Sehari bersama Zhou Ming Hao

Wu Li Mei mengajak sang putra dan kedua dayangnya untuk mampir di salah satu pondok yang menjual berbagai olahan makanan rumahan. Makanannya sederhana, tapi tempat ini cukup bersih dari sekian banyak tempat lainnya.

"Terima kasih." ucap Wu Li Mei saat pelayan selesai menata makanan di meja.

"Terima kasih kembali, Nyonya." pelayan itu pergi sambil memeluk nampan yang tadi ia bawa, sang selir memberinya sekeping uang logam untuk makanan yang ia pesan.

Wu Li Mei menatap semringah hidangan yang tampak menggugah selera di hadapannya. "Selamat makan."

"Selamat makan, Yang Mulia." balas Dayang Yi dan Lu Yan.

Wu Li Mei mengambil sumpit, meletakkan beberapa lauk di mangkuk milik Ming Hao, sebelum akhirnya mengambi untuk dirinya sendiri.

"Emmh, ikan ini sangat lezat, coba lah." tawar Wu Li Mei pada kedua dayang yang duduk tepat di hadapannya.

"Iya, Yang Mulia. Ini sungguh lezat."

"Telur ini juga sangat lezat, Yang Mulia." Dayang Yi mengambil sebutir telur puyuh untuk diletakkan di mangkuk Wu Li Mei.

Sang selir menyantapnya dengan senang hati, ia mengangguk dan tersenyum. "Ya, ini lezat sekali."

Wu Li Mei mengulurkan tangannya hendak mengambil ikan, tapi tangannya berhenti di udara. Ia menoleh menatap Zhou Ming Hao.

"Ada apa?" tanyanya. "Apa kau tidak menyukai makananmu?" makanan di mangkuk sang putra belum tersentuh sama sekali.

"Apa dia punya alergi?" tanya Wu Li Mei pada Dayang Yi.

Dayang Yi mengerutkan kening, "Alergi?"

"Emm, beberapa makanan yang membuat sakit jika memakannya."

Dayang Yi menggeleng ragu, "Sepertinya tidak, Yang Mulia."

"Lalu? Mengapa kau tidak memakan makananmu?" tanya Wu Li Mei lagi. "Tanganmu sakit?"

Zhou Ming Hao menggeleng.

"Gigimu sakit?"

Zhou Ming Hao kembali menggeleng.

"Oh! Astaga!" Wu Li Mei menepuk dahinya sendiri. "Tentu saja, bodohnya aku." wanita itu mengambil lengan hanfunya yang menjuntai, ia meraih pipi sang putra, dan membersihkan luka di sudut bibirnya.

"Awh!" pekik Zhou Ming Hao.

"Apa ibu menyakitimu, maaf, ibu akan lebih lembut." Wu Li Mei dengan telaten membersihkan luka di sudut bibir dan pelipis sang putra. Dayang Yi dan Lu Yan menyaksikan itu tak kalah heran, mereka bahkan menghentikan acara makan mereka.

Wu Li Mei menatap sang putra, ia mengambil lengan baju yang lain untuk menyeka keringat bercampur debu pada wajah Zhou Ming Hao. "Apa aku perlu memanggil Tabib Zhong, luka seperti ini biasanya akan hilang dalam beberapa hari. Tapi, jika tidak diobati, mungkin lukanya akan semakin parah." gerutu Wu Li Mei.

Zhou Ming Hao meraih tangan Wu Li Mei perlahan, menggenggam tangan halus sang ibu yang bertengger di pipinya. "Aku baik-baik saja, bu."

"Ya, tentu kau baik-baik saja. Kau baru saja mengalahkan pemuda baju merah ibu telak, ibu bangga padamu."

Sebelah telapak tangan Wu Li Mei kini berpindah membingkai sisi yang lain di wajah sang putra. "Tapi ingat, jangan membahayakan dirimu sendiri. Kalau kau ketahuan, kau akan mendapat masalah."

"Sekarang makan makananmu." titahnya. "Atau kau ingin ibu menyuapimu?"

Zhou Ming Hao menggeleng, ia tersenyum simpul. "Aku bisa makan sendiri."

"Baiklah."

"Ayo, lanjutkan Dayang Yi, Xiao Lu." titah Wu Li Mei.

Kedua dayang itu saling tatap dan akhirnya tersenyum, mereka sangat bahagia karena sang selir agung akhirnya berubah. Wu Li Mei menjadi lebih penyayang dan hangat.

...****************...

"Bu," panggil Zhou Ming Hao.

