Dibalik insiden

"Hilang ingatan?"

"Iya, Yang Mulia Kaisar." jawab Tabib Zhong. "Saya sudah memeriksanya secara langsung, dan benar Selir Agung Wu Li Mei melupakan beberapa kejadian yang pernah ia alami. Yang Mulia Selir juga mengeluh sering sakit kepala setelah bangun tidur."

Kaisar Zhou mengerutkan keningnya, "Apakah penyakit seperti itu benar ada?"

Tabib Zhong mengangguk, "Dari beberapa catatan arsip kesehatan di seluruh negeri, saya pernah membaca ada lima catatan seputar hilang ingatan, Yang Mulia." jelasnya. "Rata-rata dari mereka memiliki penyebab yang sama, yaitu benturan di kepala."

Kaisar Zhou mengangguk-angguk, "Ya, terima kasih atas bantuanmu Tabib Zhong. Kau boleh pergi."

"Terima kasih, Yang Mulia. Semoga kaisar hidup seribu tahun."

Tabib Zhong segera pergi, ia juga harus meresepkan obat untuk diminum Wu Li Mei di pagi hari saat peningnya kambuh lagi.

"Kasim Hao!" panggil Kaisar Zhou.

"Iya, Yang Mulia." jawab seorang pria yang selalu setia berada di samping kaisar.

"Aku ingin mengunjungi Selir Agung, persiapkan sekarang." titahnya.

"Baik, Yang Mulia."

Bagaimana pun Kaisar Zhou Xiu Huan harus memastikan sendiri keadaan Wu Li Mei, wanita itu bagai ular berbisa, ini bisa saja menjadi akal-akalan wanita itu untuk menarik perhatiannya, dan kembali menyebabkan banyak masalah.

Tapi, mengingat apa yang baru saja wanita itu alami, sedikit simpati ada dalam hati Kaisar untuknya. Wu Li Mei tentu sudah melalui masa sulit, sudah banyak tabib yang menyerah untuk membangunkannya. Kaisar juga mengira mungkin Li Mei sudah tidak tertolong, tapi nyatanya wanita itu lebih kuat.

"Jadi, bagaimana keadaanmu?" tanya Kaisar Zhou.

Wu Li Mei menyambut kedatangan Kaisar dengan baik, kunjungan mendadak dari sang kaisar cukup membuatnya gusar. Bagaimana pun, Marissa yang sekarang ada di raga Wu Li Mei belum siap untuk bertemu dengan banyak orang yang asing.

"Saya sudah lebih baik setelah meminum obat, Tabib Zhong memberikan obat yang tepat." jawab Wu Li Mei, "Terima kasih, dan maaf, sudah membuat Yang Mulia khawatir." balas Li Mei datar. Dalam hati, wanita itu berdoa agar tidak salah bicara.

Wu Li Mei menatap ke arah kolam teratai, dimana rona jingga memantul indah di permukaan air. Udara sejuk sore hari dan ketenangan ini, membuatnya damai.

Wu Li Mei menyambut sang kaisar di taman belakang paviliunnya, sebuah pondok kecil di samping kolam teratai dengan banyak ikan koi berenang lincah.

"Apa senja begitu menarik Mei-er?" tanya Kaisar, ia mengikuti arah pandang Wu Li Mei. "Hingga kau enggan berpaling darinya?"

Li Mei tergagap, sedari tadi memang ia menghindari bertatapan mata dengan Kaisar.

"Maafkan saya."

"Tidak masalah." Kaisar tersenyum kecil, menyesap tehnya lagi. "Mungkin senja membuatmu lebih tenang."

"Jadi, kau tidak bisa mengingat beberapa hal."

Wu Li Mei mengangguk, "Benar, Yang Mulia."

"Termasuk kejadian malam itu?"

Li Mei menatap sang kaisar datar, lalu mengangguk. "Ya, dan masih banyak lagi yang tidak mampu saya ingat."

Laki-laki di hadapannya itu memang sangat tampan dan berwibawa, postur tubuh yang baik dan rupawan. Pantas saja Wu Li Mei yang asli sangat tergila-gila padanya, tapi maaf, Wu Li Mei yang sekarang bukanlah antagonis bodoh seperti dulu. Wu Li Mei yang sekarang adalah Marissa Darwanti. Dan ia tidak akan tinggal diam jika ditindas.

