Rifqan buru-buru menggendong wanita itu dan menidurkannya di atas ranjang yang tidak pernah ditempati oleh orang lain selain dirinya. Baru Pinkan lah, orang kedua yang tidur di ranjang itu
Rifqan berteriak-teriak memanggil para bawahannya untuk segera memanggilkan dokter khusus markasnya
"Panggilkan dokter sialan itu kemari, segera!" teriaknya seperti orang gila
"Baik, tuan!" ucap bawahannya ketakutan
Tak berapa lama, dokter yang dimaksud pun datang. Dokter itu masih menyayangi nyawanya. Jadi, walaupun dia sedang melakukan one night stand, dia akan buru-buru memakai pakaiannya
Setelah memeriksa keadaan Pinkan. Dokter itu akhirnya bisa bernafas lega kembali dan dia juga bisa menarik nafas sedalam-dalamnya untuk menetralkan rasa lelahnya saat menuju kesitu
"Kau tidak perlu khawatir, dia hanya mengalami demam akibat obat perangsang nya yang sedang bekerja. Dan dia sepertinya sangat kedinginan. Dia hampir saja mengalami Hipotermia. Hanya perlu menyuntikkan obat ke dalam infusnya saja." jelas dokter itu
"Hem baiklah, kau sudah boleh pergi." Rifqan mengusir dokternya secara terang-terangan
"Kau sudah menganggu acaraku. Dan sekarang kau mengusirku? Kau tidak ingin menjelaskan, siapa gadis ini?" godanya
"Kalau begitu, katakan! Kau ingin dimakamkan dimana? Aku akan menuruti keinginan terakhir mu." ujar Rifqan dengan wajah datarnya
"Baiklah. Aku pergi sekarang! Tapi, apakah kau impoten?" dokter itu seperti tidak takut apa-apa . Bisa-bisanya dia menanyakan hal yang tidak berperasaan seperti itu
"Kau!" tunjuk Rifqan pada salah satu bawahannya. "Bawa tamu kita keluar! Jika dia masih banyak bicara, kau bisa membungkam mulutnya dengan pisau belati mu." ucapnya tanpa perasaan
Seketika, raut wajah dokter itu berubah tegang. Dia langsung melenggang pergi tanpa diantar. Setelah dokter itu pergi, Rifqan juga memutuskan untuk pergi karena ada sesuatu hal yang harus diurusnya. Tapi, sebelum pergi, dia sudah berpesan pada para bawahannya yang berjaga disekitar kamar Pinkan
"Jika dia sudah sadar. Jangan biarkan dia pergi, katakan padanya untuk menungguku kembali." pesannya
Sekitar dua jam telah berlalu. Pinkan akhirnya tersadar dari tidurnya. Dia melihat sekeliling dan merasa tidak mengenali tempat itu. Dia mencoba bergerak, tapi tangannya seperti tertahan sesuatu
Saat dia melihat, ternyata tangan kanannya sedang diinfus. Dia menghela nafas, karena suhu tubuhnya masih terasa panas. Dan, beberapa memori masa lampau nya seketika berputar di kepalanya seperti rekaman yang sedang diputar ulang. Dan hal itu, membuatnya bertambah pusing
Tapi, dia sangat senang dan menjadi semakin bersemangat, dia merasa sangat senang karena dia sudah terlahir kembali dan tertawa untuk mengutuk ibu tiri dan mantan tunangan nya itu
"Hahaha! Amrita, Dharma, aku sudah dilahirkan kembali ke dunia ini." ucap nya berteriak dan memaki mereka berdua
"Haha. Aku ditakdirkan tuhan hidup kembali dan membalas kan apa yang sudah kalian lakukan terhadapku!" ucap Pinkan dengan raut benci nya dan tertawa sinis
Saat dia sedang memaki ibu tiri dan mantan tunangan nya, tiba tiba ada petir menyambar di langit yang gelap seperti menyetujui ucapan dari Pinkan tersebut
"Lihatlah! alam pun menyetujui ucapanku. Aku akan membalaskan kekejaman kalian!" teriaknya lagi. Pinkan memejamkan matanya karena menahan air matanya yang sudah tergenang di pelupuk matanya
Saat Pinkan membuka mata nya tiba tiba sudah ada tuan muda Rifqan berdiri tepat didepan nya dengan berkacak pinggang, membuat Pinkan kaget setengah hidup nya. Hehe bukan setengah mati ya karena dia kan masih hidup, tidak jadi mati
"Kenapa kamu bisa ada disini?" tanya Pinkan dengan raut wajah yang sangat galak. Seakan siap menerkam mangsanya
Dia yang saat ini, dengan dia yang berada di hotel memang sangat berbeda, batin Rifqan dan memperhatikan Pinkan. Tuan muda Rifqan pun mulai berjalan mendekat.