Wu Li Mei menoleh, "Ya?"

"Apa.....Ibu akan segera kembali?" tanya putra mahkota ragu-ragu.

Wu Li Mei tampak berpikir, "Ku rasa aku akan kembali saat senja."

Dayang Yi dan Lu Yan mengangguk, "Baik, Yang Mulia."

"Ada apa, Xiao Ming?"

"Apa Ibu bersedia menemaniku?"

"Kemana?

"Sebuah tempat yang indah."

"Dimana?"

Zhou Ming Hao tersenyum cerah, ia menatap sang ibu penuh antusias. "Sebuah bukit di dekat istana, tempatku berlatih pedang." jawabnya. "Aku ingin melihat senja bersamamu, Ibu."

Wu Li Mei mengerjap, bukit di dekat istana, itu artinya ia harus mendaki. Sejujurnya Wu Li Mei sudah cukup lelah setelah berkeliling pasar, tapi melihat tatapan penuh dampa sang putra, wanita itu jadi tidak tega.

Wu Li Mei menatap kedua dayangnya, "Apa kalian masih punya cukup tenaga untuk mendaki bukit?"

Dayang Yi mengangguk, begitu pun Lu Yan. "Kami akan ikut kemana pun, Yang Mulia pergi." jawab Dayang Yi.

"Baiklah, ayo!"

Wu Li Mei mengikuti Zhou Ming Hao yang memandunya menuju bukit di dekat istana. Perjalanannya cukup melelahkan, Li Mei pikir ia akan mendaki bukit yang tinggi, tapi ia salah. Bukit ini landai dan banyak pohon rimbun. Bukit ini pun sepertinya cukup terawat, melihat kondisi jalan yang baik dan banyak tanaman herbal.

"Apa ini adalah kebun istana?" tanya Wu Li Mei, ia melihat banyak sekali tanaman herbal di tanam disini. Seperti jahe, kunyit, temulawak, kumis kucing, dan masih banyak lagi. Tepat di sebelah ladang herbal, ada tanaman sayuran seperti tomat, cabai, mentimun, kentang, dan berbagai jenis sayur lainnya.

"Iya, Yang Mulia." Dayang Yi mengangguk, "Ini adalah kebun istana."

Wu Li Mei mengangguk-angguk, ia menyapa beberapa dayang dan penjaga yang bertugas merawat kebun. Matanya terus menelisik banyak tanaman disana.

"Awh!"

"Bu, hati-hati." Zhou Ming Hao sigap menangkap lengan sang ibu, menahannya untuk tidak tersungkur. "Apa Ibu lelah, ku rasa kita kembali saja."

Wu Li Mei memperbaiki letak sepatunya, "Tak apa, hanya tinggal sedikit lagi kan. Ibu masih sanggup." balas wanita itu.

Zhou Ming Hao tak melepas cekalan tangannya, menuntut sang ibu yang kesulitan dengan hanfu panjangnya.

"Kita sampai, Bu." ujar Zhou Ming Hao, ia memberi kode pada kedua dayang sang ibu untuk tetap di tempat.

Sang putra mahkota menarik tangan sang ibu untuk lebih mendekat, dari sini istana dan hiruk-pikuk penduduk dapat terlihat. Wu Li Mei tampak sangat mengagumi gunung yang berdiri gagah, dan sungai yang membelah pemukiman. Hamparan ladang yang luas dan hijau membuatnya tenang. Wu Li Mei menutup mata saat hembusan angin musin semi menerpanya, menerbangkan helaian rambut dan hanfu jingga yang ia kenakan.

"Tempat ini sangat indah, Xiao Ming." tuturnya.

Wu Li Mei menarik napas berulang kali, ia sangat menyukai udara bersih tempat ini. Jauh dari polusi dan pencemaran udara. Bahkan, kicauan burung masih bersahutan terdengar. Wu Li Mei dapat melihat dari kejauhan rombongan bangau yang terbang rendah di ladang petani.

Zhou Ming Hao meraih tangan halus sang ibu, menggenggamnya dengan kedua tangan. "Bu, aku ingin bertanya satu hal."

...****************...

Wu Li Mei membeku, mendengar pertanyaan sang putra tepat di depan matanya.

"Apa kau tulus menyayangiku?" ulang Ming Hao lagi.

"Apa maksudmu?" tanya Wu Li Mei tidak mengerti.

"Kali ini apa lagi yang kau rencanakan, Bu?" Zhou Ming Hao menatapnya dengan sorot. penuh luka. "Kau ingin menjadi Ibu Suri, saat aku naik tahta nanti?"