"Apa anda mengetahui sesuatu?" tanya Wu Li Mei dengan berani, "Tentang insiden saat saya jatuh."

Kaisar membulatkan matanya terkejut, tapi buru-buru ia menormalkan ekspresi wajahnya. Sayangnya, itu berhasil ditangkap oleh Li Mei.

Kaisar menggeleng, "Tidak ada yang tahu penyebab pastinya, karena malam itu kau sendirian di danau utara." jawabnya. "Penyelidikan yang dilakukan Panglima Hong, kau terpelesat dan jatuh ke danau tanpa disengaja."

Bohong, ingatan Wu Li Mei kembali berputar di kepalanya. Jelas-jelas Permaisuri Yang Jia Li mendorongnya hingga terjatuh.

Wu Li Mei hanya mengangguk, dengan wajah dingin tanpa seulas senyum.

...****************...

Di paviliunnya, Permaisuri Yang baru saja menyelesaikan sulamannya. Selembar kain putih polos, kini memiliki corak dan motif berupa sepasang angsa yang terbang melingkar di atas danau teratai.

"Wu Li Mei sudah bangun?"

"Iya, Yang Mulia." balas Dayang Yue, kepala dayang di paviliun ratu. "Kaisar sudah mengunjungi Yang Mulia Selir sore tadi."

"Sore?!"

Dayang Yue mengangguk.

"Mengapa kau tidak mengatakannya!" tanya permaisuri Yang, "Bukankah sudah ku katakan jika apapun yang terjadi di istana kau harus memberitahuku."

"Maaf, tapi..anda sedang...tidur."

"HAHH!!!" Permaisuri Yang membanting peralatan menyulamnya hingga tercecer di ubin. "Dasar tidak berguna! Pasti wanita licik itu sudah mengadu kepada kaisar."

"Ta.. tapi... Yang Mulia Selir hilang ingatan." jawab Dayang Yue.

Yang Jia Li mengerutkan keningnya, "Hilang ingatan? apa itu?"

"Yang Mulia Selir Wu Li Mei tidak bisa mengingat beberapa hal dan kejadian, seperti saat ia jatuh ke danau." jelas Dayang Yue. "Tabib Zhong sendiri yang memeriksanya, dan berita ini sudah tersebar luas. Kabarnya Selir Agung menjadi aneh dan sifatnya pun demikian."

Permaisuri Yang Jia Li memberikan kain sulamnya pada Dayang Yue, "Simpan ini dengan baik. Aku akan memberikannya sebagai hadiah untuk Wu Li Mei, aku harus memeriksanya sendiri."

Penggambaran Permaisuri Yang Jia Li sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Wu Li Mei, jika selir itu haus akan cinta, maka sang permaisuri haus akan kekuasaan. Sayangnya, Yang Jia Li tidak bisa memiliki keturunan, jadi kaisar menjadikan anak-anak Wu Li Mei sebagai putra dan putri mahkota Dinasti Ming.

Sang permaisuri adalah tokoh protagonis dalam novel Back In Time, hanya saja ia selalu memakai topeng baik untuk menyembunyikan wajah iblisnya.

...****************...

Waktu berjalan cepat, sudah hampir dua minggu Risa menyelami hidup sebagai Wu Li Mei. Syukurlah ada Dayang Yi, dayang setianya itu akan memberikan segala informasi yang perlu ia ketahui. Perlahan, Risa mulai melupakan plot Back In Time karya Jessy, seberapa keras ia coba mengingat tetap tidak mampu.

"Aku tidak mau!" seorang anak perempuan berusia tujuh tahun bersedekap menatap tajam dayangnya. Gadis kecil itu naik ke atas sebuah pohon buah persik yang tinggi.

"Tapi, Putri harus meminum obat. Ini demi kesehatan anda."

"Dayang Hong! Pergilah! Aku tidak mau minum racun itu."

"Oh Yang Mulia, ini bukan racun, ini obat yang diberikan Tabib Zhong untuk anda. Mari turunlah dan minum ini."

