"Harus aku yang nungguin di sini? Gimana kalau aku bawain aja barang-barang kamu?"
Tawar Rama sambil menggeret Sandra ke pojok ruangan dan berbicara dengan suara perlahan.
"Aku mau pulang, mandi, kerja, beli furniture dan kebutuhan anak-anak, dan sepertinya aku juga mau beli beberapa pakaian untuk Sena dan Mia." kata Sandra.
Rama mengernyit.
"Pakaian? Untuk Sena? Siapa Mia?"
Ia bertanya bersahutan.
"Mia, si kecil manis yang sedang tertidur di ranjang situ, dan Sena adalah Ayahnya." sahut Sandra menjelaskan.
Rama menghela napas sambil berkacak pinggang. Terlihat ia memendam kekesalan yang cukup besar terhadap Sena.
Sena sedang duduk di sebelah ranjang Mia sambil memainkan ponselnya agak jauh dari mereka, entahlah ia bisa mendengar percakapan Sandra dan Rama atau tidak.
Yang jelas dari wajahnya, Sena sudah tidak peduli lagi akan keberadaan Rama.
"Sejak kapan kamu kenal Sena, Ha?" tanya Rama dengan waspada.
"Kenapa sikap kamu begitu?" Kernyit Sandra
"Kamu tahu siapa dia?" tanya Rama.
Sandra menghela napas.
"Jangan bilang lagi kalau dia mantan narapidana, aku sudah bosan dengarnya. Dia bilang, dia sudah bertobat dari hal-hal itu..."
"Dan kamu percaya? Bodoh juga kamu." desis Rama.
Sandra sewot.
"Ha? Kamu meragukan feelingku?!"
"Kadang kamu itu naif, San. Terlalu baik sama orang! Bukan kadang lagi, tapi sering!"
"Hei." desis Sena.
Sandra dan Rama reflek berpaling ke arah pria itu.
Sena menempelkan telunjuknya di bibirnya, memberi kode kalau jangan terlalu berisik.
Rama kembali menghela napas dan menarik Sandra keluar dari ruangan.
Sandra sedang menekan kesabarannya.
"Sekarang kamu tinggal di mana?" Tanya Rama.
"Rahasia." sahut Sandra.
"Hei, dia tahu kamu tinggal sendirian?"
"Yaaahh..." Sandra mengangkat bahu mengiyakan.
"Kamu ini benar-benar cari mati ya. Sosialita kayak kamu, hidup sendirian, mangsa empuk buat perampok! Dan kamu sekarang sedang berhadapan dengan pembunuh paling kejam dalam kehidupanku. Dia bisa melumpuhkan banyak orang dengan tangan kosong! Kamu meronta juga ngga akan gentar dia, dalam sekali sentak leher kamu bisa putus, lari lah dia bawa barang-barang kamu!" Sahut Rama dengan wajah kuatir dan tegang.
Sandra sampai memundurkan tubuhnya mendengar Rama sekalut itu.
"Dia membunuh karena Mia..."
"Aku mengerti yang itu dan sudah ada bukti visum. Tapi apa kamu tahu yang dilakukannya pada si pemerkosa Mia?!"
"Apa?" Sandra menatap Rama demgan tegang.
"Dia benturkan kepala pria dewasa ke tembok, berkali-kali, sampai dindingnya hancur dan akhirnya pria itu tewas sampai wajahnya tidak bisa dikenali. Tidak hanya itu, dia juga menarik..." Rama menarik napas dan menghembuskannya.
"Itu... sampai putus. Kami benar-benar tidak bisa beragumen apa pun. Itu pemandangan yang sangat mengerikan."
Sandra membeku mendengarnya.
"Walaupun... Dia membalas dendam atas perlakuan si pemerkosa ke anaknya, tapi kami tetap waspada terhadapnya. Bagaimana bisa orang awam melakukan hal itu, kekuatan sebesar itu, kalau bukan karena dia sudah biasa melakukannya?! Kami saja yang sudah lama mendapat pendidikan kepolisian, tidak ada yang bisa melakukan hal seperti itu, seakan korban hanya kertas ringan dibenturkan ke dinding?!" Sahut Rama.