"Atau kau ingin menjadi permaisuri Dinasti Ming, menggeser Ibu Permaisuri?"

"Jawab, Bu!" Zhou Ming Hao mengguncang lengan sang ibu. "Apa lagi yang kau rencanakan?"

"Mengapa kau tidak pernah tulus menyayangiku?"

Wu Li Mei bungkam, ia membiarkan sang putra melepaskan beban di benaknya selama ini. Marissa tahu Wu Li Mei tidak pernah memberikan kasih sayang layaknya seorang ibu pada anak-anaknya, selir jahat itu hanya menatap pada cinta sang kaisar yang tak terbalas.

"Bu?"

"Aku anakmu, kan?"

"Mengapa kau tak pernah menyayangiku?"

"Apa yang kau rencanakan saat ini? Kau mendekatiku untuk membuat rencanamu berjalan lancar, kan?"

"Bu? Ibu ingin menjadi permaisuri?"

"Atau, Ibu ingin menjadi Ibu Suri?"

"Ibu akan membunuh Permaisuri Yang Jia Li?"

"Jawab, Bu. Jawab aku!" Zhou Ming Hao mengguncang bahu sang ibu, tatapannya jatuh pada iris hitam Wu Li Mei. Matanya sama tajam dengan mata sang ibu, Zhou Ming Hao dapat melihat dirinya sendiri dari iris jernih itu.

Wu Li Mei menggeleng, "Aku tak merencanakan apapun, Zhou Ming Hao."

"Bohong!" tolak sang putra mahkota. "Katakan saja yang sebenarnya, apa motifmu mendekatiku? Kau tak pernah menyayangiku, kau tak pernah melihatku, lalu mengapa kau bersikap seolah aku anakmu?!"

"Mengapa kau meminta tabib untuk memberiku susu di malam hari? Mengapa kau memerintahkan dayangku untuk memberikan banyak makanan sehat dan buah padaku?"

"Mengapa kau memberiku wewangian yang menenangkan?"

"Mengapa kau memberiku obat agar aku bisa tidur?"

"Mengapa kau meminta Guru Zhang untu--"

"KARENA KAU ANAKKU!." teriak Wu Li Mei. "Aku tak punya rencana apapun, aku hanya ingin menebus semua kesalahanku padamu."

"Aku tahu kau tak akan bisa mempercayai ini." Wu Li Mei membelai pipi sang putra, "Semua ibu menyayangi anaknya dengan setulus hati."

"Ibu mungkin adalah ibu paling buruk di dunia, tapi ibu sungguh menyayangimu."

Wu Li Mei menggenggam tangan Zhou Ming Hao erat. "Maafkan ibu, sayang. Biarkan ibu memperbaiki kesalahan ibu padamu."

Zhou Ming Hao tak mampu menahan perih di matanya, sang putra mahkota berlari pergi dengan berderai air mata. Ia tak mau menangis di hadapan sang ibu, ia akan terlihat lemah dan tak berdaya. Tanpa memberi salam atau kesempatan untuk Wu Li Mei mengejar, Zhou Ming Hao berlari kembali ke paviliunnya.

"Yang Mulia? Anda baik-baik saja?" tanya Dayang Yi khawatir, ia tak bisa mendengar percakapan selir dan putranya karena jarak mereka yang jauh. Tapi, Dayang Yi tahu mereka sedang tidak baik-baik saja.

Wu Li Mei mengangguk, "Aku baik-baik saja, Dayang Yi."

"Kita sebaiknya kembali saja, Yang Mulia. Hari sudah senja." ujar Lu Yan.

"Ya."

Dayang Yi dan Lu Yan menuntun sang selir untuk kembali pulang, Wu Li Mei tampak pucat karena kelelahan, dan di akhir ia harus bertengkar dengan Putra Mahkota Zhou Ming Hao.

Beberapa saat yang lalu, mereka menjadi ibu dan anak yang penuh kasih. Saling bercerita dan melempar tawa.