"Tidak, aku tidak mau!" culas sang putri.

Risa menatap interaksi dayang dan junjungannya itu sekilas, dari seberang danau ini. Percakapan mereka tidak terdengar jelas.

Saat ini, Risa membawa raga Wu Li Mei untuk berjalan-jalan melihat sekeliling istana. Istana ini begitu indah, dan udaranya sangat bersih. Risa meminta Dayang Yi menjelaskan kembali seluk beluk istana.

"Siapa anak itu, Dayang Yi?"

Dayang Yi membulatkan mata, "Anda juga melupakannya?"

Risa menatap Dayang Yi datar, "Siapa dia? jelaskan padaku."

"Dia adalah Putri Zhou Xie Ling, Yang Mulia. Anak Selir Ho Xin Xin yang sakit-sakitan sejak kecil."

"Kasihan sekali." wanita itu menatap ibu seorang anak perempuan yang wajahnya begitu pucat tak berseri. Sebagai seorang dokter dia tentu tahu mana anak yang sehat mana anak yang sakit. "Tunggu, apa aku punya anak?"

Dayang Yi mengangguk, "Tentu saja, Yang Mulia."

Wu Li Mei mengangguk-angguk, "Astaga!!" pekiknya saat tersadar. "Bagaimana tubuh sebagus ini bisa punya anak, aku bahkan merasa kalau aku masih perawan."

Dayang Yi mengerjap, "Anda memang sangat cantik, Yang Mulia."

"Ya, memang."

"Kalau begitu dimana anakku? Kenapa mereka tidak datang menyapa padahal aku sudah bangun dari koma?"

"Ada, Yang Mulia. Putra Mahkota Zhou Ming Hao dan Putri Zhou Fang Yin akan datang berkunjung secepatnya."

Wu Li Mei menganggukkan kepalanya, "Tapi aku ini selir, bagaimana anakku bisa jadi putra mahkota?"

"Ceritanya sangat panjang, Yang Mulia!" ujar sang dayang.

"Ceritakan!"

Dayang Yi mengangguk dan mulai menceritakan bagaimana Zhou Ming Hao si anak selir bisa menjadi seorang putra mahkota. Semua dimulai saat permaisuri selalu gagal mendapatkan keturunan anak laki-laki, kebanyakan dari mereka meninggal dunia saat masih dalam kandungan atau beberapa hari setelah dilahirkan. Memang ada satu anak yang berhasil hidup, tapi dia seorang perempuan dan hilang lima tahun lalu saat sedang bermain bersamanya di sungai. Semua orang bersedih, dan pencarian dilakukan tapi tidak membuahkan hasil. Justru mereka menemukan hanfu dan sepatu yang dikenakan sang putri kecil.

Hingga bertahun berikutnya, Yang Jia Li tidak lagi bisa hamil. Sehingga Zhou Ming Hao yang beranjak remaja dinobatkan sebagai putra mahkota.

Risa mengangguk-angguk lagi, ia tidak terlalu memahami sisi kehidupan Wu Li Mei yang ini. Karena saat membaca pun, Marissa banyak melompati beberapa bagian.

"Lalu?" tanya Wu Li Mei.

"Sakit apa dia?"

"Tabib istana pun tidak tau pasti, Yang Mulia. Tapi, putri harus selalu minum obat agar tidak sakit kepala dan mimisan."

"Anak yang malang."

Risa menatap Putri Xie Ling dengan iba, lagi-lagi ia teringat dengan para pasien kecilnya. Mengapa anak-anak harus menanggung sakit yang luar biasa.

"Mari temui dia."

Wu Li Mei berjalan dengan tenang dan anggun menghampiri Xie Ling, jiwa Dokter Risa meronta setiap kali melihat anak-anak, apalagi ia sedang sakit.

Memasuki paviliun sang putri, Risa bisa mendengar dengan jelas rajukan lucu Xie Ling. Anak itu bahkan belum turun dari dahan pohon persik yang tinggi.

Dayang putri Xie Ling segera menunduk saat Wu Li Mei mendekat.

