Bab. 04

🍀🍀🍀

Vino mengutuki sang Adik, setelah menerima kabar jika Mommy mereka sedang dirawat, itu semua karena ulah Sky. Vino mendapat kabar dari Adik perempuannya Pelangi.

Mendengar hal itu membuat seorang Vino tidak tenang, segera mungkin menghubungi sang Daddy. Setelah mendengarkan suara Mommy yang amat disayanginya dari sambungan telepon, barulah Vino lega. Sebenarnya dia mau pulang tapi pekerjaan membuatnya mengurungkan niat.

Hari ini hari libur baginya. Ini waktunya Vino keluar ke pusat pembelanjaan, kebutuhan dapur dan keperluan pribadinya setiap bulan.

"Nenek....Vino keluar dulu. Vino mau membeli keperluan kita" pamit Vino pada sang Nenek yang sedang menonton televisi.

"Hmmm hati-hati Nak" balas sang Nenek.

"Hmmm Nenek ingin pesan apa?" tawarnya.

"Belikan Nenek seperti dalam iklan di televisi itu Nak" sahutnya tiba-tiba menginginkan sebuah roti cukup mengiurkan lidah.

Mata Vino berpindah pada layar televisi dan mencermati roti apa itu namanya.

"Hmmm baiklah Nek akan Vino carikan, mudahan ketemu" Vino menyanggupi permintaan sang Nenek. Kadang Vino tidak mengerti dengan sifat berubah-rubah sang Nenek, menurutnya mungkin ini faktor usia sudah mencapai fase pikun.

Kini mobil yang dikendarain Vino sudah terpakir di pusat pembelanjaan terbesar di kota itu.

Vino mendorong stroli dan sudah berisi beberapa barang belanjaannya. Vino tidak malu dan gengsi belanja untuk keperluan dapur, hal itu tidak masalah baginya. Kebanyakan pria tidak mau melakukan hal itu, tapi ini tidak berlaku bagi Vino.

"Ini Nona" ucap Vino memberikan barang yang diraihnya di rak paling tinggi. Vino menyadari seseorang dibelakangnya tengah kesusahan meraih barang itu sambil menjijitkan kaki.

"Terimakasih" balasnya dan meraih barang itu. Keduanya saling mengangkat wajah dan.

Deg

Keduanya kaget dan saling tatap.

"Dokter....Nona Vita" kaget keduanya.

Keduanya saling terkekeh karena merasa lucu dan salah tingkah.

"Hmmm dokter belanja apa? " ucap Vita sekenanya, ia binggung mau menanyakan apa.

"Seperti yang Nona lihat, biasa belanja bulanan" sahut Vino.

"Sudah saya peringatkan cukup panggil nama saja" ingat kembali Vita karena kurang nyaman dengan panggilan itu.

"Baiklah jika begitu Nona eh Vita maksud saya Vita" ucap Vino.

"Gitu dong baru terasa akrab" girangnya.

"Bagaimana kabar Mami kamu? " tanya Vino ingin tau kabar kesehatan pasiennya.

"Malahan Maminya yang ditanyain, coba kek anaknya" gumam Vita tapi masih dapat didengar Vino.

"Hmmm" deheman Vino dan hal itu membuat Vita sadar.

"Ehh kabar Mami baik, semakin ada perubahan. Semua ini berkat dokter Vino" jelasnya merasa berterimakasih karena sang Mami kesehatannya semakin membaik, itu semua berkat tangan Vino.

"Syukurlah jika begitu. Apa kamu sudah selesai, jika sudah mari sekalian kita ke kasir" ajak Vino.

"Iya aku merasa sudah cukup" ucapnya.

Vino dan Vita saling mendorong stroli, belanjaan keduanya banyak. Vita juga belanja bulanan karena menganti tugas Maminya.

"Sebesar xxxx Tuan" ucap sang kasir.

"Sekalian hitung yang ini juga" perintah Vino dan dipelototi oleh Vita disampingnya.

"Tidak perlu Vin? " tolak halus Vita.

"Hmmm ini mbak" Vino menyerahkan kartunya dan mengabaikan tolakan Vita.

Keduanya melangkah meninggalkan meja kasir.

"Terimakasih Vin, lain kali jangan seperti ini lagi. Aku merasa tidak enak" ucap jujur Vita.

"Hmmm anggap saja itu traktiran dariku" sahut santai Vino.

"Jika begitu giliran saya yang mentraktir, itupun jika kamu tidak buru-buru" tawar Vita berharap Vino menerima tawarannya.

"Masih ada waktu" ucap Vino sembari melirik arloji di pergelangan tangannya.

"Bagaimana jika kita makan siang disamping sana ada sebuah cafe" ucap Vita.

"Baiklah" Vino menyanggupi.

Didalam cafe Vino dan Vita sedang menikmati makanan yang mereka pesan. Disela-sela kunyahannya mereka asik mengobrol. Tidak terasa makanan dalam piring telah tandas.

Vino sangat menyukai wanita cantik didepannya saat ini. Dari kebanyakan wanita yang dikenaknya sangat menjaga pola makanannya alias diet, tapi wanita yang bersamanya saat ini beda.

"Hmmm" Vino mengulurkan tangannya mengelap sisa makanan diujung bibir Vita menggunakan jari jempolnya.

Deg

Jantung Vita berdebar-debar merasakan sentuhan jari Vino. Ia berusaha tersenyum menyembunyikan rasa itu.

"Maaf ada sisa makanan tadi" Vino memberitahu agar Vita tidak salah paham dan menganggapnya pria kurang aja*.

"Hmmm terimakasih" balasnya tersenyum dan dibalas pula oleh Vino.