Terpopuler

Comments

Lingli

Lingli

Buat teman2 yg suka cerita kaisar dan permaisuri, aku ada nih cerita baru!
Judulnya : Pangeran, Menikahlah Denganku!
Cuss, sampai ketemu di lapak baru yaaa

2023-10-18

6

AYU DANI

AYU DANI

tambah keren

2021-12-04

2

Nur

Nur

nextt

2021-11-13

0

lihat semua
Episodes
1 Novel Jessy
2 Undangan
3 Kecelakaan
4 Penggalan novel
5 Dibalik insiden
6 Putri kecil ibu
7 Bertemu sang permaisuri
8 Bersedih hati
9 Setangkai bunga
10 Menghabiskan malam
11 Ditinggal
12 Jalan-jalan
13 Sehari bersama Zhou Ming Hao
14 Hari perayaan
15 Percaya
16 Disayang ibu
17 Ancaman sang selir
18 Mulai membaik
19 Kehebohan di pasar
20 Berita baik
21 Permainan kecil
22 Hari yang sibuk
23 Dinasti Su
24 Pergi untuk kembali
25 Hari yang ditunggu
26 Sang Pangeran Timur
27 Keributan di pasar
28 Obat berkhasiat
29 Kembali untukmu
30 Rencana Yang Jia Li
31 Keanehan
32 Semakin memburuk
33 Pencarian Yang Li
34 Peran sang pangeran
35 Marah atau cemburu?
36 Terkuak
37 Aula penyiksaan
38 Dialah pelakunya!
39 Tipu muslihat
40 Departemen Kejaksaan
41 Upaya penyelamatan
42 Nasib
43 Mengawasi permaisuri
44 Trik gelap
45 Menyusup
46 Tak tinggal diam
47 Licik
48 Elang dan pesan
49 Hari eksekusi
50 Pembelaan pertama
51 Pembelaan kedua
52 Tak terduga
53 Kecewa
54 Salju pertama
55 Siapa yang tetap bertahan?
56 Efek demam
57 Menghindar
58 Dayang Hong
59 Lolos lagi
60 Kekecewaan
61 Peony yang layu
62 Nasib malang
63 Berduka
64 Hari-hari berbeda
65 Sang dokter
66 Sebuah pengumuman
67 Mulai praktek
68 Lukisan peony
69 Mulai curiga
70 Bertemu dengan selir
71 Kaisar kembali
72 Ibu Suri
73 Menyela permaisuri
74 Menggoda kaisar
75 Pembalasan
76 Wajah pias
77 Undangan Negeri Hang
78 Catatan herba beracun
79 Mengetahui rencana
80 Harus menyusun rencana
81 Ragu
82 Dayang pengkhianat
83 Hukuman pedih
84 Mengapa Yang Zhe Yan?
85 Sungai dan pertemuan
86 Wajah yang sama
87 Buku yang sama
88 Meminta bantuan
89 Kisah pelik di balik tahta
90 Kaisar dan permaisuri licik
91 Balai baca tulis
92 Koin emas dan ibu jari
93 Akhirnya pulang
94 Berry pembuat masalah
95 Pemeriksaan paviliun permaisuri
96 Permintaan Wu Li Mei
97 Hukuman Yang Jia Li
98 Kepergian permaisuri
99 Penghujung minggu
100 Penyamaran di pasar
101 Mengenali
102 Makan malam
103 Wanita untuk Jian Zhu
104 Toko obat hancur
105 Kabar buruk
106 Dia dalangnya
107 Menuju toko obat
108 Bertemu langsung
109 Zhou Jiang Wu
110 Toko yang baru
111 Herbal dari istana
112 Menjadi pengasuh
113 Herbal untuk sang nyonya
114 Gadis cantik di pasar
115 Hukuman Ho Xin Xin
116 Mencari si gadis cantik
117 Pembukaan toko baru
118 Bertemu langsung
119 Mari bekerja sama
120 Kau milikku
121 Keluarga Xu
122 Arti bunga camelia
123 Jing Xuan dan seorang wanita
124 Danau dan merpati
125 Teh beracun
126 Terlalu sering keluar
127 Kisah dua remaja
128 Ketahuan ibu
129 Butuh pemuas nafsu
130 Butuh pemuas nafsu
131 Para pemuda
132 Ketahuan dan peraturan
133 Festival
134 Festival (2)
135 Guru besar
136 Kebetulan bertemu
137 Wu Li Mei jatuh sakit
138 Pengumuman!
139 Dibalik peristiwa
140 Kesehatan yang memburuk
141 Pemberontakan Negeri Selatan
142 Kembalinya Sang Permaisuri
143 Menyusun rencana
144 Obat yang manjur
145 Penyerangan dan eksekusi
146 Kaisar disekap
147 Kembali ke istana
148 (End) Menggapai cahaya bulan
149 Salam terakhir
150 Pengumuman!!
151 Extra Part I
152 Extra Part II
153 Extra Part III
154 Extra Part IV
155 Final Part
Episodes