"Ada apa ini?" tanya Wu Li Mei.

"Maaf, Yang Mulia. Putri tidak mau minum obatnya lagi."

Wu Li Mei mendekat ke arah pohon, ia mendongak dan melambaikan tangannya pelan. "Turunlah, Xiao Xie!"

Xie Ling tersentak mendengar suara yang amat ditakutinya, gadis kecil itu tergopoh-gopoh turun sekalipun hanfunya berulang kali tersangkut ranting pohon. Wu Li Mei membantunya untuk turun perlahan, setelahnya ia mengusap puncak kepala Xie Ling dengan sayang, sedang putri kecil itu terus saja menunduk.

"Ada apa sayang? Mengapa kau menolak meminum obatmu?" tanya Wu Li Mei lembut.

Xie Ling mendongak, memastikan ia tidak salah mengenali sang ibu. Sang putri kecil ingin menangis saat Wu Li Mei memanggilnya sayang dan berbicara lembut padanya, jangan lupa senyum hangat di wajah sang selir begitu menawan. Para dayang pun dibuat membeku dengan sikap Wu Li Mei yang sangat tidak biasa.

"Hey! Ada apa? Mengapa kau menangis?" Wu Li Mei bersimpuh tepat di hadapan Xie Ling yang menunduk menghapus air matanya. Li Mei merengkuh sang putri kecil dan mengusap punggungnya pelan. "Apa kau merasa sakit? Dimana? Katakan pada ibu."

Xie Ling semakin menangis, tangan kecilnya membalas pelukan Wu Li Mei ragu-ragu. Gadis kecil itu menenggelamkan wajahnya di dada sang ibu. Para dayang pun menahan haru, begitu pula Dayang Hong, ia amat senang hingga air matanya jatuh, melihat Wu Li Mei akhirnya memberikan kasih sayang yang sangat amat didambakan oleh Putri Xie Ling.

Wu Li Mei mengurai pelukannya, menatap lembut dengan senyum tulus pada Xie Ling. Kasih sayang seorang ibu itu sangat kuat, Risa dapat merasakan bagaimana Wu Li Mei begitu mengasihi Putri Xie Ling. Sekalipun sang selir tidak pernah menunjukkannya.

Jemari lentik Wu Li Mei mengusap air mata Xie Ling perlahan, anak itu masih sesenggukan.

Li Mei membelalak saat darah keluar dari hidung Xie Ling, anak itu pun memegangi kepalanya yang terasa sakit.

"Ibu!!" Xie Ling mencengkeram lengan hanfu Wu Li Mei guna menyalurkan rasa sakit.

"Dayang, cepat panggilkan Tabib Zhong!" titah Wu Li Mei tegas. Wanita itu menggendong tubuh rapuh sang putri dan berjalan cepat menuju kamarnya, Wu Li Mei terus menggumamkan kata penenang untuk Putri Xie Ling.

Terpopuler

Comments

☆chika

☆chika

cerita yang bagus 👍👍

2024-10-26

1

Ayu_Lestary

Ayu_Lestary

seru seru seru.... 😍

2024-09-22

2

Susilawati

Susilawati

ceritanya seru, cuman sedikit kesulitan sama bingung sama nama2 tokoh2 nya hehehehe