Pria itu berbicara panjang lebar mengenai kekuatirannya ke Sandra.
Sandra hanya bisa diam.
Kini perasaannya diliputi kegundahan.
Mana mungkin Rama berbohong. Dan pria itu benar. Sandra selama ini hanya tahu dari satu sisi, yaitu dari Sena.
Dia belum tahu dari sisi yang lain... Sisi para investigator yang menemukan berbagai barang bukti.
"Sekarang aku mau tanya kamu, darimana kamu bisa kenal dia?" Tanya Rama.
Sandra menggigit bibirnya.
Mana mungkin ia bilang ke Rama kalau ia dan Sena bertemu saat Sena sedang mecuri makanan di rumahnya?!
Bisa-bisa Rama akan menangkap Sena lagi, sekali lagi anak-anak harus hidup tanpa orang tuanya, dan yang lebih parah, bisa jadi mereka akan langsung dimasukan ke Panti Asuhan!
Jadi, Sandra hanya bisa berucap :
"Dia melamar kerja menjadi sekuriti di Gedung Garnet. Arman yang menangani. Dia juga aku hire untuk jadi model di launching proyek perhiasanku yang baru."
"Arman?"
Sandra mengangguk.
"Ha...h!" Rama menghela napas berat. "Aku malas berhadapan dengan Arman."
Syukurlah!
Pikir Sandra.
Paling tidak, Rama tidak akan mengkonfirmasi kebenarannya ke Arman.
*****
Baiklah,
Siapa Arman yang daritadi disebut di sini?!
Konon, terdapat tokoh kontroversial di Gedung Garnet Grup.
Kita jelaskan dari gedungnya dulu.
Gedung Garnet Grup adalah salah satu gedung terbesar dan tertinggi di negara ini. Memiliki 60 Lantai dan luas tanahnya sekitar 4 hektar. Terletak di tengah kota, di kawasan elit ibukota.
Di dalam gedung itu, ada sekitar 155 tenant yang berkantor di dalamnya.
Sandra Ellen dengan LSJ, berkantor di lantai 25.
Dan tokoh selanjutnya, Arman, sebut saja begitu.
Adalah laki-laki yang menawan dengan caranya sendiri.
Pekerjaan utamanya adalah Sekretaris Pribadi dari pemilik gedung Garnet. Dan karena ia sekretaris pribadi, dia juga melakukan pengawalan terhadap keselamatan owner, karena itu pekerjaan sampingannya adalah Komandan Regu di Garnet Security Agency.
Seluruh Operator, Sekretaris, sekuriti, bodyguard, sampai tim pengamanan elit, ada di bawah kepemimpinan Arman ini.
Kabarnya, dulu dia sempat bekerja di Kepolisian dengan jabatan yang sudah cukup tinggi, karena itu Rama Bagaswirya mengenalnya, namun harus resign karena kasus fatal.
Namun kita kesampingkan dulu masalah itu.
Karena jabatan Arman di gedung Garnet termasuk bonafit, dengan sosok tampilan fisik yang membuat kaum hawa mendesah kepanasan saat berpapasan dengannya, membuatnya menjadi Bachelor paling diminati di seluruh gedung.
Arman, seorang Cassanova, Playboy, Donjuan, Buaya darat, dan entah apa lagi julukannya, yang jelas ia sangat menyukai wanita.
Ia tidak menyia-nyiakan wajah peranakan Kroasia-Koreanya. Ia gunakan untuk memikat wanita di sekelilingnya. Dalam satu hari pasti ada saja adegan dewasa yang tertangkap cctv gedung.
Namun, ada satu wanita cantik yang membuatnya penasaran.
Sandra Ellen Bagaswirya.
Tokoh utama kita.
Sama sekali tidak melirik Arman, Walaupun mereka sering saling menyapa saat pagi, dan Arman juga sering memesan paket perhiasan dari Sandra untuk merayu para 'selir'nya, tapi Sandra tidak tergoda.