"Ini adalah rumahku. Jadi, jika tidak berada disini. Lalu, aku harus berada dimana?" ucapnya dengan seringai tipis nya dia melanjutkan kalimat nya
"Aku tahu, ini adalah rumah mu. Tapi, ini adalah kamar yang sedang aku tempati. Jadi, kau dilarang masuk di area ini. Paham?" pekik Pinkan tak tahu diri
"Hahaha! Kau tidak tahu siapa aku? Seorang tamu bukanlah raja di rumah orang lain!" sahut Rifqan
"Dengar ya, tuan! Aku tidak tahu kenapa aku bisa ada di rumah ini. Dan seingatku, aku tidak berjalan sambil tidur kesini. Jadi, jika bukan kamu yang membawaku. Lalu siapa lagi yang berhak membawa seorang wanita ke rumahmu?" sanggah Pinkan dengan cepat
"Nada bicara mu sombong sekali!" Ucap tuan muda Rifqan dengan tersenyum sinis. Rifqan berjalan ke arah Pinkan dan duduk di samping wanita yang sedang di infus itu
"Ka..kamu mau apa? Jangan dekat-dekat. Jangan berani macam-macam, ya!" Ucap Pinkan yang sedikit takut karena tuan muda Rifqan berjalan mendekati nya
Tuan muda Rifqan pun tersenyum tipis mendengar penuturan Pinkan dan semakin mendekat pada nya dan berbisik di telinga Pinkan
"Aku hanya ingin mengatakan sesuatu saja." ucap nya dan tersenyum jahil menatap Pinkan. Sebenarnya, dia sudah sangat ingin tertawa sekarang
"Kamu lapar, kan?" bisiknya tepat ditelinga Pinkan
"A..apa? Tidak." Sahut Pinkan menyangkal
KRUK KRUKK
Perut Pinkan berbunyi tepat setelah dia menyangkal pertanyaan Rifqan. Dengan wajah malu, dia menunduk diam
Dengan tergelak kencang karena melihat Pinkan yang benar-benar merasa malu. Rifqan kembali mengolok Pinkan
"Perutmu saja mendustaimu. Dia tidak tahan untuk menahan kebohongan mu. Jadi, perutmu sedang tidak bisa diajak kerja sama."
"Apakah ada makanan? Aku memang belum makan." Pinkan akhirnya mengakui
tuan muda Rifqan mengeluarkan satu buah kantong yang berisikan kotak bekal berwarna kuning. Kemudian, dia menyerahkannya pada Pinkan
"Ini, aku membawa kan nya untuk mu, kamu pasti belum makan kan? Itu asisten rumah tanggaku yang menyiapkannya." Tuan muda Rifqan memberikan bekal itu dengan senyuman yang sangat tulus
"Cepat sekali anda menjelaskan. Anda berharap kalau aku akan berpikir, bahwa anda lah yang memasak untukku?" sindir Pinkan
Rifqan hanya diam dan tersenyum. Berusaha menampakkan sederetan giginya yang tampak rapi dan putih
Pinkan pun bengong karena kebingungan dengan sikap tuan muda Rifqan yang cepat sekali berubah nya.
Satu detik yang lalu masih seperti ingin memangsa ku, satu detik kemudian malah sangat baik padaku Aneh sekali tuan muda ini, batin nya
Tapi dia peduli padaku berarti dia orang baik kan, Baru kali ini ada orang yang peduli padaku, batin Pinkan sambil melihat kotak bekal itu dengan makna yang dalam
Pinkan membuka kotak bekal itu dengan perasaan haru. Dia mulai memakan makanannya dengan sangat lahap, seperti orang yang sudah tidak makan dari lama. Karena, dia memang merasa sangat lapar sekali
"Terima kasih Tuan." ucap Pinkan sambil tersenyum dan langsung memakan isi yang ada di dalam kotak bekal yang tadi di berikan oleh tuan muda Rifqan kepada nya
DEGH!!
Ada perasaan aneh saat melihat senyuman wanita di depannya ini. Ada perasaan hangat yang mengalir di dalamnya. Dan, membuatnya menjadi bahagia
"Rifqan saja " Pinkan pun melihat ke arah tuan muda Rifqan dan menatap tuan muda Rifqan karena tidak mengerti dengan apa yang di maksud oleh Tuan muda Rifqan barusan
"Selanjutnya, panggil aku Rifqan saja." ujar tuan muda Rifqan menjelaskan dan Pinkan pun tersenyum serta mengangguk mengerti
"Ahhh iya, perkenalkan nama ku Pinkan Cleotra." ucap nya sambil mengulurkan tangan nya ke arah Rifqan untuk berjabat tangan.
Saat berjabat tangan dengan Pinkan, Rifqan merasakan ada desiran halus yang mengalir di dalam diri nya dan hal itu juga turut di rasakan oleh Pinkan
Tangan nya hangat sekali, lirih Pinkan dalam hati, dan tanpa sadar mereka berjabat tangan dengan waktu yang sedikit lama
Pinkan yang tersadar lebih dulu pun langsung menarik tangan nya dan tertawa canggung.
"Haha tuan Rifqan sudah larut sepertinya aku segera pamit harus pulang." ucapnya sambil menghapus sisa makanan disudut bibirnya dengan tissue dan ingin beranjak
"Tunggu! Kamu masih diinfus, masih belum pulih. Bagaimana, kalau kamu menginap disini saja?" tawar Rifqan
"Kamu ... akan tidur dimana?" tanya Pinkan dengan terbata-bata
"Tenang saja. Aku akan tidur di kamar yang lainnya." jawabnya seakan mengerti tentang kekhawatiran wanita itu
"Baiklah. Aku akan menurut. Tapi, jangan coba-coba untuk mencari kesempatan saat aku tidur." ancamnya diakhir kalimat yang diucapkannya
"Mulai lagi. Tidak akan! Sudah, tidurlah." titahnya dan langsung keluar dari kamar itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Lha emangnya kapan dia terlahir kembali??🤔
2025-02-24
0
Mara
Menarik kisahnya....👍
2023-03-08
0
🌷Tuti Komalasari🌷
masih nyimak sih, ya kayanya bagus ceritanya...
2022-01-02
8