2024-02-04

5

lihat semua
Episodes
1 Novel Jessy
2 Undangan
3 Kecelakaan
4 Penggalan novel
5 Dibalik insiden
6 Putri kecil ibu
7 Bertemu sang permaisuri
8 Bersedih hati
9 Setangkai bunga
10 Menghabiskan malam
11 Ditinggal
12 Jalan-jalan
13 Sehari bersama Zhou Ming Hao
14 Hari perayaan
15 Percaya
16 Disayang ibu
17 Ancaman sang selir
18 Mulai membaik
19 Kehebohan di pasar
20 Berita baik
21 Permainan kecil
22 Hari yang sibuk
23 Dinasti Su
24 Pergi untuk kembali
25 Hari yang ditunggu
26 Sang Pangeran Timur
27 Keributan di pasar
28 Obat berkhasiat
29 Kembali untukmu
30 Rencana Yang Jia Li
31 Keanehan
32 Semakin memburuk
33 Pencarian Yang Li
34 Peran sang pangeran
35 Marah atau cemburu?
36 Terkuak
37 Aula penyiksaan
38 Dialah pelakunya!
39 Tipu muslihat
40 Departemen Kejaksaan
41 Upaya penyelamatan
42 Nasib
43 Mengawasi permaisuri
44 Trik gelap
45 Menyusup
46 Tak tinggal diam
47 Licik
48 Elang dan pesan
49 Hari eksekusi
50 Pembelaan pertama
51 Pembelaan kedua
52 Tak terduga
53 Kecewa
54 Salju pertama
55 Siapa yang tetap bertahan?
56 Efek demam
57 Menghindar
58 Dayang Hong
59 Lolos lagi
60 Kekecewaan
61 Peony yang layu
62 Nasib malang
63 Berduka
64 Hari-hari berbeda
65 Sang dokter
66 Sebuah pengumuman
67 Mulai praktek
68 Lukisan peony
69 Mulai curiga
70 Bertemu dengan selir
71 Kaisar kembali
72 Ibu Suri
73 Menyela permaisuri
74 Menggoda kaisar
75 Pembalasan
76 Wajah pias
77 Undangan Negeri Hang
78 Catatan herba beracun
79 Mengetahui rencana
80 Harus menyusun rencana
81 Ragu
82 Dayang pengkhianat
83 Hukuman pedih
84 Mengapa Yang Zhe Yan?
85 Sungai dan pertemuan
86 Wajah yang sama
87 Buku yang sama
88 Meminta bantuan
89 Kisah pelik di balik tahta
90 Kaisar dan permaisuri licik
91 Balai baca tulis
92 Koin emas dan ibu jari
93 Akhirnya pulang
94 Berry pembuat masalah
95 Pemeriksaan paviliun permaisuri
96 Permintaan Wu Li Mei
97 Hukuman Yang Jia Li
98 Kepergian permaisuri
99 Penghujung minggu
100 Penyamaran di pasar
101 Mengenali
102 Makan malam
103 Wanita untuk Jian Zhu
104 Toko obat hancur
105 Kabar buruk
106 Dia dalangnya
107 Menuju toko obat
108 Bertemu langsung
109 Zhou Jiang Wu
110 Toko yang baru
111 Herbal dari istana
112 Menjadi pengasuh
113 Herbal untuk sang nyonya
114 Gadis cantik di pasar
115 Hukuman Ho Xin Xin
116 Mencari si gadis cantik
117 Pembukaan toko baru
118 Bertemu langsung
119 Mari bekerja sama
120 Kau milikku
121 Keluarga Xu
122 Arti bunga camelia
123 Jing Xuan dan seorang wanita
124 Danau dan merpati
125 Teh beracun
126 Terlalu sering keluar
127 Kisah dua remaja
128 Ketahuan ibu
129 Butuh pemuas nafsu
130 Butuh pemuas nafsu
131 Para pemuda
132 Ketahuan dan peraturan
133 Festival
134 Festival (2)
135 Guru besar
136 Kebetulan bertemu
137 Wu Li Mei jatuh sakit
138 Pengumuman!
139 Dibalik peristiwa
140 Kesehatan yang memburuk
141 Pemberontakan Negeri Selatan
142 Kembalinya Sang Permaisuri
143 Menyusun rencana
144 Obat yang manjur
145 Penyerangan dan eksekusi
146 Kaisar disekap
147 Kembali ke istana
148 (End) Menggapai cahaya bulan
149 Salam terakhir
150 Pengumuman!!
151 Extra Part I
152 Extra Part II
153 Extra Part III
154 Extra Part IV
155 Final Part
Episodes