Malah cenderung menjauhi Arman.
Jadi, Arman sangat penasaran.
Seperti apa rasa wanita itu?
Kini, Arman yang baru pulang dari makan siang di salah satu hotel berbintang, sudah pasti bersama salah satu teman kencannya, dan sudah pasti bukan sekedar makan siang biasa, mengernyit saat melihat pesan singkat dari Sandra.
Isinya CV, Curriculum Vitae.
Data diri seorang pemuda dengan latar belakang yang menarik.
Menarik, menurut Arman, karena masa sekolahnya adalah pemuda berprestasi, namun setelah menikah di usia muda, ia menghabiskan waktu di penjara.
Dan pemuda ini menguasai Karate dan Taekwondo sekaligus.
Isi surat lamarannya adalah melamar sebagai sekuriti gedung.
"Hm." Gumam Arman saat masuk ke dalam lift, yang membawanya ke lantai 50.
Ia sedang mencari informasi lain dari pemuda bernama Senapati ini dari database agencynya.
Perhatiannya terpecah saat Bossnya, owner sekaligus pemegang saham terbesar Garnet Grup, Sebastian, masuk lift dan menyapanya.
"Lagi apa kamu, muka ditekuk kayak baru kalah judi." Sahut Sebastian.
"Siang, Pak. Ini, Sandra Ellen mengirimkan CV untuk pelamar sekuriti. Dan orangnya cukup menarik menurut saya. Karena database saya menyebutkan kalau dia ini seorang residivis."
"Kasus apa? Tanya Sebastian sambil mencari cerutu di dalam kantong jasnya.
"Kasus pertama... Pembunuhan. Kasus kedua, narkotika."
"Kok mirip sekali sama kamu ya." sindir Sebastian.
Arman mencibir menanggapinya.
"Coba kamu cek ketangguhannya di atas ring. Setelah itu bawa dia ke hadapan saya."
"Eh? Bapak mau bertemu? Dia hanya melamar sebagai sekuriti loh."
"Iya saya mau ketemu. Mau protes?!" tantang Sebastian.
Arman langsung down.
"Tidak pak, saya hanya bertanya."
Sebastian mendengus.
"Lagipula, dia rekomendasi Sandra Ellen Bagaswirya. Saya ingin tahu istimewanya pemuda itu. Siapa tahu bisa memupuskan kecongkakan kamu yang merasa tidak ada tandingannya ini, dasar Cassanova!"
Dan Sebastian keluar dari lift sambil menggeram meremehkan Arman.
Terserahlah!
Pikir Arman.
Yang penting kini, agar hubungannya dengan Sandra semakin dekat, ia harus memanggil pemuda yang di CV ini untuk wawancara.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
ARMAN JUGA GK SADAR DIRI, LO NONIS, INGIN GODA SANDRA YG MUSLIM, NNTI ANAK LO DGN AYUMI SI AI AIWO KEMAYU SJA DILARANG EYANG GANDHES BRHUBUNGAN DGN NAYAKA KRN BEDA KYAKINAN, NAYAKA MUSLIM, DN ANAK ELO NONIS SAMA DGN ELO..
2023-10-16
1
Sulaiman Efendy
DISINILAH AWAL KARIR SI SENA, BHKN DIA KMBALI KULIAH SAMBIL KERJA, DN BRTEMAN DGN SI TOMBOY ARI SANG AJI.. DN KMUDIAN PINDAH GARNET BANK T4 DIMAS, MEILINDA, HARYONO, DANU, DANIEL, SELENA, CECIL, DESY, KLO GIO UDH DIPECAT, KMUDIAN ANDREW MNTAN SELENA, DN PAMANNYA ANDRE, TRUS SARAH, DN OB SYARIF.. SRTA SI ARYA AHLI IT...
2023-10-16
0
🍌 ᷢ ͩᥫ᭡𝐀⃝🥀penⁿʲᵘˢ
calon isrtimulahhhh kolonel hedon 🤣🤣
2023-10-12
0