
41
Upaya penyelamatan
42
Nasib
43
Mengawasi permaisuri
44
Trik gelap
45
Menyusup
46
Tak tinggal diam
47
Licik
48
Elang dan pesan
49
Hari eksekusi
50
Pembelaan pertama
51
Pembelaan kedua
52
Tak terduga
53
Kecewa
54
Salju pertama
55
Siapa yang tetap bertahan?
56
Efek demam
57
Menghindar
58
Dayang Hong
59
Lolos lagi
60
Kekecewaan
61
Peony yang layu
62
Nasib malang
63
Berduka
64
Hari-hari berbeda
65
Sang dokter
66
Sebuah pengumuman
67
Mulai praktek
68
Lukisan peony
69
Mulai curiga
70
Bertemu dengan selir
71
Kaisar kembali
72
Ibu Suri
73
Menyela permaisuri
74
Menggoda kaisar
75
Pembalasan
76
Wajah pias
77
Undangan Negeri Hang
78
Catatan herba beracun
79
Mengetahui rencana
80
Harus menyusun rencana
81
Ragu
82
Dayang pengkhianat
83
Hukuman pedih
84
Mengapa Yang Zhe Yan?
85
Sungai dan pertemuan
86
Wajah yang sama
87
Buku yang sama
88
Meminta bantuan
89
Kisah pelik di balik tahta
90
Kaisar dan permaisuri licik
91
Balai baca tulis
92
Koin emas dan ibu jari
93
Akhirnya pulang
94
Berry pembuat masalah
95
Pemeriksaan paviliun permaisuri
96
Permintaan Wu Li Mei
97
Hukuman Yang Jia Li
98
Kepergian permaisuri
99
Penghujung minggu
100
Penyamaran di pasar
101
Mengenali
102
Makan malam
103
Wanita untuk Jian Zhu
104
Toko obat hancur
105
Kabar buruk
106
Dia dalangnya
107
Menuju toko obat
108
Bertemu langsung
109
Zhou Jiang Wu
110
Toko yang baru
111
Herbal dari istana
112
Menjadi pengasuh
113
Herbal untuk sang nyonya
114
Gadis cantik di pasar
115
Hukuman Ho Xin Xin
116
Mencari si gadis cantik
117
Pembukaan toko baru
118
Bertemu langsung
119
Mari bekerja sama
120
Kau milikku
121
Keluarga Xu
122
Arti bunga camelia
123
Jing Xuan dan seorang wanita
124
Danau dan merpati
125
Teh beracun
126
Terlalu sering keluar
127
Kisah dua remaja
128
Ketahuan ibu
129
Butuh pemuas nafsu
130
Butuh pemuas nafsu
131
Para pemuda
132
Ketahuan dan peraturan
133
Festival
134
Festival (2)
135
Guru besar
136
Kebetulan bertemu
137
Wu Li Mei jatuh sakit
138
Pengumuman!
139
Dibalik peristiwa
140
Kesehatan yang memburuk
141
Pemberontakan Negeri Selatan
142
Kembalinya Sang Permaisuri
143
Menyusun rencana
144
Obat yang manjur
145
Penyerangan dan eksekusi
146
Kaisar disekap
147
Kembali ke istana
148
(End) Menggapai cahaya bulan
149
Salam terakhir
150
Pengumuman!!
151
Extra Part I
152
Extra Part II
153
Extra Part III
154
Extra Part IV
155
Final Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!