Updated 155 Episodes

1
Novel Jessy
2
Undangan
3
Kecelakaan
4
Penggalan novel
5
Dibalik insiden
6
Putri kecil ibu
7
Bertemu sang permaisuri
8
Bersedih hati
9
Setangkai bunga
10
Menghabiskan malam
11
Ditinggal
12
Jalan-jalan
13
Sehari bersama Zhou Ming Hao
14
Hari perayaan
15
Percaya
16
Disayang ibu
17
Ancaman sang selir
18
Mulai membaik
19
Kehebohan di pasar
20
Berita baik
21
Permainan kecil
22
Hari yang sibuk
23
Dinasti Su
24
Pergi untuk kembali
25
Hari yang ditunggu
26
Sang Pangeran Timur
27
Keributan di pasar
28
Obat berkhasiat
29
Kembali untukmu
30
Rencana Yang Jia Li
31
Keanehan
32
Semakin memburuk
33
Pencarian Yang Li
34
Peran sang pangeran
35
Marah atau cemburu?
36
Terkuak
37
Aula penyiksaan
38
Dialah pelakunya!
39
Tipu muslihat
40
Departemen Kejaksaan
41
Upaya penyelamatan
42
Nasib
43
Mengawasi permaisuri
44
Trik gelap
45
Menyusup
46
Tak tinggal diam
47
Licik
48
Elang dan pesan
49
Hari eksekusi
50
Pembelaan pertama
51
Pembelaan kedua
52
Tak terduga
53
Kecewa
54
Salju pertama
55
Siapa yang tetap bertahan?
56
Efek demam
57
Menghindar
58
Dayang Hong
59
Lolos lagi
60
Kekecewaan
61
Peony yang layu
62
Nasib malang
63
Berduka
64
Hari-hari berbeda
65
Sang dokter
66
Sebuah pengumuman
67
Mulai praktek
68
Lukisan peony
69
Mulai curiga
70
Bertemu dengan selir
71
Kaisar kembali
72
Ibu Suri
73
Menyela permaisuri
74
Menggoda kaisar
75
Pembalasan
76
Wajah pias
77
Undangan Negeri Hang
78
Catatan herba beracun
79
Mengetahui rencana
80
Harus menyusun rencana
81
Ragu
82
Dayang pengkhianat
83
Hukuman pedih
84
Mengapa Yang Zhe Yan?
85
Sungai dan pertemuan
86
Wajah yang sama
87
Buku yang sama
88
Meminta bantuan
89
Kisah pelik di balik tahta
90
Kaisar dan permaisuri licik
91
Balai baca tulis
92
Koin emas dan ibu jari
93
Akhirnya pulang
94
Berry pembuat masalah
95
Pemeriksaan paviliun permaisuri
96
Permintaan Wu Li Mei
97
Hukuman Yang Jia Li
98
Kepergian permaisuri
99
Penghujung minggu
100
Penyamaran di pasar
101
Mengenali
102
Makan malam
103
Wanita untuk Jian Zhu
104
Toko obat hancur
105
Kabar buruk
106
Dia dalangnya
107
Menuju toko obat
108
Bertemu langsung
109
Zhou Jiang Wu
110
Toko yang baru
111
Herbal dari istana
112
Menjadi pengasuh
113
Herbal untuk sang nyonya
114
Gadis cantik di pasar
115
Hukuman Ho Xin Xin
116
Mencari si gadis cantik
117
Pembukaan toko baru
118
Bertemu langsung
119
Mari bekerja sama
120
Kau milikku
121
Keluarga Xu
122
Arti bunga camelia
123
Jing Xuan dan seorang wanita
124
Danau dan merpati
125
Teh beracun
126
Terlalu sering keluar
127
Kisah dua remaja
128
Ketahuan ibu
129
Butuh pemuas nafsu
130
Butuh pemuas nafsu
131
Para pemuda
132
Ketahuan dan peraturan
133
Festival
134
Festival (2)
135
Guru besar
136
Kebetulan bertemu
137
Wu Li Mei jatuh sakit
138
Pengumuman!
139
Dibalik peristiwa
140
Kesehatan yang memburuk
141
Pemberontakan Negeri Selatan
142
Kembalinya Sang Permaisuri
143
Menyusun rencana
144
Obat yang manjur
145
Penyerangan dan eksekusi
146
Kaisar disekap
147
Kembali ke istana
148
(End) Menggapai cahaya bulan
149
Salam terakhir
150
Pengumuman!!
151
Extra Part I
152
Extra Part II
153
Extra Part III
154
Extra Part IV
155
Final Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!