🍀🍀🍀

"Nenek, lusa Vino akan berangkat ke Bali. Ada tugas dari RS" Vino memberitahukan.

"Iya Nak kamu pergi saja, huk huk" ucap sang Nenek dan disertai batuk.

"Nenek tenang saja, Vino sudah memberitahu Aunty Manda agar mengunjungi Nenek. Vino pergi selama seminggu" terang Vino.

"Kamu jangan khawatir, ada Bibi Tum" ucap sang Nenek karena ada ART yang menemaninya.

"Nenek sudah minum obatnya? " Vino khawatir dengan kesehatan sang Nenek, akhir-akhir ini kesehatannya menurun.

"Belum Nak, tolong ambilkan obat Nenek dinakas"

Vino pun membantu sang Nenek meminumkan obatnya.

w🍀w🍀🍀🍀🍀 keberangkatan Vino ke Bali pun tiba.

Di Bali khususnya dalam pelosok Vino memulai tugasnya. Kini ia kembali ke penginapan terdekat pada petang menjelang. Vino langsung menuju kamar tempatnya.

Bukk

Cup

Karena tidak seimbang akibat tubuhnya ditarik Vino terjatuh menimpa seseorang, dengan tangan menyanggah. Vino membulatkan mata ketika bibir keduanya bertemu. Vino menatap wajah itu sekilas dengan bibir masih menempel.

Deg

Vino kembali membulatkan mata dan tubuhnya menegang, ternyata orang yang menabraknya adalah Vita. Orang yang sangat dekat dengannya beberapa akhir ini.

Vino itu menatap wajah cantik yang berapa senti saja jarak dari wajahnya, Vita memejamkan kedua matanya.

"Buka matamu Nona" bisik Vino ditelinganya, deru nafasnya menerpa bagian telinga Vita sehingga membuat tubuh Vita menegak.

Mendengar bariton yang tidak asing baginya Vita sesegera membukakan mata secara perlahan.

Deg

Mata keduanya bersiborok, tatapan yang begitu intim. Keduanya tersenyum dan terhanyut dibawah kesadaran. Vino tidak bisa menahannya lagi, bibir seksi itu sangat mengoda imannya untuk melihatnya.

Cup

Bibir yang begitu seksi itu dilahap oleh Vino dengan lembut. Ciumannya dibalas oleh Vita, itu membuat Vino semakin dalam melakukannya.

Bibir itu diluma*, diisa*, disesa* pakai lida*nya. Keduanya larut dalam kenikmatan, dibawah kesadaran masing-masing.

Merasa kehabisan oksigen keduanya menyudahi.

"Maaf" ucap Vino sembari menghirup oksigen, membangkitkan dirinya. Lalu membantu Vita untuk berdiri.

Keduanya menjadi canggung dan salah tingkah.

"Hmmm kok kamu bisa berada disini dokter Vino? " tanya Vita masih dengan perasaan malu.

"Hmmm lagi ada tugas dari RS. Hmmm saya minta maaf atas-------" ucapanya terpotong.

"Saya juga minta maaf karena sudah menabrak dokter Vino" sahutnya.

"Kamu sendiri? apakah menginap disini juga? " Vino tersenyum canggung.

"Hmmm iya....ini kamarku" ucapnya menunjuk pintu kamar penginapan.

"Wah berarti kamar kita berhadapan, ini kamarku" sahutnya menunjukan.

Keduanya saling terdiam dengan pikiran masing-masing.

"Tadi kenapa buru-buru? " karena Vita tadi berlari kecil.

"Hmmm tadi ingin kebagian Manejer ingin komplen" jelasnya.

"Memangnya ada masalah? " Vino menyipitkan mata.

Brakk tup....

Tiba-tiba dua pasangan, sepertinya suami-istri keluar dari kamar bersebelahan dengan Vita. Kedua pasangan itu keluar dengan begitu romantis, sang lelaki mendekap si wanita dengan erat dan sesekali menciumnya. Sepertinya mereka menikmati honeymoon.

"Masalahnya ini, telingaku sudah berdosa mendengarkan suara aneh dari mereka" bisik Vita di telinga Vino sembari menunjukan mulutnya kearah pasangan tadi.

"Hahaha...." seketika Vino tertawa lepas karena paham dengan yang dimaksud wanita cantik bersamanya saat ini.

"Apa ada yang lucu? " Vita mengerucutkan bibirnya.

"Iya kamu lucu" ucap Vino masih dengan tawanya sembari kedua tangannya mencubit halus pipi mulus Vita.

"Mereka lagi bulan madu, harap dimaklumi. Selamat mendengarkan erangan dan desahan sepanjang malam" bisik Vino, deru nafasnya menerpa telinga Vita karena Vino sengaja meniupnya.

Setelah membisikan itu Vino segera masuk ke kamarnya dan menutup pintu. Vita yang diledek menghentak-hentakan kakinya.

"Bulan madu kok menginap dikamar yang tidak endap suara, jadi telingaku sudah berdosa. Hari ini mendapat kedialan, belum lagi ciuman pertamaku diambil olehnya" gumam Vita sembari memasuki kamarnya dengan perasaan kesal.

Bersambung......

🌻🌻🌻

Jangan lupa tinggalkan jejak.

Terpopuler

Comments

Zie Mien Ho

Zie Mien Ho

yuk lanjut dong Thor

2022-06-21

0

Erikha

Erikha

lanjut thor..

2021-06-23

2

My_buNga 🌹🌷⚘🌻🌺🌼🌸💐

My_buNga 🌹🌷⚘🌻🌺🌼🌸💐

sky dgn zeze.
vino dgn vita.
pelangi dgn morel.
author semangat yah up nya.💪🏻💪🏻💪🏻
up mu thor selalu dtunggu.🤗🤗

2021-06-22

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!