Updated 155 Episodes

1
Novel Jessy
2
Undangan
3
Kecelakaan
4
Penggalan novel
5
Dibalik insiden
6
Putri kecil ibu
7
Bertemu sang permaisuri
8
Bersedih hati
9
Setangkai bunga
10
Menghabiskan malam
11
Ditinggal
12
Jalan-jalan
13
Sehari bersama Zhou Ming Hao
14
Hari perayaan
15
Percaya
16
Disayang ibu
17
Ancaman sang selir
18
Mulai membaik
19
Kehebohan di pasar
20
Berita baik
21
Permainan kecil
22
Hari yang sibuk
23
Dinasti Su
24
Pergi untuk kembali
25
Hari yang ditunggu
26
Sang Pangeran Timur
27
Keributan di pasar
28
Obat berkhasiat
29
Kembali untukmu
30
Rencana Yang Jia Li
31
Keanehan
32
Semakin memburuk
33
Pencarian Yang Li
34
Peran sang pangeran
35
Marah atau cemburu?
36
Terkuak
37
Aula penyiksaan
38
Dialah pelakunya!
39
Tipu muslihat
40
Departemen Kejaksaan
41
Upaya penyelamatan
42
Nasib
43
Mengawasi permaisuri
44
Trik gelap
45
Menyusup
46
Tak tinggal diam
47
Licik
48
Elang dan pesan
49
Hari eksekusi
50
Pembelaan pertama
51
Pembelaan kedua
52
Tak terduga
53
Kecewa
54
Salju pertama
55
Siapa yang tetap bertahan?
56
Efek demam
57
Menghindar
58
Dayang Hong
59
Lolos lagi
60
Kekecewaan
61
Peony yang layu
62
Nasib malang
63
Berduka
64
Hari-hari berbeda
65
Sang dokter
66
Sebuah pengumuman
67
Mulai praktek
68
Lukisan peony
69
Mulai curiga
70
Bertemu dengan selir
71
Kaisar kembali
72
Ibu Suri
73
Menyela permaisuri
74
Menggoda kaisar
75
Pembalasan
76
Wajah pias
77
Undangan Negeri Hang
78
Catatan herba beracun
79
Mengetahui rencana
80
Harus menyusun rencana
81
Ragu
82
Dayang pengkhianat
83
Hukuman pedih
84
Mengapa Yang Zhe Yan?
85
Sungai dan pertemuan
86
Wajah yang sama
87
Buku yang sama
88
Meminta bantuan
89
Kisah pelik di balik tahta
90
Kaisar dan permaisuri licik
91
Balai baca tulis
92
Koin emas dan ibu jari
93
Akhirnya pulang
94
Berry pembuat masalah
95
Pemeriksaan paviliun permaisuri
96
Permintaan Wu Li Mei
97
Hukuman Yang Jia Li
98
Kepergian permaisuri
99
Penghujung minggu
100
Penyamaran di pasar
101
Mengenali
102
Makan malam
103
Wanita untuk Jian Zhu
104
Toko obat hancur
105
Kabar buruk
106
Dia dalangnya
107
Menuju toko obat
108
Bertemu langsung
109
Zhou Jiang Wu
110
Toko yang baru
111
Herbal dari istana
112
Menjadi pengasuh
113
Herbal untuk sang nyonya
114
Gadis cantik di pasar
115
Hukuman Ho Xin Xin
116
Mencari si gadis cantik
117
Pembukaan toko baru
118
Bertemu langsung
119
Mari bekerja sama
120
Kau milikku
121
Keluarga Xu
122
Arti bunga camelia
123
Jing Xuan dan seorang wanita
124
Danau dan merpati
125
Teh beracun
126
Terlalu sering keluar
127
Kisah dua remaja
128
Ketahuan ibu
129
Butuh pemuas nafsu
130
Butuh pemuas nafsu
131
Para pemuda
132
Ketahuan dan peraturan
133
Festival
134
Festival (2)
135
Guru besar
136
Kebetulan bertemu
137
Wu Li Mei jatuh sakit
138
Pengumuman!
139
Dibalik peristiwa
140
Kesehatan yang memburuk
141
Pemberontakan Negeri Selatan
142
Kembalinya Sang Permaisuri
143
Menyusun rencana
144
Obat yang manjur
145
Penyerangan dan eksekusi
146
Kaisar disekap
147
Kembali ke istana
148
(End) Menggapai cahaya bulan
149
Salam terakhir
150
Pengumuman!!
151
Extra Part I
152
Extra Part II
153
Extra Part III
154
Extra Part IV
155
Final Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!